Kidung Kinanthi

Life is flowing in its story leaving history

  • Home
  • About
  • Sitemaps
  • Article
    • Opini
    • Story of Me
      • My Diary
      • My Poem
      • True Story
      • Love Story
    • Contact
    • Disclosure
  • UMKN Visit
  • News

Sebuah barang menjadi sangat berharga dan istimewa bukan karena harganya yang mahal ataupun desainnya yang indah tapi kisah yang menyertainya.

Dari KBBI, kata “Koleksi” sebagai kata benda memiliki arti :kumpulan (bisa berupa gambar, lukisan, benda-benda bersejarah, dan lain sebagainya ) yang biasanya berhubungan dengan kesukaan, hobi atau minat. Atau yang ada kaitannya dengan studi penelitian. Sedangkan jikaketika kata koleksi diberikan imbuhan ==> mengoleksi (kata kerja) yang memiliki arti mengumpulkan barang atau benda untuk dijadikan koleksi.
Bismillahirrahmaanirrahiim kalau ada barang yang selalu ada dalam tas, maka dengan mengacu pada definisi di atas, berarti ada barang yang biasanya dikoleksi di rumah. Untuk jenis barang yang bisa disebut barang yang dikoleksi di rumah kami, bisa saya sebutkan  2  jenis barang, yaitu

Yang Pertama: Koleksi Buku. Kesukaan mengumpulkan buku ini sebenarnya sudah cukup lama, tepatnya sejak sudah kerja. Awal-awal kerja, saya menargetkan untuk belanja buku one book  every month (minimal). Dengan ketentuan jika pada bulan tertentu tidak beli buku karena sesuatu alasan, maka pada bulan berikutnya belanja bukunya ditambahi. 
Barang Apa Saja Yang Dikoleksi Dirumah
Jenis buku yang paling sering saya beli kategori buku non fiksi. Kesukaan membeli buku ini pada awalnya saya sertai dengan komitmen kalau buku yang sudah terbeli harus sudah dibaca keseluruhan isinya sebelum jadwal belanja buku berikutnya. Tapi, belakangan ini frekuensi membaca mengalami pasang surut sehingga antrain buku-buku yang belum  dibaca tambah banyak. 

Kalau kata suami “ beli buku itu di baca dong ?”, demikian sindiran inspiatif manakala saya membawa buku baru.
“ ya tapi kan masih mending suka beli buku meski belum dibaca semua, daripada tidak beli buku pun tidak baca buku, iya kan iya kan….?”.

Koleksi yang kedua adalah uang koin (uang logam jaman jadul). Untuk koleksi koin ini sebenarnya belum bisa disebut koleksi sih. Secara kebetulan saja menemukan koin lama dan bertambah lagi jumlahnya saat melakukan kegiatan metrologi “road show” dari pasar tradisional ke pasar tradisional. Disitulah saya memperoleh koin-koin lama tersebut. 

Sampai dengan saat ini, saya belum pernah secara sengaja dan serius untuk hunting koin kuno tersebut. Maka dari itu saya menyebutnya jika koleksi koin ini belum bisa dikategorikan kegiatan mengoleksi. Sekedar menggunakan asas kebetulan-kebetulan saja. Bahkan saya belum.pernah secara khusus datang ke suatu tempat yang memperjualbelikan barang-barang antik, juga belum pernah ke pasar klithikan atau online shop demi mendapatkan uang koin tertentu. Ya Semenemukannya saja saya simpan, al hasil ya jenis koinnya belum variatif. Masih dominan uang logam nominal 100 rupiah edisi tahun 1977 dan tahun 1973. Ada sih uang kertas 50 ribu yang bahan plastik itu loh, tapi hanya 1 lembar, itu upun dikasih oleh Una. Tuh kan, gak modal banget kan aksi koleksi mata uang yang saya lakukan?

#Throwback singkat:
Dulu, saat masih masa-masa sekolah SMP – SMA, saya suka koleksi perangko. Itupun masih bersifat musiman,  gak sampai yang hard effort  untuk mengumpulkannya. Saat kuliah, perangko-perangko tersebut entah dimana dan kemana perginya, sudah lupa tuh (mirip iklan saja).
Kartu Telepon Lawas yang unik
Kemudian ketika saat happening kartu telepon,  itu loh kartu yang  bisa digunakan untuk menelepon, kartu yang dikeluarkan oleh Telkom dengan nominal tertentu yang dinayatakan dengan satuan “UNIT” dan hanya bsia digunakan pada box telepon yang desainnya bisa untuk dimasuki kartu tersebut. Setelah telepon, maka kartu telepon tersebut akan ditandai dengan lubang kecil pada bagian skala nominal uang yang terdapat pada kartu tersebut. 

Untuk kartu telepon ini, sampai sekarang saya masih menyimpannya tapi ya gak banyak jumlahnya. Karena seperti halnya aksi koleksi perangko, mata uang koin, kartu-kartu telepon tersebut saya peroleh sedapat, yaitu tidak hunting khusus melainkan  dikasih teman yang intensitas telepon-teleponanya lebih tinggi. 

Demikian  soal koleksi-koleksian yang pernah saya lakukan. Selanjutnya Saya pun kepo dengan barang apa sih yang dikoleksi oleh anak-anak dirumah? 
"Koleksi tas Bund ?"jawab anak mbarep spontan dengan tertawa.
" Itu koleksi apa harapan punya tas banyak?"
" Kan di rumah banyak tas Bund ?"
" Tas yang mana? Tas punggung itu kan rata-rata dapat dari training, diklat dan sejenisnya. Tas punggung yang sengaja beli sendiri paling cuma 3 doang lhooooh, itupun tas sekolah kan ya ?"
"Bagaimana kalau koleksi jilbab Bund ?" Ini jawaban Aida, adiknya anak mbarep.
"Jilbab yang kita punya itu kita belinya untuk koleksi ya?"
" Ya meski barang koleksi juga bisa dipakai kan Bund ?"
"Well, okelah noted: koleksi jilbab)"
"Selanjutnya apalagi ?"
" Banyak bun, kaos kaki, bros, piring, gelas, sendok....."
" Lanjutkan saja di absen barang-barang di dapur, sampai bumbu dapur sekalian yaa...". 

Epilognya, barang koleksi versi saya, selain mengacu pada definisi kata “koleksi” dari KBBI, suatu barang atau benda yang disebut koleksi adalah diperoleh dengan sengaja dan usaha yang serius serta dilakukan dengan suka cita (hobby). Dan barang-barang yang dikoleksi tersebut biasanya mendapat perlakuan lebih baik, dijaga, dirawat, dan disayangi layaknya barang yang special. Misalnya dijaga kebersihannya, ditempatkan pada tempat tertentu yang terjaga, dan beberapa treatment lainnya.

Bagaimana dengan Anda, apa saja barang yang dikoleksi dirumah? Sejak kapan mulai mengoleksi barang-barang tersebut? 


#BPN30dayChallenge2018
#Day11 #11BarangYangDikoleksiDiRumah

3
Share
Cara Mudah Menentukan Ukuran Sepatu Bila Membeli Secara Online. Belakangan ini belanja secara online menjadi bagian dari sebagian banyak orang dan sepertinya trend beli-beli melalui jalur digital masih akan terus diminati dan sangat mungkin semakin melejit di masa yang akan datang. Hampir semua barang – barang kebutuhan sudah bisa di akses melalui belanja online, mulai dari produk fashion, home care, personal care, skin care, peralatan berkebun, dan bahkan kebutuhan dapur, dan sebagainya

Apalagi Bismillahirrahmaanirrahiim beli sepatu atau peralatan olahraga lainnya, hampir semua e-commerce menyediakan opsi belanja sepatu dari berbagai merk, jenis, model, ukuran, dst. Kalau belanja online produk fashion, biasanya kan sudah ada ukuran S, M, L, XL, XXL, XXXL. Untuk makanan dan minuman juga sudah ada ukuran volume, berat dan satuan lainnya yang bisa diketahui dan tidak menimbulkan bias. 
Kalau ukuran sepatu? Bagaimana kita bisa memilih suatu jenis sepatu yang pas untuk ukuran kaki kita atau siapalah yang akan kita belikan sepatu? 
Jangan salah, poin ketepatan ukuran sepatu ini sangat mempengaruhi keputusan untuk memilih sepatu lho? Kalau soal warna, merk, bentuk, model, bahan, bisa dibilang sudah definitif. Lha kalau ukuran sepatu? Beda merk, beda ukuran sepatu kan ya?
 
