1000 hari pertama kehidupan atau Golden age merupakan periode emas tumbuh kembang anak. 1000 hari terhitung sejak pertama kali terjadi pembuahan sel telur oleh sperma, sehingga 1000 HPK ini terhitung selama masa kehamilan (270 hari) sampai dengan 2 tahun pertama kehidupan anak (730 hari setelah anak dilahirkan).
Untuk mencetak generasi yang sehat, cerdas, dan tangguh secara paripurna, maka Bismillahirrahmaanirrahiim salah satu langkah awal yang penting untuk dilakukan adalah pemenuhan nutrisi anak sejak dini, yakni sejak masa persiapan kehamilan agar bisa memenuhi nutrisi pada bayinya sejak pembentukan sel telur dan sperma. Artinya, calon orang tua (suami dan istri) seharusnya awake and aware dalam mempersiapkan keturunan yang sehat jasmani dan ruhani mengingat di 1000 HPK merupakan window of opportunity bagi anak dimana fase adalah terjadinya perkembangan organ-organ vital yang sangat penting untuk kelangsungan kehidupan selanjutnya.
Seribu hari pertama kehidupan telah disepakati oleh para ahli di seluruh dunia sebagai saat yang terpenting dalam hidup seseorang. Dan makanan selama kehamilan dapat mempengaruhi fungsi memori, konsentrasi, pengambilan keputusan, intelektual, mood, dan emosi seorang anak di kemudian hari.
Poin utama yang penting tersebut merupakan intisari dalam acara talkshow kesehatan yang mengambil tema “ Menyediakan Gizi Terbaik dalam 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) “ yang diselenggarakan oleh Sarihusada pada tanggal 10 Februari 2018 lalu di Mezzanine Café. Acara yang super meriah dan sarat akan “nutrisi” pengetahuan bagi para orang tua ini dikemas dengan sangat menarik dengan dipandu oleh MC Mbak Artika Sari yang dibagi dalam 2 segmen yaitu talkshow dan cooking demo yang sangat atraktif.
Untuk sesi talkshow, dihadirkan dua orang narasumber yang pakar dibidang gizi dan kehamilan yaitu:
- Dokter spesialis anak Dr. Endy Paryanto Prawirohartono, MPH, Sp.AK (Depertemen Ilmu Kesehatan anak, Fakultas Kedokteran Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan RSUP dr. Sardjito Yogyakarta)
- Bidan Nunik Endang, SH, M.Sc ( Ketua PD IBI Yogyakarta)
Dalam sesi pemaparan materi dari dua narasumber tersebut menjelaskan tentang Kehamilan sehat, tumbuh kembang anak yang optimal dan nutrisi untuk anak dengan gizi yang seimbang. Dokter Endy menekankan pentingnya nutrisi yang baik untuk 1000 HPK yaitu nutrisi yang sesuai jumlah, kualitas sesuai masanya dan jumlah kebutuhannya. Oleh sebab itu pola makan ibu ketika hamil akan memberikan pengaruh yang significant terhadap pola makan anak karena sejak di dalam rahim, janin sudah mulai “belajar” merasakan apa saja makanan yang dimakan oleh ibunya.
Dalam hal ini, sangat penting untuk diperhatikan bahwa zat paling penting dipenuhi di awal kehamilan antara lain adalah asam folat yang dibutuhkan untuk pembentukan organ vital. Asam folat diperlukan di awal kehamilan, jika kurang akan menimbulkan kelainan bawaan. misal bayi tidak punya otak (unencephali). Ini artinya, jika sedang hamil kudu siap untuk melawan gejala ngidam yang kerap kali membuat ibu jadi ilfil dengan berbagai jenis makanan alias hanya mau makan dengan menu/makanan yang itu-itu saja (monoton) yang bisa menyebabkan mal nutrisi kan bagi janin yang sedang dikandungnya?
