Produk lokal dengan cita rasa global, kesan ini yang saya tangkap saat memasuki area Festival UMKM Sembada 3 kali ini. Betapa tidak, festival yang diikuti oleh 143 UMKM tersebut memajang aneka produk yang mayoritas menggunakan bahan lokal tapi memiliki daya saing yang tinggi berkat sentuhan tangan-tangan kreatif yang dibalut dengan inovasi teknologi tepat guna sehingga meningkatkan nilai (value) produk UMKM tersebut.
Apresiasi yang tinggi buat Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah Kabupaten Sleman yang dengan keseriusan yang luar biasa untuk menggelar event di tengah pandemi ini, dengan protokol kesehatan yang ketat dan mendapatkan rekomendasi dari ketua Satgas Covid Kab. Sleman untuk menyelenggarakan Festival UMKM yang berlangsung mulai tanggal 3 - 6 Desember 2020 di JCM.
Bismillahirrahmaanirrahiim dengan ditemani anak sulung, kami naik sepeda motor dengan menerobos arsiran rerintik hujan yang masih rapat membungkus kawasan Sleman, khususnya daerah yang saya lewati untuk menuju lokasi pameran.
Tidak sia-sia “perjuangan” kami, gigil yang sempat menyergap langsung ambyar begitu melihat pemandangan di lokasi pameran yang meriah dengan berbagai produk-produk eye catching: produk lokal dan menggunakan bahan lokal yang rata-rata siap bersaing di pasar global melalui media digital. Artinya, dari segi kualitas produk-produk UMKM yang mengikuti Festival Sembada 3 rata-rata memiliki kualitas premium lho…
Mungkin ada merasa gemas dengan pernyataannya saya tersebut ya? Produk UMKM lokal Sleman, menggunakan bahan lokal sudah siap bertempur di pasar Digital? Artinya, siap berkompetisi dengan aneka produk dari segala penjuru dunia kan ya?
Baiklah, untuk lebih konkrit maka berikut ini ulasan singkat dari sebagian stan yang sempat saya datangi saat berkunjung ke acara festival UMKM Sembada 3 kemarin.
Pesona Kain motif Ecoprint yang Fashionable dan Exclusive
Yessss, semua kain ecoprint mulai dari dress, kemeja, syal, jilbab, tas, sepatu mukena dan berbagai pernak-pernak fashion lainnya truely make me falling in love at first sight. Kesan tersebut bukan sekedar kesan pertama, tapi memang kain motif ecoprint memiliki keunikan tersendiri. Beberapa stand ecoprint yang sempat saya datangi antara lain: Elaku, Inalu, Hijrah Creative dan Karya Daritri. Dan semuanya memajang kain ecoprint dengan motif yang serba beda.
Jika ingin tahu lebih banyak tentang eksistentnsi UMKM Ecoprint tersebut, bisa dengan mudah ditemukan akun instagramnya. Iya dong, UMKM Sleman sudah siap menyambut era industri 4.0 dan siap go digital untuk merambah pasar ekspor tentunya.
Anak mbarep yang setia menemani (sekaligus menjadi fotografer) saya mampir ke stan kain ecoprint pun terlihat takjub. Dari beberapa penjelasan yang saya dapatkan, makin takjublah kami akan keistimewaan kain ecoprint ini.
“ Motif yang tercetak pada kain terlihat irregular (tidak beraturan), sesuai cita rasa masing-masing pembuatnya, sehingga setiap lembar kain ecoprint memiliki nilai seni yang special, unik. Kain ecoprint bisa juga dibilang sebagai salah satu jenis motif kain yang exclusive karena hampir tidak ada motif dan corak ecoprint yang memiliki kesamaan. Tidak heran kan kalau harga kain ecoprint ini mampu bersaing dengan batik tulis . “
Stan-stan fashion yang memajang kain motif ecoprint |
Setelah menyimak penjelasan tersebut, Ifa pun mendapat pencerahan bahwa untuk menjadi pelaku usaha kain motif jenis ecoprint ini sangat mungkin bisa dilakukan oleh siapa saja dan tak perlu menunggu punya modal besar, tapi NIAT untuk segera memulia. “ Kain ecoprint ini adorable banget lho, menggunakan bahan-bahan alami sehingga sangat lebih ramah lingkungan. Nilai plus lainnya adalah siapa saja bisa membuatnya sehingga memiliki daya ungkit yang luar biasa untuk menggerakkan potensi SDM maupun sumber daya alam yang sangat melimpah dan mudah diperoleh, bahkan dari sekitar kita “.
