Untuk menghasilkan gambar yang bagus tentu ada cara dan tekniknya, tidak sekedar asal coret-coret ataupun sekedar polas-poles warna. Ada beragam cara mewarnai dengan menggunakan spidol, pastel dan pensil warna.
Buku Aku Juara Mewarnai yang mengenalkan 27 Teknik Mewarnai Paling Asyik adalah salah satu buku yang bisa digunakan untuk belajar plus praktek langsung bagaimana tata cara mewarnai yang baik, seimbang dan bisa merepresentasikan imajinasi kita menjadi gambar/lukisan yang memiliki nilai seni, at least bisa dinikmati bagi orang yang awam soal seni-menyeni semacam saya.
Sebagai postingan edisi saling mengenal sahabat blogger, setelah edisi mengenal Violetya, inilah Bismillahirrahmaanirrahiim sekilas info tentang buku yang mengupas tentang teknik mewarnai:
Judul buku : Aku Juara Mewarnai
Penulis: Liya Swandari
Penerbit: Idea world Kidz
Tebal Buku: 36 Halaman
No ISBN: 978-602-297-010-1
Menilik dari jumlah halamannya, terbilang tipis tapi isinya sangat menthes untuk bahan ajar mewarnai bagi anak-anak. Juga bagi saya yang notabene jari jemari saya maih kaku dalam menggoreskan warna-warni untuk menggambar. Buku yang tahun 2015 menghiasi deretan buku-buku yang dijual oleh TB Gramedia dan sudah sold out ini bisa menjadi pembuka wawasan untuk belajar (lagi) mewarnai.
Aku juara mewarnai diawali dengan pengenalan alat-alat gambar yang sudah umum kita kenalkan pada anak-anak saat belajar mewarnai seperti spidol, pensil warna, kuas, rautan pensil &pastel, buku gambar. Beberapa alat gambar yang masih awam bagi saya antara lain:
- Pensil EE untuk mempertebal garis terluar pada gambar setelah selesai mewarnai dengan pastel.
- Tisu/kain untuk membersihkan ujung pstel agar warnanya tetap bersih
- Kerok/paku untuk membuat motif (bukan untuk memaku lho?)
- Pilok clear yang digunakan pada tahap akhir pewarnaan yang berfungsi untuk melapisi gambar agar warna pastel lebih menyala.
- PASTEL bukan krayon. Kerap terjadi kerancuan antara pastel dan krayon yang dianggap sama, padahal keduanya sangat berbeda. Krayon berbahan dasar lilin, sedangkan pastel berbahan dasar minyak dicampur lilin. Perbedaan lainnya adalah tekstur krayon keras, warnanya terang tapi warnanya tidak begitu tajam ketika digoreskan pada kertas. Sedangkan pastel sifatnya mudah melekat pada kertas atau media lainnya. Gimana bu-ibuk, ada pencerahan kan mengenai krayon dan pastel, dua alat mewarnai yang serupa tapi tak sama.
Setelah pengenalan alat-alat mewarnai adalah penjelasan tentang teori warna senada dan kontras yang dilanjutkan dengan menu utama yaitu belajar dan praktek mewarna dengan berbagai alat-alat mewarnai.
Berbagai cara dan teknik mewarnai dengan beragam alat dipaparkan dalam bentuk ilustrasi (gambar) diawali dengan sketsa obyek yang secara bertahap diberi warna sesuai yang diinginkan. Langkah demi langkah mewarnai ini diberikan dalam versi gambar dengan penjelasan yang cukup jelas dan bisa langsung dipraktekkan karena disediakan gambar kosongan untuk dipakai uji coba buat sang buah hati.
Overall, buku ini (sepertinya) memang diperuntukkan sebagai hand book bagi para orang tua untuk mendampingi putra-putrinya dalam belajar mewarnai dengan cara yang mudah diikuti dan menyenangkan.
Melalui buku ini, juga ada pesan tak tertulis yang (sepertinya) ingin disampaikan oleh sang penulis, bahwa kegiatan mewarnai dan atau menggambar/melukis sebenarnya hal yang sangat menarik dan semestinya setiap orang bisa. Tapi tak sedikit anak-anak yang akhirnya menjaga jarak/tidak tertarik untuk mewarnai karena orang tuanya “merasa” tidak bisa menggambar/mewarnai.
Pengen mengenal lebih dekat dengan sang penulis buku ini? Bisa diubek-ubek blognya http://www.senyumbahagia.com/ yang berisikan beragam tema tulisan, mulai tentang gambar-menggambar, agama, parenting, kehamilan, dan banyak bangetttt lainnya.
Nah, bila penasaran dengan isi bukunya secara lebih lengkap atau tertarik untuk mendapatkan buku ini? Mongo kontak langsung dengan penulisnya melalui: Twitter : @liyaswandari atau via WA : 081391396737.