Menurut Ibu bidan Nunik Endang, kasus kehamilan di luar nikah bisa menyebabkan seorang ibu tidak siap akan nutrisi di awal kehamilan untuk perkembangan janin dalam perutnya karena seringkali kehamilan tersebut tidak dipersiapkan dan baru ketahuan setelah beberapa minggu usia kehamilan. Kondisi demikian tentu menyebabkan asupan asam folat terlambat dikonsumsi. Padahal di trimester pertama inilah, asam folat sangat penting dikonsumsi oleh ibu hamil agar ogan vital janin bisa terbentuk dengan sempurna. Konsumsi makanan yang mengandung zat besi juga harus diperhatikan agar kadar HB bumil bisa terjaga rendah karena mempengaruhi kesehatan janin yang sedang dikandungnya.
Selama masa kehamilan, disarankan bumil disarankan konsultasi dan menemui tenaga kesehatan minimal 4 kali yaitu pada kehamilan usia 0-3 bulan, 3 s/d 6 bulan dan dua kali pada usia kehamilan 6 s/d 9 bulan. Artinya, kalau kontrol dan konsultasi ke dokter atau bidan lebih dari 4 kali tentu akan lebih baik lebih, misalnya 1 bulan sekali atau lebih jika diperlukan (conditional). Sangat disarankan sebaiknya sesi kontrol dan konsultasi ke dokter/bidan ini tidak pindah-pindah untuk mempermudah pemantauan kehamilan dan proses tumbuh kembang janin dalam kandungan.
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa ukuran lengan ibu berbanding lurus dengan berat badan bayi yang akan dilahirkan. Bayi dengan kondisi normal akan lahir dengan berat badan di atas 2,5 kilogram sehingga semestinya ukuran lengan ibu tidak boleh kurang dari 23,5 cm. Kalau ukuran lengan ibu lebih kecil dari 23,5 cm bisa menjadi indikator kalau BB bayi yang akan dilahirkan kurang 2,5 kilogram, yang artinya akan diperlukan tindakan khusus begitu sang bayi lahir.
Saat bayi baru saja lahir, adalah moment yang tepat untuk dilakukan IMD atau Inisiasi Menyusu Dini oleh sang ibu. Bayi yang baru lahir akan memiliki insting untuk merangkak dan spontan mencari puting ibu. Saat IMD ini merupakan awal terbentuknya ikatan batin (bounding) antara ibu dan anak. Dengan IMD juga mendapatkan nutrisi yang terbaik Air Susu Ibu (ASI), dimana hal ini pun bisa membantu mempercepat proses pendarahan ibu pasca melahirkan.
Perbedaan mendasar antara melahirkan secara normal dan secara caesar bagi bayi adalah adanya probiotik (antibiotik alami ) yang terdapat di jalan lahir bayi. Bayi yang dilahirkan secara normal, akan menelan probiotik atau bakteri baik ketika melewati jalan lahir yang berfungsi sebagai antibodi untuk kesehatan pencernaannya. Sedangkan bayi yang dilahirkan secara operasi caesar mulutnya akan steril, artinya si bai tersebut tidak mendapatkan probiotik alami dari jalan lahir bayi. Menurut data, 80 persen persalinan di Indonesia terjadi secara normal. 20% nya karena berbagai alasan medis yang mengahruskan proses persalinan dilakukan secara caesar. Kecuali munculnya semacam trend memilih persalinan caesar karena ingin melahirkan di hari atau tanggal tertentu.
Untuk bayi usia 0-6 bulan, makanan terbaik adalah Air Susu Ibu (ASI) dan sangat dianjurkan memberikan ASI secara eksklusif selama 6 bulan pertama tanpa tambahan makanan yang lain. Sangat tidak disarankan memberikan makanan tambahan (makanan selain ASI) saat usia bayi masih dibawah 6 bulan karena kemampuan menelan belum sempurna yang bisa berakibat makanan malah masuk ke saluran pernafasan atau bayi mengalami tersedak.