Cara-Mudah-Menentukan-Ukuran-Sepatu-Membeli-Secara-Online
Lantas, bagaimanakan cara yang mudah untuk menentukan ukuran sepatu jika kita hendak membeli secara online? Berikut Cara Mudah Menentukan Ukuran Sepatu Bila Membeli Secara Online:
  • Silahkan membuat pola kaki anda sendiri atau kaki orang yang akan dibelikan sepatu, pada selembar kertas kosong.
  • Dari pola  yang sudah dibuat tersebut jadi, monggo diukur berapa panjang cetakan kaki yang ada pada kertas tersebut: mulai dari ujung terluar tumit hingga ujung terluar jari kaki yang paling panjang. 
  • Jika hasil pengukuran dari pola kaki tersebut misalnya adalah 39 cm, maka akan lebih baik jika kita memesan ukuran sepatu 39.5 cm atau 40 cm.
  • Untuk mengurangi dan meminalkan beda ukuran dengan si penjual sepatu, akan lebih meyakinkan jika kita tanpa sungkan-sungkan menanyakan langsung melalui kontak yang tersedia atau media komunikasi lainnya. Semisal, jika ukuran sepatu yang dijual adalah 38, maka ukuran sepatu merk X tersebut aktualnya berapa centimeter kah? Atau, jika ukuran kaki kita 39 cm, ukuran sepatu dari merk tersebut yang compatible dengan kaki kita size berapa? 
Menentukan ukuran sandal atau sepatu yang dibeli secara online ini tak bisa dianggap remah-remah karena kita tidak bisa mencoba sepatu yang kita inginkan secara langsung. Meskipun ada opsi bisa ditukar atau dikembalikan bilamana ukuran sepatunya tidak sesuai, kan ya tetap saja ribet untuk proses kirim balik dan waktu yang dibutuhkan untuk mendapatkan sepatu penggantinya ataupun refund. 
 
Maka untuk mencari ukuran sepatu yang benar-benar pas karena tentu saja sepatu yang dibeli secara online tidak bisa dicoba terlebih dahulu. Perlengkapan lari berupa sepatu biasanya memang memiliki ukuran yang lebih besar agar tetap nyaman ketika digunakan. 

Setelah ukuran sepatu didapat, hal selanjutnya adalah memilih bentuk dan warna yang sesuai dengan keinginan. Agar kegiatan olahraga berlari menjadi lebih menyenangkan, ada baiknya untuk memilih warna dan model kesukaan. Membeli peralatan olahraga secara online bisa lebih menyenangkan dan memuaskan karena banyaknya pilihan yang tersedia.

Pilihan tersebut sudah disertai dengan harga sehingga anda bisa dengan mudah memilih sepatu mana yang cocok dengan selera dan kondisi keuangan yang anda miliki. Ternyata sangat mudah dan cepat kan untuk menentukan sepatu olahraga yang tepat? 

Atau masih galau mau beli sepatu dimana? Saat ini berbagai macam peralatan olahraga bisa didapat dengan mudah sekarang ini. Tidak hanya tersedia di toko konvensional seperti yang sudah kita ketahui, saat ini peralatan olahraga juga bisa diperoleh dengan cara membeli di toko online. Salah satu toko online di Indonesia yang menyediakan peralatan olahraga dengan koleksi yang bejibun adalah Bukalapak.

Tahu kan siapa dan apa itu siBukalapak ? Yoiii, doi adalah salah satu toko online terpercaya di Indonesia yang memiliki jutaan pengguna. Bukalapak bisa diakses langsung menggunakan aplikasi yang tersedia di playstore atau appstore serta dengan mengakses link di mesin pencarian. Fitur Bukalapak yang semakin banyak dan lengkap menjadi alasan para pengguna memakai toko online ini sebagai referensi pertama dan utama ketika ingin mencari berbagai macam perlengkapan, terutama peralatan olahraga.

Sebagai bentuk pemenuhan kesehatan badan, peralatan olahraga menjadi sangat penting untuk memudahkan beberapa orang, salah satunya tentu saja si sepatu kesayangan. Apalagi bagi orang yang memiliki mobilitas yang tinggi, peralatan olahraga berupa sepatu sport yang ergonomis yang bisa digunakan dalam berbagai medan merupakan kebutuhan primer banget dong. Salah satu bentuk olahraga yang paling sering digunakan oleh orang-orang adalah jogging atau lari. Itulah yang menyebabkan perlengkapan lari menjadi barang yang paling sering dicari dan dibeli oleh pengguna Bukalapak.
Bagaimana dengan Anda, yang sportholic maupun yang sekedar hobi jogging? Sepatu olahraganya beli online atau beli secara langsungan kah?

25
Share

Kata orang bayangan adalah salah satu simbol kesetiaan karena akan mengikuti kemanapun kita pergi dan berada. Tentu saja dengan catatan kalau ada cahaya. Jika gelap gulita menghampiri, bayangan tidak  nampak kan?

Tapi ada beberapa jenis barang yang dengan setia kita pilih untuk berada di dalam tas, baik saat kerja, jalan-jalan, mudik dan kemana pun kita bepergian. Begitupun saya dong, Bismillahirrahmaanirrahiim meski saya lebih suka bergaya ala-ala minimalis, tak berarti tak memiliki barang – barang yang setia menjadi penghuni dalam tas saya, baik tas kerja maupun tas kecil yang  saya cangklong ketika menikmati fun time diluar ritme rutin kerjaan.
Kalau diadakan sidak ada apa saja di dalam tas saya, maka inilah 5 Barang yang selalu ada di dalam tas saya, kecuali saya lupa karena ganti tas yang berbeda saat bepergian. 
  1. Dompet yang hukumnya fardhlu ‘ain untuk selalu ada di dalam tas. Siapa coba yang mau atau suka ketika ketinggalan dompet, terutama kala bepergian? Makanya tiap kali hendak keluar rumah, yang perlu saya pastikan sudah stand by dalam tas adalah dompet beserta semua printhilannya (ID, ATM, SIM, STNK, kartu nama, dll).
  2. Handphone. Hari gini, siapa yang mau ketinggalan HP cobak? Bahkan pergi ke warung saja, si gadget pun tak ingin ditinggalkan tho? Bagaimana dengan power bank dan charger HP? Untuk kedua item ini, saya akan baru concern membawanya ketika hendak ngetrip keluar kota saja.
  3. Lipcare. Saya bisa tak panik jika di dalam tas tak ada lipstick tapi akan galau manakala lipcare ketinggalan.
  4. Ballpoint. Untuk barang yang satu ini, saya sengaja mengisi 1 buah ballpoint dalam semua tas yang biasa saya bawa kerja dan bepergian. Walaupun belum tentu di semua kesempatan saya butuh menulis, tapi rasanya ada yang kurang kalau di dalam tas yang saya bawa tidak ada ballpointnya.   
  5. Minyak aroma terapi. Untuk barang yang satu ini terbilang pendata baru karena  kebiasaan membawa minyak aroma terapi ini berlaku sekitar 3 tahun belakangan ini.

Selain kelima barang tersebut, ada beberapa barang lain yang cukup sering atau bahkan hampir selalu saya bawa di dalam tas antara lain; pocket tisyu, hand body kemasan mini. Kalau Anda, benda apa saja yang hukumnya wajib dibawa dan selalu harus ada di dalam tas?


#BPN30dayChallenge2018
#Day8 #5BarangYangSelaluAdadiTas

3
Share

Tak hanya bumi yang berputar dalam rotasinya, banyak hal dalam hidup yang terjadi seperti roda berputar, bergerak melingkar kembali dan berada pada titik yang sama pada waktu yang berbeda. Suatu saat kita berada di suatu posisi, kemudain bertahun-tahun kemudian seolah-olah (nampaknya) berada pada posisi tersebut. I have been here before, atau yang sering kita sebut dengan istilah Déjà vu. 

Perasaan “sepertinya” pernah berada di (titik) sini, bisa berupa tempat, peristiwa, dan hal-hal lainnya. Lantas apa hubungannya apa prolog déjà vu dengan tema untuk menuliskan 5 fakta tentang diri sendiri?

Iya sih, Bismillahirrahmaanirrahiim ini situasi yang saya nya saja yang menghubung - hubungkan, sebenarnya ya tidak memenuhi kualifikasi untuk disimilar-kan dengan déjà vu. Yang sama hanya saja kebetulan hal-hal mengenai diri saya ini sudah beberapa kali menjadi obyek tulisan di blog.

Meskipun menceritakan diri sendiri sepertinya tak akan ada habisnya, dan sudah beberapa kali membuat curhatan sebagian kecil, sebut saja sedikit irisan terkait diri saya who Am I. 

