Sekilas Tutur: Wisata [Orang] Osing. Istilah “Desa Wisata” merupakan salah satu hot list dalam daftar unggulan obyek wisata di banyak daerah di Indonesia. Dan demikian pula dengan daerah Banyuwangi [yang dikenal juga dengan sebutan Bumi Blambangan] yang menetapkan Desa Kemiren sebagai Desa wisata [orang] Osing.
Lokasi Desa Wisata Osing ini tidak jauh lho dari tempat kerja saya, lha sama-sama di Kecamatan Glagah.....tapppiiiii jangan menyangka kalau saya sering kesana. Bismillahirrahmaanirrahiim ya harap maklum, saya kan anak rumahan sehingga kalau wiken ya mudik ke kampung halaman. Jika gak mudik, ya stay turn di rumah tuh. Jadi jangan heran kalau saya baru sekali duwang ke Desa Wisata Osing tersebut, sekira 6 taon silam. Kala itu berserombongan banyak teman dan belum senarsis sekarang, jadi gak banyak jepret-jepret poto seputaran Desawisata [orang] Osing tersebut.
Dilihat dari peta-nya #sok paham peta neh!, posisi Desa Kemiren ini berada di jalur Kawah Ijen yang luasnya + 117.052 m2 dengan ketinggian 144 mdpl di memiliki suhu udara rata-rata berkisar 22-26°C ini rnemang dengan kedua sisinya dibatasi sungai Gulung dan Sobo. Kalau ke arah timur kita bisa menuju pemandian Tamansuruh [asli airnya duuiiingin banget] dan di sebelah baratnya terdapat perkebunan Kalibendo plus ada air terjun Kalibendo yang memukau pastinya.
Dan di Air terjun Kalibendo inilah [semoga the only one experience] saya dipaksa nyebur ke sungai Kalibendo yang berakibat HP mati total karena saking paniknya ditarik masuk ke air sehingga gak kepikiran untuk menyelamatkan HP yang ada di dalam saku celana. Sapa cobak yang gak panik ngalahin kambing mau dimandiin, lha saya gak bisa renang kemudian ditarik ramai-ramai untuk masuk sungai yang gak tahu seberapa kedalamannya!. Lho, kok malah nyritain saya kecelup dalam sungai ya?
Back to Desa Wisata [Orang] Osing dimana penduduk desa adalah kelompok masyarakat dengan adat istiadat dan budaya yang khas sebagai suku yang lebih dikenal dengan nama suku Osing [ada juga yang menyebut “Using”]. Sekilas pandang, eh cerita ding saat masuk Desa Wisata Osing bisa kita nikmati [menurut saia] udara yang fresh dengan pemandangan alam pedesaan yang hijau menghampar di kanan-kiri jalan. Rumah-rumah penduduk berjajar di sepanjang jalan dan tak jauh dari pemukiman warga Kemiren ini menghampar persawahan serta pepohonan hijau.
Rata-rata para wisatawan [domestik], tujuannya ke Desa Wisata Osing ya ke Anjungan yang terdapat bangunan museum modern [memajang aneka perlengkapan dan budaya suku Osing], menyajikan miniatur rumah khas Osing, pertunjukan kesenian dan memamerkan hasil kebudayaan. Dan taraaaa.....fasilitas wisata kolam renang dan arena bermain yang tentunya daya tarik tersendiri bagi pengunjung anak-anak tuh, ruameee poll apalagi jika hari libur.
Detail keseharian masyarakat Osing saya kurang faham, lha wong saya pas kesana semata-mata diajakin teman-teman ke tempat rekreasinya. Yang jelas tampak nyata [salah satunya] adalah suku Osing yang ada di desa Kemiren TIDAK menutup diri seperti suku Badui dari perkembangan dan modernitas. Desa Kemiren ini selain sebagai desa wisata juga ditetapkan sebagai cagar budaya dalam rangka melestarikan ke-Osing-an. Jika tertarik untuk melihat keistemewaan desa wisata [orang] Osing ini secara lebih detail, silahkan berkunjung saat ada upacara adat, misalnya pernikahan, panen.