Tuh kan selain keindahan ecoprint yang menghipnotis, kami tapi ada nilai lain yang kami peroleh dari para pelaku UKM kain ecoprint yaitu untuk mulai usaha sangat BISA bila belum ada MODAL besar, yang kemauan untuk MULAI dengan bahan-bahan yang ada disekitar kita. Kalau kata orang bule, just do it katanya.
Selain deretan produk kain ecoprint, peserta pameran yang mengusung produk fashion lainnya pun tak kalah menggoda hati. Ada UMKM d'Artsesoris yang memproduksi aksesoris secara handmade, limited dan custom yang dibuat dengan teknik Embroidery.
Embroidery adalah seni menghias batu menggunakan manik-manik yang dijahit secara manual, demikian kurang lebih penjelasannya.
Melanjutkan rasa ingin yang menggebu, saya pun menggandeng tangan anak saya untuk mampir ke stand-stand fashion lainn, antara lain ke MAMAS yang membuat aneka tas dan souvenir berbahan tas. Kemudian lanjut ke stand Batika, JAbrik Jogja, Mukti Collection, Ayu Berkah Batik yang menyediakan batik tulis, batik cap, kain jumputan dan kain Ecoprint.
Sebenarnya hasrat hati mau banget mampir satu per satu stand fashion, tapi saat melihat deretan aneka tanaman hias dan bunga, wouwouwooo.....kami pun berpindah haluan ke stand flora.
Dari Hobi Bertanam Tanaman Hias, Panen Cuan Lho....
Bukan rahasia lagi kalau saat ini sedang hapenning emak-emak milenial dan tidak milenial berlomba menanam aneka bunga dan tanaman hias kan ya? Peluang usaha di era digital yang menjanjikan, sebut saja tanaman aglonema yang saat jadi primadona. Orang rela mebelanjakan uang sampai ratusan ribu hingga jutaan demi satu jenis tanaman aglonema lho?
Stan flora dan aneka perlengkapan pendukung perawatan tanaman hias |
Inilah peluang usaha yang dimanfaatkan oleh Nicky Florist dan Titi Orchid yang sukses membudidayakan berbagai varian aglonema, anggrek dan aneka tanaman hias lainnya. Mereka tak hanya menjual hasil budidaya tanaman hias, tapi juga menyediakan kebutuhan lain yang mendukung pemeliharaan tanaman hias tersebut seperti vitamin, pupuk, media dan obat untuk tanaman-tanaman hias tersebut.
Ibaratnya, sekali melangkah 3 tujuan tercapai: menyalurkan hobi, berkontribusi menjaga bumi agar hijau dan bisa meraup cuan tanpa perlu pergi kemana-mana (dari rumah) saja karena pemilik Nicky Florist ini sudah memasarkan tanaman hiasnya menggunakan media digital.
Hal senada juga yang dilakukan oleh pemilik usaha Grow.AP. Yoiiii, beliau ini dengan tangan kreatifnya membuat pot-pot berbahan tanah liat yang dilukis secara manual dengan motif-motif yang atraktif, lucu dan artistik sehingga menaikkan harga jual tanaman hias.
Akhirnya membawa pulang tanaman kaktus dong
Jadi, Grow.AP ini menjual paket tanaman mini bersama pot tanah liat yang diberi lukisan. Dengan menjual 1 paket pot dan tanaman, harganya bisa lebih tinggi. Jadi ide kreatif GROW.AP ini kereeen bangetttt kaaann, secara dengan sentuhan lukisan -lukisan yang sederhana namun menghasilkan hasil karya yang memberikan nilai tambah ekonomi yang significant. Dan saya pun kepincut membeli salah satu tanaman mini kaktus (opuntia maxima) yang di pajang di stan Grow.AP ini
Limbah (jadi) Ladang Penghasilan Berlimpah.
