Keracunan Ikan, Alergi Makan Ikan Laut dan Hubungannya Dengan Kandungan Histamin .Mungkin kita pernah mendengar peristiwa keracunan setelah
makan olahan ikan ataupun tentang orang yang alergi terhadap ikan? Dan bagi siapa
saja yang gemar makan ikan: pindang, ikan asin, produk olahan ikan tuna atau
pun jenis produk olahan ikan lainnya, sangat mungkin pernah mengalami/merasakan
adanya rasa gatal terhadap suatu jenis ikan atau produk olahan ikan yang sedang disantap. Rasa gatal tersebut, pada jenis ikan tertentu bisa jadi disebabkan oleh adanya kandungan HISTAMIN.
Dan Bismillahirrahmaanirrahiim sedikit
sharing tentang penyebab terjadinya alergi atau adanya rasa gatal/pahit pada ikan
yang lebih dikenal dengan nama Histamin
yaitu
senyawa yang terdapat pada daging ikan [umumnya dari family scombroid] yang di dalam
dagingnya terdapat kadar histidin yang tinggi.
Histamin di dalam daging ikan diproduksi oleh
hasil karya enzim yang menyebabkan dan meningkatkan pemecahan histidin dengan melalui proses
decarboksilasi
(pemotongan gugus karboksil).
Meskipun kadar histamin dalam daging ikan sangat bervariasi, namun secara rata-rata untuk ikan dalam family scombroid yang mulai mengalami decompose biasanya mengandung histamin sekitar 10-50 mg/100 gr dan yang tingkat pembusukannya sudah parah sekali maka kadar histaminnya bisa mencapai 1000 mg/100 gram.Gejala keracunan akan muncul apabila kita mengkonsumsi ikan dengan kandungan histamin yang berlebih, yaitu dalam jumlah diatas 70-1000 mg. Adanya kandungan histamin yang tinggi akan mengakibatkan muntah-muntah, rasa terbakar pada tenggorokan, bibir bengkak, sakit kepala, kejang, mual, muka dan leher kemerah-merahan, gatal-gatal dan badan lemas.
Sekilas gejala
keracunan histamin mirip dengan gejala alergi (yang diindikasikan dengan timbulnya rasa mual, pusing,
bentol-bentol yang disertain gatal biduren/skin rash), dimana hal tersebut
merupakan reaksi penolakan tubuh terhadap zat asing dalam aliran darah yang
dialami oleh orang yang sensitif terhadap ikan atau bahan makanan asal laut.
Oleh karena itu biasanya orang sering
keliru membedakan gejala keracunan histamin dengan alergi. Sampai saat ini
belum pernah dilaporkan adanya kematian akibat keracunan histamin. Meskipun
begitu kita harus tetap waspada, karena efek yang ditimbulkannya juga tidak
bisa dianggap sepele.
Terjadinya
gejala keracunan histamin maupun adanya rasa gatal/pahit dari ikan hanya terjadi jika makanan hasil olahan
ikan yang dikonsumsi tersebut sudah kadaluarsa atau kualitasnya tidak baik
karena komposisi kimiawi [ikan] sudah berubah oleh aktivitas enzim-enzim/mikroorganisme
pembusuk dan hal ini hanya akan terjadi ikan yang sudah mulai rusak atau
membusuk.
Berdasarkan penelitian,
semua daging ikan yang berwarna gelap mengandung histidin bebas tinggi. Sebaliknya ikan-ikan berdaging putih, rendah
kandungan histidin bebasnya sehngga
waktu busuk tidak menghasilkan histamin.
Sedang ikan yang berdaging berwarna medium dapat menghasilkan histamin
sampai 10 mg% setelah dibiarkan 48 jam pada suhu 25OC. Tetapi terdapat anomali pada jenis ikan tuna yang
memiliki 2 jenis daging yaitu putih dan yang gelap, justru daging-daging yang
putih yang tinggi histaminnya. Daging
yang merah jauh lebih sedikit. Untuk
konsumsi manusia daging merah lebih aman dari daging putihnya itu bila
dipandang dari segi histamin.
Daging ikan yangberwarna merah memiliki kecenderungan mengadung histamin yang lebih rendah disebabkan daging
merahnya tinggi kandungan TMAO (Trimethyl Amine Oksida) yang berfungsi
menghambat proses terbentuknya histamin.
Mengapa
daging merah justru kecil kandungan histaminnya ?
Meskipun enzim
pemecah karboksil dapat berasal dari daging tubuh ikan sendiri, sebagian besar
enzim pemecah tersebut dapat dihasilkan oleh mikroba yang terdapat dalam
saluran pencernaan ikan serta mikroba lain yang mengkontaminasi ikan dari luar,
terutama melalui sentuhan tangan yang kotor. Karena itu kadar
histamin dalam ikan tuna dapat digunakan sebagai tolok ukur tingkat kontaminasi
mikroba (sebelum diolah
lebih lanjut).
