Usai long wiken Idhul Adha...jadi ngayal kalau tiap bulan ada long wiken 4 hari gitu pasti indah sekaliiiii...... #Plakkk [digampar klompen]. Long wiken meski akrab dengan tripnya yang super duper crowded, menggoda kesabaran dan menguras tenaga, tetap merupakan moment yang selalu awesome pokoknya deh. Bismilllahirrahmaanirrahiim mudik liburan Idhul Adha kemarin memang saya planning berbeda dari biasanya dengan harapan bisa sampai rumah lebih cepat. Sudah sejak lama diprovokasi oleh Nurul yang aseli wong Jember untuk sesekali mencoba rute mudik by train, sebagai second choice karena selama ini [trip berangkat mudik biasanya start sepulang kerja +16.00 wiB] naik Bis butuh waktu sekira 4-5 jam hanya untuk Banyuwangi-Jember.
The Main Reason is: agar ada alasan yang eligible untuk berangkat lebih awal. Kalau naik bis kan setiap saat ada tuh bis yang jalan, sedangkan jadwal Kereta Api sudah tertentu. KA Probowangi yang beroperasi siang hari [kelas ekonomi] untuk jurusan Banyuwangi-Probolinggo dan saya sengaja ambil rute hanya sampai Jember, tepatnya Stasiun Rambipuji dengan harga tiket Rp. 10.500,- dengan alasan kalau sampai stasiun jember akan meneruskan perjalanan via Bis dengan maksud agar bisa langsung ganti bis di BUngurasih. Maklumlah kalau naik KA langsung Banyuwangi -Surabaya kan turunnya di staisun wonokromo, sehingga masih butuh naik ojek lagi untuk menuju terminal Purabaya, kan saya masih harus naik bis jurusan ke Semarang agar bisa turun di Babat.
The Main Reason is: agar ada alasan yang eligible untuk berangkat lebih awal. Kalau naik bis kan setiap saat ada tuh bis yang jalan, sedangkan jadwal Kereta Api sudah tertentu. KA Probowangi yang beroperasi siang hari [kelas ekonomi] untuk jurusan Banyuwangi-Probolinggo dan saya sengaja ambil rute hanya sampai Jember, tepatnya Stasiun Rambipuji dengan harga tiket Rp. 10.500,- dengan alasan kalau sampai stasiun jember akan meneruskan perjalanan via Bis dengan maksud agar bisa langsung ganti bis di BUngurasih. Maklumlah kalau naik KA langsung Banyuwangi -Surabaya kan turunnya di staisun wonokromo, sehingga masih butuh naik ojek lagi untuk menuju terminal Purabaya, kan saya masih harus naik bis jurusan ke Semarang agar bisa turun di Babat.
Oia, sudah pada tahu apa belum kenapa nama kereta apinya Probowangi? Ternyata nama kereta ini diambilkan dari jarak tempuhnya hanya Probolinggo s/d Banyuwangi, yang disingkat jadi PROBOWANGI.Naik KA memang bukan hal baru lagi, begitupun naik KA kelas ekonomi sudah pernah saya lakoni untuk Surabaya-Jakarta. Tapi untuk rute Banyuwangi-Jember, ini merupakan pengalaman pertama saya, apalagi siang hari dengan cuaca yang extrem panass seruuu bro! Kamis jam 12.30 saya dan Nurul berangkat dari kantor #ssttt..ngabur separuh hari kerja dan KA berangkat jam 12.49 WIB ~ Waktu Indonesia wilayah Banyuwangi. Kalau soal seat sih gak ada masalah, kan tiketnya harus sesuai ID card sehingga gak ada kasus penumpang gak dapat tempat duduk lagi. Yang jadi masalah, hawa panasnya yang tak mampu diusir meski AC ON terus, maksudnya AC ~ Angin cendelo lho? Pedagang asongan juga hilir mudik dan di tiap stasiun selalu ada penumpang yang naik dan turun. Plus pastinya entah berapa kian kali berhenti karena ‘mengalah’ pada KA lain yang melintas.