Lucy Recycle menjadi salah satu peserta UMKM yang mengusung produk-produk yang dihasilkan dari reka ulang barang-barang yag sudah tidak terpakai, terutama yang berbahan plastik.
Bisa dibilang, ide kreatif Lucy Recycle ini bisa menjadi salah satu opsi untuk mengurangi limbah plastik yang mengancam kelestarian alam, sekaligus menjadi ladang penghasilan yang berlimpah. Gak percaya, lihat saja sebagian produk Lucy Recycle yangberhasil saya dokumentasikan berikut ini:
Produk-produk hasil recycle dari limbah plastik |
Concern Lucy Recycle ini adalah bagaimana memanfaatkan barang plastik bekas menjadi bentuk barang (benda) lain yang memiliki nilai manfaat lebih. Hasilnya pun mengagumkan, bermacam tas belanja yang catik, aneka hiasan rumah dan pernak-pernik lainnya yang tampak elegan meskipun bahan menggunakan “limbah” plastik.
Selain produk-produk kerajinan, fashion dan flora, saya dan Ifa pun tak lupa singgah ke stand yang memajang produk-produk olahan makanan dan minuman. Saya melihat sentuhan kreatif hampir di semua produk makanan dan minuman yang diproduksi oleh UMKM Sleman yang mengikuti ajang Festival UMKM Sembada 3 ini.
Dari sederet produk olahan makanan dan minuman, saya terpanah asmara oleh minuman Sirup Parijoto yang dibeli merk "SARIJOKU". Selama ini Parijotho menjadi ikon batik Parijotho Salak, dan ternyata buah Parijotho ini bisa diolah menjadi minuman yang kaya manfaat antara lain bisa membantu menyuburkan kandungan, penguat kandungan, menambah imunitas, menurunkan kolesterol, mengatasi sariawan dan diare.
Sepertinya setelah sirup bunga telang, aneka olahan berbahan daun lidah buaya (aloe vera) yang diproduksi oleh UKM MY CHOS FOOD dan KORINA, maka sirup Parijotho ini pun memiliki peluang yang besar untuk go public, go nasional dan go digital. Iya dong, saat ini semakin banyak orang yang menyadari dan berkecenderungan untuk back to nature yang diyakini lebih sehat karena menggunakan bahan baku alami (bukan sintetis atau senyawa kimia).
Ngomongin produk tersebut jadi ingat lagu Enno Lerian yang berjudul “Semua Ada Di Sini”
Cuplikan lirik lagu "Semua Ada di Sini" |
Ada Apa Lagi di Festival UMKM Sembada ?
Seperti lirik-lirik lagu "Semua Ada di Sini", selain gelaran produk-produk dari UMKM kerajinan, fashion, dan flora, tak ketinggalan jajaran produk kuliner (makanan, minuman, aneka camilan dan snack) ikut memberikan warna meriah di ajang Festival UMKM Sembada ini.
Tidak kurang dari 82 UMKM kuliner siap menggoyang lidah para pengunjung dengan aneka olahan makanan dan minuman endesss hingga tetes terakhir. Apalagi semua produk olahan makanan dan minuman yang dihasilkan oleh UMKM Sleman sudah menggunakan inovasi yang semakin meningkat, memperhatikan aspek keamanan pangan (terdapat PIRT, Logo Halal, BPOM). Begitu pun desain kemasan yang handal (memperhatikan aspek-aspek untuk mempertahankan mutu produk dan menarik pembeli), mengacu pada standar branding yang berlaku.
Seperti yang kami lihat pajangan aneka bumbu nusantara (soto, rawon, pepes dan lain-lain) yang dikemas dalam kaleng, produk-produk ini sudah mengacu ISO/HACCP sehingga proses produksi makanan memiliki jaminan keamanan mulai penyediaan bahan baku hingga, penyimpanan dan distribusinya. Amazing banget kan, UMKM sudah concern untuk memproduksi makanan dengan mengacu pada standar ISO dan HACCP (Hazard Analysis and Critical Control Point) lhoh....