Ketika bayi memasuki usia 6 bulan, saatnya memberikan Makanan Pendamping ASI (MPASI) dengan memperhatikan anak harus benar-benar telah siap dan kuat untuk di beri makanan pendamping, antara lain kepala sudah tegak, tangan sudah meraih-raih makanan. Yang tak kalah untuk diketahui, dipahami dan dipedomani kenapa MPASI baru boleh diberikan pada usia 6 bulan adalah karena di usia tersebut organ pencernaan sudah siap.
Nah ketika bayi menginjak usia 1 tahun keatas sudah bisa diberikan menu makanan sehat yang beraneka ragam seperti yang dimakan oleh orang tuanya. Dan sebaiknya di usia ini anak dibiasakan untuk makan teratur dengan menu bervariasi yang cukup mengandung nutrisi seperti protein, karbohidrat dan lemak. Perlu diperhatikan juga jangan sampai anak mengalami BB yang berlebihan hingga obesitas karena bisa beresiko terkena penyakit jantung, kolesterol, diabetes lebih tinggi dan penyakit serius lainnya dalam jangka panjang kehidupannya.
Peran Penting Menyediakan Gizi Terbaik dalam 1000 Hari Pertama Kehidupan tentu saja tidak semata-mata merupakan tugas dan tanggungjawab ibu, tapi peran ayah juga sangat penting dalam mendukung sang istri agar kehamilannya sehat dan proses persalinan berjalan lancar serta tumbuh kembang anak bisa optimal.
Terlebih lagi bilamana anak terlahir dengan PJB (penyakit jantung bawaan), asupan gizi yang mencukupi ini sangat berperan penting sekali, seperti ulasan yang ditulis oleh Mbak Vivian Wahab di SINI.
Oleh sebab itu, perlu digarisbawahi bahwa (idealnya) tak hanya tanggung jawab ibu tapi kedua orang tua memegang sangat peran penting untuk terjadinya kehamilan yang sehat, aman dan lancar bagi ibu dan janin. Dukungan suami agar istri yang sedang hamil tetap terjaga moodnya, tidak mengalami stres, tidak kecapekan sendiri dan membiasakan dengan pola hidup sehat dan pola makan dengan gizi yang seimbang: tidak telat sarapan, minum air putih yang cukup, konsumsi aneka ragam makanan pokok, ragam buah dan sayuran, mengonsumsi lauk yang mengandung protein tinggi dan tentu saja aktif gerak (lebih direkomendasikan ikut senam bumil).
Peran ayah tak hanya dibutuhkan ketika masa kehamilan dan proses persalinan, tapi juga dibutuhkan untuk bisa mengkondisikan agar anak memiliki kebiasaan pola makan yang sehat yakni secara mengelola sikap dan menggali kreatifitas untuk memenuhi gizi seimbang, suami bersama istri perlu bahu membahu, saling melengkapi dan saling menguatkan untuk membuat anak memiliki pola makan teratur dengan menu yang bervariasi. Intinya, untuk memenuhi gizi seimbang tidak mutlak sebagai tanggung jawab ibu. Perlu adanya keterlibatan Ayah secara proporsional dan disesuaikan dengan kondisi masing-masing.
Setelah paparan materi yang dilengkapi dengan sesi tanya jawab, dilanjutkan dengan segmen kedua yaitu cooking demo alias peragaan memasak untuk membuat sajian makanan bergizi yang di sukai oleh anak-anak.
Dalam sesi demo memasak ini ada dua perform yaitu demo masak. Cooking demo yang pertama dilakukan oleh Ibu Ana, pemenang cooking competition yang diadakan oleh Nutrisi Untuk bangsa. Ibu Anna mempraktekkan cara membuat cupcake pudding vanila sebagai menu sehat yang menggunakan bahan - bahan : roti tawar, susu SGM usia 3-5 tahun rasa coklat, kismis, mentega, dan lain sebagainya termasuk kelapa muda untuk memperkaya rasa. Kata Bu Anna, kalau tidak ada kelapa muda bisa divariasikan dengan bahan lain yang sesuai selera.