“ Horee, sudah sampai Kalibaru...”
“ Please deh, lha ini kan baru sampai stasiun Rogojampi...” samber Nurul gemes karena saya mulai ‘cerewet’ menghitung stasiun pemberhentian.
“ Kurang berapa stasiun lagi ini..?” tanya usil saya selanjutnya
“ Kayaknya sih kurang 10 tuh..”
“ Serius kurang sepuluh stasiun? Lha iki wes jam telu, lhak iso-iso sampai Rambipuji Maghrib nek ngunu?”
Dan kalau dinaratifkan semua kebawelan saya dalam mudik By Probowangi ini bisa jadi satu cerpen kayaknya. Di bangku depan kami ada sepasang suami istri yang membawa seorang anak Balita yang lucu sekaligus agresif, lha Ibuk’e saja kewalahan. Mereka juga dalam rangka mudik ke rumah sang suami yang ada di Jember, jadi mereka turun lebih dulu ketimbang saya dan Nurul, dan kemudian digantikan oleh penumpang baru seorang Ibu muda yang anaknya belum genap setahun usianya, dengan didampingi sang adiknya yang lengkap membawa file-file literatur skripsinya dalam satu map yang dikempitnya. Saat saya tanya sih hendak ke Probolinggo.
“ Jurusan apa di ITSnya Mbak?” tanya saya sok akrab saat melihat jaket almamater yang dikenakannya.
“ Saya dari FMIPA Matematika, Lha embaknya juga dari ITS ta?”
“ Iya sih, tapi angkatan luama kuk...”
“ Ah masak, wong kelihatannya masih muda banget getu lho Dhek...” weleh-weleh, manggilnya langsung ganti sebutan ‘dhek’ yang membuat si Nurul spontan nulis di screen Hpnya dan ditunjukin ke saya.
“ Yakin kalau dia lebih tua darimu...?”
“ Hahahaa...ya jangan salahkan daku, wong sudah kubilang kalau aku lebih tua tapi dia kagak percaya kuk.....”
Sebenarnya, perjalanan by train ini melalui jalur pemandangan alam yang sangat menarik yang dimulai dari stasiun Kalibaru hingga Garahan karena melintasi area perkebunan, jurang dan terowongan. Dan untuk bisa menyaksikan pemandangan langka ini secara leluasa dan langsung, silahkan dicoba dengan naik Lori wisata yang setiap hari beroperasi di session “jam kosong” jadwal laju KA. Sekali trip bayar Rp. 500.000 [semoga belum naik lagi tarifnya] dengan minimal penumpang 5 orang dan maksimal 10 orang. Dijamin bakal puas menikmati adventure naik Lori wisata ini lho..#selingan promosi.
Sedikit view di sisian rel kereta api yang bisa ke poto |
Dan ketika sampai di stasiun Garahan, bisa menikmati makan pecel ‘mahal’ yang terkenal dengan nama “pecel Garahan”. Saya sebut mahal karena untuk sepincuk nasi dikasih sayuran yang disiram bumbu pecel dan lauknya dua krupuk petulo [yang sering digunakan untuk lomba makan kerupuk saat Agustusan itu lho] harganya telung ewu ~ tiga ribu. Kalau tidak mau kerepotan ngambil dari jendela yang butuh tangan panjang untuk menjangkau uluran sepincuk nasi tersebut dari tangan sang penjualnya, silahkan belinya dari ambang pintu KA saat berhenti di Garahan karena para penjualnya tidak masuk dalam KA.