Jalan-jalan di stan kuliner dan ngobrol sejenak dengan Bu Farida |
Para UMKM juga sudah familiar menggunakan metode penjualan melalui media sosial seperti Facebook, Instagram, WhatsApp, sehingga mampu bersaing di level nasional dan tidak menutup kemungkinan di kancah internasional.
Tak ketinggalan, UMKM Sleman juga sudah memberikan pilihan cara pembayaran secara cashless ( QRIS ) menggunakan dompet digital pula. Ini NYATA bukan hoaks, bahwa UMKM Sleman sudah pada canggih dan siap bersaing di era digital 4.0. Tentunya, dengan budaya pembayaran secara cashless ini akan sangat membantu UMKM untuk bangkit dan terus berkembang, terlebih di saat pandemi dan sekaligus bisa menekan penyebaran covid.
Petualangan saya ke stand kuliner ini pun berlanjut ke stan Bu Farida, pemilik usaha UD. Jaya Putra yang memproduksi sambel pecel dan bumbu masak yang diberi label "RASA NYATA". Bagi emak-emak semacam saya, brand Rasa Nyata ini sudah tak asing lagi. Dan menurut Bu Farida, bumbu pecelnya tersebut sudah rutin dikirim ke Bali karena di sana sudah ada konsumen yang setia membeli Bumbu Pecel merk Rasa Nyata ini.
Selain stan Bu Farida, kami juga mampir ke beberapa stan kuliner lainnya seperti Korina Aloe, Danuri's Kitchen, Nino Sorghum, Barokah, Dapur SIP (sepsial Iwak Pari dan Iwak Kepala Manyung), Bakpia Rania, Moz Salad.
Kartu nama UMKM yang berhasil saya koleksi, hehehe... |
Sebagian produk UKM yang dibeli ini akan jadi kenangan indah selamanya |
Dan ijinkan saya ikut mengaminkan harapan yang disampaikan oleh Kepala Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah Kabupaten Sleman, dengan diadakannya kegiatan ini, aktifitas UMKM yang sempat mati suri selama hampir 9 bulan ini bisa mendapatkan atmosfer baru, membuka akses pasar bagi UMKM lebih meningkat dan sekaligus sebagai pilot project bagaimana platform model pelaksanaan pameran di era adaptasi kebiasaan baru (new normal).
Setidaknya, dengan dilaksanakan kegiatan pameran ini bisa dimanfaatkan untuk media bertukar pengalaman dan informasi antar pelaku UKM dan tenaga ahli yang dihadirkan pada saat sharing session, mengenai metode pemasaran yang lebih efektif, efisiensi proses produksi yang zero waste, teknik pengemasan yang ramah lingkungan (menggunakan bahan kemasan yang mudah di daur ulang) sehingga bisa mendongkrak omset pelaku UKM di tengah kondisi pandemi ini khususnya, dan untuk merambah pasar global melalui media digital.
Over all, pelaksanaan Festival UMKM Sembada ini memiliki nilai strategis sebagai media edukasi adaptasi kebiasaan baru dalam meningkatkan kualitas dan pemasaran produk UMKM. Oleh sebab itu pelaksanaan Festival UMKM juga tayang secara online melalui aplikasi android Kendi Sembada dan slemanmart.com
Kita memang harus berhati-hati, waspada dan taat menjalankan protokol kesehatan, Tapi sektor perekonomian pun tak bisa dilupakan, harus bangkit dan berkembang. Salam semangat SEMBADA untuk semua UMKM Sleman...
Tulisan ini diikutsertakankan dalam lomba Blog yang diadakan oleh
#dinkopukmsleman dalam rangka #FestivalUMKMSembada3
==============
Note: Alhamdulillah, Postingan mendapatkan apresiasi sebagai juara II, pengumumannya di sini yaa https://dinkopukm.slemankab.go.id/2020/12/10/daftar-pemenang-lomba-blog-festival-umkm-sembada-3/