Ada satu kekhasan Orang Osing yang jadi trade mark dalam pergaulan sehari-hari, yaitu penggunaan Bahasa Osing. Konon katanya penamaan Suku Osing pun diambil dari penggunaan kata “Osing” sebagai ganti untuk kata “tidak” atau “ora” [bahasa Jawa]. Dimana dalam percakapan sehari-hari, kata Osing sering mengalami pemendekan jadi “Sing” ~ Tidak ~ Ora. Jadi kalau sedang nggedabrus dengan wong Osing, harus diinget bener jika mereka bilang “sing” artinya: TIDAK. Ciri khas lain adalah adanya sisipan “y” atau akhiran “ai” dalam pengucapan pada beberapa kata. Misalnya:
- Makan = Madang, diucapkan “Madyang”- Kemana = nang endi, diucapkan “ Nyang endai”- Merah = Abang, diucapkan “Abyang”- Kenapa/gimana = Kelendi, diucapkan “kelendai”
Selain bahasa kesehariannya yang khas, ada lagu khasnya Orang Osing yaitu lagu kendang kempul atau yang familair juga disebut lagu Banyuwangen. Juga ada tariannya yang khas yaitu Tari Gandrung yaitu seperti tayub dan ronggeng yang diiringi musik kendang. Waktu Harjaba edisi 2012 kemarin jadi salah satu menu atraksi budaya Tari Gandrung Sewu [1000 orang menarikan tarian gandrung secara serempak ].
Ah iya, rasanya kurang meyakinkan jika sekian rentang waktu berada diantara orang-orang Banyuwangi saya gak bisa ngomong Osing kan? Dengan berpedoman pada sisipan “y” atau akhiran “ai”, berikut ini beberapa hasil learning second language alias olah kalimat ala Saia dalam bahasa Osing *):“ Kapyan-kapyan Isun arep mlakyu-mlakyu nyang Tamyan Blambangan”“ Lha kelendai, Isun sing karep maning mangyan sateai kok”“ Sing paran-paran, nek ngantyuk turu baen nang omyah”
Sebelum semakin kepedean nulis kalimat Osing versi saya yang masih saja salah kaprah [apalagi kalau mencoba dialek Osing], yang bisa menimbulkan demo besar-besaran dari teman-teman kalau mbaca postingan saya sok pinter bahasa Osing ini. Lha sehari-hari saya sudah di omelin mereka kalau bicara Osing, katanya bisa merusak citra Bahasa Osing. Maka sekian saja Sekilas Tutur: Desa Wisata [Orang] Osing, bagi yang tertarik berwisata Osing jangan lupa ajakin saya yaaaa........
*): Silahkan DITIRU jika ingin dilabrak orang Osing!
Quotnya medeni ... tak kiro salah judul mbak, orang osing .. tak kira itu orang asing
ReplyDeleteHiehiehiee kecele saya. Tadinya saya pikir mba Ririe salah tulis seharusnya WIsta Orang Asing, eh setelah saya bacanya rupanya memang namanya Wisata (Orang) Osing. Hiheheiheiiee. Menarik juga nih.
DeleteNgomongin soal HP jatuh ke air saya sudah merasakannya juga. Tak sengaja anak saya yang menyenggol setelah dibuat menjadi mainan, eh HP jadul saya masuk berenang dengan bebasnya di dalam ember. Walau kedalamannya bebrapa centi, tapi HP langsung soak hiehieieehheiee.
Saya juga tidak bisa berenang. Tidak bisa atau belum bisa berenang. Pengalaman tenggelam sudah 2 kali, yang pertama saat kecil waktu berenang di kolam renang, dan yang terbaru 2 tahun lalu saat saya terpeleset dan jatuh ke dalam sungai. Untung aja saat itu banyak orang didekat saya. Akhirnya dengan mudah saya diangkatnya dari dalam sungai.
Yang unik adalah ada warga (seorang Ibu)yang menonton saya waktu ditolong diangkat dari sungai yang menyeletuk "Kamu, pasti nda bisa berenang ya?. Kalau bisa kan cepat timbul tadi". Disindir gitu saya diam saja sambil basah kuyupan. Saya jadi pusat perhatian saat itu.
