Osteoarthritis atau penyakit sendi degeneratif merupakan jenis penyakit yang bisa menyebabkan persendian menjadi nyeri dan kaku. Osteoarthritis (OA) pada umunya terjadi pada bagian persendian: lutut, panggul, tulang belakang, juga ada yang terjadi pada bahu dan pergelangan tangan atau lengan.
Sepintas, Osteoarthritis (OA) ini terlihat serupa dengan gejala osteoporosis tapi sebenarnya berbeda. Osteoporosis adalah suatu kondisi yang dialami seseorang ketika kepadatan tulang yang bisa menyebabkan patah tulang.
Kesamaan antara Osteoarthritis (OA) dan Osteoporosis ada pada sasarannya yaitu sama-sama pada tulang yang bisa menyebabkan fungsi gerak tubuh menurun. Bismillahirrahmaanirrahiim, sebelum membaca leaflet yang diterbitkan oleh RSUD Sleman tentang Osteoarthritis Lutut ini, saya tahunya osteoporosis-lah yang kerap dialami oleh para orang tua yang mengalami penurunan kualiats pada tulang sehingga tidak bisa berjalan atau aktifitas gerak lainnya.
Seperti yang dialami oleh ibu saya sejak tahun lalu ketika dokter menyampaikan hasil pemeriksaan medisnya bahwa pada bagian tulang panggul mengalami keretakan. Opsi operasi bisa saja ditempuh tapi harus bisa mengkondisikan pasien (Ibuk) bed rest total selama tiga bulan. Padahal Ibuk juga mengalami demensia terutama pada memori-memori yang terbaru, 2-3 tahun belakangan ini, banyak peristiwa yang perlu di refresh saat kami ngobrol-ngobrol bareng. Dengan kondisi demensia ini, membuat Ibuk bed rest total pasca operasi juga tak bisa dilakukan karena dalam ingatan Ibuk kami beliau merasa so far fine-fine saja sehingga inginnya tetap bergera kesana-sini. Sekali, dua kali masih bisa diberi alasan atau dialihkan perhatiannya, tapi tidak mungkin untuk sepanjang waktu bisa membuat Ibuk manut untuk stay cool selalu di tempat tidur kan?
” Kalau ingin Ibuknya bisa berjalan seperti sebelumnya, ya berarti sekarang saatnya putra-putranya bisa bergantian menggendong beliau “. Kalimat dari salah satu dokter yang merawat Ibuk yang diucapkan dengan tujuan mengurangi ketegangan namun tetap saja terdengar seperti petir menyambar di siang bolong. Tapi ya, kami belajar menerima kondisi Ibuk dan tak ingin berlarut dalam keterkejutan dengan mempertanyakan kenapa-kenapanya tapi lebih pada what should we do next (sekip dulu edisi curcolanya ya…)
Hingga kemudian saya mendapati leaflet yang berisikan mengenai Osteoarthritis (OA). Pas baca isinya kok ya pas banget bisa melengkapi wawasan saya tentang apa saja yang bisa mnejadi penyebab seseorang mengalami masalah pada tulang, termasuk nyeri sendi. Semoga dengan ngeshare ini bisa menjadi pencerahan dan agar membuat kita lebih perduli untuk hidup sehat jasmani dan ruhani meski usia tak lagi muda. Ibu saya yang terbilang sangat aktif, saat ini untuk mobilitasnya harus menggunakan kursi roda. Dan kasus serupa saya lihat tak hanya dialami oleh ibu saya tapi beberapa lansia yang saya temui mengalami hal yang semiripan dengan kondisi ibu saya.
Bagaimana seseorang bisa terkena Osteoarthritis ?
Pertanyaan ini yang pastinya sangat menggoda hati, terlebih jika melihat track record ketika masih usia produktif sangat aktif bergerak tapi kok bisa terkena OA? Osteoarthritis (OA) ini bisa disebabkan antara lain karena proses penuaan, trauma, pasca infeksi dan faktor-faktor lainnya. Usia dan genetik juga menjadi faktor resiko terjadinya OA karena pada umumnya Osteoarthritis terjadi pada usia 70 tahun ke atas. Tapi jangan merasa aman dulu karena belum lansia jadi merasa masih jauh dari resiko OA karena Osteoarthritis juga bisa dialami oleh mereka yang berusia masih relatif muda, terutama yang mempunyai berat badan berlebih atau obesitas.
Pada Osteoarthritis, lapisan permukaan tulang rawan mengalami kerusakan sehingga menipis.Tulang rawan sendi yang menipis seiring pertambahan usia, menyebabkan gesekan antar tulang dan hal ini menimbulkan rasa nyeri, bengkak dan membuat gerak sendi menjadi terbatas. Untuk jangka waktu panjang, bisa saja sendi mengalami kehilangan bentuk normalnya.
Selain sebab-sebab di atas, beberapa faktor yang bisa menjadi resiko terjadinya Osteoarthritis dan perlu untuk menjadi perhatian adalah jenis kelamin (bahwa perempuan memiliki resiko lebih tinggi mengalami Osteoarthritis dibandingkan dengan laki-laki), kelemahan otot, juga kondisi sendi yang tidak stabil.