Dan tak lama berselang, saya pun mengakhiri perjalanan by probowangi ini di stasiun Rambipuji dan lanjut naik bis. Prediksi saya meleset total, ternyata jalur jalan raya juga mengalami lonjakan lalu lintas sehingga terima nasib deh tiba di terminal Bungurasih hampir jam sebelas malam serta mendapati kenyataan yang fantastic: Penumpang mbludhak! Di Area penurunan penumpang saja pemandangan penumpang berebut naik ke bis yang baru datang langsung bikin saya klepek-klepek “WOW” bagaimana saya bisa berebutan naik bis dengan bawa barang berat begini?
Emergency call ke adik gagal karena radiatornya bocor jadi gak mungkin menjemput saya. Ask another help juga nihil karena kakak yang dari Tangerang baru arrived di LA sekira jam 9 malam! Ide cerdas pun melintas : naik Taxi karena ada sukarelawan keponakan si Andri yang siap mengantar saya pulang sampai LA. Dan taraaa...ongkos naik taxi dari Bungur pun ikutan edan naik berkali lipat. Ya sudahlah, last option di jemput motor dan melaju sampai home sweet home dengan naik sepeda motor.
Demikian reportasesingkat kepanjangan mudik by probowangi dengan bonus: Hari Jumat saya nglembur seharian tiduuurrr.....#kesimpulannya adalah indah dan Serunya Mudik Naik Kereta Api Probowangi kan?
Demikian reportase
jember banyuwangi emang jauh, kok sampai 4 5 jam..?
ReplyDeletepadahal sebelahan kabupaten kan..?
kalo dari jogja, 4 jam udah lewat banyak kabupaten malah nyebrang propinsi segala...
Dari segi jarak, sptnya ya gak jauh-jauh banget. Dengan kendaraan pribadi butuh waktu sekitar 2,5 Jam [dari kota Banyuwangi - terminal Jember] karena ada rute jalur mrawan yang melingakri gunung [apa bukit ya?] yg membuat laju kendaraan tdk bisa cepat, apalagi jika sdh ketemu truck gandeng alamat bakal jd 'pengawal' truck.
DeleteKalau naik kendaraan umum, molornya waktu ya karena kejar setoran sehingga di tiap terminal dan halte-halte kecil ya harus ikutan pak sopir dan kru-nya ngumpulin penumpang dengan durasi 10-15 menit.
Kalau Via jalur utara [Situbondo] juga gak beda jauh waktu tempuhnya, ada area hutan lindung antara Bwi-Situbondo
padahal bus jatim tuh terkenal ga bisa pelan ya..?
Deletesebenarnya asik tuh jalanan lewat gunung gunung gitu
tapi kalo macet sama truk ya bikin bete juga sih
kapan kapan ke banyuwangi deh
paling jauh baru nyampe lumajang
lewat utara mentok nyampe paiton
eh, dari jember ke banyuwangi lewat situbondo tuh emangnya lagi kurang kerjaan ya..?
heheh pisss
Hahaha, mksdnya lewat situbondo itu dalam rangka perjalanan mudik kuk Mas. Kan bisa lewat jalur utara yaitu situbondo. Kalau jalur selatan ya lewat jember..dan kedua jalur itu gak jauh beda waktu tempuh utk sampai Surabaya.
DeleteKalau mau ke Banyuwangi, Nopember ini banyak festival dan event..salah satunya Tour de Ijen, event bike sekaliber Tour de singkarak..rutenya sekitar 300 KM.
haha kirain dari jember ke banyuwangi lewat situbondo...