Dari
ratusan jenis bakteri yang telah diteliti ada 3 jenis bakteri yang mampu
memproduksi histamin dalam jumlah tinggi dari histidin yaitu :
a.
Proteus
morganii
b.
Enterobacteri
aerogenes
c.
Clostridium
perfringens
Hampir
semua mikroba pembentuk histamin bersifat gram negative dan
berbentuk batang, banyak yang
berasal dari kontak dengan
tangan manusia dan kotoran tinja dan isi usus ikan. Mikroba dan enzim protease isi perut ikan
dapat merembes dari dinding perut ke daging.
Bagian depan tubuh ikan biasanya memiliki kadar histamin paling tinggi, dan terendah di bagian ekor. Ikan-ikan yang telah dibuang jeroannya, rendah kadar histaminnya karena, mikroba usus dan enzim proteolitis yang terdapat dalam rongga perut dapat menembus ke daging.
Pembuangan jeroan pada ikan kecil dianggap kurang praktis. Untuk menghindari terjadinya histamin
yang tinggi, maka beberapa hal yang perlu
diperhatikan [semoga bisa diaplikasikan dalam sehari-hari] antara lain:
PENGARUH SUHU (peningkatan Suhu / Temperatur )
Jumlah
histamin yang diproduksi dari histidin, sangat tergantung pada jumlah enzim
yang berada di sekitarnya, dan jumlah enzim sangat tergantung pada jumlah
bakteri yang hidup dan berkembang biak.
Suhu yang paling baik untuk pertumbuhan mikroba disebut suhu optimum
pertumbuhan, sedang suhu terbaik untuk kecepatan reaksi enzim disebut suhu
aktivitas optimum.
Untuk
Proteus morganii suhu optimum
aktivitas enzimnya adalah 37OC, sedang suhu optimum pertumbuhan
adalah semakin tinggi suhu biasanya semakin cepat reaksi enzimnya, tetapi juga
cepat koagulasi dan enzim menjadi inaktif.
Enzim dekarboksilase yang dihasilkan oleh mikroba biasanya sangat peka terhadap suhu yang lebih tinggi dari suhu kamar. Enzim karboksilase dari Clostridium perfringens kehilangan 25% keaktifannya dalam waktu 10 menit pada suhu 38OC. Sebagian kegiatan enzim banyak terjadi sebelum tahap precook, selama precook meningkat. Sehingga pada tahapan precook ini sangat penting untuk diwaspadai dan dimonitoring agar kegiatan enzim dekarboksilase tidak mengalami peningkatan yang serius.
Cold Chain System |
PENGARUH PENANGANAN ( Unpropper Handling)
Ikan-ikan
tuna yang tidak segera di-es-kan setlah ditangkap ternyata
mempunyai kandungan histamin lebih tinggi dari pada yang dieskan. Yang tidak
segera di-es-kan memiliki kadar histamin 2X lipat, Ikan-ikan yang di-es-kan
terlambat, sudah tidak memenuhi mutu untuk dikalengkan setelah berumur 5 hari.
Karena itu peng-es-an pada ikan [tuna] mutlak sangat
perlu, terutama untuk menekan terbentuknya histamin.
Ikan tuna yang tidak dibekukan dan disimpan pada 0OC akan sudah busuk paling lambat 11 hari. Sedang ikan yang dibekukan –20OC baru membusuk dalam 15 hari, ikan-ikan beku yang dithawing disimpan pada 0OC akan busuk dalam waktu 12 hari sedang yang dibekukan (sampai) –20OC selama 67 hari akan membusuk dalam waktu 13 hari pada suhu 0OC (thawing).Tujuan thawing ialah meningkatkan suhu pusat ikan sehingga mencapai 0OC. Yang harus diperhatikan saat thawing ikan adalah Waktu yang diperlukan tentu saja tergantung faktor-faktor tersebut diatas serta ukuran ikan. Semakin lama waktu thawing, semakin tinggi pembentukan kadar histamin.
Thawing terhadap ikan beku dapat
dilakukan dengan 3 cara yaitu :
- Ikan diberikan air yang mengalir secara kontinyu
- Ikan didiamkan dalam rendaman air bersih (direndam), dan
- dengan udara (dibiarkan meleleh sendiri) pada suhu kamar.