Kabar terbaru saya dengar orang yang menyeletuk saya tadi itu sudah meninggal dunia. Innalilillahi
gawat juga kalau ada yang menyindir Bung Asep, nasibnya bisa sama seperti ibu itu.... :-)
Deletebung Asep sakti ternyata ya?
Deleteblekedhet banget wik bahasane.
Deletedadi lebay gitu mbak???
mbak e ada darah osing donk?
berarti masih ada darah senimane donk, *nggak nyambung
ijen ijen ijen T.T
mbak gambarnya njepat mpe sidebar :p
Delete@ Putra: segitu aje takyuttt
Delete@ kang Asep: long story, pernah ngalami tragedi tenggelam jugak ya? saya pernah saat masih kueciil dulu, dan ditolongin oleh tetangga. iseng sih main di kolam air
@Bang Hary: hehehhee...
@ Rivai: Hooh gambarnya njepat, biarn deh..susyah diaturnya. Ijen masih nunggu waktu longgar buat nulisnya
mampir silahturami wae lah ,, :)
ReplyDeletema ksiih:)
Deletenaguuuuutttt, mbok kayan ikai, kelendi ikau ngomong osing kadung sing jelas, isun sing trimo mbookk,
ReplyDeletewkwkwkwk,
mbak mbak, tari gandrungnya gak salah link tah, xixixix
eniwei, kalo mau datang ke banyuwangi, datanglah di bulan syawal tanggal lima, ada atraksi seblangan, atau bulan besar, ada atraksi kebo2an, seru seruuuu....
Niat isun matek aji Sabuk Mangir
Isun nyalami sedulur papat lima badan
Isun njaluk tulung sira
Isun kongkon mlebu atine hang sun tuju
Katon turu sira tangekna
Katon tangi sira lungguhna
Katon lungguh sira degna
Katon ngadeg sira lakokna
Katon mlaku sira playokna
Aja sampek mandheg
Kadhung durung turu bantal tangan isun
Teka welas teka asih jebeng bayine
Asiha marang jabang bayinisun
Sih asih kersane Gusti Allah
huaaaa....ada yg merapal ajian sabuk mangirr...
Deletemau liat langsunggggggggg
ReplyDeleteOh ya kah? Saya sudah siap buka nih.
Deletebuka apa coba?
#gak ikutan deh
Deletebahasanya sama bahasa jawa cm ada "y"nya ya mb..
ReplyDeleteaku jg prnh nonton tari gandrung mb..baguss :))
ada juga yg beda banget Mbak, sayangnya belum ada kamus bahsa OSing jd kudu serng bernteraksi dgn org berbahasa osing klo pengen lancar ber-Osing ria
DeleteKapyan kapyan niar mbok melyu diajak mlakyu ning blambangan mbak :D
ReplyDelete#digeplak milo serenteng ini, hahahah :D
iki maneh, ngisruh boso using.....
Deletehahahhaa...seru sh ngomomng Osing ala akyuu
Deletejalan kesini gan.... menyapa di siang ini
ReplyDeletehe-eh
Deletetemanya desa wisata ya skr postingannya mbak? tadi di blognya hani juga
ReplyDeleteyoii Mbak:)
Deletebahasa nyaaaaa hihihi
ReplyDeletelaporan lengkap nih,,kpn2 ajarin bhs osing ya jeng xixixix
huaa...akyu gak bisa bahasa osying Mbyakkkk
Deleteartikel yang nice,,
ReplyDeletedi tunggu kunjunganya di sini http://anginskk.blogspot.com/2013/02/cerito-wartawan-indonesia-ambek-malasyia.html
dan beri komentar
tengkyuu.