Faktanya saya kok ya masih saja dilanda galau untuk mengulas soal diri saya sendiri untuk ditransformasikan dalam bentuk tulisan. Tapi baiklah, demi #30harimenulisblog ini saya akan menuliskan 5 fakta mengenai diri saya sendiri. Meskipun yang saya tuliskan ini sebenarnya sudah pernah menjadi materi postingan di blog saya, tentu saja dalam bentuk uraian panjang x lebar alias tidak jelas kerangka tulisannya.

Berikut saya buat dalam bentuk singkat sesingkatnya dan semoga bisa menjadi bagian informasi mengenai siapa saya. Online atau offline, bagi saya keduanya sama-sama dunia nyata. Tidak ada dunia maya, hanya soal media yang menjadi perantara interaksi dan silaturahim, sejatinya orangnya  ~pelakunya~ secara riil memiliki kehidupan yang normally sama: masih makan nasi, minum air putih, doyan makan pedas,  

Fakta pertama: Saat Menikah Langsung Punya 3 Anak. 
Penting ya kok saya jadikan fakta yang perlu di share pula disini? Dipilih jadi fakta yang pertama pula? Boleh dong, secara fakta ini masih termasuk hal yang tidak terduga dan membuat sebagian orang tak percaya setiap kali saya ditanya tentang anak dan saya jawab sudah punya anak tida dan berharap bisa diberikan anak ke-4. 
Inilah 5 Fakta Tentang Ririe Khayan
Yups, inilah faktanya, anak yang sulung saat ini sudah menjadi mahasiswi semester I, yang nomer 2 kelas 2 SMA, yang nomer 3 kelas 2 SMP dan masih ikhtiar untuk mendapatkan momongan. Keren kan, saya terlihat masih imut-imut (cieeee, yang merasa muda dan menolak tua), tapi sudah punya anak gadis lhoh. 

Short story-nya, Pernikahan yang saya jalani memang tergolong pernikahan yang termasuk kelompok tidak pada umumnya: single vs pernah menikah (tepatnya: saya menikah dengan seorang duda dengan 3 anak, yang istrinya meninggal). Dengan melalui proses ta’aruf yang tidak lama, saya menikah dan langsung dapat 3 anak. It’s really miracle that ever happen to me. 

Bahkan sama anak-anak pun saya baru mulai intens berkomunikasi dan berinteraksi ya setelah menikah. Wondering how I could stand it? Percayalah, menikah single vs single saja perlu banyak adaptasi, bahkan butuh waktu tidak singkat untuk sampai pada sepakat   “ I’ll marry you or will you marry me?”. Apalagi jika pernikahan single vs yang pernah menikah, it's full challenges. 

Fakta kedua: Nama saya RIBUT. 
Bagi yang sudah kenal sejak awal ngeblog, sepertinya sudah tahu kalau nama aseli saya hanya terdiri dari 5 huruf : R-I-B-U-T. Sedangkan Ririe Khayan adalah nama pena yang begitu saja terbersit saat saya mulai kenal sosmed dan kemudian ngeblog. 

Fakta Ketiga: Saya Pernah tidak naik kelas. 
Tidak heran kan kalau saya pernah tinggal kelas? Ya gimana bisa naik kelas kalau saat itu saya belum bisa baca-tulis. Emejing ya, kok bisa saya belum bisa calistung tapi sudah masuk SD. YA bisalah, jaman doeloe (berasa old deh), masuk SD kan tidak seribet sekarang persyaratannya. Ya kala itu kalau ada ortu yang mengijinkan anaknya buat sekolah adalah keluarbiasaan. 

Jadi ya diterima dengan tangan terbuka jika ada orang tua yang mendaftarkan anaknya buat sekolah. Selain itu, kenapa saya masuk SD tapi belum bisa calistung karena saya tidak mau sekolah TK karena minta ditunggui sampai pulang sekolah. Karena alasan itulah, orang tua saya berketapan untuk mendaftarkan saya masuk SD dengan pertimbangan ada 2 kakak saya yang bisa “seolah-olah” menunggui saya sekolah deh, sebab berada di SD yang sama. 

Fakta ke-4, Saya baru bisa membaca saat kelas 2 SD. 
Yeayyyy, ini masih berhubungan dengan poin kedua. Setelah tinggal kelas 1 kali, entah apa pertimbangannya kok ya saya diberikan kesempatan naik kelas 2 padahal masih belum bisa membca lho? Yang saya ingat, saat itu status kenaikan kelas saya adalah “percobaan”. 

Tapi status percobaan tersebut tidak berpengaruh bagi saya, faktanya adalah saya naik kelas meski belum bisa membaca. Bagaimana detail kisah selanjutnya sehingga saya bisa membaca di pertengahan kelas 2 SD, I can’t remember at all. Yang saya ingat, pas kelas 2 SD saya baru bisa membaca, that’s all. 

Selanjutnya, Alhamdulillah menjadi siswa di kelas yang diperhitungkan dan lulus dengan nilai DANEM tertinggi dari SD saya tahun itu. Bukan bermaksud pamer, tapi berterimakasih atas kesemptan "percobaan" naik kelas yang pernah saya terima. Berarti kan Ibu Guru saya kala itu sangat bijaksana mau memberi saya kesempatan untuk men-challenge diri belajar lebih serius.

Fakta ke-5: Saya tak selalu bisa langsung ingat orang yang baru dikenal. 
Parahnya lagi, tak jarang saya tidak ingat siapa nama orang yang baru saya kenal. Apalagi jika setelahnya jarang bertemu, dan baru bertemu lagi sekian bulan berikutnya. Bisa di tebak, bagaimana jika ketemu lagi sekian tahun kemudian, sangat mungkin jika saya akan lupa jika sudah pernah bertemu/berkenalan sebelumnya. 

Untuk fakta kelima ini, baru saja kejadian lagi. Sekitar 2 minggu lalu di sebuah supermarket. Saya sedang fokus hunting barang belanjaan sambil mendorong troli barang. 
Tetiba ada yang menyapa , “ Eh Mbak Ririe belanja juga. Sama siapa Mbak?” Saya kaget, kok ada yang mengenali saya di antara sekian banyak orang? Demi menjaga sikap, saya pun menjawabi dengan pasang muka sumringah dan berpura-pura kenal. Tapi setelah beberapa saat berlalu, dan loading memory tak kunjung bisa mengenali siapa orang yang ada di depan saya, maka saya pun nekat bertanya “ Ngapunten, njenengan sinten njih?”.
Spontanlah dia tertawa, tidak menduga saya akan bertanya seperti itu kayaknya. “ Ya Allah Mbak Ririe, kita kan ikut nggamel bareng? “, ucapnya dengan masih tersenyum.

Gubrak, saya pun shock. Pantesan saya merasa familiar dengan wajahnya. Awalnya saya kira teman sesama blogger, tapi kok gak inget pernah ikut event apa, kapan, dimana? Olala, ternyata kami sudah beberapa kali ikut acara main gamelan bareng tho. Iya, sudah setahun belakangan ini saya meniatkan ikut main gamelan, waluaupun masih kerap absen alias belum bisa rutin sesuai jadwal. Apalagi jika pada hari yang sama ada kerjaan out door sampai sore, artinya acara main gamelan terpaksa deh sekip.

Saat saya ceritakan peristiwa tersebut ke teman di kantor, habislah saya diketawain dan pada bilang: Kalau aku di tempat dan waktu yang sama, aku akan bilang gini: "maaf lho mbak, saya bukan temannya mbak ririe. Hehehee… “.
Tapi tenang, saya tidak akan lupa jika seseorang tersebut punya hal unik/sesuatu yang khas, biasanya saya masih ingat meskipun untuk jangka waktu yang sangat lama baru bertemu lagi. Bisa dimaafkan, yang penting saya tidak lupa sama suami dan anak-anak kok (ini kalimat suami saya, tiap saya cerita kalau habis ketemu seseorang tapi tak mengenali orang tersebut padahal sudah pernah ketemu sebelumnya).

Demikian dulu, sekilas dan sebagian kecil rahasia (fakta) tentang diri saya. 
Jadi, mohon maaf sebelumnya buat siapa saja, barangkali suatu ketika saya kok masih tanya nama atau kapan kita pernah bertemu padahal sebenarnya sudah pernah saling kenalan dan bertemu. Dari hati yang paling dalam, tidak ada maksud untuk pura-pura tidak kenal/lupa, tapi asli saya memang tidak ingat. So, pliisss, maafkan saya ya?



