Panic attack Ketika Terkena HERPES Zoster. Mendengar kata HERPES, bisa jadi sebagian orang langsung tertuju pada nama penyakit yang satu paket dalam TORCH: Toxoplasma, Cytomegalovirus, Rubelle dan HERPES Simpleks. Tidak sepenuhnya keliru, karena memang ada dua jenis HERPES yaitu Herpes Simplex dan Herpes.
Awalnya saya hanya tahu HERPES, “hanya” sejenis penyakit pada kulit yang menyerupai penyakit cacar air tapi tidak separah cacar air*persepsi saya saat masih unyu-unyu*. Pertama kali terkena si Herpes ini di bagian pundak. Saat itu, usai sesi Pra Jabatan selama dua minggu yang dipusatkan di Bumi Moro, Surabaya.
Nah, Bismillahirrahmaanirrahiim setiba dirumah saya baru nyadar jika di pundak kiri saya ada semacam ruam-ruam merah. Awalnya saya kira keringet buntet, tapi keesokan harinya kok lebih eksis menyerupai cacar air yang disertai timbulanya gejala-gejala lain: rasa panas seperti luka bakar, ada rasa gatal, nyeri-nyeri di seluruh tubuh dan badan mulai demam. Panic attack deh, “ jangan-jangan kena cacar air beneran neh?”. Secara, saya kan belum pernah kena cacar air.
Baru merasa cukup tentram dan damai saat ke dokter dan dibilangi “ini bisa disebabkan karena airnya yang tidak bersih, kondisi daya tahan tubuh yang menurun atau juga oleh stress”. Kala itu kan saya masih lebih beraliran, cuek dan gak suka banyak komentar, jadi gak tanya ba-bi-bu lagi.
Dengerin dokternya ngomong, terima obat (salep dan pil) dan pulang deh. “Ehmm, it’s make sense. Kan selama masa PraJab yang berlansung dua minggu, saya berbaur dengan ratusan orang di asrama AAL tersebut, mandi pun berbagi air alias rebutan, sudah harus bangun sebelum shubuh dan baru bisa istirahat paling cepat jam 10 malam “, demikian pikir saya menyetujui pernyataan sang dokter.
Beberapa hari kemudian, penyakit yang mirip cacar air itu pun kering dan lama-lama hilang tanpa bekas lagi. Saya pun lama-lama lupa dan melupakan jika pernah ketiban penyakit kulit tersebut.
Acyclovir merupakan salah satu Antivirus yang sering digunakan untuk mengobati Herpes Zoster |
Dan sekian tahun kemudian (setelah berlalu hampir 7 tahun), sama sekali gak pernah kepikiran bakalan terkena penyakit kulit itu lagi. Tapi nyatanya, di bagian kaki muncul penampakan yang serupa tempo dulu itu. Saat saya tunjukkan ke Tita yang paham soal medis karena suaminya berkecimpung di dunia kesehatan dan Tita sendiri knew well soal biologi (yang akrab dengan bakteri, virus, dan sebangsanya),
“ Iki Herpes Mbak. Sampean pernah kena herpes ta?” diagnosa dari Tita tanpa menunggu jeda satu menit setelah melihat rona-rona kemerahan dengan beberapa bintik-bintik kecil yang ada semacam cairan. Olalalala……akhirnya jadi tahu kalau namanya HERPES.
“ Pernah dulu, pas selesai Prajab. Seperti ini di pundak tapi aku gak tau namanya apa”.
“Oooo…nek jarena wong tuwo biyen, ngene iki jenenge cacar ulo (kata orang jaman dulu, seperti ini disebut cacar ular)..” komentar Mbak Yah, teman yang ikut nimbrung memperhatikan ruam-ruam merah di kaki saya.