Deleteaku ga bisa kalo nopember. baru dapat cuti desember
doain aja deh suatu saat nyampe kesana
Desember juga banyak event karena hari ultahku...eh ultah Banyuwangi ding. Berasa acara utk ultahku karena tanggalnya samaan sih...hheheee
Deletewuisshhh sempat2nya bernarsis ria,,,,jd adhek ni critanya ?? hahah
ReplyDeletekalau di anggap mudaan bukan hal baru kuk Mbak, seringnya orang-orang yang baru ketemu/kenal mengira saya masih abegeh...hahahha
DeleteFoto2 narsisnya pas nyobain naik lori wisata-nya kok
Lha emang ABG kan mbak. Anak bar Gede
Deletesaya juga mau kok kalau dipanggil "Dhek".. halaaahh hmmm :)
Deletefoto nasi pecelnya bikin perutku meronta pingin mencicipi :)
@Madjongke: tau aje neh:)
Delete@ Bang HAriyanto: wahh ya gimana kalau saya yg manggil 'dhek' ke Bang hariyanto? Pecelnya khas pedes..hehhe
rame juga ya naik kreta sya skrng agak trauma naik kreta cz pernah ktiduran waktu ke stasiun kertosono nganjuk, rencananya turun saat di stasiun eh malah ketiduran, kelewat jauh dech akhirnya balik lagi pakai angkutan kota,,, heheheee
ReplyDeleteasik dong klw jalan2 ada temannya,, heheee
Kalau kelewatan kan keren tuh, bayar sampai kertosono tp bs lbh jauh naik KA-nya. Kalau saya pengalaman kebayankan naik bis dan malam hari lagi...kebayang deh susahnya utk cari angkutan balik arah lagi
DeleteLho kenapa waktu di Bungurasih nggak calling dan cerita situasinya kepada saya. Kalau crita kan saya bisa bantuin tertawa ngakak ha ha ha ha.
ReplyDeleteBegitu sampai LA pasti lega ya..itulah sebuah perjuangan..bersusah-susah itu perlu agar ketika klar bisa merasakan nikmtanya hasil perjuangan itu.
Sampai di Banyuwangi lagi tinggal nunggu tali asih :batik, buku dan Pie susu khas Bali kan.
Salam sayang selalu dari Surabaya
#salam sayang juga kagem Pakdhe dan BUdhe Ipung,
DeleteNah masalahnya, tiap mudik saya hampir sering ngalami crowded getu pakdhe, biasa session wiken jd kena arus mudik yg luar kotaan deh. Untungnya saya gak inget utk ngabari Pakdhe, kan bisa berasa semakin nelongso dibantuin ketawa oleh pakdhe dr Jombang.
Tali asihnya just arrived Pakdhe...sukakkk
wah ini yang bikin indonesia nggask maju, pegawainya suka pulang cepet.
ReplyDeletenaik kereta pa naik gunung tuh? kok serem amat pemandangannya mbak???
oleh olehnya jangan lupa mbak, di siapain buat adikmu yang paling gantheng :D
Weeee, kagak segetunya kali? Lha aku cut off hr krja gak melebih jatah cuti tahunan kuk.
DeleteIYa, rute KA Banyuwnagi- Jember memang melalui daerah pegunungan jd seruu..eh seremm.
Adikku sing gantheng wes ono, kalau sing ayu belum ada. Jd kamu jd adikku yg ayu wae yauww
AC = Angin Cendelo... qiqiqi... silir yo mbak Rie...
ReplyDeleteMudik kalau dibikin cerita memang sru ya.. walau waktu mengalaminya kita campur aduk 1000 rasa... (kurang ga..?)
Action kakak beradik ternyata kompak banget yaa... kayak foto model sedang ambil lokasi foto di stasiun. hehehe...
emang paling bisa mba ririe.
DeleteGak sampai 1000 rasa kuk Mbak, yg dominan rasa panas polll meski "AC"nya ON mulu...
DeleteOia, itu bukan adik saya tapi teman kantor pas kita barengan naik lori wisata taon kemarin
wah seru juga cerita mudiknya, ehm... ketemu almamater juga lagi. di sini jarang dan hampir tidak pernah ketemu. heheh, senangnya kalau bisa ketemu. btw kalau di timur sana saya hampir ga pernah make kreta, ternyata menarik juga. ya. kalau di jakarta, sering make kreta KRL. wah si mba juga pernah naik KERTAJAYA ya, ekonomi jakarta surabaya. tau gaya baru malam? saya pernah itu
ReplyDeleteIyah, kalau disono ketemunya alumni dr kampus lain mulu yaa?