Kadar histamin akan meningkat tergantung cara thawing, waktu thawing, suhu air dan kecepatan aliran air
Seperti
telah diketahui, tuna segar tidak mengandung histamin segar. Histamin terjadi
setelah ikan mati dan dibiarkan pada suhu yang cukup tinggi dimana beberapa
bakteri dapat tumbuh dan berkembang biak.
Perkiraan (secara
sederhana) kadar
histamin dapat diperoleh dengan
menggunakan skala monograph, yaitu dengan membuat garis yang menghubungkan
skala A waktu (jam) dengan skala B suhu (OF). garis tersebut akan memotong
skala C kadar histamin (mg/100 gram).
Sebagai contoh: bila ikan tuna telah dibiarkan pada suhu 70 OF (42 OC) selama 29 jam maka kadar histaminnya akan mencapai 10 mg/100 gram. Bila dibiarkan 14 jam pada suhu90 OF (54 OC) atau selama 10 jam 100 OF (60 OC) kadar histaminnya juga akan mencapai 10 mg/100 gram. Meskipun kadar histamin tidak selalu sama pada setiap bagian badan , namun produksi kadar histamin tersebut menggambarkan indikasi umum. Biasanya bagian depan ikan lebih tinggi kandungan histaminnya dibanding bagian belakang.
Bila
ikan tuna sudah mulai membusuk, kandungan histamin rata-rata masih kurang dari
3 mg/100 gram, tetapi kadar histamin bagian depan (belakang kepala ikan) sudah
mencapai 1,14 kali lebih besar dari nilai rata-ratanya. Sedang ikan dengan
tingkat kebusukan sedang biasanya rata-rata histaminnya telah lebih dari 10
mg/100 gram, sedang bagian depan telah mencapai 1,98 kali lebih besar.
Cara prediksi
tersebut diperoleh berdasarkan berbagai asumsi yang dianggap mewakili, jadi ada
kelemahan-kelemahan yaitu monograph tersebut dibuat dari data-data ikan kecil
(4 – 5 pounds) dari satu jenis ikan, dan tiap ikan diinkubasi pada suhu yang
tetap. Dari
monograph tersebut jelas hubungannya antara suhu dan kebusukan (histamin),
semakin tinggi suhu semakin cepat produksi histamin. Semakin rendah suhu semakin awet dan semakin
rendah histamin.
Selain dengan menggunakan monograph, maka bagi konsumen masyarakat
pada umumnya juga bisa melakukan deteksi histamin dengan menggunakan
uji indera (sensory test) yaitu penglihatan dan perasa untuk
mengetahui kadar histamin. Uji indera
ini masih banyak digunakan untuk mendeteksi ikan yang sudah terlalu tinggi
kadar histaminnya, yaitu ketika
ikan sudah mengalami proses decompose (kemunduran mutu) yang biasa kita kenal
dengan istilah ikan (sudah) tidak segar.
Ikan yang tidak segar bisa dilihat dari ciri-ciri visualnya antara lain: tekstur dagingnya lembek, berbau busuk [bau khas ikan mulai rusak], warna permukaan kulitnya kusam, mata ikan keruh [tidak cemerlang], daging melesek jika ditekan dengan jari, perutnya pecah.
Secara uji indera rasa yaitu dilakukan dengan mencicipi
daging ikan, jika terasa pahit atau gatal [yang harusnya tidak ada dalam taste
ikan berkualitas baik], maka bisa dikatakan mengandung histamin. Akan tetapi
dalam batas kadar histamin
yang rendah,
penggunaan deteksi
uji indera tidak mungkin menjelaskan secara obyektif sehingga sering
menimbulkan “debat
kusir” karena tingkat kepekaan indra masing-masing orang berbeda.
Bisa jadi bagi si A sudah merasakan adanya rasa gatal,
namun bagi si B [yang sensitivitas kurang peka] tidak merasakan gatal saat
menikmati ikan secara bersamaan. Sehingga untuk hasil yang akurat [umumnya]
untuk quality assurance skala produksi harus dilakukan uji histamin secara
laboratoris sehingga diperoleh hasil kadar histamin secara kuantitatif (yang
lebih obyektif). Masalah
kadar histamin dalam ikan
kaleng [tuna] adalah merupakan masalah serius dalam
perdagangan international.
Berbagai negara menetapkan batas maximum (MRL = Maximum Residu Limits) di dalam regulasi perdagangannya. Dan Indonesia mempersyaratkan MRL histamin sebesar 100 mg/100 g [ppm].
Pernah temanku sampai wajahnya memerah dan gatal - gatal setelah makan ikan tongkol. berarti itu histamin ya ?? kirain karena bahan pengawetnya.
