Inilah Filosofi Luhur dari Nasi Tumpeng Warisan Leluhur. Nasi tumpeng yang berasal dari Jawa dengan pengaruh budaya Hindu India. Saat ini nasi tumpeng sudah menjadi salah ikon menu masakan nusantara yang memiliki citarasa dan keunikannya yang tersendiri.
Sesuatu akan menjadi hal yang tak terlupakan dan memorable bukan karena harganya yang mahal, tapi adanya kisah yang menyertai.
Siapa yang setuju dengan kutipan kalimat indah tersebut? Yang jelas, saya sependapat dengan pernyataan tersebut. Dan Bismillahirrahmaanirrahiim nasi tumpeng adalah salah satu hal yang memorable. Seperti halnya kuliner sego tempong yang legend di Banyuwangi, Nasi tumpeng adalah salah satu bentuk kreasi sajian nasi yang masih bertahan dan kemungkinan besar akan tetap bertahan dalam jajaran menu kuliner hingga rentang masa ke depan.
Konon, awal muasalnya keberadaan nasi tumpeng merupakan makanan pokok saat acara keagamaan. Dalam perjalanan kisahnya, hingga di era digital ini nasi tumpeng mengalami reformasi dimana kehadirannya semakin meluas digunakan dalam berbagai acara antara lain modern seperti hari ulang tahun, syukuran kelulusan, menempati rumah baru, launching sinetron baru, gala premier film, peresmian kantor baru, dan banyak peristiwa bahagia lainnya yang dirayakan dengan menu hidangan utama nasi tumpeng.
Image dari royaltumpeng.com |
Nasi tumpeng dipilih sebagai menu utama untuk dihidangkan dalam perayaan atau selametan untuk merepresentasikan harapan dan doa dengan penyelenggaraan acara tersebut.
Setidaknya, ada dua hal mencolok yang menjadi ciri khas nasi tumpeng yaitu bentuknya yang kerucut seperti gunung dan warna kuningnya. Ciri khas tersebut bukan sebuah kebetulan, tapi ada nilai filosofisnya yaitu:
Filosofi yang Pertama, bentuk kerucut yang serupa bentuk gunung yaitu lebar di bagian bawah dan runcing di atas, merupakan simbol dari Gunung Mahameru. Gunung di India ini dianggap sebagai tempat bermukimnya para dewa. Pada bagian puncak tumpeng hanya ada satu butir nasi sebagai simbol Tuhan Yang Maha Tunggal dan semakin ke bawah semakin besar dan banyak adalah representasi umat manusia dengan segala ragam perilakunya.
Berkenaan dengan pemaknaan tersebut, maka cara menyantap tumpeng yang benar seharusnya dimakan secara bersama-sama yang dimulai dari bagian bawah. Karena antara bagian bawah hingga puncak tumpeng merupakan perwujudan hubungan antara manusia sebagai makhluk dengan penciptanya yaitu Tuhan Yang Maha Esa.
Filosofi kedua yang terdapat pada nasi tumpeng adalah warnanya yang kuning. Warna kuning ini adalah ekspresi akan kejayaan, kekayaan, kesuksesan dan rezeki. Harapannya dengan menggelar acara syukuran dan selametan dengan nasi tumpeng tersebut maka orang yang mengadakan acara akan mendapatkan kekayaan, rezeki, kejayaan dan kesuksesan lainnya.
Nah kan, untuk membuat nasi tumpeng tentu kan butuh persiapan bahan, waktu dan keterampilan memasak yang tidak cukup jika sekedar bisa memasak semacam saya ini. Padahal pengen menyelenggarakan acara tasyakuran, selamatan atau perayaan – perayaan lainnya yang special dengan hidangan utama nasi tumpeng yang maknyus. Salah satu solusinya ya by order ke ahli pembuat nasi tumpeng itu tadi, seperti misalnya pesan dari Nasi Tumpeng Jakarta Utara.
Meskipun belum bisa atau tidak sempat membuat nasi tumpeng sendiri, saat ini bukan masalah lagi untuk menghidangkan nasi tumpeng dengan tampilan yang lebih cantik dengan aneka kreasi yang menarik sehingga tampilan nasi tumpeng menambah keistimewaan acara special anda. Langsung saja melipir ke royal tumpeng dotkom dan silahkan pesan nasi tumpeng sesuai waktu yang diinginkan, budget, dan cita rasa anda.
* Sponsored Post
Waaahhh entah mengapa aku merasa nasi tumpeng dan segala lauk pauknya iyu niqmat sekali. Apa karena udh dikasih doa ya mak?
ReplyDeleteWah nasi tumpengnya yg di foto kuning ya? Aku naru pernah liat hihi biasanya putih aja gitu sih ka kalo di sini cuma ditambah serbuk kelapa asin
ReplyDeleteWah sekarang pesan nasi tumpeng bisa via web ya. Mantaplah ga perlu repot bikin kalo mau tumpengan
ReplyDeleteOalah aku baru tau filosofi tentang gunung mahameru dan tempat para dewa itu. Ternyata bukan sekedar kreasi ya
ReplyDeletePaling suka perkedelnya nasi tumpeng, sama oreg tempe keringnya.