DeleteIngatku naik Kertajaya berangkat sore dan sampai JKt pagi, heboh kala itu penumpangnya bejubel sampai ada yg tiduran di bawah kursi kita duduk.
Hihii..penampakan poto model nya keren...
ReplyDeletememang seruuuu abis.. kalo mudik..
Tanggung Rie kalo tiap minggu loong wwiken mulu..
ude aja terus2an libur..kagak usah kerja hehe..
Embak Nchiiieee, gak tiap minggu cukup tiap bulan saja ada long wiken-nya kuk.
DeleteMaunya kagak kerja tapi ada yg ngasih gaji tiap minggu, tiap bulan, trs akhir tahun ada yg ngasih bonus Mbak...hahahhaa
kalau situasinya seperti itu memang paling enak menikmati pecel Garahan, kayaknya enak banget mbak..apalagi bumbunya..wahhh nikmat..)
ReplyDeleteEnak banget pecel garahannya karena udah kelaperan pas berangkat gak makan..
Deletehmm.. nyam nyam nyam... :D
ReplyDeletekalo aku suka yang pake krupuk bentuknya kotak itu lho.. biasanya disebut "krupuk telo" :D
:wkwk
Krupuk telo yg berbahan telo ~ singkong itu ya. Saya juga sukakkk
Deleteloh kok gak difoto dekat terowongannya mbak :)
ReplyDeleteFoto di dekat terowongannya banyak Mbak, tp di arsip pribadi. TAkutnya nti pada bosen ngliatin isi postingan serba penampakan saia mulu...#edisi sadar diri dr Narsis
Deletetempatnya asyik2 bener ueey jadi pengen kesana --"
ReplyDeleteitu ati2 jangan nongkrong di rel kereta ntar ketabrak lo :p
Asyik juga lho nongkrong di rel KA....asal gak ada kereta yg melintas tentunya
DeleteFoto nasi nya bikin laper.
ReplyDeleteBtw awet muda duoong? aku seneng kalau ada yg mikir sepantaran pdhl kita lbh tua wehehehe
Baru fotonya sdh bikin laper ya...
Deletekrn sering brenti2 jadinya malah bs bernarsis ria ya dek *ikutan manggil dek ah.. Hehehhe..
ReplyDeleteEdisi narsisnya itu hasil naik lori wisata Kok Mbak, kalau pas naik Probowangi malah gak turus blas dr Kereta
Deleteseumur-umur hanya pernah naik kereta satu kali... hahahahha
ReplyDeletesama kuk, saya juga belum ada 10 kali naik KA...#LHOH???
Deletemurah bener! cuma 10500?? sisanya ngebonek ya... Bhahahaha
ReplyDeleteya segitu kan tarif segitu kan untuk Banyuwangi - Jember duang BRo...?
DeleteKalau bonek mah biasa...ngamen kuk lagunya Adelle....hahahaha
Panjang juga yah ceritanya... butuh perencanaan yang ekstra tepat untuk mudik biar tidak seperti ini lagi..
ReplyDeleteKalau rite mudiknya masih kayak sekarang, meski direncanain tapi masih naik angkutan umum mk hasilnya masih tipis alias gak beda jauh dari 12 jam utk sampai rumah
Deleteaq dah kapok mudik pake KA ekonomi....lambat polll
ReplyDeleteo ya mba...LA itu apa ya,bukanya los angles...:)
LA kalau di Amrik memang los angeles, nah kalau di jakarta ya Lenteng Agung,kalau di Jawa timur LA ~ Lamongan Aseli bro....hahahhaa
Deletehadir lagi mbak Ririe.
ReplyDeletewah, acara mudik ya. masih enak kalo kayak gini. kalo saya harus lewat sungai dulu. sekarng udah bisa sih lewat darat cuman jalannya berdebu. maklum kalteng masih berbenah diri membuat keterisolasian.