ReplyDeleteKalau kejadiannya rarely, sangat mungkin itu karena histamin, apalgi jika yang dimakan ikan tongkol [termasuk yang secara alami berpotensi mengandung histamin]. Kalau bahan pengawet itu sifatnya residual, jd akibatnya akan terlihat dalam jangka waktu relatif lama [salah satunya penyakit kanker]
Deletepertamax di amankan!!
ReplyDeletehahaha
itu rumus2 kimia bikin pusing aku ajah mbak :))
Rumus kimianya gak usah di apalin Mbak, nanti kalau pusing kasian dedeknya ikutan pusing lho? hehehehe
Deletewalaahh nggak jadi pertamax .. hahaha
ReplyDeleteWhahahaha...selamat Mbak, masih runner up kok:)
Deletekalo aku alhamdulillah nggak pernah gatel2 atau alergi gitu mbak :D
ReplyDeleteAlhamdulillah bisa makan ikan dengan suka-suka deh...
DeletePantesan kalo habis makan ikan suka gatal dikit ya
ReplyDeleteJika penanganan sebelum di olah kuran diperhatikan suhunya [tidak di simpan dalam suhu rendah/beku] maka hadirnya histamin tak bisa dielakkan sehingga lidah kita akan merasakan taste gatal saat menyantap ikan.
Deletekakakku juga mbak kalo makan ikan pasti gatal2 trs badannya pda memerah semua..
ReplyDeleteWah, kalau setiap kali makan ikan [jenis apapun] mengalami kayak gitu, kemungkinan itu karena alergi...#sok jadi dokter!
Deletepengen banget makan ikan, tapi gak pernah bisa..baca artikel ini jadi malas coba makan ikan, ntar alergi lagi^^
ReplyDeleteWaduuh, alergi makan ikan ya? Saya pernah baca artikel bahwa alergi sebenarnya bisa di perangi dengan terapi makan jenis makanan yg bikin alergi tersebut dimulai dari konsentrasi yang rendah {banyak campuran bahan lainnya], kemudian ditingkatkan komposisinya...
DeleteEmang sering kalo ada yang habis makan ikan terus gatal2 ya mbak, aku kira alergi. Ternyata karena kadar histamin yang bisa menyebabkan keracunan ya mbak hehehe....
ReplyDeleteDalam kadar [hisatamin] yang diatas MRL, histamin akan menyebabkan keracunan. "taste" histamin memang gatal pada indera perasa dan jika kena kulit juga gatal seperti biduran begitu
Delete#at least saya pernah membuktikan langsung kalau soal rasa histamin [senyawa aslinya]
lengkap deh mbak penjelasannya.adikku pernah gatel2 makan tuna itu karena apa?
ReplyDeletekarena adanya histamin Mbak. Tuna merupakan salah satu jenis ikan yang secara alami mengandung histidin, sehingga jika handling terhadap tuna sebelum di masak tidak tepat [terlalu lama dibiarkan tanpa es/pendinginan] maka akan berpotensi terbentuknya senyawa histamin yang rasanya gatal tersebut.
DeleteRirie sayang... sorry belum sempat komen panjang lebar, singgah sejenak dan langsung pergi lagi nih... nanti balik lagi yaaa..... :)
ReplyDeleteOkeyy Mbak, sesempatnya Mbak AL ada waktu. Semoga semua urusannya berjalan lancar ya Mbak:)
DeleteTrus bgmana dunk cara mengatasinya jika sudah terlanjur terjadi keracunan histamin....? -irfan balai-
ReplyDeletees degan kayaknya seger pak kalo habis makan ikan bakar... loh... gak nyambung yah... xixixix
Delete@ Pak Irfan:
DeleteWah, surprise neh ada PAk Irfan mampir ke sini? Terima kasih sudah diingatkan kalau dalam postingan saya belum mencantumkan P3K jika sudah terlanjur terjadi keracunan histamin....?
Pertolongan pertama pada kasus keracunan yang masih paling mudah dan familiar ya seperti yang disebutin oleh Mbak Nurul itu kan Pak? MInum air kelapa [gak usah pakai es], opsi selanjutnya minum obat antihistamin dan jika masih belum netral keracunannya silahkan di bawa ke balai pengobatan/dokter terdekat.. Ada tambahan kah dari Pak Irfan?
@ Nurul: hahahaha..kalau minum air kelapa setelah makan ikan bakar, bisa jadi ampas dunk ikannya? Sesuai sifat alaminya yang bisa menetralkan, maka air kelapa tentunya tidak hanya akan menetralkan keracunan tapi jga bisa mengacaukan nilai gizi ikan yang barusan kita makan tho? #iyyyaa, udah tauuu!