Deleteijin berbagi kata motivasi yaa
ReplyDelete" janganlah kau buat kekeliruan sebagai sesuatu alasan, dikarenakan semestinya ia jadi motivasimu tuk terus mengambil langkah ke depan"
thx :)
sip, mantabz
Deletesukses terus buat blog nya ya
ReplyDeleteaamiin:)
Deletebahasa osing bisa dikategorikan bahasa alay ya? XD
ReplyDeletehhahhaaaa...ya enggak dunk
Deletebahasa memang sudah bawaan aslinya..atau udah di mix tuh mba Rie :)
ReplyDeleteklo yg versi saia, itu akal-akalan saya yg gak bisa Osing mas
Deletelah itulah resikonya jadi selebritis..mandipun harus ditarik beramai-ramai...kalau cuman sendiri yang narik..kan tidak bakalan ramai jadinya dong...,
ReplyDeletekampung osing ini adalah salah satu bukti..bahwa Indonesia memang sangat kaya dengan ragam aneka budayanya... jadi harus dikembang lestarikan..agar bisa bersaing dengan budaya asing yang benar2 asing..yang mulai menjalar ke seluruh Indonesia....,
salam hangat dari Makassar :-)
#manggut-manggut
Deletewaaah itulaah indonesia banyak ragam bahasanya :D
ReplyDeletesepakat
Delete#TOS
met siaang, mampir tuk silahturahmi.
ReplyDeletebanyak kebudayaan yang kita miliki.
Met sore Mbak Lis
DeleteAku belum pernah ke Banyuwangi, dulu cuma sempat lewat aja waktu mau ke Bali hehehe
ReplyDeleteAku baru tahu kalau bahasa Osing itu kurang lebihnya sama dg bahasa Jawa ya mbak, cuma pengucapannya berbeda karena ada "y" dan "ai" itu tadi
ayo Mbak, main ke banyuwangi dunk
DeleteBaru tahu ttg orang Osing ini. Boleh juga nih main ke sana *nunggu ada yang ongkosin* :)
ReplyDeletesaya tunggu kedatangannya di Bwi Mbak:)
DeleteHallo mbak.. kelendi kabare? wis madyang durung? hehe
ReplyDeletehalo jugyak
DeleteEyke kagyak ngyerti mbyak...
ReplyDeletehohohoho...unya
Deleteaduh pakai bahasa ono joroko lagi, aku kagak ngerti mba :(
ReplyDeletewuiiih keren banget mbak tarinya, saya seneng banget liat tari tradisionil. moga-moga saya bisa ikut wisata :D
ReplyDeletehayuukk wsata ke Bwi mbak
Deletedi daerah saya ada kampung yang kebanyakan warganya berbicara dengan bahasa osing.. meski gak terlalu osing sih..
ReplyDeleteiya, mgk karena Jember msh tetanggaan dgn Bwi ya mas
DeleteMakasih... jadi tambah nih pengetahuanku tentang Banyuwangi :)
ReplyDeleteiya Mbak, semoga makin penasaran utk ke Bwi yaaa
DeleteHmmm walaupun kurang paham dgn bahasanya namun menarik yg beginian diangkat walaupun lewat tulisan.. biar semua orang tahu kekayaan bahasa yg ada di Nusantara...
ReplyDeletekekayaan bahasa yg ada di Nusantara uakeh tenyan
Deletebyahasyane uasyik tyenan byu...
ReplyDeletedyadi tyambah ngyebyet pyengen dyolan byanyuwyangi
*syampluk myenak jyinggo..
#don't worry, myenak jyinggo lagi ke laut kok
Deletekeren deh artikelnya sama seperti membanggakan dan membudidayakan budaya yang ada di indonesia :D
ReplyDeletesip deh
Deleteakyu dadi pengin madyang iki..
ReplyDeletebagus Mbak kupasannya. saya jadi faham kenapa di ketoprak menakjinggo - damar wulan - sabdo palon bahasanya bagi saya agak aneh kala itu. terjawab sekarang.
whahahhaaa....Pak Zach fash Osingnya.
DeleteEh, akyu malah belum lht ketoprak menakjinggo - damar wulan lho pak?
wah, hebat tuh, bahasa baru ya?
ReplyDeletehehe
^_^
kira2 ada kamusnya gak ya?
Kamusnya belum ada...huaaa
Deletejadi ingat lagu kabar wes sumebyar riko lan isun arep jejodoan...
ReplyDelete