Lewat jalur sungai...asyikk, bisa sambil mancing dunk. Kalau sesekali pasti seru berasa adventure tuh...#mauu
DeletePecel sama krupuk nya bikin lapar dan suasana pemandangan yg indah di tambah model yg cantik dan narsis wah lengkap banget
ReplyDeletepaket lengkap all in one [posting] yaaa....
DeleteRie... tadi malam aku udh mampir, ninggalin komen bhw aku akan balik lagi hari ini, krn td malam udh keburu ngantuk. Eh ternyata komennya ga berhasil publish yaaa? hihi
ReplyDeleteRie.... aku kok jadi ingin mudik ke kampungmu ya? Bener deh... tapi harus naik kereta api ini ya Rie... ingin merasakan AC nya itu lho.... hehe.... dan juga ngerasain jajan dari para pedagang asongan itu... pasti seru banget ya Rie... kuyakin kita ga akan berhenti berbicara deh jadinya tuh... hihi.
Kapan ya? ajak Una juga yuk mudik ke kampungmu.... :)
#Udah ta check kotak spam tp gak ada comment Mbak AL yg nyasar ke sana kuk.
DeleteAyuukk mbak main ke Banyuwangi terus lanjut pulkamp ke desaku yang kucintai...dijamin bakal mabok perjalanan daratnya saking lamaaaa banget. Tuh UNa tanggal 10 Nop kan di Surabaya, MBak AL barengan dunk yaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
salam blogwalking mba.....
ReplyDeleteHari raya kemarin..dirumah saja...........baru besoknya--sabtu--nimbrung jadi panitia Qurban di sekolah........bagian edel-edel....hehehehe..
Salam BW juga Pak Arya...
DeleteIYa..kalau di sekolah-sekolah juga ada kegiatan qurban ya. Seru dan rame pastinya
terowongannya keren ya Mbak....
ReplyDeletejadi kangen naik kereta nih
Hohohhoo...kayaknya udah super luama neh Mbak Elsa gak naik Ka ya....#TOS
DeleteDija mau kerupuknya....
ReplyDeleteboleh???
tentu boleh banget kalau Dija mau kerupuknya, tapi gak boleh batuk lhoh?
DeleteMudik kali ini nampaknya seru juga, ya Mbak. Saya terhanyut oleh kisah si cowok yang di train itu. Xixixi.. nampaknya memang mBak awet muda gitu loh, jadi doi manggilnye "dhek"... Nice share, mBak.. salam hormat penuh madu rindu...
ReplyDeleteYg di Ka bukan cowok, tapi cewek...
DeletePenampakan memang asih layak jd anak SMA lhoh....#plakkkk
wuih serunya.. jd kangen pengen mudik naek kereta lg.. klo dulu waktu msh muda sih sering naek kreta yg banyak pedagang asongannya.. hihihi
ReplyDeleteKalau banyak pedagang asongan kadang bikin mumet juga tuh...bisa-bisa untuk beli jajanan budgetnya lebih berlipat dari tiket KAnya MBak
Deleteasik dan membumi kalau naik kereta, apalagi yang ekonomi, dari sana kita bisa melihat rakyat kecil dengan nyata.
ReplyDeletemba ririe kayanya naek yang mahal ya m'ba? soalnya ngga ada gambar pedagang asongan lalu lalang tuh...:o)
Ya selama perjalanan by Probowangi pan saya gak moto-moto blas Pak. Hanya tiket KA saja ta potret pas udah di rumah..itu kan KA ekonomi. Pedagan asongannya ya tentu ada deh
DeleteNgeri juga ya, ada jalur di atas jurang seperti itu.