Deletehahahah, tau banget kalo aku mo jawab begitu, haha
Deletetapi beneran loh, es kelapa muda itu yahud banget apalagi kalo panas2 gini....
ikan tuna dan tongkol memang sering kejadian tuh... mungkin memang karena kurang seger ya...
ReplyDeleteinformatif banget nih...
Karena Ikan tuna dan tongkol sudah mengandung histamin, handling sebelum di olah yang tidak tepat akan meningkatkan kandungan histaminnya..
DeleteSaya gak mungkin alergi.. soalnya anti sama ikan...
ReplyDeleteapapun yg bernama ikan (^ ^
Kecuali udah diolah dan gak keliatan ikan lagi... kayak somay, pempek atau krupuk ikan (^ ^
Whaaaa....kuk gak suka ikan sey? Kapan-kapan kalau ada pesta seafood, jatahnya kirim buat saya saja ya? # huuuu..dasar!
Deletewew, saya kurang suka ikan dan mklluk yg pernah hidup lainnya mba, jadi santai aja deh, ikannya gak bakalan balas dendam soalnya, hahhahaay :p
ReplyDeletehohohhoo...masak sey kurang suka makan dari makhluk yang pernah hidup? berarti makannya bebatuan dunk? Atau oil and gas?..#pisss
Deleteih, gak bisa di ajak becanda nih orang, wew :p
Deletewhahahaha...ada yg sensi neh? Yuk becanda...
DeleteDiantara 3 cara thawing, mana yang paling meningkatkan kadar histamin?
ReplyDeleteThawing dengan menggunakan suhu udara yang paling meningkatkan kadar histamin karena akan berlangsung sangat lambat dan peluang terkontaminasi mikroorganisme dari udara bebas juga besar.
DeleteThawing dengan air mengalir yang membrikan hasil histamin paling rendah.
Tapi nanti tagihan airnya jadi mahal Rie? :)
DeleteKalau di Indonesia gak mahal kok Mbak...hehehehe.
DeleteAlternatifnya ya di thawing dalam kulkas saja Mbak [di luar freezernya].
wahh, gue gak sempat nguji pahit ato terasa gatal tuh mbak! soalnya keburu laper hehehe..!
ReplyDeletebtw, info ini bermanfaat buat jaga2 saat mengkonsumsi daging ikan!
Whahahaha, sekedar saran jika pengen tahu bedanya ikan yang berkualitas baik dan tidak. Contoh ikan yang mudah ditemui dengan rasa gatalnya adalah ikan asin dan pindang [yang berasal dari ikan tongkol/sejenisnya]
DeleteDetail banget penjelasannya, pakai rumus kimia segala he mantep dah.. Alhamdulillah saya belum pernah ngalami hal ini mba dan semoga aja ga pernah ngalami seterusnya, semoga bisa bermanfaat untuk semua orang, thanks for share
ReplyDeleteSip, amiin. Semoga makin gemar makan ikan ya sob:)
DeleteAlhamdulillah, saya nda mempunyai alergi terhadap jenis makanan tertentu, benar-benar omnivora, semuanya dilahap ( yang halal dan thoyib tentunya ).
ReplyDeleteAlhamdulillah, nikmatnya jadi omnivora ya ? hahahahaa
DeleteAlhamdulillah, aku belom pernah Ri..
ReplyDeletemasih aman2 saja mengkonsumsi jenis ikan dan makanan lainnya..
TApi temenku, pernah kena alergi makan ikan, ato udang, memerah gitu ya..
Makasih sharenya..
Penjelasan yang sangat komplet..
Iya Mbak, saya juga Alhamdulillah bisa makan semua jenis ikan gak pakai alergi.
DeleteKalau memerah terjadi tidak setipa kali makan seafood/ikan/udang...bisa jadi itu bukan termasuk alergi tapi ada histaminnya yg tinggi
Heee...baru denger ada orang alergi sama ikan. Soalnya bahkan orang yg alergi seafood sekalipun biasanya ngga alergi sama ikan...
ReplyDeleteKalau saya selalu saja heran jika dengar/tahu ada orang alergi atau gak suka ikan, padahal Ikan kan menu yang paling men'general semua seginya.
Deletebiasanya yang bikin alergi adalah ikan yang sudah nggak segar ya mbak, aku juga pernah makan tongkol yang kurang fresh, akibatnya di kulit keluar ruam-ruam merah.