“ Kalau sudah pernah kena Herpes, memang ada kemungkinan memang bisa terkena lagi Mbak. Gak perlu panik, di kasih salep Acyclovir dan minum pil-nya juga. Itu Obat Generik kok, bisa dibeli di apotik-apotik. Kalau mau nunggu, besok ta bawain dari rumah saja gimana?” hemmm...sedikit lega mendengar kata obat generik, berarti kan herpes tidak termasuk penyakit yang mematikan. *tapi tetap bisa merenggut nyawa (menyebabkan kematian) jika tidak diobati ! *
Dan saya pun bertanya lebih untuk memperjelas apakah herpes ini sama seperti pada paket test TORCH yang dianjurkan pada persiapan kehamilan itu?
Saya gugling dan mendapakan pencerahan jika jenis Herpes yang nyamperin saya adalah Herpes Zoster yang disebabkan virus Varicella zoster, yaitu jenis virus yang sama pada kasus cacar air. Karena penyebabnya virus, seperti kita ketahui sejak mengenal pelajaran bilogi bahwa yang namanya virus itu SULIT dimatikan. Sehingga Virus penyebab Herpes dan cacar air ini akan tetap ada di dalam sel saraf dan bisa berubah aktif lagi ketika ada pemicunya antara lain:
- Karena usia (sebagian besar kasus terjadi di atas usia 50 tahun ke atas)----> padahal saya belum 50 tahun lhoh?
- Pernah terkena cacar air ----> Alhamdulillah saya tidak pernah terkena cacar air.
- Stamina drop, imunitas tubuh sedang labil, baik akibat kecapekan maupun efek tidak sehat lainnya, apalagi jika disertai dengan stres. So, be carefull guys, yang namanya stamina tidak prima kan gak hanya Herpes, aneka penyakit lainnya siaga satu untuk menyerbu tubuh kita kan? -----> Sepertinya ini pemicu aktifnya virus herpes yang sekian tahun hiatus setelah menyerang saya pasca prajabatan dulu.
Sedangkan Herpes pada TORCH adalah HERPES SIMPLEX yang disebabkan Virus HSV 1 dan HSV 2.
Noted:
perlu ada pelurusan terhadap penyakit Herpes Simplex karena sebagian orang memiliki stigma kalau penyakit ini disebabkan (biasanya) dari hubungan seksual yang tidak sehat, padahal penyebab utama penyakit herpes adalah infeksi virus.
Untuk detailnya Herpes Simplex, saya potoin saja dari leaflet tentang TORCH yang saya peroleh dari RSIA tempat yang rutin saya sambangi dalam rangka program kehamilan selama dua tahun ini.
Years gone by dan bulan lalu saat apel pagi, saya melihat di bagian leher teman kantor terlihat jelas penampakan menyerupai herpes. Karena sudah dua kali ngalamin serangan Herpes, saya pun nylethuk “ kadosipun njenengan kena Herpes, Pak?” dan sekedar forward info saya pun menyampaikan jika herpes tersebut bisa diobati dengan salep Acyclovir atau untuk pastinya ke dokter saja. Keesokan harinya, si bapak cerita kalau sudah ke dokter dan di kasih salep Acyclovir.
Rupanya drama queen Panic attack Ketika Terkena HERPES Zoster belum usai, ya berasa kayak mirip-mirip dejavu pengalaman mengatasi jerawat bandel saja. tiga hari kemudian saya mendapati seorang teman lagi yang terjangkiti herpes di pergelangan tangan bagian siku, lebih luas area kulit yang kena.
Rupanya drama queen Panic attack Ketika Terkena HERPES Zoster belum usai, ya berasa kayak mirip-mirip dejavu pengalaman mengatasi jerawat bandel saja. tiga hari kemudian saya mendapati seorang teman lagi yang terjangkiti herpes di pergelangan tangan bagian siku, lebih luas area kulit yang kena.
Dan taraaaa….kok ya dua sebelum perhelatan #Arisan Ilmu Asyiknya Belajar Food Photography di Maple Tree Resto, saya pun dapat jatah Herpes muncul di pelipis kiri saya. Awalnya saya kira kena gores kuku secara tak sengaja. Eaaaa….penampakan esoknya mulai ke arah rupawan Herpes karena mulai terasa lagi “sensasi” panas seperti terbakar dan gatel-gatel di sekitar penampakan herpes tersebut.
