Setiap orang yang ahli di bidangnya, pada awalnya juga seseorang yang tidak tahu apa-apa. Setiap orang yang ahli di bidangnya, pada awalnya juga menghadapi ketidakmudahan untuk MEMULAI langkah - langkah (usaha) untuk meraih impiannya.
Setipe dengan kutipan kalimat tersebut, awal ngeblog saya juga tidak tahu apa-apa bagaimana menulis di blog yang baik, bagaimana belajar menulis konten yang SEO Friendly, bagaimana tata letak (lay out) blog yang ringan, harus bagaimana mengedit kode-kode html (untuk yang satu ini, sampai sekarang pun saya masih blank total) dan sebagainya.
Maka Bismillahirrahmaanirrahiim kalau ditanya alasan kenapa menulis blog, (sebenarnya sudah beberapa kali tayang di blog ini). Untuk kesekian kalinya saya cerita lagi, kalau hal baik diceritakan berulang-ulang kebaikannya akan bertambah banyak kan? Setidaknya, mengingatkan saya niat awal menulis di blog kala itu yang masih demikian pure (pokoknya menulis dan menulis meski isinya hanya curcolan yang tidak jelas dan tata kalimatnya juga amburadul).
Boleh kan saya mengaku niat awal saya menulis blog itu masih pure (belum kenal content placement, sponsored post, dst), menulis di blog hanya sekedar pengen menulis dan asal menulis. Dengan menulis di blog saya berharap bisa memotivasi untuk aktif menulis dan menulis dengan lebih baik dan terdokumentasi secara lifetime (selama blognya tidak dihapus).
" Kenapa saya berasumsi kalau menulis di blog akan bisa membuat saya termotivasi untuk aktif menulis ?"
Begini ceritanya (dari alam bawah sadar), saat tulisan yang tampil di blog ada yang mau membaca dan atau kemudian ada yang mau memberi komentar, bagi saya hal itu mirip gegap-gempita sorak-sorai penonton sepak bola yang memberikan dukungan untuk tim sepak bola favoritnya.
Kok bisa-bisanya saya memiliki imajinasi seperti itu? Ini pun ada kisah yang melatarbelakanginya, yaitu kesukaan saya membaca buku sejak SD yang secara pelan dan pasti telah memantik hasrat ingin menulis. Saat SMP, saya mulai suka menulis puisi-puisi alay gettu deh.
Sekedar asal tulis di sobekan kertas atau di lembaran buku tulis dan belum begitu intensif sih. Kesukaan menulis tersebut jadi lebih kuat pas sudah SMA karena saya kok merasa pengen mengirimkan tulisan di media cetak. Dengan perjuangan menulis manual di kertas HVS dan mengalami banyak penolakan dengan berbagai catatan dari dewan redaksi, hingga tetiba tulisan cerpen berjudul “Pak Sopir” ternyata lulus seleksi tim editor sebuah koran lokal dan an beberapa tulisan selanjutnya menyusul ditayangkan di koran tersebut.
Bisa ditebak kan, selanjutnya saya uji nyali deh kirim hasil tulisan tangan ke media yang lebih keren seperti koran Surya, Surabaya Post dan Jawa Pos. Hasilnya, tulisan saya tak ada kabar dan beberapa ada yang dikembalikan dengan bonus sederet kritikan dan saran-saran positif. Situasi seperti ini berlangsung hingga saya kuliah.
Hingga sampailah saya pada titik pasrah alias mandeg bikin tulisan untuk waktu yang sangat luama, tepatnya hingga saya punya setatus baru sebagai pekerja. Di antara rutinitas pekerjaan, entah dari mana datangnya tanya “bagaimana jika menulis lagi ?”.
Bersamaan dengan tanya yang menyeruak, saya juga sadar kalau tulisan dikirim ke media hasilnya malah hanya meredupkan semangat menulis yang belum lama menyala (lagi). Tapi kalau menulis hanya disimpan dalam komputer atau buku, rasanya gak ada greget apa-apa, tidak ada keistimewaannya lah pokoknya.
Dalam pusaran galau dan gulana tersebut, saya mulai mendengar istilah ngeblog dan berbagai fenomenanya yang kedengaran kok keren getu jika bisa menulis di blog. Sekitar 2007-2008, dengung tentang ngeblog rajin meriuhkan pikiran saya, sementara di sisi lainnya banyak friksi berkecamuk kalau membuat dan memiliki blog itu harus pinter IT, bahasa coding dan sejenisnya.
Tapi Alhamdulillah semua gelombang friksi yang silih berganti justru menghebatkan keinginan saya untuk membuat blog. Terlebih jika mengingat bahwa dengan menulis di blog, saya tak perlu ribet berhadapan birokrasi redaksional untuk menerbitkan tulisan.
Singkat cerita, alasan awal saya menulis di blog "hanya" karena ingin tulisan acak – kadut saya bisa eksis di media (walaupun blog pribadi yang sebenarnya tidak ada hambatan apa-apa untuk memposting kapan saja dan semau saya, asal tidak SARA dan tidak SARU). Dari situ, saya yang tidak punya basic apa-apa soal blog ( hanya paham kalau bikin blog berarti mengisinya dengan tulisan), maka mulailah saya mengumpulkan referensi bagaimana membuat blog, bahkan saya rela membeli tutorial tentang tata cara membuat blog, yang belakangan saya ketahui tutorial – tutorial membuat blog tersebut bisa sdiperoleh secara gratisan,
Dengan berjalannya waktu, proses dan tanya sana-sini, alasan awal menulis di blog saya pun mengalami perbaikan yaitu saya ingin menulis sebaik-baiknya karena tulisan yang baik setelah dibaca masih akan membuat orang yang membacanya ingin membacanya lagi dan lagi. Walaupun pada kenyataannya aktifitas menulis di blog harus diharmoniskan dengan dinamika pekerjaan di kantor dan drama house keeping, InsyaAllah saya tetap akan ngeblog kok. Aamiin.