ReplyDeleteIya Mba, karena histamin yang diidentikkan dengan gejala alergi itu akan muncul ketika ikan sudah mati dan handlingnya tidak tepat [tidak di jaga rantai dingin suhunya]
DeleteYups, tingkat ketahanan seseorang terhadap pencetus alergi memang berbeda ya :)
ReplyDeleteDi Palembang, rupa2 olahanan pagan dari ikan sangat banyak ragamnya, tapi biasanya lebih banyak dari ikan sungai jadi lebih aman buat orang yang gampang kena alergi. Lain kalau di Bangka Belitong, ikannya dari ikan laut, jadi lebih rentan alergi ^^
Kalau ikan sungai, decompose'nya gak sampai menghasilkan senyawa histamin. Akibatnya pada rasa yg tidak enak dan aroma yg tidak segar.
DeleteDan adanya produk olahan sebenarnya bisa jadi alternatif bagi mereka yang rentan dengan alergi seafood/ikan karena komposisi bahannya sudah lebih beragam [tdk hanya ikan]
dulu waktu kecil aku alergi ikan laut, sebangsa tongkol, udang, dkk. Tiap abis makan itu pasti jd gatel2, bentol2 merah parah. Klo itu bnran alergi kan ya? ato keracunan histamin?
ReplyDeleteTp alhamdulillah seiring bertambahnya usia, alergiku ilang skrg
Di sebut alergi jika kasus jd gatel2, bentol2 merah parah berulang setiap kali makan ikan/sea food. Jika hanya sesekali dan pada ikan tertentu [terutama yg memang mengandung histamin seperti Tuna, tongkol] maka penyebabnya adalah karena histamin yg tinggi.
DeleteAda teman juga yg pernah cerita jika dulunya dia laergi ikan sangat parah, eh..giliran umur 20an tahun sampai sekarang jadi lahap makan ikan. SEmbuh tuh alerginya pada ikan/seafood
kalau aku sama ikan kagak pernah alergi mba,tp sama udang iya langsung gatel & kulit memerah :(
ReplyDeleteMungkin udangnya sudah mengandung senyawa indol kali?
Deleteyen tuna segar ndak ada histaminnya toh, wah mau aah tuna segar bar dari nelayan di tuku, di bakar wes ajib :)
ReplyDeleteTa tungguin undangannya utk makan-makan ikan bakar tunanya lho? #ngarep!
Deletesaya punya teman alergi semua jenis ikan laut. kasihan sekali kalau ia nekat makan wajah dan tubuhnya memar-memar.
ReplyDeletewah, bener2 kasihan kalau alergi sampai parah gitu ya Mbak.
Deletewah trimakasih banyak ilmunya, ane baru tahu apa itu histamin disini..
ReplyDeletehappy blogging
amiiin, semoga bermanfaat...dan makin gemar makan ikan deh:)
DeleteAlhamdulillah ga pernah gatel kalo abis makan ikan :D, etapi histamin itu cuma ada di ikan yak, kalau di udang atau cumi atau yang lainnya ga ada? terus kalau gatel2 gara2 makan udang itu bisa jadi karena alergi gitu??
ReplyDeleteKalau rasa gatal pada udang atau cumi itu akibat terbentuknya senyawa indol artinya udang tersebut sudah mengalami kemunduran mutu. Munculnya indol pada udang merupakan tanda mulai terjadinya pembusukan,
Deleteooo gitu, makasih infonya :)
Deletewah orang kimia nie yang bahas, detail banget. btw kalau gatal atau pahit dari ikan yang menjadi dasar atau awal mulanya keracunan ini, gimana ngerasainnya ya? soalnya kan ud di masak, kalau dari kadar luarsa emang si bisa juga.
ReplyDeletehabis ke derbi putra, eh ketemu si emba di sana. yaud, aku bantu ya mba. biar kaya si derbi.. heheh, sodakoh aku.. ok.
DeleteKalau pas makan olahan ikan gak terasa gatal/pahit berarti histaminya gak ada /kadarnya kecil. Jika mau tahu ciri rasa ikan yg mengandung histmain, cobalah beli pindang tongkol yg kualitas kurang baik, maka akan terasa adanya rasa gatal tersebut. Atau yg lebih kontras lagi, cobain histamin murni? sebutir [sekuran granular MSG] itu sdh luar biasa gatalnya dan jika kena kulit bisa memrah dengan rasa panas+gatal.
DeleteHohoho..ma kasih ya utk bantuan kliknya...sering-sering saja ya? #nglunjak!
artikelx lengkap banget mbk...., alhamdulillah sy gk pernah alergi makanan apa pun mulau ikan sampe dst.., semua habis di lahap *smile
ReplyDeletehahahaha...mantabs deh, sampai kucingnya gak di sisain ya sob?
Deleteoooo, begitu ya... saya baru tahu, hhhmmmm.... ngomong2, ikan pake sambalnya itu lho..., mantaps....
ReplyDeleteBEner banget jadi laper liat gambar ikan sambalnya. Hemmmhz...
