Kidung Kinanthi

Life is flowing in its story leaving history

  • Home
  • About
  • Sitemaps
  • Article
    • Opini
    • Story of Me
      • My Diary
      • My Poem
      • True Story
      • Love Story
    • Contact
    • Disclosure
  • UMKN Visit
  • News
Bismillahirrahmaanirrahiim,
Makan adalah kebutuhan pokok bagi manusia.  Tentunya makanan itu berfungsi sebagai sumber energi bagi manusia.  Dengan mengonsumsi makanan maka akanlebih kuat dalam melaksanakan aktifitas .  Namun sayangnya di beberapa belahan bumi masih ada manusia bahkan anak anak yang kelaparan dan kekurangan makanan.  

Bahkan jangan jauh-jauh sampai ke negeri orang  di Indonesia sendiri yang kebanyakan orang menyebut negara ini sebagai lumbung padi masih saja ada yang kekurangan beras,  kelaparan dan mengalami gizi buruk.  Sehingga membuat beberapa orang di dunia menjadi simpati dan mengadakan sedekah online melalui unicef.  

Program program yang ditenggarai oleh unicef ini memang menyasar ke anak-anak,  khususnya anak-anak yang mengalami gizi buruk.  Melalui sedekah yang terkumpul dari beberapa orang akan membantu anak-anak untuk mendapatkan beberapa hal,  di antaranya :

1. Makanan pokok
Gizi buruk disebabkan oleh kurangnya asupan makanan pokok sehingga menyebabkan kelaparan dan kurangbya gizi yang diserap oleh tubuh.  Maka pemenuhan makanan pokok untuk anak anak yang menderita gizi buruk itu sangat penting. Makanan pokok setiap daerah memang berbeda beda.  Ada yang mengonsumsi nasi,  roti,  gandum,  hibgga ubi ubian dan lain sebagainya.  Untuk indonesia sendiri makanan pokok yang dikonsumsi adalah nasi.  Biasnaya daerah yang banyak mengalami gizi buruk adalah daerah terbelakang indonesia.

2. Makanan kaya akan nutrisi
Selain membutuhkan makanan pokok,  untuk memperbaiki gizi anak anak yang kelaparan itu dengan diberikan makanan yang kaya akan nutrisi dan gizi yang lengkap.  Baik dari buah buahan,  sayuran,  sereal bergizi dan juga susu yang sangat baik untuk memperbaiki gizi. 

3. Air bersih
Faktor lingkungan juga bisa mempengaruhi bagaimana kesehatan anak anak.  Gizi yang buruk bisa juga disebabkan oleh air dan lingkungan yang kotor.  Maka dengan memperoleh air bersih melalui dana dari  sedekah online maka anak anak yang gizi buruk dapat me jadi lebih sehat. 

Itulah beberapa hal yang akan diperoleh oleh anak anak yang kelaparan dan gizi buruk dari donasi yang disumbangkan melalui sedekah online.


====
*Note: Sekilas info dari owner postingan yang ngasih special ToC konten tidak boleh ada editing pada draft yang telah diberikan.
0
Share

Kepercayaan menjadi salah satu kunci penting dalam setiap jenis hubungan, baik hubungan antara sesama masanusia, dengan alam dan lainnya. Apalagi hubungan pernikahan, dimana dua orang yang serba berbedab erkomitmen untuk menjalani hidup secara bersama-sama dan untuk mampu langgeng maka masing-masing pasangan tidak bisa menganggap kalau saling percaya hanya sebatas pemanis hubungan.

Saling percaya, siap menjaga kepercayaan dan memperbaharui setiap elemen pendukung “konstruksi” kepercayaan, tak perlu ada drama dan dusta dalam sebuah pernikahan.

Kepercayaan pun harus bertumbuh dan berkembang agar harmoni hubungan melahirkan spektrum bahagia. Happinnes is created not gift. Salah satunya ya dengan saling percaya itu.

Setuju atau tidak, kepercayaan juga merupakan salah pilar yang harus dibangun dalam mekanisme shopping online. Kepercayaan dari konsumen atau pelanggan menjadi Bismillahirrahmaanirrahiim start point penting yang membuat seseorang serta merta dan sukarela menjadi PELANGGAN yang setia dan hal ini merupakan kunci utama yang bisa mendongkrak penjualan dan memback up posisi sebuah toko online berada pada grafik perkembangannya di posisi maksimal serta stabil dalam jangka waktu yang lama.