#BPN30dayChallenge2018
#Day1 #KenapaMenulisBlog
Aku dulu awal ngeblog th 2007 an, isinya banyakan kegiatan sehari-hari, kayak diary gitu. Apa aja ditulis hahaha. Kalo sekarang, mau nulis mikir dulu, penginnya sih bikin tulisan yang meski curhat pun tetap ada manfaatnya buat pembaca :)
ReplyDeleteSamaaaa MBA..dulu apa2 ditulis..sekarang harus disaring dulu ya biar bermanfaat Dan ga asal tulis..apalagi Ada UU ITE sekarang
DeleteBetul ya mba, sekarang lebih ke manfaat atau engan tulisan ini. Kalaupun pengalaman pribadi harus dipastikan ada hikmah atau manfaat yang bisa dipetik. Nice mba 👍
ReplyDeleteSama mba. Dan menjadi lebih baik dari segi konten maupun tulisan hal yang sedang dikerjakan.
ReplyDeleteMakrie blogger panutankuu.. makasih buat semua inspirasi dan motivasinya yaa :))
ReplyDeleteSamaaa mbak, tos dulu dong. Sayapun berpikir keknya belum layak dech kalau tulisan saya dikirim ke media cetak, jadi untuk menyimpan tulisan tulisanku ya medianya blog,
ReplyDeleteNgga nyangka berawal curhatan bisa jadi kerjaan ya hihi
ReplyDeleteSeru juga ya awalnya memang untuk curhatan, lama-lama bisa jadi kerjaan dan menghasilkan. Sukses selalu ya Mba
ReplyDeleteSama, awalnya dulu ngeblog, karena pengen curhat. Tapi makin ke sini, malah curhatnya jadi berkurang. Lebih sering nyeritain apa aja di luar diri saya malah. Hehehe... dan ngeblog asyik ya. Banyak banget manfaatnya. :)
ReplyDeleteNiat awal sama ya mbak, karena pengen aktif nulis. Alhamdulillah jadi bisa produktif sekarang
ReplyDeleteThanks sharingnya mbak rierie. Nambahin semangat saya yg masih belum.konsisten nulisnya :)
ReplyDeleteBunda dari dari ar blog bunda pikih dzn bunda terbitkan self-publishing utk warisan anak cucu.
ReplyDeleteSaya niatbawalnya juga buat curhat harian. Hehe...
ReplyDeletebener banget dengan adanya blog, nggak perlu terpaku ama birokrasi pengiriman karya yang kadang jadi hambatan kita buat berkarya. Semangat ya mba yuk kita buat selalu ngeblog
ReplyDeleteJadi begitu, terkuak sudah hahahaha ayo kak semangat ngeblog. Kita takhlukan ngeblog 30 harinya.
ReplyDeleteniat eksis berbuah manis ya mbaaa
ReplyDeletemenulis di blog ini kadang apsang surut semangatnya mengingat kembali kenapa dulu ngeblog lumayan ngeboost semangat
Aku juga kalau kode-kode html nampaknya masih "NOL" banget karena masih meraba dan mulai rajin nulis itu akhir tahun 2017. Jadi nulisnya beneran belum ngutak-ngatik html atau belajar SEO.
ReplyDeleteYg penting happy saat ngeblog meski sibuk di kantor dan di rumah ya mbak :D
ReplyDeleteNulis di blog bisa bikin eksis walau media2 menolak tulisan kita hihihi. Tapi siapa tahu mungkin kelak mereka yg cari2 minta kita nulis di kolomnya :D
Seru ya mbaaa ketika memutuskan untuk ngeblog meski diselingi ritme kerja dan mengurus keluarga. Tetep kok rasanya plong gitu jika kita bisa menuliskan apa saja yang ada dalam pikiran kita ke dalam blog.
ReplyDeleteAku dulu nulis blog karena hobi nulis terus ikutan give away dan sekarang diseriusin. Alhamdulillah hobi yang menghasilkan.
ReplyDeleteSama banget kita yaa, dulu rasanya semua ingin dicurhatin tapi sekarang walau dicurhatin tetap dengan kata2 yg bijak
ReplyDeleteMemang, kebanyakan blogger seperti kita nulis blog ya untuk menulis ya mbak riri, beda sama imers, dari awal mereka ngeblog utk adsense.
ReplyDeleteSemoga terus istiqamah dan semangat menulis ya Mbak. :)
ReplyDeleteAh aku punya teman senasib...
ReplyDeleteKlo aku pernah ikut kelas bebayar ratusan ribu yg ternyata banyak juga materi yg lebih bagus berseliweran gratis di internet.
Sekarang jadi kasihan dg blogger2 pemula yg rela bayar mahal tapi ilmu yg didapat tdk seberapa plus sebenarnya gurunya hanya berguru di google dan gratis..