ReplyDeleteJalur di atas jurang eksotis lho kalau dilihat langsung
DeleteKalau naik kereta ekonomi bukan'a lama ya mba,waktu tempuh'a soalnya kebanyakan berhenti disetiap stasiun yang ada
ReplyDeletepd prhitungan KA bwi-jember, wktu tempuhnya hmpir sama dgn naik bis kok
DeleteAsik tenan. Mudiknya sangant menyenangkan. Penampakannya boleh juga tu gayanya.
ReplyDeleteGAyanya bagai foto model internasional kan? #GeER parah
Deletebanyuwangi - jember bukannya sama-sama jawa timur yah?
ReplyDeletekalau jakarta - surabaya, jauhnya sama apa beda?
Have a nice trip of mudik yah ...
Wha...Jember-Bwi mmg di Jawa timur tuh. Tentunya ya jauhan jarak Sby-Jakarta deh
Deleteenak ya mbak naik kereta sekarang, beli tiket tak perlu antri, tempat duduk harus sesuai tiket dan lalulalang asongan sudah tidak adalagi
ReplyDeleteKalau lalu lalang asongan masih ada di KA ekonomi pak.
DeleteSaya hanya bisa berharap Mbak.Semoga semuanya lancar dan sehat-sehat selalu.AMIN
ReplyDeleteAmiin, semuga kita semua diberikan kesehatan selalu utk beribadah ya
DeleteSalam sukses selalu
ReplyDeleteuke..sukses juga buatmu
DeleteMsh takut naik kereta nih..
ReplyDeletetrauma gara2 pramex jogja
pramex jogya? apaan tuh? Sesekali naik KA bisa jd berasa adventurer lho
DeleteLho kok aku malah capek sendiri toh ya baca cerita mudik mbak Mbak Ririe ini, bukan karena tulisannya yang puanjang, tapi proses perjalanannya itu lho yang teresan sangat melelahkan. Tapi aku yakin Mbak ririe sangat menaikmatinya hehe...
ReplyDeleteYa pd akhirnya harus bisa menikmatinya Mas, lha ritme dan alur mudik saya meski ta modifikasi pun masih saja men'capekkan. Long distance dan crowded.....sebisa mgk diambil enjoy walau kadang ya stress jugak sey
Deleteviewnya itu loh... indah banget.
ReplyDeletebeda ama view yang aku dapatkan kalo naik kereta api di sumatera, karena lebih banyak melihat dapur rumah penduduk :(
wooo..di Sumatera ada kereta api ya? hehehhee...kirain belum ada KA disono
Deletesaya orang banyuwangi dan anak ITS juga loh hehe saya temannya kempor salam kenal
ReplyDeleteOh yakah? Bwi-nya mana? Etapi saya bukan orang bwi kok...
DeleteSalam kenal jugak ya...awas jangan ikutan si kempor yg suka galau lhoh
wah liburan yang sangat menyenangkan sekali...
ReplyDeletemakan nasi pecel yang tentunya enak ya...
yups...liburan selalu menyenangkan..:)
DeleteSaya juga pernah naik KA ini Mbak, dari Jember ke rumah teman di kalistail Genteng. Hal yang nggak bisa dilupakan pedagang asongan yang nawarkan minuman teh sosro dengan teriakan "dewo rengkak ... dewo rengkak ... gedhe dhowo ireng mangkak ..."
ReplyDeletekalau nawarinnya lutju gettu bisa ikutan ketawa deh saya pak. Tapi kemarin gak ada pedagang asongan yg lucu getu .
Deletewaduh..mengerikan pemandangannya!
ReplyDeletebtw, enak juga tuh keliatannya nasi pecelnya. jadi laper mbak Rie! heheh..
Di Klaimantan gak ada KA kah? Pecelnya sederhana dan dijamin habis kandas karena biasanya mmg udah kelaparan pas nyampe Garahan
Deletelumayan idul adha ini ada 4 hari liburan dgan sanak keluarga.
ReplyDeleteBisa jadi tempat wisata selanjutnya... ^^
ReplyDelete