Ya sudah, segera saya olesi salep Acyclovir. Alhamdulillah, pas acara Arisan Ilmu lalu Herpes di pelipis saya sudah mulai kering dan sekarang tinggal menunggu bekasnya menghilang secara tuntas.
Noted:
Selain Acyclovir (salep, tablet dan tetes mata), ada famciclovir dan obat antivirus lainnya. Biasanya, jika diminum dalam tiga hari setelah ruam muncul sudah efektif meredakan kemunculan Herpes.
Untuk kasus Herpes yang saya alami: Alhamdulillah dengan treatment 3 -5 kali olesan pakai salep Acyclovir sudah mengering kok.
Meskipun orang yang terkena Herpes Zoster tidak bisa menularkan penyakit ini pada orang lain, , akan tetapi tetap ada resiko dapat menularkan cacar air terhadap orang lain. Jadi, yang harus saya lakukan selain mengobatinya saat herpes mbejudul lagi seperti edisi 3 minggu lalu adalah:
- Menghindari kontak langsung kulit dengan suami dan anggota keluarga lainnya, terutama pada bagian yang terkena herpes. Berusaha agar bintik-bintik yang bergelembung (sudah ada cairan) jangan sampai pecah karena cairan tersebut akan menyebarkan virus ke bagian kulit tubuh lainnya.
- Atau kalau terjadi perpecahan, maksimalkan untuk segera membersihkannya dengan desinfektan dan cuci tangan sesegera mungkin.
- Penggunaan sabun mandi secara terpisah, dalam hal ini saya sudah biasa memakai sabun mandi cair kok.
- Bagian yang terdapat Herpes, tidak saya lap dengan handuk dan saya biarkan kering alami tiap kali habis kena air (mandi/wudhlu/cuci muka dll).
- Cuci handuk lebih sering, dan secara terpisah. Demikian pula pencucian pakaian, untuk sementara waktu di cuci terpisah dari baju anggota keluarga lainnya.
- Saya tambahkan cairan antiseptik pada air mandi di bak terpisah, untuk sekali mandi (saya gunakan ember dengan jumlah air secukupnya untuk mandi diri saya sendiri)
Karena sudah ketiga kalinya Herpes menampakkan diri di permukaan kulit, artinya saya harus lebih perduli terhadap kesehatan diri dengan langkah preventif, yaitu:
- Tetap konsumsi vitamin C, vitamin E, vitamin B12, ya di sesuaikan dosisnya karena sudah ada paket multivitamin untuk program kehamilan yang harus saya konsumsi secara rutin setiap hari.
- Bila over load pekerjaan (sydrome akhir tahun, banyak pekerjaan yang kejar tayang) mulai menyita waktu, tenaga, pikiran dan kudu pinter-pinter piye carane mengelola stress agar tidak mencapai garis over the limit. Bila diperlukan, segera menambah dosis multivitamin, serta tidak boleh kehilangan selera makan sehat dong *demikian saran dokter*.
- Jaga kesehatan kulit selalu tentunya. Menjaga kesehatan tubuh dan kulit merupakan langkah utama yang harus dilakukan untuk menghindari penyakit herpes. As always we heard: Preventive Better than Curative.
Bahwa sebuah Fakta yang tak ingin saya akui sebagai mantan orang yang terkena Herpes, seseorang yang pernah terpapar virus herpes termasuk orang yang carier virus herpes Zoster, sehingga (masih) bisa sewaktu-waktu virus tersebut pengen narsis lagi di kulit.
Maka, bilamana serangkaian preventive action sudah di keep in daily tapi karena sesuatu sebab yang kita tidak tahu, ternyata Herpes menyerang (lagi), next step yang harus saya lakukan adalah: minimalkan terjadinya penularan pada orang lain, terutama pada keluarga karena merekalah orang-orang yang memiliki resiko terbesar kena paparan virus Herpes Zoster ini.
Overall, lagi dan lagi dan seharusnya: budayakan gaya hidup sehat selalu selamanya. *sssttt, jangan bilang-bilang ya? Untuk aktifitas fisik/olah raga, saat ini saya butuh mood booster banget*