Kenapa tulisan ini malah membelok ke belanja online ya? Sebagai pemanasan awal tahun dan mencoba mulai merealisasikan resolusi ngeblog​, curcol sederhana based on my true story. *alaydotkom*. 

Begini ceritanya, b​eberapa waktu lalu, saya sempat mendapat pertanyaan dari pak sekuriti saat barang yang saya beli secara online tiba di kantor. 
“ Mbak Ririe sering beli-beli lewat internet ya, apa harganya beneran
bisa lebih murah? Terus, apa gak kuatir salah pilih atau ketipu-tipu ?” Pertanyaan yang masih kerap saya terima meski era belanja online saat ini sudah cethar tapi memang masih banyak yang galau untuk berbelanja secara Online.

Mendapat pertanyaan seperti itu, serasa waktu serta merta berputar ke edisi 6 tahun lalu. Saya sendiri merupakan salah satu orang yang pernah memiliki sederet kegalauan semacam pertanyaan yang
disampaikan oleh pak sekuriti. Saat baru kenal belanja-belanja secara online. Beberapa pikirian yang bergentayangan yang pernah membuat saya agak-agak ragu-ragu untuk beli-beli online antara lain:
Gimana kalau ternyata harganya lebih mahal? Takut kena tipu saat bertransaksi (uang sudah dibayar tapi barang kunjung datang). Waktu pengiriman yang lama, jika barang cacat atau rusak tidak bisa dikembalikan atau malah barang yang dikirim tidak sesuai dengan gambar yang ditayangkan di laman online shop? Dan bla bla bla lainnya yang bakal bejibun.
Belanja Online Semakin Diminati, Alasan Nomer 4 Paling Menggiurkan
Image: www.ngetren.co.id (Modified by Me)
Iya dong, itu dulu. Wajar saja namanya juga hal baru dan baru kenal. Semakin ke kini, belanja online semakin banyak menawarkan kemudahan, kenyamanan, dan tingkat keamanan yang berlapis dalam setiap transaksi. Setidaknya ada 5 alasan belanja online semakin diminati dan menggiurkan:
  1. Kita tidak perlu bercapek ria menerobos kemacetan di jalan raya [bagi warga perkotaan] karena hanya dengan duduk manis sambil blogging atau menemani anak belajar kita sudah dapat berbelanja dari rumah. Bagi yang berdomisili jauh dari pusat perbelanjaan, maka kehadiran shop online jelas merupakan solusi praktis, efekti dan efisien dari segi waktu, tenaga dan biaya bilamana kita memerlukan barang-barang kebutuhan yang tidak ada di toko-toko tradisional di sekitar kita.
  2. Lebih banyak waktu yang mestinya digunakan untuk hunting barang-barang kebutuhan dialihkanfungsikan dan dioptimalkan untuk gathering sama keluarga tho? Saya pribadi memang tidak sering belanja secara Online, kalau dihitung pakai jari ya sudah lebih dari hitungan sepuluh jari. Kalau kebutuhan harian masih seputar kebutuhan konsumtif habis pakai: sembako kan gak perlu saya lakukan belanja secara online tho?. 
  3. Bisa membanding-bandingkan harga barang sejenis dari berbagai lapak dalam waktu bersamaan, tanpa pakewuh dengan petugas/pemilik lapak.
  4. Harga (akhir) jatuhnya bisa jauh lebih murah karena hampir setiap hari ada saja program diskon, fasilitas free ongkir, promo beli barang A bisa dapetin gratis barang B, pun banyak item yang bisa dapat cashback (kalau jeli menggunakan/memilih aplikasi shop online).
  5. Cara pembayaran yang flexible, tak harus langsung tapi kalau mau kredit pun bisa atau mau pilih bayar di tempat (COD) setelah barang di kirim. Opsi COD ini neh yang paling aman karena barang yang cacat, konsumen tidak perlu repot-repot untuk claim dan sejenisnya, dikembalikan dan gak usah dibayar (dulu).
Sebenarnya masih banyak alasan lain yang bisa di explore kenapa belanja online murah meriah. Yang penting jaminan keamanan barang, mulai awal transaksi hingga barang kita terima, bisa komplain atau minta tukar jika order tidak sesuai dengan spesifikasi yang ditawarkan.