#BPN30dayChallenge2018
#Day6 #5FaktaTentangDiriSendiri
16
Share
Inilah Alasan Utama dan 5 Alasan lainnya Kenapa Bergabung Di Blogger Perempuan Network. Ada sangat banyak komunitas blogger, dengan ragam temanya masing-masing. Blogger Perempuan Network atau yang biasa disingkat BPN ini membakukan sebagai media untuk berkomunitas bagi blogger peremuan Indonesia. BPN yang secara resmi terbentuk di tahun 2015, tapi saya tidak ingat kapan tepatnya join dengan BPN (tanggal dan bulan berapa).

Bismillahirrahmaanirrahiim, yang saya ingat dengan baik, sejak ikut Fun Blogging 10, tanggal 20 Maret 2016 di Yogyakarta. Dari acara tersebut, saya mendapatkan brain storming dan membuka mind set saya untuk ngeblog tak lagi sekedar menulis, melainkan menulis di blog dengan arah dan tujuan yang lebih jelas. Bahwa saya tidak boleh merasa cukup untuk selamanya mengacu pada alasan pertama kalinya ngeblog. 

Pada awalnya, saya ngeblog hanya untuk fun time, curcol, dan pokok’e nulis, nulis, nulis dan posting. Dan memang tidak salah jikalau ingin “konsisten” dengan asas tersebut. 
Tapi untuk bisa betah dan eksis ngeblog, tentu saya perlu alasan baru lagi yang lebih challenging. Anggap saja, ketika sebuah alasan bisa direalisasikan, maka tiba saatnya mencari alasan lanjutan. Ibarat main game online, ketika level basic sudah ditaklukan, tentu akan jenuh jika nge-game nya tetap berjibaku di level basic. 

Pertama kali yang saya dengar, tahu dan kenal tentang BPN, image yang dibranding untuk komunitas blogger ini adalah komunitas bagi blogger perempuan agar bisa ngeblog secara profesional, antara lain bagaimana mengelola blog dengan membuat konten yang berkualitas,  blog yang SEO friendly, dan hal-hal lainnya yang intinya bagaimana kita bisa menjadi blogger dengan memiliki blog yang rapi dan menghasilkan penghasilan tambahan. Bukankah pekerjaan yang menyenangkan adalah melakukan HOBI yang dibayar? 

Inilah Alasan Utama Bergabung Di Blogger Perempuan Network
Credit dari BPN

Jadi, itulah alasan pertama yang memantik rasa penasaran untuk bergabung dengan Blogger Perempuan Network dan dengan antusias saya ikut kelas Fun Blogging 10 kala itu.

Tentu saja, itu bukan satu-satunya alasan saya kenapa bergabung di Blogger Perempuan Network. Alasan yang tidak kalah pentingnya, sama seperti alasan saya bergabung dengan beberapa komunitas blogger sebelumnya antara lain:
  1. Menambah teman, khususnya yang sama-sama menyukai kegiatan ngeblogging ini. Karena berada di komunitas yang sehaluan,  akan harapannya ya akan mendapat teman-teman baru sesama blogger yang akan membawa energi positif untuk ngeblog yang terdistribusi secara masif. 
  2. Menambah motivasi untuk ngeblog. Ini merupakan alasan yang sifatnya outcome dari alasan pertama. Bukankah jika kita punya teman banyak yang memiliki passion sama, cepat atau lambat akan membawa efek yang menginfuskan motivasi untuk ngeblog lebih baik lagi. Bagaimana dirimu, salah satunya dipengaruhi dengan siapa dirimu bergaul dan berteman. Law of attraction istilahnya, atau bisa juga disebut chemistry reaction dalam pergaulan.
  3. Memperluas networking dan menambah jumlah backlink dengan teman-teman blogger dari berbagai niche blog. teman-teman yang bergabung di BPN kan kategori blognya bermacam-macam, kesamaannya hanya pada blogger perempuan. Otomatis dengan bergabung di BPN merupakan peluang untuk memperluas networking dan menambah jumlah backlink bagi blog saya dong.
  4. Memperkaya referensi untuk membuat konten. Saat saya (dulu rajin blogwalking), bagi saya tak hanya kesempatan untuk meninggalkan komentar, bersosialisasi dan menambah jumlah backlink, tapi juga merupakan sarana bagi saya untuk belajar hal-hal baru dari blog yang saya kunjungi. 
  5. Mendapatkan peluang job review, campaign dan kerjasama lainnya. Ibarat sekeping mata uang, maka alasan ini merupakan sisi lain dari sekeping uang logam. Sisi lainnya adalah alasan pertama yang sudah saya uraikan di bagian awal tulisan ini. Pada kenyataannya, BPN ini adalah komunitas blogger yang saya ikuti yang pertama kali secara profesional dan concern untuk berkomitmen membuat menjadi media/pihak yang menghubungkan antara blogger dan advertiser dengan kompensasi yang menghargai blogger secara profesional. Ehm, maksudnya BPN berusaha menjaldin kerjasam dengan advertiser dengan menyepakati rate yang “manusiawi” intinya. 
Untuk alasan yang kelima, saya mendapatkan bonus bangkitan, salah satunya adalah rasa percaya diri untuk melakukan bargain ketika ada agency yang menawarkan kerjasama (content placement, job review, dsb). Membaca dengan cermat, mempelajari isi brief dan memberikan penawaran balik manakala penawaran yang diberikan oleh agency terlalu banyak “permintaan” ataupun ketika rate yang ditawarkan jauh dari sepadan. 
 
Sebenarnya masih banyak alasan lainnya, tapi akan berkepanjangan kalau saya sebutkan secara terperinci. Padahal saya kan sangat ingin berpartisipasi membuat postingan untuk tema-tema lainnya. 
Yang jelas, BPN is a great community  for indonesian female blogger who desire to learn, share, and inspire each other through a postive content. 

Kalau Anda, apa alasan utama bergabung dengan sebuah komunitas (blogger, menulis dan hobi/profesi lainnya) ?



#BPN30dayChallenge2018
#Day4 #KenapaBergabungDiBloggerPerempuanNetwork

1
Share
3 Pertimbangan Yang Perlu Diperhatikan Dalam Memilih Nama Blog. Konon, sebaiknya nama blog disesuaikan dengan tujuan ngeblog kita sedari awal. Sebagaimana tujuan awal kita ngeblog, maka sangat direkomendasikan agar nama yang kita pilih bisa memberikan pengaruh positif “flowing” ke arah mana blog yang kita bangun selanjutnya.

Bismillahirrahmaanirrahiim tak ubahnya memilih nama untuk anak  kita yang didalamnya terkandung doa dan harapan-harapan baik, begitu pun dengan pemilihan nama blog. Dari buku Blogging: Have Fun and Get The money, pada chapter yang membahas mengenai penentuan Nama dan Judul Blog, saya mendapatkan pencerahan bahwasanya ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam menentukan judul dan URL atau alamat blog yaitu:

Pertama: Nama blog harus mudah diingat 

Nama sebuah blog harus mudah diingat, maksudnya adalah sebaiknya memilih nama blog yang singkat, kata-katanya wajar, dan tidak menimbulkan bias. Semakin singkat semakin baik, dan tentunya memberikan first impression yang ngenak atau langsung bisa diingat tanpa susah payah.

3 Pertimbangan Yang Perlu Diperhatikan Dalam Memilih Nama Blog yang SEO Friendly
Tampilan Header Blog sampai dengan akhir Nopember 2016

Kedua: Menyamakan antara alamat blog dengan isi blog atau judul blog. 

Jika tujuan ngeblognya demi menyalurkan hobi menulis atau semacam diary digital, kategori yang seperti ini pada umunya disebut dengan lifestyle personal blog. Pilihan nama yang disarankan untuk blog personal ini maka nama dan alamat blog bisa menggunakan nama beken kita. Meski personal blog, juga memiliki kesempatan untuk menjadi blog yang profesional kan? 

Banyak bloger yang mendulang sukses dengan branding blog personalnya karena lifestyle blog memiliki kekuatan yang universal, yakni bisa menampung segala tema tulisan, sehingga banyak brand dan social media agency yang membidik kerjasama dengan personal bloger ini. Akan tetapi jika kita memang sudah yakin super mantap hendak membangun blog yang spesifik dengan tema tertentu, maka disarankan untuk memilih satu niche yang diminati tersebut. 

Semisal konten blognya tentang traveling, pilihan nama dan alamat blognya sebaiknya yang ada bau-bau tentang traveling. Tantangannya adalah kita harus kreatif memilih nama karena sangat mungkin nama blog yang kita sangat inginkan untuk menjadi nama beken blog kita ternyata sudah digunakan oleh orang lain. 

