Bukti Terima Kiriman [POS] menjadi dokumen yang wajib disimpan hingga barang yang kita kirim sampai ke tempat tujuan. Kebiasaan yang saya ugemi, untuk jaga-jaga bila sesuatu terjadi dengan barang yang saya kirim, kan saya punya bukti otentik yang sah dan tak perlu debatable kan ya...
Bismillahirrahmaanirrahiim, Ketika saya just landed [senin pagi] di Banyuwangi dan seperti biasa njujug kantor untuk ambil motor kesayangan. Waktu melintasi front office desk, mbedundug tampaklah paket nyasar tertuju atas Nama Ririe Khayan. Pas mbaca pada Bukti Terima Kiriman, langsung deh ingat jika sekira dua bulan lalu, Jeng Una Untje kan nge-es-em-es minta alamat katanya dia lagi menghadiri event promo punya’e Charm.
Kemudian dapat kesempatan memilih teman/sahabat/tercinta untuk dikirimi paket free product charm. Feel so special plus GeEr kuadrat saya jadi salah satu orang yang dipilih Una untuk di rekomendasikan nerima free sample tersebut, so awe some having a friend like her #semoga rambutnya gak tambah kriwul. Bismillahirrahmaanirrahiim sekaligus jadi mengingatkan saya tentang a little eror yang saya alami sewaktu pengiriman buku Mozaik Kinanthi Goes To Una jugak..
Al kisahnya, setelah hampir sebulan saya ngirim paket pada daftar penerima Mozaik Kinanthi [sebagian saya serahkan langsung by nitip pada Nona Niar Ningrum] dan especially kiriman ke Una dan Mas Stumon mengalami ketidakjelasan hubungan status pengiriman. Sepertinya something going wrong, wong saya ngirimnya pakai kilat khusus tercatat tapi sampai hampir sebulan belum sampai di alamat tujuan?
Kalau yang ke Kalimantan, bisa deh masuk toleransi kan jauh tuh plus di rimba belantara, mungkin saja susyah tho nganterinnya? Apalagi jika hujan terus menerus, kemudian becek gak ada tukang ojek lagi? #ngaco! [untuk kiirman ke Mas Stumon akhirnya clear, ternyata memang terjadi kebingungan alamat sajah]. Lha kalau destinasi Jakarta, selambat-lambatnya masak iya sampai sebulan gak sampai ke alamat penerimanya? Nyobak Check ri-Check di Web Kantor Pos, statusnya meragukan: masih dalam proses pengiriman!
Demi memperjelas keberadaan terkirim, saya pun bersilaturahim ke Kantor Pos. Singkat cerita, antrian menunggu saya skip dan langsung pada adegan ketemu Customer Service. Ternyata sang CS pun gak paham dengan permasalahan keterlambatan pengiriman paket sehingga perlu memanggil sang supervisornya.
“Embaknya kirim paketnya dari Kantor Pos sini ya?” tanya si Bapak Supervisor [ini asumsi saya jika Bapak yang menemui saya adalah supervisor #azaz sok tau MODE ON].“Iya Pak, padahal sudah sebulan kok belum nyampek jugak ya?”Gak lebih dari lima menit klak-klik mouse PC di Meja CS, kemudian si Bapak menuju ke dalam dan muncul membawa amplop coklat yang kondisinya robek plus selembar kertas berisi berita acara yang menyatakan bahwa paket buku atas nama dan alamat di amplop tersebut telah hilang di Bandara. Ngik ngokkk......“Kami mohon maaf Mbak, dan sebagai konsekuensi-nya, seperti yang tertera Pada Ketentuan dan Syarat-Syarat Pengiriman, maka pihak Kantor Pos akan memberikan ganti rugi sesuai nilai pertanggungan yang tertera pada Bukti Terima Kiriman [POS]”.
Selama ini setiap kali mengirimkan surat/dokumen/barang saya memang membiasakan menyimpan Bukti pengiriman dengan simply reason: bukti duang kalau sudah ngirim beneran! Jadi suerrrr, saya gak begitu merhatiin detail rincian yang tertera dalam selembar kertas yang dinamai tanda bukti pengiriman tersebut.
Tiap kirim paling ditanyain isinya apa? Sekilas pernah mbaca nilai nominal jaminan, tapi gak paham juga acuannya apa dalam penetapan batas nominal tersebut. Dan baru ketika saya komplain tersebut, jadi tertarik membaca detail mengenai Ketentuan dan Syarat-Syarat Pengiriman, yang memang pada poin nomer 5.g disitu menyatakan tentang ketentuan claim jika terjadi ke-eror-an pengiriman “ Pengaduan yang diajukan setelah melewati waktu 30 hari, [untuk paket, surat kilat khusus dan surat tercatat dalam negeri], 4 bulan [untuk EMS] dan 6 bulan [untuk paket dan surat tercatat luar negeri] sejak tanggal pengeposan”.
Alhamdulillah, prosedur dan proses claim-nya juga gak njlimet. Cukup menyerahkan Bukti Terima Kiriman [POS] dan foto copy ID card. Dalam hitungan sejam bisa cair, tentu saja jika di kantor Pos lagi lengang deh. Dan sebagai sharing pengalaman, saat saya claim memang gak bisa sehari kelar karena keisengan saya yang dhemen menggunakan Nama Pena Ririe Khayan dalam proses surat menyurat non formal.
Pihak Kantor Pos meminta saya menyerahkan surat keterangan jika nama pengirim paket tersebut adalah memang sesuai dengan nama di ID card saya. Alhamdulillah lagi, saya gak perlu sampai mudik untuk mendapatkan surat keterangan tersebut [mengingat alamat ID card saya di Lamongan]. Dengan surat keterangan dari tempat kerja sudah memenuhi hukum keabsahan jika nama Ririe Khayan dan nama RIBUT merupakan orang yang sama alias gak beda serta juga bukan sodara kembar. Oia satu lagi, proses claim tersebut bisa clear dalam waktu sesingkat-singkatnya jika kita datang ke kantor pos saat Pimpinan Kantor Pos ada di tempat!