ReplyDeleteNasi tumpeng ini rasanya Indonesia banget ya. Baru kemarin lihat di IG acara ulang tahun anak seorang blogger yang menetap di Canada, tetap pakai tumpeng dong. Biar melestarikan budaya Indonesia katanya.
ReplyDeletewah, lengkap ceritanya
ReplyDeletebaru aja aku mau tanya kenapa nasi tumpeng selalu pake nasi kuning
dan alasannya logis banget.
sama halnya seperti garuda pancasila yang warnanya kuning emas. Maknanya serupa
Maknanya dalam sekali ya. Pantes kalau syukuran orang2 sering meayakannya dg nasi tumpeng. Ini adlh salah satu adat budaya yg harus dilestarikan.
ReplyDeleteTernyata Nasi tumpeng ini bkn sembarang dibentuk ya. Ada filosofi di dalamnya. Xixxi Dan untunglah pemilihan warna kuning itu jadi pas banget. Pas dengan aneka rupa lauknya. Memang nenek moyang Kita itu jenius bingit
ReplyDeleteSekarang saya sering menemukan tumpeng dengan bentuk yang beragam. Misalnya, kotak di bagian bawah, lalu berbentuk kerucut di atasnya. Mungkin yang buatnya ingin lebih kreatif, padahal ada filosofi tersendiri dari bentuk tumpeng ya...
ReplyDeleteSekarang bahkan diciptakan mini-tumpeng yaa...
ReplyDeleteUntuk memuaskan banyak kalangan.
Karena kalau tumpeng besar kan dimakan prasmanan di tempat.
Kalau tumpeng mini bisa dinikmati di rumah bersama keluarga.
lah baru taaaaau yaaa ada filosofinya wkwkwkwkw
ReplyDeletesekarang senang ada mini tumpeng, jadi kalo lagi pengen yaaa tinggal pesen lol
Sebenarnya nasi tumpeng itu harus nasi kuning atau bisa nasi uduk nggak sih misalnya? Saya suka nasi kuning, apalagi pake kering tempe, abon, dadar telur, aaaak, enaaaak.
ReplyDeleteWahhh iya mbak, nasi tumpeng dan uborampenya itu memanng makanan syurga banget deh. Favorit kalau sarapan enaknya emang nasi kuning. Makasih ya mbak dah berbagi filosofinya, aku baru tahu padahal sering makan hahaha
ReplyDeletekerennnnnnnnnnnnnnn, jadi tahu sekarang asal usulnya.
ReplyDeleteBiasanya ada ornamen ornamen pelengkapnya, kak. Itu juga punya arti ya? Misal cabe dan telur. Kenapa telur bulat atau dadar potong potong
ReplyDeleteBaru tahu filosofi tumpeng. Kemarin pas peresmian KEB Chapter Solo juga pakai tumpeng tapi nasi putih sama gudangan, gereh, telur dan ayam. Nyamleng banget
ReplyDeletebaru tau kalo kuningnya itu karena melambangkan kejayaan dan kesuksesan, selama ini aku kira ya karena nasi yang dimasak pakai santan dan kunyit itu enaaak banget hihihii.
ReplyDeleteFilosofi nasi tumpeng ternyata begitu yaaa? Aku sih cuma tau enaknya doang Mak hehehehe. Memang kalau budaya budaya Jawa banyak mengandung filosofi ya, patut dilestarikan sebagai warisan budaya nih
ReplyDeleteOooo ternyata warna kuningnya pun ada maknanya ya, tapi warna kuning di beberapa budaya memang jadi simbol kekayaan dan kemakmuran. Perlu koleksi baju warna kuning lebih banyak ini #loh
ReplyDeletewah asli aku pun baru tahu kalo misalnya tumpeng itu ada filosofinya yang begitu dalam!
ReplyDeleteFavoritku klo nasi tumpeng itu sama kering tempe dan urapnya. Niqmat banget
ReplyDeleteJadi kalo selama ini orang motong tumpeng dari pucuk atasnya, itu salah ya mbak? :D
ReplyDeleteAku suka makan nasi tumpeng, apalagi kalau ada telur dadar, mie goreng sama perkedel. Ehehe. Tapi baru tau filosofi nasi tumpeng. Makasih infonya mb
ReplyDeletePaling seneng makan nasi tumpeng pake lauk2 yg biasanya jadi pelengkapnya, enakk dan lengkap...
ReplyDeleteDulu ibuk suka bikinin setiap hari lahir. Hehe. Biar lancar rejeki dan sehat katanya .
ReplyDeleteJadi kangen rumah, suka bikin nasi tumpeng pas ultah.
ReplyDeleteTiap ulang tahun, biasanya eyang bikin tumpeng juga. Sayang banget sekarang sudah nggak lagi karena beliau udah nggak ada :')
ReplyDeleteEh aku baru tau lho, ternyata makan tumpeng dari bawah yaaaa. Lah kenapa ada tradisi potong tumpeng?
ReplyDeleteOhh.... Baru tau tentang nasi tumpeng aku
ReplyDelete