Ketiga: Pemilihan alamat atau URL blog

Saat memilih alamat atau URL blog, seyogyanya di dalam URL tersebut terdapat keyword utama dari blog kita dan tetap menggunakan asas yang singkat dan mudah diingat. Alasannya sudah bisa ditebak kan, bahwa URL yang memiliki keyword bisa membantu blog kita lebih mudah di detect by Google Search Engine (SEO frendly). Sedangkan untuk judul blog, ya tentunya harus harmonis dengan alamat blog (URL) dan menggunakan keyword utama  yang mewakili keseluruhan isi blog.
Pertanyaanya, apakah 3 Pertimbangan Yang Perlu Diperhatikan Dalam Memilih Nama Blog tersebut sudah saya terapkan saat memilih nama blog dan URL blog saya ini? 
Baiklah, inilah saatnya saya membuat pengakuan bahwa ketika saya memilih nama blog ini sama sekali belum menggunakan ketiga pertimbangan tersebut. Saat itu, saya belum tahu tentang tips dan trik membuat nama blog yang bisa disebut memenuhi aspek SEO friendly. Yang saya pahami hanya sebatas bahwa alasan ngeblog saya sekedar ingin menuliskan hal-hal seputar pendapat pribadi, tulisan tentang sekitar diri saya dan atau tentang pengalaman pribadi yang layak untuk dishare. It’s mean: blog pribadi.
Dan seperti yang tersemat pada header blog, bahwa judul blog ini sejak awal ya Kidung Kinanthi. Bisa dibilang, saya jatuh cinta dan memberi judul blog ini dengan nama Kidung Kinanthi sekaligus memilih alamat blog www.kidungkinanthi.blogspot.com. 
Why Kidung Kinanthi? Ada apa dengan Kidung Kinanthi sehingga membuat saya terpesona pada pandangan pertama, eh memilihnya secara spontan dan gak pakai mikir dua kali? Versi pemaknaan ala kadarnya versi saya adalah sebagai berikut:
Kidung: lagu, nyanyian, curcolan, curhatan dan semua hal yang sepadanan dengan konsep tersebut.
Kinanthi: sesuatu yang dinantikan, asa, harapan, and something similar.

Jadi kalau saya gabungkan, makna Kidung Kinanthi adalah media dimana saya akan dan ingin mencurahkan uneg-uneg, mendokumentasikan rekam jejak yang baik-baik dari peristiwa di sekitar saya dan hidup saya, serta siratan asa-asa yang semoga bisa terwujudkan. 

Pertimbangan Yang Perlu Diperhatikan Dalam Memilih Nama Blog agar SEO Friendly
Header Blog ini (sekitar) tahun 2014

Dari semua itu saya membuatnya menjadi judul blog KIDUNG KINANTHI dan sub judul: Life is flowing in its story and leaving history for better now and tomorrow (hidup mengalir dalam ceritanya masing-masing, meninggalkan sejarah untuk dijadikan pelajaran dan diambil hikmahnya agar har ini dan esok yang lebih baik).

Dan ketika saya iseng-iseng bikin TLD pun menggunakan alamat URL dengan nama pena saya : Ririe Khayan. Alasannya, sederhana saja: sepertinya  sound so great jika alamat blog saya menggunakan nama pena saya itu. Apalagi pas saya rikues URL www.ririekhayan.com langsung available (belum ada yang menggunakan), ya saya menganggapnya “ Wouw keren, Ririe Khayan semacam bisa saya patenkan deh”.

Sampai dengan saat ini, sebelum tampilan blog yang saat tampak di blog ini, sebelumnya header blog ini sudah mengalami pergantian penampakan cukup banyak (karena saya tidak bisa mengingat semuanya, jadi ya boleh lah kalau saya sebut banyak kan?), mengikuti pergantian template yang saya gunakan. 
Demikianlah, sejarah singkat kenapa memilih nama blog yang sekarang saya gunakan. Bagaimana dengan anda, tentu punya alasan yang juga memorable kenapa memilih nama blog yang digunakan sekarang kan? 


#BPN30dayChallenge2018
#Day3 #KenapaMemilihNamaBlogYangSekarangDigunakan

11
Share
KAI: Perjalanan Zaman Now Yang Semakin Diminati, Anti Macet, Aman dan Nyaman. Dari tiga jalur transportasi yang tersedia perjalanan darat, laut dan udara, tak bisa dipungkiri jika moda transportasi kereta api (KA) semakin banyak diminati oleh masyarakat (termasuk saya pastinya)  karena peningkatan kualitas layanan kereta api yang naik secara signifikan dan semakin prima antara lain: 
  1. Cara pembelian tiket yang semakin mudah, cepat dan bisa diakses secara online maupun off line dari banyak tempat. Artinya, untuk beli tiket KA bahkan bisa dilakukan dari rumah (online) atau cukup pergi ke agen terdekat dari tempat tinggal kita.
  2. Semua gerbong (kelas ekonomi sampai eksekutif) dilengkapi AC dan TV serta kebersihannya selalu terjaga. Colokan listrik pun tersedia dalam jumlah yang cukup sehingga tidak perlu takut kehabisa batery HP atau laptop. 
  3. Tertib dan aman karena semua penumpang terdata secara sistematis layaknya naik pesawat.
  4. Harga tiket yang relatif murah jika dilihat dari kelengkapan fasilitas yang diberikan.
  5. Ketepatan waktu tempuh yang bisa diandalkan karena tidak ada sistem tunda (delay) dalam jadwal perjalanan KA, kecuali kondisi yang tidak tertudak seperti terjadi kecelakaan atau bencana alam.
Bismillahirrahmaanirrahiim, kalau bicara soal peningkatan kualitas layanan di semua lini yang dilakukan oleh KAI tersebut, hampir semua orang tahu, mengakui dan semakin menyukai untuk melakukan perjalanan dengan naik kereta api. Selain faktor-faktor tersebut, ada alasan lain yang sifatnya spesifik, unik dan sangat personal sehingga jadi candu untuk memilih naik kereta api lagi dan lagi.  
Setiap perjalanan memiliki cerita indahnya masing-masing,  terpatri dalam senyawa pengalaman  yang tak lekang oleh waktu.  Karena, rute-rute perjalanan yang kita lalui adalah sangat sebagai cara lain yang baru untuk melihat sesuatu dengan lebih bijaksana. Bahkan seandainya rute perjalanan yang ditempuh adalah sama, tapi peristiwa-peristiwa yang menyertai akan memberikan nuansa yang tak akan pernah sama.

Seberapa banyak perjalanan yang kita tempuh, maka sebanyak itu pula kisah yang menyertai akan terukur dalam album kenangan yang disebut PENGALAMAN. Seperti pengalaman-pengalaman yang saya himpun sejak kali pertama kenal kereta api.

Kalau boleh meminjam istilah percintaan, kesan terhdapa KA bisa saya analogkan  sebagai cinta pada pandangan pertama. Terdengar berlebihan ya? Tapi kenyataannya saya memang sudah terpikat sama kereta mulai pertama kali diajak kakak saya naik kereta ke Surabaya ketika masih duduk di kelas 3 SD. 

Fantastis, itulah kesan pertama naik kereta api yang tak terlupakan hingga sekarang dan masih rapi mengisi ruang ingatan saya.

Oleh sebab saya mabuk parah di bis saat perjalaan menuju Surabaya, maka demi menghindari mabuk  terulang lagi, kakak saya mengambil pilihan naik kereta api  untuk perjalanan pulang ke Babat, “ ben kowe gak mabuk maneh Nduk (biar kamu tidak mabuk lagi )”, demikian alasannya. 

Dan memang benar, selama perjalanan naik KA dari stasiun Turi hingga turun di stasiun Babat, saya bugar dan ceria. Bukan hanya bebas mabuk darat, tapi riang gembira berkali lipat karena banyak penjual kue, makanan dan minuman tuh.

Begitulah cerita bocah desa naik kereta api untuk pertama kalinya sungguh sangat berkesan hingga sekarang.

Tentu ceritanya berbeda lagi ketika saya naik kereta api saat kuliah. Keseruan dan kehebohan menghiasi suasana sepanjang perjalanan kami mulai dari staisun Gubeng hingga Tulungagung. Saat itu, untuk pertama kalinya ada teman kuliah seangkatan yang menikah. Kami pun bersepakat untuk hadir secara full, kecuali yang punya kepentingan mendesak dan tak bisa ditinggalkan.