Delete@ Akhmada MA: wahh, percaya deh penggemar sambal? #Eh?
Delete@ Ilham B: Yang bnar suka ikannya apa sambalnya neh?
yyuuhh .. kok ada simbol2 kimia to mbak... ngeri ngeliatnya, kalo aku alergi terhadapikan udang mbakk
ReplyDeleteYa udah, udangnya kirimkan padaku saja ya? whahahahaha
Deletealhamdulillaaah...
ReplyDeleteDija gak alergi ikan
Alhamdulillah Dija gak alergi ikan, jadi bisa makan ikan dengan semangat biar makin cerdas..
Deletewah .. aku baru tahu ttg histamin dr postingan ini mbak, thanks ya .. soalny aaku penggemar aneka menu ikan
ReplyDeleteSipp, Mbak...saya juga penggemar menu ikan, mau diolah apa saja..menu seafood teuteup yahuuud
Deleteuntung ane ga pernah kena hehe, ama ikan aja ane ga suka :D
ReplyDeletewouuuw, gak suka ikan? hal yg selalu mengejutkan jika ketemu orang yg gak suka ikan
DeleteSaya kadang alergi ikan, seperti gatal dan muncul warna kehitaman di sudut bibir :)
ReplyDeleteKalau saya menyebutnya bukan alergi jika kejadiannya tidak setiap saat makan ikan, tapi karena adanya histamin:)
DeleteWell! Mbak Rie berubah lagi jadi ahli gizinya BPOM! Ckckck... Emang paling bisa! Hehehe, gue jarang makan ikan. Kalo tempe mah sering. ;-)
ReplyDeleteWEll, mas Eksak mah selalu punya sebutan yang aneh-aneh....
DeletePenyet tempe dengan sambal kemangi tuh mantabs punya Mas..
dari banyak pengalaman makan sih..semua ikan aman bagi perut ini ^_-^...mmmm tp dulu pernah coba makan pari ayam (jenis ikan Pari)... agak ragu...sempat siapkan penawarnya...tetapi setelah makan...yaaa gpp juga.....aman..
ReplyDeleteHahahha..preventive action ya Pak. Kalau saya PeDe saja kalau makan ikan, pas milihnya yg kudu selektif. Atau milih tempat yg ikannya fresh dari tambak, jd ambil dari kolam.
DeleteOh jadi kalau ikannya mati baru keluar histaminnya ngunu ta.
ReplyDeleteBerarti makannya pas masi idup aja ya...
Whahahaa...aku gak mau ikutan Na kalau makan ikan masih hidup deh. WAkil dirimu saja yo..
Deletekunjunga perdana untuk mbak irie,,,kelihatane mbak riie ini faham banget kuliner danjuga kesehatan???semoga berkenan juga untuk menjadi teman sharing q
ReplyDeleteKalau kuliner saya paham banget untuk menghabiskan menu yang dihidangkan lho?
DeleteThx kunjungannya, semoga tetap mau mampir lagi berikutnya:)
makasih buanget mba' buat saringannya ...eh kliru, sharing maksudna !
ReplyDeletebegitu sangat berguna buat seorang pedagang ikan kayak saya :D
Wahh, bisa dikirimi satu kontainer ikan neh...whehehhe
DeleteHistamin bukan sendirian menyebabkan kita keracunan atau alergi, karena penyebab histamin sehingga diserap tubuh secara utuh dan menimbulkan manifestasi semacam alergi adalah Kadaverin dari asam amino lisin, Spermin dari arginin dan putresin dari asam amino ornitin. Zat-zat inilah yang mampu menghalagi ezim HMT dan DAO, sehingga histamin terserap secara utuh dan menyebabkan mual, muntah, kulit ruam kemerahan, pusing, diare dan sebagainya..namun apapun itu tetap berhati-hati mengkonsumsi makanan laut, terutama apabila sudah tidak segar lagi..atau diawetkan terlalu lama :) moga-moga saja saya tidak salah koment....salam
ReplyDeleteerima kasih sudah memberikan penjelsan yang sangat melengkapi, bisa menjadikan postingan ini lebih informatif lagi.
DeleteDan sedikit saya tambahkan lagi,
Histamin merupakan senyawa turunan dari asam amino histidin yang banyak terdapat pada ikan. Asam amino ini merupakan salah satu dari sepuluh asam amino esensial yang dibutuhkan oleh anak-anak dan bayi tetapi bukan asam amino esensial bagi orang dewasa. Di dalam tubuh kita, histamin memiliki efek psikoaktif dan vasoaktif. Efek psikoaktif menyerang sistem saraf transmiter manusia, sedangkan efek vasoaktif-nya menyerang sistem vaskular. Pada orang-orang yang peka, histamin dapat menyebabkan migren dan meningkatkan tekanan darah.