Takut gak aman? Tetap jeli, teliti dan jangan grusa-grusu saat bertransaksi menjadi security system internal sebagai (calon) pembeli. Kan kalau dari pemilik lapak, saat ini rata-rata situs belanja On line sudah melengkapi performance lapak dengan FAQ, media komunikasi yang mudah di akses, cara pembayaran yang variatif, jasa pengiriman yang mampu menjangkau seantero wilayah dunia nyata, profil track record dan status selama masa pengiriman barang.

Bagaimana dengan Anda, alasan atau hal apa yang membuat semakin tertarik untuk belanja online neh?

8
Share
Meteorologi sebagai salah satu bagian dari Ilmu geografi yang spesifik mempelajari mengenai masalah atmosfer (suhu, udara, cuaca, angin) dan berbagai sifat fisika dan kimia atmosfer lainnya. Sedangkan Metrologi  adalah ilmu pengetahuan tentang ukur-mengukur secara luas. Artinya, meteorologi dan metrologi TIDAK SAMA,  secara ringkas aplikasi kedua cabang ilmu tersebut dipakai di dunia yang sangatlah berbeda.

Pada postingan semi curhat tentang manfaat dan tujuan metrologi legal, Bismillahirrahmaanirrahiim ada saya sebutkan bahwa untuk masuk ke ranah jobdesc metrologi saya terlebih dahulu melalui “pintu” diklat selama 5 bulan (800 JPL) di Bandung. Mestinya postingan curcol (behind the scene of my diklat) saya curahkan saat masih melakoni cerita diklat di Bandung kala itu. Tapi ya excusing karena ritme diklat yang full learning dan full day dengan materi yang terdiri dari kombinasi antara lain: pembelajaran di kelas, ada PR, Quis dadakan/terjadwal, Praktikum + ujian praktikum, UTS, UAS, dan TA serta ‘bonus’ 5 hari uji kompetensi pasca diklat (di Bulan Ramadhan). Begitulah, gairah sebelum diklat pengennya bisa lebih akitif ngeblog di sela-sela aktifitas diklat tapi justru saya dibuat tak berkutik. 
Secara keseluruhan, jadwal diklat mulai Hari Senin – Jum’at dimulai dengan absen secara finger print jam 07.30 dan kelas dimulai dari Jam 08.00 WIB - 17.00 WIB. Istirahat I pada jam 09.30 - 09.45, kemudian Ishoma jam 12.00 - 13.00 dan lanjut lagi dengan materi selanjutnya hingga jam istirahat pada 15.15 - 15.30, dan kelas resmi berakhir jam 17.00 WIB (prateknya sampai di kost jam 17.30an).
Jadwal Diklat untuk Rentang 1 Bulan (diperbaharui setiap bulan)
Sabtu minggu, biasanya diisi dengan beajar bareng nyoba-nyoba berbegai instrumen, terutama yang masih blank ketika sesi penjelasan di kelas. Teman yang lebih paham dengan sukarela berbagi pemahamannya tersebut. Karena kalau berharap bisa menyerap semua materi yang disampaikan oleh pengajar ketika di kelas, banyak yang mengalami roaming, termasuk saya. Kebayang kan, gimana saya yang sudah sekian tahun tutup buku dan mulai pudar akan segala bentuk teori-teori eksak, dipertemukan kembali dengan pelajaran yang sarat dengan muatan teknis dan banyak disiplin ilmu baru yang sebelumnya belum kenalan.
Salah satu menu diklat: moco nonius
Menakjubkan bukan, sabtu-minggu saat libur diklat (sebagian besar) kami malah semangat belajar kelompok. Etapi, tidak melulu diisi dengan belajar, sebenarnya sih kalau sabtu minggu saya dan sebagian yang berasal tak jauh-jauh dari Bandung (Yogya, Tegal, Jakarta, Kembumen, Jepara, Rembang, Madiun, yang jarak tempuhnya terjangkau secara ekonomis) kerap mondar-mandir mudik kok. Sesi belajar bareng adalah ‘pelarian’ karena kehabisan tiket KA. 

