Hidup adalah membuat pilihan dan bertanggung jawab atas segala pilihan yang kita buat. Waktu 24 jam sehari, tidak bisa ditambah dan detak detiknya merupakan pengurangan kesempatan hidup. Hari berganti, bulan berjalan dan tahun berlalu, menambah bilangan usia. Orang bilang menua itu pasti dan menjadi lebih dewasa serta bijaksana itu pilihan.
Kalau sebelum-sebelumnya, apa-apa yang saya lakukan lebih berorientasi pada mempersiapkan masa depan dalam perpesketif untuk jangka waktu 2 tahu, lima tahun, sewindu kemudian. Singkatnya, Bismillahirrahmaanirrahiim saya lebih dominan pada bagaimana mempersiapkan agar bisa HIDUP aman, nyaman dan bahagia. Hingga kemudian pertambahan usia saya mencapai ambang kepala tiga, saya terhantui oleh sebaris kalimat yang disampaikan oleh seseorang tatkala saya berada pada fase “injury age” belum menikah.
Kalau kita bisa membuat pilihan yang memiliki multi value secara jangka panjang, lantas apa yang membuat Mbak Ririe gamang untuk membuat keputusan.
Ucapan yang menurut saya memiliki unsur “hidayah” (kala itu) yang menjadi salah satu pemantap saya berani menerima lamaran seorang duda dengan tiga anak yang mulai beranjak remaja yang menjadikan saya seorang ibu (tiri). Pada babak kehidupan yang baru tersebut, saya mendapati perspektif baru bahwa life begin everyday.
Maka jika ditanya, “apa arti #UsiaCantik bagimu?”
Saya hanya bisa menjawab, bahwa berada di fase USIA CANTIK membuat saya lebih memahami bahwa Kecantikan sejati adalah ketika saya mampu mengikuti kata hati hingga bisa menemukan titik keseimbangan antara sisi duniawi yang begitu profan dan sisi agama yang sangat sakral.
Dan saya semakin menemukan jalan baru bagaimana memaknai kalimat “menua itu pasti dan menjadi lebih dewasa serta bijaksana itu pilihan” dengan injeksi pertanyaan ini :
“ Aku melakukan banyak hal dalam rangka untuk siap hidup bahagia, apakah aku juga (sudah) melakukan hal yang sama untuk SIAP MATI dengan Bahagia ?”
Apakah saya tidak dihinggapi ketakutan-ketakutan menjadi tua dan menurun pesona lahiriah? Saya masih seprerti perempuan – perempuan di belahan bumi manapun yang mendambakan punya pesona kecantikan.
Alhamdulillah, saya lahir dan dibesarkan dengan doktrin: kecantikan fisik/jasmani merupakan bonus ketika saya menjalani dan menerapkan pola hidup sehat: positif thinking, positive feeling dan positive doing.
Hingga hari ini, jika saya jalan-jalan barenag dengan keponakan atau sedang gathering di antara orang-orang yang beda usia 10 tahun pun TIDAK membuat saya minder kok. “Kan saya masih tak jauh beda dengan mereka”, bahkan masih kerap di anggap mahasiswi ketika solo traveling.
Berapapun usia saya, keistimewaannya tergantung bagaimana cara saya memaknainya. Saya ingin tiap fase usia memiliki nilai lebih, dan bisa memperbaharui cara mencintai diri sendiri agar lebih bahagia. Dengan pengalaman yang bisa jadi pembelajaran bagi anak-anak kelak, tentang bagaimana mensyukuri hari demi hari dan memanfaatkan waktu dengan hal-hal yang berharga.
Saya lebih takut tidak bisa bersikap secara “cantik” daripada terlihat cantik.Di Usia cantik ini saya tak perlu baper dengan kerut-kerut wajah, atau pun tanda-tanda penuaan kulit lainnya yang semakin terlihat di wajah. Tapi bagaimana saya bisa lebih perduli agar di etape usia cantik membawa saya pada proses menyublim dalam simpul-simpul bahagia, berharap setiap perilaku, perkataan dan sikap yang saya ambil menjadi energi positif bagi orang lain (sekitar ).
Usia cantik bagi saya merupakan The true golden age, menjadi diri sendiri yang bahagia dengan pilihan menjadi perempuan yang bekerja full day dan ibu rumah tangga yang cukup baik dalam menjalani peran membuat suami juga bahagia dan kemudian secara bersama-sama mendampingi dan mengantarkan anak-anak menjadi pribadi yang bahagia di kehidupan dunia hingga akherat. Iya, masih dalam level CUKUP, belum sempurna. Oleh karenanya saya memiliki energi yang masif untuk memprovokasi diri agar life begin every day dan lebih baik.
“Lomba blog ini diselenggarakan oleh BP Network dan disponsori oleh L’Oreal Revitalift Dermalift.”