Smoga hal demikian tidak menimpa kita2 stelah pada baca artikel ini (blognya tergolong berat nih)
ReplyDeleteamiin,semoga makin gemar makan ya Pak?
Deletesama-sama...semoga bermanfaat:)
ReplyDeleteokey....terima kasih juga sudah singgah di sini sob:)
ReplyDeleteNay kadang2 doang lidah gatel kalo makan ikan tongkol.. Ikan yang laen aman dari kegatalan :D #curcol
ReplyDeleteTOS...saya juga kdanag ngrasain gatal kok klo makan ikan asin/pindang
Deleteba ririe agar tidak gatl atau alergi jangan minum yang manis manis dan jangan makan yang pedas pedas dan jangan makan ikan daging di tambah minum jus manggis pasti mantaaaap
ReplyDeletesaya gak alergi sama jenis makanan-minuman [halal] kok...
Deletehmm,, emng gak salah berarti selama ini di perikanan,, lah wong penjelasannya komplit banget
ReplyDeleteYa kebetulan sering 'ngurusi' si histamin ini Mas, jd lebih mengenalnya dengan akrab deh...hehehehe
Deletenah itu dia...
ReplyDeletedisini tiap hari makan ikan mulu
pantesan aku lama lama jadi langsing
Selain langsing juga bikin sehat, kan Ikan lebih mneyehatkan dari dibandingkan jenis lauk lainnya
Deleteaku mlh gak terlalu suka mkn ikan..
ReplyDelete:)
blognya berat bgt mba, buka kotak komennya susah bgt...
nanti kalau makan ikan, ajakin saya saja kalau gitu..di jamin ta habisin dengan sukses deh menu ikannya..
DeleteBtw, terima kasih utk inputnya. Nanti saya tanyain ke teman yg lain apa yg di browser mereka juga loadingnya berat.
Terima kasih sahabat atas berbagi pengetahuan kesehatannya sahabat...
ReplyDeleteAlhamdulillah anak saya tidak menderita alergi sahabat, bahkan senang sekali kalau dapat lauk ikan ini.
Sip..dalma keluarga saya juga Alhamdulillah pada doyan ikan
DeleteAssalaamu'alaykum..
ReplyDeleteMbak, bisa tolong dijelasin bgaimana mekanismenya keracunan setelah mengkonsumsi ikan tongkol ngga?? (buat melengkapi tugas kuliah, tolong dibantu ya) makasih sebelumnya.
Waálaikumsalam,
DeleteDuhh maaf banget malah baru lihat ada pertanyaan ini. Reaksi terjadinya keracunan, lagi-lagi saya mohon maaf krn blm bisa menjawabnya. Mungkin bisa di cari di jurnal-jurnal yg membahas ttg kasus keracunan karena histamin yg dikandung ikan
Saya bbrap waktu lalu ke pasar ikan melihat tuna besar mungkin 60 an Kg, dan saya beli dlm bntuk slice 1 Kg bagian tengah badannya. Warna daging merah muda... Lalu saya goreng medium well dng seasoning olive oil & lada hitam... Woww nyusss aromanya... Setalah matang, saya makan .. Kenapa rasa dagingnya asam/kecut ya mbak (tdk pahit/getir) namun daging yg mendekati kulit luar tdk asam/kecut.... ? #aroma tdk sedahsyat rasa hikzzz
ReplyDeleteSaya bbrap waktu lalu ke pasar ikan melihat tuna besar mungkin 60 an Kg, dan saya beli dlm bntuk slice 1 Kg bagian tengah badannya. Warna daging merah muda... Lalu saya goreng medium well dng seasoning olive oil & lada hitam... Woww nyusss aromanya... Setalah matang, saya makan .. Kenapa rasa dagingnya asam/kecut ya mbak (tdk pahit/getir) namun daging yg mendekati kulit luar tdk asam/kecut.... ? #aroma tdk sedahsyat rasa hikzzz
ReplyDeleteMbak, ikan daging merah bila di asinkan ada pengaruhnya gk terhadap kadar histamin?
ReplyDeleteContohnya pada ikan kembung asin...
Saya punya prodok olahan tuna... Kadang ada pelanggan yang komplin tentang ini... Makasih inponya... Jadi bisa njawab sekarang
ReplyDeleteKnapa yach aq dari kecilke. Klo makn ikan kranjang, cumi asin, tongkol psti gatel mna di bibir. Bngkak, bibire nympe pecah2. Mana sembuhnya berbuln2.. Blm nmu obt yg cocok klo pas kmbuh lngsung bsa sembuh
ReplyDelete