Seperti penggunaan namanya, maka STARTUP memiliki definisi sebuah perusahaan (jenis usaha) yang baru dirintis dan mulai dikembangkan dimana operasional usaha menggunakan internet (on line). Ciri lain perusahaan yang bisa dikategorikan ke dalam startup ini adalah usianya kurang dari 3 tahun, dengan tenaga kerja kurang dari 20 orang dan penghasilan belum mencapai 100.000 USD per tahunnya dan masih dalam proses pencarian segmen pasar yang tepat atau bisa juga disebut dalam masa pencarian identitas diri sebagai sebuah perusahaan.
Startup sendiri mulai dikenal pada jaman 90an akhir – awal 2000an dan hingga saat ini jumlah startup yang ada di Indonesia (sangat mungkin) sudah melebihi angka 2000 (estimasi saya) karena Bismillahirrahmaanirrahiim data terbaru dari hasil browsing ada yang menyebutkan jika jumlah startup di Indonesia sudah mencapai 1500-an. Maka, kalau dikaitkan dengan fenomena era media sosial dimana user internet di tahun 2013 saja sudah mencapai 70an juta.
Faktanya, semakin ke kini promosi dan penjualan kan banyak tuh yang menggunakan sosial media karena memang potensi pasarnya dan peluang untuk menjaring konsumen sangat kondusif dari jumlah user sosmed tersebut. Pelaku usaha dan (calon) konsumen bertemu dan dipertemukan melalu jejaring sosial media, hal ini sepertinya sudah menjadi semacam sasaran dan metode pemasaran menjanjikan.
Faktanya, semakin ke kini promosi dan penjualan kan banyak tuh yang menggunakan sosial media karena memang potensi pasarnya dan peluang untuk menjaring konsumen sangat kondusif dari jumlah user sosmed tersebut. Pelaku usaha dan (calon) konsumen bertemu dan dipertemukan melalu jejaring sosial media, hal ini sepertinya sudah menjadi semacam sasaran dan metode pemasaran menjanjikan.
Jenis startup di Indonesia saat ini, menurut versinya CEO dailysocial.net, bisa dikelompokkan dalam 3 jenis bidang usaha yaitu startup pembuat game, aplikasi edukasi dan startup perdagangan serta informasi (e-commerce). Ketiga jenis startup ini sangat mungkin untuk bisa dimulai bahkan oleh individual dan dengan modal yang tidak besar. Jadi bukan hal yang tidak mungkin jika sebuah startup bisa dimuali dengan modal rajin update status di akun sosial media saja.
Dengan melihat, membaca, memahami apa dan bagaimana tipikal startup versi singkat ala saya di atas, maka salah satu startup lokal yang terdekat yang saya ketahui saat ini adalah sleman-mall.com, yang berorientasi pada perdagangan secara e-commerce untuk produk-produk UKM di Sleman.
Ecomerce ini merupakan hasil kerjasama Bank BNI ’46 bersama Dinas Perindustrian dan dan secara resmi sudah dilaunching pada tanggal 21 Mei 2016 lalu, bersamaan dengan pelaksanaan Pameran Potensi Daerah dan dalam rangka peringatan 1 Abad Hari Jadi Kabupaten Sleman. Sebenarnya saat launching kala itu baru available grand desain si sleman-mall, sedangkan SOP dan mekanisme lainnya belum tersusun, al hasil setelah serangkaian proses (berliku) maka secara de facto operasional sleman-mall bisa dimulai Bulan Desember 2016. Kurun waktu dari mulai launching, sebenarnya sudah ada transaksi tapi masih perlu pembenahan dan sebagai masa inkubasi juga sih. Di kurun waktu tersebut, dilakukan pembenahan sistem on line dan penataan off line nya. Lha iya kan, meski namanya ecomerce atau toko online se canggih apapun kan tetap perlu ada tim untuk menjalankan system secara off line yang solid.
Ruang untuk the Tim behind The sleman-mall.com |
Saat ini, pengoperasionalan sleman-mall dilakukan oleh tim dari IKAPIM, salah satu asosiasi UKM di Sleman. Bagi UKM Sleman yang hendak gabung di sleman-mall ini bisa langsung mendaftar, bila masih belum paham apa-apa mengenai apa dan bagaimana berjualan secara online, akan ada tim pendampingan mulai pembuatan lapak (akun), penggunaan akun dan transaski jual-beli.
Sebagai contoh prototipe yang sudah ada, sleman-mall ini serupa dengan Tokopedia, bukalapak, dan ecomorce lainnya. Berikut ini beberapa gambaran yang terdapat pada sleman-mall sebagai wadah ecomerce UKM di Sleman, antara lain:
- Sleman-mall.com terbuka untuk pelaku UKM di sleman, tidak dikenakan biaya apapun untuk bisa menjadi anggota/seller di Sleman-mall.
- Harga jual barang merupakan hak prerogatif pemilik barang, Disperindag tidak mengambil keuntungan/profit dari hasil penjualan barang-barang yang diperjual-belikan di sleman-mall.
- Ruangan khusus yang dinamakan “rumah kreatif”, dimana fungsinya antara lain untuk proses edukasi bagi pelaku UKM yang perlu pendampingan bagaimana berjualan di sleman-mall, termasuk cara memotret, mendisplay dan mengisi atribut lainnya pada akun yang di milikinya pada sleman-mall.
- Sarana prasarana kerja seperti laptop, meja-kursi dan kamera DSLR (beserta aksesorisnya) serta jaringan internet yang kuat.
- Tentu saja ada (semacam) tata tertib yang disepakati bersama antara pihak Dinas, pengelola dan seller (UKM) demi menjaga kredibilitas sleman-mall karena keberlangsungan sleman-mall ini tetap menjadi tanggung jawab Dinas selaku instansi resmi yang bekerjasama dengan BNI ’46.
Agar semakin banyak UKM di Sleman yang bisa memanfaatkan fasilitas berjualan online secara gratis di sleman-mall.com, pada tanggal 27-28 Desember lalu juga diadakan semacam sounding keberadaan sleman-mall ini melalui forum komunikasi dengan UKM dan masyarakat umum.
Intinya, peran aktif UKM untuk memajukan sleman-mall menjadi startup bisnis ecomerce bagi UKM ini sangat diperlukan.
(Inside) Rumah Kreatif Sleman-mall.com |
“ Lantas benefit atau keuntungan apa yang diperoleh oleh Disperidag dengan adanya Sleman-mall ini ?”, salah satu pertanyaan yang sempat saya terima langsung dari salah satu Dosen UGM yang sedang mempelajari mekanisme di sleman-mall. Konon, katanya UGM dengan bantuan/fasilitasi dari pihak Bank ’46 juga akan membuat ecomerce serupa sleman-mall dengan segmentasi produk-produk (barang dan jasa) yang dihasilkan dari kalangan UGM sendiri.
Kalau benefit secara materi, memang Dinas tidak mengambil keuntungan apa-apa. Yang menjadi tujuan keberadaan sleman-mall adalah out come (jangka panjang) yaitu produk UKM Sleman minimal menjadi tuan rumah di rumah sendiri dan mampu berkompterisi di era free trade. Lebih jauh lagi, tentu saja diharapkan akan ada pelaku UKM yang memiliki daya jual hingga internasional dong.
Bagi yang sudah punya produk (barang konsumsi dan non konsumsi) dan tertarik untuk menjadi bagian sleman-mall, silahkan menghubungi kontak person yang sudah terpajang di web sleman-mall atau bisa datang langsung ke Disperindag deh.