Demo cooking kedua yang tak kalah hebohnya adalah Chef Rissa Navratilova yang sharing tentang resep dan cara membuat makanan sehat yang berbahan utama daun Kelor, daun Katuk, wortel, dll. Chef Rissa meyakinkan bahwa tidak ada orang yang tidak bisa masak, semua orang bisa memasak asalkan ada kemauan. Terlebih jika kita menyadari betapa manfaat masakan rumahan itu sebenarnya sangat recommended karena kita sendiri bisa memilih, memilah dan menyajikan mulai dari bahan baku hingga ready to eat agar: bersih, meminimalkan kandungan bahan yang merugikan ( pengawet, pemanis buatan, pewarna sintetis, dll) dan pastinya keseimbangan kandungan gizinya.
Salah satu resep masakan yang diperagakan oleh Chef Rissa adalah Pesto Kelor, yang menggunakan bahan utama daun kelor. Yoiiii, daun kelor yang biasanya digunakan untuk membuat sayur bening dan kaya manfaat kesehatan antara lain 25 kali dari zat besi dari bayam, 7 kali vit C dari jeruk, 3 kali potasium dari pisang, 4 kali kalsium dari susu, 4 kali vit A dari wortel, dan lain-lain, konon 300an penyakit bisa dibikin tak berdaya oleh si daun kelor (konono katanya juga bisa meunturkan “ilmu” yang sifatnya non science). Dari kandungannya saja sudah tajir manfaat, apalagi kalau diolah jadi masakan ya? Dijamin kece badai hasilnya, saya saja dibikin penasaran dan saya kepo’in IGnya. Taraaaa…inilah copasan resep pesto kelor ala Chef Rissa Navratilova (sssttt, saya ngambil dari IGnya Chef Rissa):
- 20 gr daun kelor (bisa dicampur daun katuk)
- 15 gr bawang putih
- 15 gr parmesan
- 15 gr kacang almond (Bisa diganti kacang yang lain)
- 30 gr minyak zaitun (Perasan pertama yess...karena "lemak baik" dibutuhkan tubuh untuk mengedarkan oksigen ke seluruh tubuh dan untuk melarutkan beberapa vitamin tertentu)
- 20 gr minyak kelapa (Cold press akan lebih baik dan sangat banyak manfaat untuk tubuh)
Adapun untuk Seasoningnya adalah 2 sdt Garam laut (u/ garam disesuikan selera ya..selain itu tingkat asin setiap garam berbeda), 0.5 sdt Lada hitam dan 0.5 sdt gula
Semua dihaluskan jadi 1, rasa bumbu sendiri harus cukup asin sebelum dicampur dengan karbohidrat (pasta, roti, kentang) dan bahan pendamping sesuai selera (jamur, tomat, dll), kemudian tuang bumbu pesto kelor sesuai kebutuhan, aduk rata menu pesto kelor yang yummy siap dihidangkan.
Overall, acara talkshow yang padat gizi sungguh membuat saya terkesima dan merupakan wawasan baru sangat mencerahkan. Terlebih karena saya memang belum memiliki pengalaman langsung terkait kehamilan, persalinan dan proses merawat bayi.
Point penting lainnya yang termemori dengan baik bagi saya adalah diluar urusan yang sifatnya fitrah (hamil, melahirkan dan menyusui), tak ada pemisahan tugas dan peran yang mutlak antara Ayah dan Ibu untuk menerapkan pola makan dengan gizi yang seimbang bagi sang buah hati. Gimana cocok kan? Dan, hayooo ngaku siapa yang gak pengen diundang lagi kalau ada acara kece badai semacam talkshow