Sekitar ber-40an orang yang menyatakan siap menhadiri peristiwa sakral pernikahan teman kami tersebut. Pilihan perjalanan langsung disepakati naik kereta api saja, yang murah meriah dan bisa beramai-ramai. Dan memang benar sekali, kami menikmati perjalanan yang sangat menyenangkan mulai dari Stasiun Gubeng hingga ke Tulungagung. Betapa tidak fantastis, kami bisa berangkat secara bersamaan dalam satu kereta api, bisa bercanda ria, main gitar, berbagi bekal makanan, dan tentunya karena kami bisa berangkat ke Tulungagung dengan ongkos yang terjangkau oleh kemampuan sisa uang saku kami.

Coba kalau naik bis atau sewa kendaraan (mobil), kami tak akan bisa merajut pengalaman yang semenyenangkan naik KA. Lha kalau naik bis atau mobil kan butuh biaya lebih mahal, tidak bisa leluasa hilir – mudik selama perjalanan, ruang gerak terbatas antara barisan kursi, dst. Bagi yang sudah pernah menempuh perjalanan jarak jauh dengan naik KA dan beramai-ramai seperti yang pernah kami alami tentu paham akan membutuhkan berlembar-lembar kertas untuk menguraikan cerita perjalanan tersebut dalam rangkaian tulisan. Sampai sekarang, setelah berpuluh tahun berlalu, pengalaman naik KA bersama-sama seangkatan kala itu masih kerap jadi bahan obrolan di WAG kuliah.


Ada lagi pengalaman yang tak kalah hebohnya saat saya hendak ke Surabaya di tahun 2014 lalu.
Saya SALAH PILIH naik Kereta Api?!!!
Merasa konyol, kuatir, gemes dan galau campur aduk ketika saya menyadari kereta yang saya naiki ternyata berlawanan arah dengan tujuan perjalanan saya. Maksudnya mau pergi ke Surabaya tapi saya justru terjebak di dalam gerbong KA yang melaju ke arah Bandung. 

Pada saat check in, saya sudah menanyakan di jalur berapakah KA Pasundan ke Surabaya. Tapi sepertinya yang dominan di ingatan hanya nama keretanya, sehingga saat ada gerbong bertuliskan KA Pasundan datang, saya pun dengan sigap bergegas menuju gerbong terdekat yakni lewat gerbong nomer 6 ( posisi tempat duduk saya di gerbong nomer dua).

Sesampainya dikursi yang  tertera di tiket, ternyata sudah ditempati seorang Bapak bersama seorang anak cowok di sebelah. 
“ Kereta ini mau ke Bandung Mbak, bukan ke Surabaya “. Jebret,  jebret, jebret, saya panik dan ingin berteriak sekeras-keresanya ala reporter sepak bola begitu mendengar klarifikasi dari bapak tersebut setelah mencermati tiket saya.
Ternyata memang ada dua KA Pasundan yang jadwalnya hampir bersamaan dan posisinya berada pada jalur bersisian tapi beda arah: yang satu ke Bandung dan satunya ke Surabaya. 

Alhamdulillah pas ada petugas security melintas di dekat kami. Saya pun segera diurus dengan sangat baik oleh pak security tersebut. Dengan ramah dan sikap bersahabatnya, beliau membawakan travel bag (yang berat) dan mengajak saya menuju gerbong makanan agar mendapat tempat duduk yang nyaman.

Selama menunggu pemberhentian kereta di stasiun terdekat yaitu Kutoarjo dan selama itu pula petugas yang ada di gerbong makanan mengajak saya ngobrol santai sekaligus memberi wacana alternatif yang bisa dipilih untuk melanjutkan perjalanan menuju ke Surabaya. 

Singkat cerita, setibanya di stasiun Kutoarjo, saya diantar oleh salah satu petugas security ke loket pembelian tiket dan sebelum kembali ke tempatnya bertugas, beliau memastikan saya tidak akan salah naik KA lagi.  Duh, bikin trenyuh sekali kan ya?  Akhirnya saya tiba di Surabaya dengan naik KA Gaya Baru Malam dari stasiun Kutoarjo.

Meskipun memang menarik, lucu dan bisa viral (andai saat itu ada yang merekam dan menjadinya konten vlog), tapi poin utama yang ingin saya ceritakan dari pengalaman ini bukan pada kejadian salah naik KA, melainkan sikap responsif dan Empati yang saya terima dari petugas kereta api. Sebuah potret keberhasilan pelayanan prima yang ditunjukkan secara selaras dan terpadu mulai dari kemampuan, penampilan, sikap, perhatian, tindakan dan tanggung jawab yang diberikan oleh seluruh unit kerja.

Pun tak kalah menariknya cerita di balik drama diklat yang harus saya jalani selama 5 bulan di Bandung tahun lalu. Hampir setiap minggu saya menempuh perjalanan pulang pergi Yogya-Bandung dengan menggunakan kereta api. Ini adalah bagian diklat yang akan menjadi kenangan indah saya dan teman-teman diklat lainnya yang sama-sama wira-wiri mudik setiap akhir pekan dengan naik kereta api. Kami harus membuat strategi pembelian tiket jauh-jauh hari agar tidak sampai kehabisa tiket. Juga bagaimana kami mencari solusi manakala ada kegiatan diklat yang mendadak tapi tiket KA yang sudah terbeli tetap bisa digunakan. 

Oia, mungkin masih ada yang bingung apakah uangnya bisa dikembalikan jika terpaksa dan harus membatalkan tiket kereta? Silahkan dicatat baik-baik bahwa prosesmembatalkan tiket kereta tidak sulit kok. Cukup datang ke loket resmi KA (bukan di agen tiket atau minimarket yang jualan tiket KA lho ya), dilengkapi dengan ID penumpang yangbersangkutan atau menggunakan surat kuasa bilamana tak bisa melakukannya sendiri. Selanjutnya, pengembalian uang bisa dilakukan melalui transfer ke rekening bank yang diinginkan kok. 


Benar bahwasanya ketika gambar dan video tak lagi cukup mewakili nilai rasa dan rekaman pengalaman saat naik kereta api, ada pilihan untuk mengabadikannya pengalaman Indah Tak Terlupakan Naik Kereta Api dalam bentuk narasi tulisan.

Tapi, kalau semua pengalaman yang mewarnai setiap perjalanan mau dituliskan, masih banyak cerita dan pengalaman seru dan menarik yang saya alami yang menyertai setiap rute perjalanan naik kereta api. Kisah yang tak kalah menariknya ketika naik KA Surabaya – Jakarta di periode awal-awal saya menjadi pekerja, dimana saat itu saya pernah ke Jakarta sama sekali. Juga betapa menariknya menikmati perjalanan dengan Kereta Mutiara Pagi ke Surabaya, atau naik kereta api Probowangi dari Banyuwangi menuju Jember. 
Perjalanan itu bukan hanya soal geografi dan konstelasi, perpindahan fisik, lokasi dan lokasi. Perjalanan adalah melihat rumah sendiri layaknya pengunjung yang penuh rasa ingin tahu, adalah menemukan diri sendiri dari sudut yang selalu baru, adalah menyadari bahwa Titik Nol bukan berhenti di situ (Titik Nol).
Bagaimana dengan kisah Anda saat naik kereta api? 
Ada cerita yang tak terlupakan juga kan ? 
Boleh dong dibagi-bagi juga pengalaman indahnya naik kereta api….

5
Share

Tulisan yang mudah dibaca lebih sulit membuatnya. Jika bisa, buatlah kata-kata (tulisan) yang bisa bernyanyi dan menari. Jika tidak bisa, cukup membuatnya jadi jelas.

Mengutip nasehat bijak dari Goenawan Mohammad dan Bismillahirrahmaanirrahiim sehubungan dengan Tema Blog yang di Sukai ini, ada dua sudut pandang yaitu: 
  • Tema pada blog orang lain yang saya sukai sehingga membuat saya berlangganan rajin mengunjungi blog tersebut. 
  • Tema yang saya sukai untuk ditulis untuk publish di blog saya sendiri. 

Nah oleh sebab saya galau jika menyebutkan tema tulisan blog yang saya sukai, jadi ya saya memilih untuk berbagi the true story behind my blog saja. Tepatnya, tema yang paling banyak saya tulis di blog ini tidak akan jauh dari pedoman : Tema Blog Yang Mudah Di Explore Dan Menarik untuk di Expose.
Write what you do, Then Do what you write. Prinsip dasar yang pertama kali saya kenal saat kenalan dengan ilmu yang mempelajari teknik dan tata cara melakukan audit. Tapi kalimat tersebut saya modifikasi menjadi : write what I like to post (maklumi saja kesan pemaksaannya ya?)
Tema Yang Mudah Di Explore Dan Menarik untuk di Expose
Singkat cerita, bertahun-tahun ngeblog, sampai hari ini tema tulisan yang saya akrabi masih lifesyle atau dengan istilah femesnya tema gado-gado. Apa sekiranya menarik dan timingnya memungkinkan untuk menulis, ya di tulislah menjadi postingan. 