Lantas, apa saja sih gejala dan tanda-tanda sendi yang terkena Osteoarthritis?
Umumnya orang yang terkena Osteoarthritis (OA), prosesnya berlangsung secara bertahap dan tidak tiba-tiba (kata orang Jawa: ora ujug-ujug) begitu saja terjadi. Beberapa gejala awal yang biasanya sering dianggap sepele atau bahkan dianggap lumrah seeprti rasa nyeri yang akan semakin terasa nyeri saat beraktifitas dan rasa nyeri tersebut mereda ketika istirahat. Beberapa gejala-gejala berikut ini bisa dikenali sebagai tanda-tanda Osteoarthritis (OA) antara lain:
- Jika pagi hari sendi menjadi kaku selama 30 menit atau kurang.
- Terjadinya rasa nyeri yang berlangsung cukup lama, bisa sampai beberapa bulan.
- Waspadai jika mendengar suara seperti “klik” atau krepitasi pada saat sendi lutut atau persendian lainnya digerakkan.
- Dan jika dilakukan pemeriksaan radiologis, hasil foto terhadap tulang akan terdapat pengapuran tepi sendi.
Bagaimana dengan pengobatan dan pencegahan terhadap penderita Osteoarthritis? Biasanya tujuan pengobatan pada penderita Osteoarthritis adalah untuk mengurangi nyeri dan meminimalkan perusakan pada sendi lebih lanjut. Untuk odel dan tipe pengobatan OA ini tergantung pada gaya hidup dan tingkat keparahan Osteoarthritis itu sendiri.
Berikut ini adalah sebagian hal yang perlu diperhatikan dan dipatuhi bagi orang yang di diagnosa terkena Osteoarthritis, antara lain:
- Menghindari olahraga berat yang bisa menyebabkan sendi terluka.
- Rajin mengontrol berat badan agar beban yang ditopang oleh sendi bisa lebih ringan, hal ini sangat penting karena manakala berat badan melebihi kemampuan sendi untuk menopang bisa menimbulkan cidera (terjatuh tanpa sebab yang significant).
- Minum air putih yang cukup untuk membantu melumasi sendi, tentu saja tidak serta merta minum air dalam jumlah yang banyak, melainkan secara bertahap dalam sehari bisa minum air putih sekitar 2L.
- Kurangi makan yang terbuat dari tepung olahan beras, pasta dan prefer untuk konsumsi lebih banyak makanan yang berasal dari biji-bijian atau kacang-kacangan, tapi jangan yang menjadi sumber lemak jenuh, khususnya lemak trans lho.
- Menambah jumlah konsumsi ikan teruatama yang banyak mengandung Omega-3 asam lemak esensial. Juga makan banyak buah dan sayuran terutama yang organik karena buah dan sayur mengandung anto oksidan yang tinggi yang bisa membantu mengurangi peradangan sendi dan rasa sakit.
Lantas bagaimana JIKA mengalami gejala – gejala Osteoarthritis? Apa saja yang bisa dilakukan agar kondisi sendi yang mengalami OA ini tidak semakin parah?
At least hal-hal ini yang wajib diingat PRITE yaitu:
- P(roptection); P(revention), dengan tujuan untuk mengurangi beban pada lutut pada saat berdiri dan berjalan.
- Relatove R(est), yaitu istirahat yang cukup untuk lutut, hindari berdiri lama dan naik tangga, berlutut, menekuk lutut yang dalam.
- I(ce), berikan es bila lutut teraba terasa hangat, alasi es dengan kain.
- T(aping) pada Osteoarthritis ditujukan untuk mengurangi rasa nyeri, memperbaiki pola gerak, mengembalikan fungsi system saraf otot melalui perbaikan respon otot dalam mempertahankan stabilitas sendi dan mencegah cidera.
- Exercise atau latihan; Latihan atau olah raga (pada orang yang mengalami Osteoarthritis) yang teratur, terarah dan tidak membebani sendi akan meningkatkan kelenturan sendi. Dengan demikian bisa diharapkan tidak terjadi keterbatasan gerakan sendi dan memberikan peluang untuk menurunkan tingkat kekakuan pada sendi. Contoh latihan yang direkomendasikan antara lain: berenang, bersepeda, menggunakan alat stairmaster, dan gerakan aerobik ringan lainnya. Karena gerakan seperti jalan-jalan meskipun termasuk jenis olah fisik yang universal tapi tidak terhitung sebagai olah raga. Hasil studi menunjukkan bahwa dengan gerakan aerobik secara teratur selama sekitar 3 bulan, bisa mengurangi rasa sakit dan ketidaknyaman yang dialami oleh orang yang terkena Osteoarthritis.
Pada intinya, kita semua perlu lebih aware untuk membangun dan menjaga tulang yang kuat dan sehat sehingga otot dan sendi tulang belakang akan menjadi lebih sehat pula dan bisa meminimalkan terjadinya sakit punggung dan resiko terkena Osteoarthritis tentunya, aamiin.
Sumber: Leaflet RSUD Sleman tentang Osteoarthritis Lutut (versi yang lebih ringkas atau re-write-nya bisa dicekidot https://steemit.com/writing/@ririekhayan/ada-apa-dengan-osteoarthritis-5035582115762)