Yayayaa…ternyata baru saya sadari (sebelumnya pingsan kali ya?) kalau tiket KA pas week end itu laris manis mengalahkan rekor jualan jagung bakar. Ternyata juga, harus punya strategi khusus agar tak kehabisan tiket KA yang langsung Bandung – Yogyakarta (PP) akhir pekan, terlebih saat high session long week end. Maklum, karena kerap mudik, saya harus berburu tiket KA ekonomi. Kecuali kalau ada hal urgent dan tiket ekonomi sudah sold out, ya antara rela dan harus ikhlas untuk naik KA yang eksekutif. 

Drama berburu tiket kereta adalah serba-serbi yang belum seberapa jika dibandingkan konsekuensi seorang saya yang sudah menikah untuk menjalani babak diklat 5 bulan dengan tinggal jauh dari keluarga. Diklat metrologi yang saya lakoni merupakan diklat pertama terlama, sekaligus diklat pertama sejak saya menikah.

Kalau masih single dulu mah ayuk-ayuk saja mau diklat berapa lama dan lokasinya dimana pun tak masalah, tinggal cus. Gak perlu galau gimana ninggalin suami dan anak-anak, apalagi waktu itu Azka kelas 6 dan di rentang waktu menghadapi UN. Kalau sekedar cek tagihan listrik online mudah mah simpil, atau gimana berhemat beli-beli makanan cukup cari dan beli voucher Tokopedia, InsyaAllah dapat alternatif yang mencerahkan.

Siapa yang gak galau, ninggalin anak yang sebentar lagi menghadapi UN? Merasa bersalah pasti, tapi saya juga tak mungkin mundur dari diklat yang merupakan bagian dari konsekuensi atas pilihan untuk tetap bekerja setelah menikah.

Yang bisa saya lakukan adalah kompromi, menata hati dan berusaha tenang dengan berpositif thinking, karena kalau saya memelihara galau dan kuatir yang justru akan menimbulkan gelombang energi negatif, tak hanya bagi diri saya tapi juga akan berdampak pada orang-orang yang terhubung secara emosional dengan saya (suami, anak, dan keluarga lainnya).  Untuk menguatkan hati, saya membuka hati dan mata pada teman-teman diklat lainnya yang tentunya memiliki problematika tak kalah kompleks dengan yang saya hadapi.
ber-6 (sekelas) cewek
See, banyak teman-teman saya yang berasal dari luar pulau Jawa dimana mereka tak bisa sesering saya mengunjungi keluarganya. Bahkan ada beberapa teman diklat yang baru pulang ketika diklat selesai. Kemudian say juga melihat, kami ber-12 cewek (dari hampir 100an peserta diklat), ada yang bahkan meninggalkan anaknya yang masih batita!
Benar adanya, bahwa jangan terlalu sibuk melihat kondisi diri sendiri karena justru akan membuat kita terjebak dalam nelangsa yang menjauhkan dari rasa bersyukur. Look around then we’ll find betapa kita diberikan berlimpah karunia yang semestinya menambah rasa syukur. 
Dari sederet drama dan kegalauan di periode permulaan diklat yang sering menghadirkan tanya “ bisakah dan mampukan menyelesaikan diklat ini?”, saya dan teman-teman pun s menguatkan dengan berbagai injeksi motivasi, antara lain:
  • Mari kita jalani dan nimati apa yang ada, tanpa rasa kuatir akan seprti apa hasilnya nanti. 
  • Kita selesaikan apa yang sudah kita mulai, karena tak ada pilihan untuk mundur.
  • Kita tidak sendirian, kalau toh tidak lulus diklat, at least kita tidak di pecat. Hehehehee (ini motivasi atau putus asa ya?)
Teman Diklat (sekelas): 29 orang
Kini, setelah satu semester diklat berlalu, ada banyak cerita indah yang menambahi lembaran kenangan. Ada ilmu baru yang menantang, yang sebelumnya tak pernah terlintas akan mempelajari dan menggunakannya. Ada hubungan baru yang terjalin, persahabatan dan persaudaraan yang berkelanjutan walau sesi kebersamaan sebagai teman diklat telah berlalu tapi tetap akan ada ukhuwah di antara kami, semoga. Dan banyak hal baik lainnya yang bermunculan., termasuk merasa lebih muda karena mendapat teman-teman baru yang lebih muda. *cieee, sok imut*

Spending time: kebun teh
“ Gimana Mbak, siap ikut diklat pengawas ?” tanya teman via WAG.
“ ehm…..sepertinya enggak dulu deh. Mau menetralkan jetlag dari drama diklat yang kemarin, hehehe…”

Epilognya, sesekali diklat bolehlah sebagai ice breaking dari rutinitas pekerjaan dan keseharian: menjalani ritme baru yang berbeda sebagai emak yang ngekost (lagi), tapi pengennya diklat yang sifatnya short course saja. #Ups.