Tak jarang hal-hal yang sangat-sangat sederhana, seperti ketika saya mendapat “kunjungan” ular masuk rumah. Dan berbagai hal yang saya alami merupakan tema yang bisa lebih mudah dan cepat rilis dalam postingan blog dan biasanya saya memberinya label “diary” atau “pernik-pernik”. 

Tak terkecuali ketika mencicipi makanan di luar rumah (warteg, kafe, dan sejenis kuliner), saat saya merasa suka dan tertarik, ya saya menuliskannya sebagai cerita kuliner di Blog. Atau, ketika sedang bisa menikmati ala-ala wisata atau ngetrip tipis-tipis, ya jadilah postingan traveling. Gambaran lebih jelasnya, bisa dilihat dari rupa-rupa label yang saya sematkan pada postingan di blog kidung kinanthi ini, antara lain: Article, Book Review, Fiksi, Financial, Galery, Give Away, Guest Post, Info Sehat, Informasi, Inspiring, Lomba, Love Story, My Diary, Opini, Pernik-Pernik, Renungan, Traveling, dan seterusnya.

Yang tak kalah bersaingnya, 3 tahun belakangan berseliweran deh postingan yang terbit karena ada unsur deal-deal dengan pihak luar ( paid post). 

Jika ditanya, apakah saya tidak ingin atau tidak tertarik untuk menulis secara istiqomah pada tema tertentu? Sejujurnya sejak 2 tahun lalu saya sangat-sangat ingin konsisten menulis dengan tema spesifik dan untuk niat tersebut saya pun sudah mempersiapkan satu blog di www.memommyland.com. Tapi ya begitu deh, hingga menginjak usia 2 tahun blog tersebut masih berstatus mangkrak, termasuk juga belum sempat saya bongkar-pasaang lay out nya. Jangankan menyediakan waktu khusus untuk mempermak blog tersebut, menjaga konsistensi update blog yang ini saja saya masih amburadul dalam 2 tahun belakangan ini.

Daripada postingan ini berpanjang kali lebar dengan narasi yang dominan curcol gak jelas, sebaiknya saya segera move on untuk next tema ODOP dari challenge BPN saja. 

Dari lubuk yang paling dalam, saya sangat-sangat ingin ngeblog (posting dan BW) minimal se-aktif seperti orde 3 atau 4 tahun lalu. Tapi, pada kenyataannya saya harus sumeleh pada dinamika hukum alam: tidak semua hal bisa saya lakukan secara bersamaan, or at least secara multi tasking.


#BPN30dayChallenge2018
#Day2 #TemaBlogYangDisukai

13
Share

Setiap orang yang ahli di bidangnya, pada awalnya juga seseorang yang tidak tahu apa-apa. Setiap orang yang ahli di bidangnya, pada awalnya juga menghadapi ketidakmudahan untuk MEMULAI langkah - langkah (usaha) untuk meraih impiannya.

Setipe dengan kutipan kalimat tersebut, awal ngeblog saya juga tidak tahu apa-apa bagaimana menulis di blog yang baik, bagaimana belajar menulis konten yang SEO Friendly, bagaimana tata letak (lay out) blog yang ringan, harus bagaimana mengedit kode-kode html (untuk yang satu ini, sampai sekarang pun saya masih blank total) dan sebagainya. 

Maka Bismillahirrahmaanirrahiim kalau ditanya alasan kenapa menulis blog, (sebenarnya sudah beberapa kali tayang di blog ini). Untuk kesekian kalinya saya cerita lagi, kalau hal baik diceritakan berulang-ulang kebaikannya akan bertambah banyak kan? Setidaknya, mengingatkan saya niat awal menulis di blog kala itu yang masih demikian pure (pokoknya menulis dan menulis meski isinya hanya curcolan yang tidak jelas dan tata kalimatnya juga amburadul). 

Boleh kan saya mengaku niat awal saya menulis blog itu masih pure (belum kenal content placement, sponsored post, dst), menulis di blog hanya sekedar pengen menulis dan asal menulis. Dengan menulis di blog saya berharap bisa memotivasi untuk aktif menulis dan menulis dengan lebih baik dan terdokumentasi secara lifetime (selama blognya tidak dihapus).  

" Kenapa saya berasumsi kalau menulis di blog akan bisa membuat saya termotivasi untuk aktif menulis ?" 

Begini ceritanya (dari alam bawah sadar), saat tulisan yang tampil di blog ada yang mau membaca dan atau kemudian ada yang mau memberi komentar, bagi saya hal itu mirip gegap-gempita sorak-sorai penonton sepak bola yang memberikan dukungan untuk tim sepak bola favoritnya.  
Alasan Sederhana Kenapa Menulis di Blog
Kok bisa-bisanya saya memiliki imajinasi seperti itu? Ini pun ada kisah yang melatarbelakanginya, yaitu kesukaan saya membaca buku sejak SD yang secara pelan dan pasti telah memantik hasrat ingin menulis. Saat SMP, saya mulai suka menulis puisi-puisi alay gettu deh. 

Sekedar asal tulis di sobekan kertas atau di lembaran buku tulis dan belum begitu intensif sih. Kesukaan menulis tersebut jadi lebih kuat pas sudah SMA karena saya kok merasa pengen mengirimkan tulisan di media cetak. Dengan perjuangan menulis manual di kertas HVS dan mengalami banyak penolakan dengan berbagai catatan dari dewan redaksi, hingga tetiba tulisan cerpen berjudul “Pak Sopir” ternyata lulus seleksi tim editor sebuah koran lokal dan an beberapa tulisan selanjutnya menyusul ditayangkan di koran tersebut. 

Bisa ditebak kan, selanjutnya saya uji nyali deh kirim hasil tulisan tangan ke media yang lebih keren seperti koran Surya, Surabaya Post dan Jawa Pos. Hasilnya, tulisan saya tak ada kabar dan beberapa ada yang dikembalikan dengan bonus sederet kritikan dan saran-saran positif. Situasi seperti ini berlangsung hingga saya kuliah.

Hingga sampailah saya pada titik pasrah alias mandeg bikin tulisan untuk waktu yang sangat luama, tepatnya hingga saya punya setatus baru sebagai pekerja. Di antara rutinitas pekerjaan, entah dari mana datangnya tanya “bagaimana jika menulis lagi ?”. 

Bersamaan dengan tanya yang menyeruak, saya juga sadar kalau tulisan dikirim ke media hasilnya malah hanya meredupkan semangat menulis yang belum lama menyala (lagi). Tapi kalau menulis hanya disimpan dalam komputer atau buku, rasanya gak ada greget apa-apa, tidak ada keistimewaannya lah pokoknya.

Dalam pusaran galau dan gulana tersebut, saya mulai mendengar istilah ngeblog dan berbagai fenomenanya yang kedengaran kok keren getu jika bisa menulis di blog. Sekitar 2007-2008, dengung tentang ngeblog rajin meriuhkan pikiran saya, sementara di sisi lainnya banyak friksi berkecamuk kalau membuat dan memiliki blog itu harus pinter IT, bahasa coding dan sejenisnya. 

Tapi Alhamdulillah semua gelombang friksi yang silih berganti justru menghebatkan keinginan saya untuk membuat blog. Terlebih jika mengingat bahwa dengan menulis di blog, saya  tak perlu ribet berhadapan birokrasi redaksional untuk menerbitkan tulisan.  
Singkat cerita, alasan awal saya menulis di blog "hanya" karena ingin tulisan acak – kadut saya bisa eksis di media (walaupun blog pribadi yang sebenarnya tidak ada hambatan apa-apa untuk memposting kapan saja dan semau saya, asal tidak SARA dan tidak SARU). Dari situ, saya yang tidak punya basic apa-apa soal blog ( hanya paham kalau bikin blog berarti mengisinya dengan tulisan), maka mulailah saya mengumpulkan referensi bagaimana membuat blog, bahkan saya rela membeli tutorial tentang tata cara membuat blog, yang belakangan saya ketahui tutorial – tutorial membuat blog tersebut bisa sdiperoleh secara gratisan, 
Dengan berjalannya waktu, proses dan tanya sana-sini, alasan awal menulis di blog saya pun mengalami perbaikan yaitu saya ingin menulis sebaik-baiknya karena tulisan yang baik setelah dibaca masih akan membuat orang yang membacanya ingin membacanya lagi dan lagi. Walaupun pada kenyataannya aktifitas menulis di blog harus diharmoniskan dengan dinamika pekerjaan di kantor dan drama house keeping, InsyaAllah saya tetap akan ngeblog  kok. Aamiin.


