“ Daebak sekali ini Bund, beli apa saja bisa lewati TUKONI. Ini sih cara baru belanja kebutuhan sehari-hari yang milenial bangettt “, komentar Ifa, anak mbarep yang hobi kuliner.
Apa yang disebutkan Ifa tersebut memang benar, Tukoni yang didesain sebagai single store kebutuhan sehari-hari mulai bahan baku mentah, bahan baku olahan, produk siap makan, buah segar, sayur segar dan beragam kuliner hits Jogja bisa dengan mudah diakses melalui media platform social media Instagram dan Whatsapp sebagai media pemasaran.
Yess, Bismillahirrahmaanirrahiim Tukoni dengan jitu menggunakan konsep pemasaran yang kekinian alias cara milenial. Belanja logistik dapur cukup klak-klik dari HP, lihat-lihat katalog yang ada di IG, Website atau aplikasi WA, pilih produk, klik beli, udah deh barang diantar sampai di rumah. Di platform juga tersedia detail harga dan kuantitas produk per package nya.
“ Ini solutif buat emak milenial jadi emak sejati ya Bun…”“ Emak milenial jadi emak sejati….?” saya dibuat roaming oleh istilah yang dijlentrehkan anak gadis milenial ini.“ Seloww Bundaaa, emak sejati itu meski sibuk kerja di luar rumah tapi tetap punya ide kreatif untuk menghidangkan menu makanan favorit di rumah. Iya kaaaannn? “.
Antara gemes dan pengen ketawa, saya membenarkan pernyataan anak sulung kami. Apalagi di masa pandemi ini, di kantor saling curhat sesama emak-emak kalau hampir tiap hari dilanda galau untuk urusan menyiapkan menu makanan. Rasanya monoton, menu masak berulang-ulang antara tahu, tempe, telur, oseng-oseng, tumis, sop, ya menu-menu itu-itu lagi.Bisa dikatakan dengan adanya Tukoni memberikan alternatif baru bagi emak-emak semacam saya untuk mengatasi urusan dapur dan logistik rumah tangga.
Makanya senang banget pas tahu Tukoni di Instagram yang concern menyediakan kebutuhan pangan yang halal, higienis dengan harga yang cukup bersahabat. Item produk yang tersedia di Tukoni bisa diibaratkan seperti bait-bait lagu anak-anak yang dulu hits dibawakan oleh Enno Lerian Semua Ada di sini (Tukoni). Mau beli gudeg yang khas Yogya, camilan favorit keraton jadah tempe Mbah Carik, Mie Ayam Tumini, Mangut Lele Mbah Marto, Sate Klatak, Ayam Bakar Nyat-Nyat, Bakso tusuk Bu Sainah, tahu walik, Lumpia Samijaya, manuk londo dan berbagai menu hits Jogja lainnya tersedia di Tukoni ini.
Saya juga menemukan fakta menarik lainnya, bahwa latar belakang berdirinya yang berawal dari keperdulian terhadap pelaku UMKM kuliner di Yogyakarta yang terkena dampak pandemi covid-19. Situasi sulit akibat pandemi covid-19 yang menghempaskan pelaku UMKM kuliner di Jogya mengalami kondisi mati suri karena mengalami kesulitan untuk memasarkan produknya. Ketika gerak dan aktifitas harus dilakukan dengan menjaga jarak, saat semua orang harus beradaptasi dengan kebiasaan baru menghadapi pandemi, saat aktifitas wisata dan perkuliahan diliburkan, tak bisa dielakkan sektor kuliner terkena dampak yang sangat serius.
12 Mei 2020, Pak Revo Suladasha bersama Pak Eri Kuncoro membulatkan tekad untuk membantu pelaku usaha makanan dan minuman di Yogya memasarkan produknya dalam bentuk frozen. Berbekal pengalaman di bidang food and beverage, swadaya dengan modal sekecil mungkin, mereka menggandeng 10 mitra UMKM kuliner.
Secara intensif mereka melakukan pemasaran dari jaringan pertemenan di social media, dan semakin lama lingkaran yang mengenal keberadaan Tukoni pun semakin luas. Secara significant order pun mengalami kenaikan, bahkan sempat membuat mitra seperti Mie ayam tumini, mangut lele, sate samirono mengalami keteteran untuk menyiapkan pesenan.
Melihat perkembangan tersebut, Pak Revo mulai menerapkan strategi baru yaitu produk-produk yang dipasarkan mereka kemas secara vacum dan dibekukan, dengan sentuhan ide kreatif dipasarkan menggunakan platform social media Instagram.
Periode awal tentu banyak hal dihadapi oleh Pak Revo, antara lain bagaimana meyakinkan UMKM dan masyarakat agar mereka mau beli produk. Juga bagaimana memberikan edukasi edukasi vendor mengirimkan profil dan sample untuk dilakukan test QC, kemudian mengumpulkan produk ke storage, untuk kemudian dikirimkan ke pembeli sesuai pesanan.
Hal itu memberikan semangat baru bagi para mitra karena sistem beli di berbagai mitra dengan biaya kirim cukup 1x untuk semua item yang di pesan sehingga bisa lebih hemat dan terbukti dapat menghadirkan pelanggan baru tak hanya dalam kota tapi dari berbagai kota di Indonesia. Layanan kirim kuar kota meliputi sudah terbuka mulai Jakarta, Depok, Tangerang, Bekasi, Bandung, Solo, Semarang dan Bali yang dikirim melalui Paxel dan Jasa kirim sehari sampai sejenis.
Perkembangan Tukoni saat ini merupakan representatif bahwa satu langkah kecil dari sebuah niat baik mampu membawa kita menuju sesuatu yang di luar imajinasi.
Setelah 8 bulan, Tukoni kini sudah berkembang pesat, dengan capaian omzet di atas 1 milyar dan total pesanan setiap bulan diatas 1000 item. Serta sudah lebih dari 125 mitra yang diajak kerjasama dengan kisaran produk kuliner hingga 220. Tak hanya pelaku UMKM Kuliner makanan dan penganan dari Yogyakarta, tapi juga sudah mulai bermitra dengan UMKM dari dari Solo, Magelang, dan Madiun.
Menurut Pak Revo, kunci sukses membangun Yuk Tukoni adalah Konsisten, terus bergerak dan inovasi tiada henti. Apalagi untuk jangka panjang menyambut revolusi industri 4.0, Pak Revo yakin dengan cara pemasaran Tukoni akan menjadi salah satu cara pemasaran yang efektif untuk membantu pelaku UMKM kuliner di Yogkarta khususnya, dan Indonesia pada umunya, sehingga mereka bisa bertahan dan bersaing di pemasaran secara online.