0
Share

Memang tak ada yang bisa kembali ke masa lalu agar bisa membuat  awal baru (mengubah sebuah akhir yang sudah terjadi). Tapi setiap orang bisa memulai SEKARANG juga untuk membuat suatu AKHIR BARU (yang lebih baik) agar awal tahun selanjutnya lebih baik (lagi).

Every one wanna be better, not just because this is a new year BUT every new second semestinya bisa lebih baik. MoveON all the time, tak perlu menunggu ada momentum untuk berubah lebih baik. Karena tidak kata nanti atau terlambat untuk memulai langkah menuju apa yang dicita-citakan. Hanya saja, (kadang) ada beberapa faktor menjadi pemantik adanya “penyesuaian” dan perlahan ada perubahan sehingga arah yang dituju malah terasa seperti semakin jauuuuuh. Termasuk di dalamnya ada;ah “cara” yang diambil dalam rangka memujudkan harapan untuk menjadi lebih baik. 

Mumpung Bismillahirrahmaanirrahiim masih awal tahun baru, dalam rangka evaluasi diri khususnya dalam ngeblog saya yang terjun bebas di sepanjang 2017 kemarin. Mungkin agak-agak mirip introspeksi dalam hal ngeblog dengan harapan aktifitas menulis di blog di 2018 ini bisa lebih baik. Setidaknya ada acuan untuk memperbaiki ritme ngeblog saya  yang ancur-ancuran di sepanjang tahun kemarin, tepatnya 3 tahun terakhir. Bahkan 2017 kemarin menjadi tahun terendah dalam meng-up date blog berdasarkan catatan sejarah ngeblog yang saya lakoni.

Bisa dilihat dari fluktuasi jumlah postingan yang tayang di blog www.ririekhayan.com dari tahun 2011 sampai dengan 2017 di bawah ini. 
Nah kan, parah banget tho? Tapi masih bersyukur karena page view per bulannya masih di range limolas ewu (15 ribu) ke atas, Alhamdulillah.

kembali pada topik tentang resolusi dalam rangka evaaluasi ritme ngeblog, harapan saya dalam ngeblog sangat sederhana kok. Bisa update blog lebih ejeg saja, bisa blogwalking lebih rajin, even 10 blog dalam sehari. Sedikit banget kan batas ambang yang saya patok untuk BeWe? Apalagi kalau dibandingkan dengan sekian tahun lalu, tiada hari tanpa blogwalking dan bisa lebih dari 10 blog deh. Tapi ya sudahlah, tiap rentang waktu pada perjalanannya kadang menjadi tak lagi sederhana ketika muncul drama-drama off line. 

Jadi, intinya saya tuh pengennya bisa lebih baik lagi dalam ngeblog, terutama da semoga bisa lebih baik lagi dalam hal kualitas tulisan. Seperti seringkas harapan yang pernah saya sampaikan ketika Mak Lusi membuat jajak pendapat mengenai resolusi (blogging) untuk tahun 2018. Di situ saya ikut menyampaikan asa sederhana saya dalam ngeblog, yaitu bisa stabil/rutin update blog, lebih fokus untuk maintain blog baru (niche), menulis juga lebih baik (isi dan narasi/tata kalimat) serta BW lebih baik dan seterusnya. 
Overall, terima kasih specially untuk Mak Lusi yang sudah berinisiatif memberi wadah untuk menyampaikan asa dan harapan dalam ngeblog di tahun ini. Semoga dengan memaparkan harapan-harapan tersebut bisa menambah energi positif dan motivasi untuk ngeblog yang lebih baik. Pada pengen tahu siapa saja blogger yang nimbrung dalam sesi curhat resolusi 2018 kan? Cekidot saja postingan Mama Cantik nan baik hati serta humble di postingan Harapan Blogger Cantik Jogja tahun 2018 
Karena tidak istilah terlambat untuk memulai langkah menuju dan meraih apa yang dicita-citakan. 