#BPN30dayChallenge2018
#Day1 #KenapaMenulisBlog

24
Share
Newer Posts Older Posts Home
Bukan kesulitan yang membuat kita takut, tapi ketakutanlah yang membuat kita sulit. Karena itu jangan pernah mencoba untuk menyerah dan JANGAN PERNAH MENYERAH UNTUK MENCOBA. ~ Ali Bin Abi Thalib

My photo
Ririe Khayan
Assalamulaikum. Hi I am Ririe Khayan a Lifestyle Blogger and live in Jogya. I’m the Author Of Kidung Kinanthi, a Personal Blog about my random thought, parenting, traveling, lifestyle, & other activity as well as Personal & Working Mom Story. Kindly feel free to contact me at: ririekhayan(at)gmail(dot)com
View my complete profile
  • Cara Cepat dan Aman Mematikan Ikan Lele
    Ikan dan Belalang (berdasarkan ajaran agama yang saya anut) termasuk jenis [bangkai] hewan yang halal untuk dimakan. Tapi tidak berarti k...
  • Kenapa dan Bagaimana Ular Masuk Rumah ?
    Kenapa dan Bagaimana Ular Masuk Rumah ? Bagi orang-orang yang tinggal di daerah pedesaan atau lokasinya masih berdampingan al...
  • Brand Susu Untuk Kesehatan
    Jika ada pertanyaan: Sehat ataukah sakit yang mahal harganya? Bismillahirrahmaanirrahiim , kalau menurut saya, secara ‘value’ kondisi se...
  • Cara Membuat Paspor untuk Anak di bawah 17 tahun Secara Online
    Cara Membuat Paspor untuk Anak di bawah 17 tahun Secara Online . Sebenarnya persyaratan dan alur pembuatan proses secara langsung ( walk i...
  • Waspadai Terjadinya Perdarahan Implantasi yang Dikira Haid Ternyata Hamil
    Waspadai Terjadinya Perdarahan Implantasi yang Dikira Haid Ternyata Hamil . Jika Anda sedang berusaha punya anak, menunggu kapan Anda resmi ...
  • Lima Cara Mengaktifkan (Kembali) Google Adsense yang Diblokir
    Sebaiknya dikesampingkan dulu bila ada yang beranggapan Akun GA di Banned, tak bisa diaktifkan.  (Ternyata) Google Adsence Bisa Aktif  Kem...
  • Panic attack Ketika Terkena HERPES Zoster
    P anic attack Ketika Terkena HERPES Zoster . Mendengar kata HERPES, bisa jadi sebagian orang langsung tertuju pada nama penyakit yang satu ...
  • Keracunan Ikan, Alergi Makan Ikan Laut dan Hubungannya Dengan Kandungan Histamin
    Keracunan Ikan, Alergi Makan Ikan Laut dan Hubungannya Dengan Kandungan Histamin   .Mungkin kita pernah mendengar peristiwa keracunan sete...
  • Suplemen Madu Untuk Membantu Atasi Anak Yang Susah Makan
    Punya pengalaman menghadapi anak yang susah makan? Ada yang baper karena selera makan putraatau putrinya belum variatif yang berputar seki...
  • Serunya Mudik Naik Kereta Api Probowangi
    Usai long wiken Idhul Adha...jadi ngayal kalau tiap bulan ada long wiken 4 hari gitu pasti indah sekaliiiii...... #Plakkk [digampar klomp...

Blog Archive

  • ▼  2024 (3)
    • ▼  December (1)
      • Manfaat Penting Bermain Untuk Anak-Anak Usia Pra S...
    • ►  March (1)
    • ►  February (1)
  • ►  2023 (5)
    • ►  November (1)
    • ►  July (1)
    • ►  June (1)
    • ►  May (1)
    • ►  February (1)
  • ►  2022 (19)
    • ►  December (2)
    • ►  October (1)
    • ►  September (3)
    • ►  August (1)
    • ►  July (2)
    • ►  June (2)
    • ►  May (2)
    • ►  April (1)
    • ►  March (1)
    • ►  February (2)
    • ►  January (2)
  • ►  2021 (45)
    • ►  December (2)
    • ►  November (3)
    • ►  October (7)
    • ►  September (4)
    • ►  August (3)
    • ►  July (6)
    • ►  June (3)
    • ►  May (3)
    • ►  April (4)
    • ►  March (3)
    • ►  February (3)
    • ►  January (4)
  • ►  2020 (43)
    • ►  December (4)
    • ►  November (2)
    • ►  September (2)
    • ►  August (2)
    • ►  July (2)
    • ►  June (4)
    • ►  May (5)
    • ►  April (7)
    • ►  March (8)
    • ►  February (3)
    • ►  January (4)
  • ►  2019 (35)
    • ►  December (2)
    • ►  November (1)
    • ►  October (4)
    • ►  September (4)
    • ►  August (4)
    • ►  July (5)
    • ►  June (2)
    • ►  May (4)
    • ►  April (2)
    • ►  March (7)
  • ►  2018 (49)
    • ►  December (5)
    • ►  November (11)
    • ►  October (1)
    • ►  September (6)
    • ►  August (5)
    • ►  July (5)
    • ►  June (3)
    • ►  May (3)
    • ►  April (2)
    • ►  March (1)
    • ►  February (3)
    • ►  January (4)
  • ►  2017 (51)
    • ►  December (2)
    • ►  November (4)
    • ►  October (4)
    • ►  September (3)
    • ►  July (1)
    • ►  June (5)
    • ►  May (5)
    • ►  April (7)
    • ►  March (6)
    • ►  February (7)
    • ►  January (7)
  • ►  2016 (73)
    • ►  December (5)
    • ►  November (4)
    • ►  October (4)
    • ►  September (3)
    • ►  August (1)
    • ►  July (1)
    • ►  June (3)
    • ►  May (6)
    • ►  April (10)
    • ►  March (12)
    • ►  February (12)
    • ►  January (12)
  • ►  2015 (118)
    • ►  December (12)
    • ►  November (12)
    • ►  October (11)
    • ►  September (11)
    • ►  August (12)
    • ►  July (8)
    • ►  June (8)
    • ►  May (3)
    • ►  April (6)
    • ►  March (12)
    • ►  February (12)
    • ►  January (11)
  • ►  2014 (60)
    • ►  December (1)
    • ►  November (4)
    • ►  October (6)
    • ►  September (5)
    • ►  August (3)
    • ►  July (3)
    • ►  June (1)
    • ►  May (4)
    • ►  April (4)
    • ►  March (11)
    • ►  February (10)
    • ►  January (8)
  • ►  2013 (90)
    • ►  December (7)
    • ►  October (5)
    • ►  September (6)
    • ►  August (9)
    • ►  July (5)
    • ►  June (8)
    • ►  May (9)
    • ►  April (5)
    • ►  March (13)
    • ►  February (12)
    • ►  January (11)
  • ►  2012 (126)
    • ►  December (6)
    • ►  November (5)
    • ►  October (14)
    • ►  September (10)
    • ►  August (10)
    • ►  July (12)
    • ►  June (11)
    • ►  May (12)
    • ►  April (12)
    • ►  March (12)
    • ►  February (12)
    • ►  January (10)
  • ►  2011 (69)
    • ►  December (11)
    • ►  November (11)
    • ►  October (4)
    • ►  September (4)
    • ►  August (9)
    • ►  July (7)
    • ►  June (18)
    • ►  May (5)
Ririe Khayan is an Intellifluence Trusted Blogger

Juara LBI 2016

Juara LBI 2016
facebook twitter youtube linkedin Instagram Tiktok

Labels

Advertorial Aneka Kuliner Article Blog Award Book Review Contact Me Disclosure English Version Fashion Fiksi Financial Gadget Give Away Guest Post Info Sehat Informasi Inspiring Lifestyle Lomba Love Story My Diary My Poems Opini PR PerSahabatan Pernik-Pernik Renungan Review Skincare Technology Traveling True Story UMKM Visit Who Am I? Writing For Us banner parenting




Copyright © 2019 Kidung Kinanthi

installed by StuMon