4
Share
Newer Posts Older Posts Home
Bukan kesulitan yang membuat kita takut, tapi ketakutanlah yang membuat kita sulit. Karena itu jangan pernah mencoba untuk menyerah dan JANGAN PERNAH MENYERAH UNTUK MENCOBA. ~ Ali Bin Abi Thalib

My photo
Ririe Khayan
Assalamulaikum. Hi I am Ririe Khayan a Lifestyle Blogger and live in Jogya. I’m the Author Of Kidung Kinanthi, a Personal Blog about my random thought, parenting, traveling, lifestyle, & other activity as well as Personal & Working Mom Story. Kindly feel free to contact me at: ririekhayan(at)gmail(dot)com
View my complete profile
  • Cara Cepat dan Aman Mematikan Ikan Lele
    Ikan dan Belalang (berdasarkan ajaran agama yang saya anut) termasuk jenis [bangkai] hewan yang halal untuk dimakan. Tapi tidak berarti k...
  • Kenapa dan Bagaimana Ular Masuk Rumah ?
    Kenapa dan Bagaimana Ular Masuk Rumah ? Bagi orang-orang yang tinggal di daerah pedesaan atau lokasinya masih berdampingan al...
  • Brand Susu Untuk Kesehatan
    Jika ada pertanyaan: Sehat ataukah sakit yang mahal harganya? Bismillahirrahmaanirrahiim , kalau menurut saya, secara ‘value’ kondisi se...
  • Cara Membuat Paspor untuk Anak di bawah 17 tahun Secara Online
    Cara Membuat Paspor untuk Anak di bawah 17 tahun Secara Online . Sebenarnya persyaratan dan alur pembuatan proses secara langsung ( walk i...
  • Waspadai Terjadinya Perdarahan Implantasi yang Dikira Haid Ternyata Hamil
    Waspadai Terjadinya Perdarahan Implantasi yang Dikira Haid Ternyata Hamil . Jika Anda sedang berusaha punya anak, menunggu kapan Anda resmi ...
  • Lima Cara Mengaktifkan (Kembali) Google Adsense yang Diblokir
    Sebaiknya dikesampingkan dulu bila ada yang beranggapan Akun GA di Banned, tak bisa diaktifkan.  (Ternyata) Google Adsence Bisa Aktif  Kem...
  • Panic attack Ketika Terkena HERPES Zoster
    P anic attack Ketika Terkena HERPES Zoster . Mendengar kata HERPES, bisa jadi sebagian orang langsung tertuju pada nama penyakit yang satu ...
  • Keracunan Ikan, Alergi Makan Ikan Laut dan Hubungannya Dengan Kandungan Histamin
    Keracunan Ikan, Alergi Makan Ikan Laut dan Hubungannya Dengan Kandungan Histamin   .Mungkin kita pernah mendengar peristiwa keracunan sete...
  • Suplemen Madu Untuk Membantu Atasi Anak Yang Susah Makan
    Punya pengalaman menghadapi anak yang susah makan? Ada yang baper karena selera makan putraatau putrinya belum variatif yang berputar seki...
  • Serunya Mudik Naik Kereta Api Probowangi
    Usai long wiken Idhul Adha...jadi ngayal kalau tiap bulan ada long wiken 4 hari gitu pasti indah sekaliiiii...... #Plakkk [digampar klomp...

Blog Archive

  • ►  2024 (3)
    • ►  December (1)
    • ►  March (1)
    • ►  February (1)
  • ►  2023 (5)
    • ►  November (1)
    • ►  July (1)
    • ►  June (1)
    • ►  May (1)
    • ►  February (1)
  • ►  2022 (19)
    • ►  December (2)
    • ►  October (1)
    • ►  September (3)
    • ►  August (1)
    • ►  July (2)
    • ►  June (2)
    • ►  May (2)
    • ►  April (1)
    • ►  March (1)
    • ►  February (2)
    • ►  January (2)
  • ►  2021 (45)
    • ►  December (2)
    • ►  November (3)
    • ►  October (7)
    • ►  September (4)
    • ►  August (3)
    • ►  July (6)
    • ►  June (3)
    • ►  May (3)
    • ►  April (4)
    • ►  March (3)
    • ►  February (3)
    • ►  January (4)
  • ►  2020 (43)
    • ►  December (4)
    • ►  November (2)
    • ►  September (2)
    • ►  August (2)
    • ►  July (2)
    • ►  June (4)
    • ►  May (5)
    • ►  April (7)
    • ►  March (8)
    • ►  February (3)
    • ►  January (4)
  • ►  2019 (35)
    • ►  December (2)
    • ►  November (1)
    • ►  October (4)
    • ►  September (4)
    • ►  August (4)
    • ►  July (5)
    • ►  June (2)
    • ►  May (4)
    • ►  April (2)
    • ►  March (7)
  • ▼  2018 (49)
    • ►  December (5)
    • ►  November (11)
    • ►  October (1)
    • ►  September (6)
    • ►  August (5)
    • ►  July (5)
    • ►  June (3)
    • ►  May (3)
    • ►  April (2)
    • ►  March (1)
    • ►  February (3)
    • ▼  January (4)
      • Sedekah Online Untuk Anak-Anak Kelaparan
      • 5 Alasan Belanja Online Semakin Diminati, Alasan N...
      • Curhat: Sebagian "drama" di Balik Diklat Teknis
      • [Belajar] Evaluasi Ritme ngeBlog
  • ►  2017 (51)
    • ►  December (2)
    • ►  November (4)
    • ►  October (4)
    • ►  September (3)
    • ►  July (1)
    • ►  June (5)
    • ►  May (5)
    • ►  April (7)
    • ►  March (6)
    • ►  February (7)
    • ►  January (7)
  • ►  2016 (73)
    • ►  December (5)
    • ►  November (4)
    • ►  October (4)
    • ►  September (3)
    • ►  August (1)
    • ►  July (1)
    • ►  June (3)
    • ►  May (6)
    • ►  April (10)
    • ►  March (12)
    • ►  February (12)
    • ►  January (12)
  • ►  2015 (118)
    • ►  December (12)
    • ►  November (12)
    • ►  October (11)
    • ►  September (11)
    • ►  August (12)
    • ►  July (8)
    • ►  June (8)
    • ►  May (3)
    • ►  April (6)
    • ►  March (12)
    • ►  February (12)
    • ►  January (11)
  • ►  2014 (60)
    • ►  December (1)
    • ►  November (4)
    • ►  October (6)
    • ►  September (5)
    • ►  August (3)
    • ►  July (3)
    • ►  June (1)
    • ►  May (4)
    • ►  April (4)
    • ►  March (11)
    • ►  February (10)
    • ►  January (8)
  • ►  2013 (90)
    • ►  December (7)
    • ►  October (5)
    • ►  September (6)
    • ►  August (9)
    • ►  July (5)
    • ►  June (8)
    • ►  May (9)
    • ►  April (5)
    • ►  March (13)
    • ►  February (12)
    • ►  January (11)
  • ►  2012 (126)
    • ►  December (6)
    • ►  November (5)
    • ►  October (14)
    • ►  September (10)
    • ►  August (10)
    • ►  July (12)
    • ►  June (11)
    • ►  May (12)
    • ►  April (12)
    • ►  March (12)
    • ►  February (12)
    • ►  January (10)
  • ►  2011 (69)
    • ►  December (11)
    • ►  November (11)
    • ►  October (4)
    • ►  September (4)
    • ►  August (9)
    • ►  July (7)
    • ►  June (18)
    • ►  May (5)
Ririe Khayan is an Intellifluence Trusted Blogger

Juara LBI 2016

Juara LBI 2016
facebook twitter youtube linkedin Instagram Tiktok

Labels

Advertorial Aneka Kuliner Article Blog Award Book Review Contact Me Disclosure English Version Fashion Fiksi Financial Gadget Give Away Guest Post Info Sehat Informasi Inspiring Lifestyle Lomba Love Story My Diary My Poems Opini PR PerSahabatan Pernik-Pernik Renungan Review Skincare Technology Traveling True Story UMKM Visit Who Am I? Writing For Us banner parenting




Copyright © 2019 Kidung Kinanthi

installed by StuMon