Elastisitas [pun] Berbatas

Saat menikmati menu sarapan made by my hand...mudah, cepat, efektif dan lezat (karena baru pilih menu ini jika bingung mau pilih sarapan apa dan tentunya gak boleh lebih dari sekali dalam seminggu). Penasaran kan? Racikannya adalah 1-2 siung bawang putih diiris kecil-kecil, tambahkan sayuran (wortel/sawi/bayam/kecambah atau jenis sayuran lainnya yang disukai), lombok sesuai  selera pedas masing-masing (kalau saya 3 buah lombok saja). Masukan semuanya dalam air yang sudah mendidih (+ 300ml). Dan masukkan bahan utama: MIE INSTANT! Hahahaa...Tidak lupa telur ceplok special  kemudian segelas teh panas (yang ini tinggal ambil sendiri secukupnya).  Bismilllahirrahmaanirrahiim menikmati menu special breakfast on Monday seperti biasa   sarapan bareng dengan teman-teman di kantor karena terlalu pagi kalau sarapan sebelum berangkat kerja. 

Tadi datang jam berapa, Mbak?” tanyanya membuka percakapan.
Jam 5an kayaknya. Kakiku masih bengkak neh, kelamaan duduk di bis.”
Hehehe..kasiiann, yang jadi anak rantau deh” dan banyak percakapan-percakapan berikutnya seputar long week end kemarin yang dia habiskan di rumah sang mertua karena ada acara keluarga.
Eh, kenapa sih banyak kerjaan bukan jobdesku kok belakangan ini di ambrukkan ke bagianku?” topik pun bergeser pada pekerjaan, sebuah pertanyaan yang bernada curhat dia lontarkan pada saya.
Lha kata si bos dirimu perkasa tuh, di kasih kerjaan apa saja beres kok. Jadi why not kan?”
Kata siapa? Asline yo maksain diri...rasanya jadi njomplang, bagian yang SDMnya banyak tapi kerjaannya di bebankan pada bagian lain yang personilnya terbatas...”
Ya iya, selama dirimu no complain maka akan di anggap nothing serious problem kan?”
Gak bisa begitu, mestinya bisa dilihat secara analisa beban kerja dengan personilnya...
Elastisitaspun ada batasnya, gitu kan maksudmu? Bahwa karet pun jika di regangkan terus menerus akan putus...?
BUKAN ini menu sarapan saya [kemarin pagi]
Demikianlah cuplikan percakapan saya dan seorang teman di sela-sela sarapan yang akhirnya melenceng ke arah Elastisitas [pun] Berbatas, dan setelah beberapa saat berlalu saya pun kepikiran tentang sebuah tragedi ‘kecelakaan’ yang terjadi di sebuah perusahaan. Boilernya meledak dan menurut saya karena beban proses yang ‘kurang’ mempertimbangkan daya dukung mesin tersebut. Beberapa waktu sebelum peristiwa naas itu terjadi , saya kebetulan memang ke pabrik tersebut. Waktu saya tanya kapasitas produksi, saya kaget dengan target produksinya. Kemudian saya tanya operasional proses produksinya, katanya 24 jam 7 hari dengan 2 shift! Saat itu yang langsung terlintas di pikiran saya adalah bagaimana dengan boilernya (proses utama di pabrik tersebut)? Secara kondisi pabrik dengan segala fasilitasnya, menurut saya ngoyo dengan target produksi sekian ton sebulan yang disebutkan!. Tapi posisi saya hanya mengakses terbatas pada GMP/SSOP, tidak punya mandat untuk intervensi sampai ke mesin produksi (urusan internal manajemen). Dan beberapa hari berselang muncul berita jika boilernya meledak yang menyebabkan 3 orang meninggal dengan luka bakar sekitar 90% dan beberapa orang lainya terluka.

Lantas dimana hubungannya percakapan saya saat sarapan dan boiler meledak dengan Elastisitas? Kalau boleh saya buat analog, elastisitas mungkin bisa di identikkan dengan ‘kemampuan’ atau capability. Kalau gak ada hubungannya, ya di sambung-sambungin deh. Lha pengennya pakai judul Elastisitas [pun] Berbatas untuk postingan ini. #Maaf maksain judul. Tapi saya TIDAK hendak membahasnya ke arah Hukum Hooke dengan segala bumbunya mengenai korelasi elastisitas dengan tegangan dan regangan yang sudah menguap sukses dari ingatan saya, apalagi hitung-hitungannya yang sudah bablass lebih duluan dari ‘brankas’ di otak saya. Yang masih sedikit saya ingat hanya pengertian tentang elastisitas yaitu jika suatu benda diberikan suatu gaya/beban yang menekan atau menarik maka akan terjadi perubahan dalam yang meliputi panjang, lebar dan tingginya namun massanya tetap dan ketika gaya yang diberikan tadi tidak ada maka bentuknya akan  kembali seperti semula.
Modelnya saja yang mirip pegas
Kalau Elastisitas direfleksikan pada benda hidup yang namanya manusia, maka capability/kemampuan dalam diri setiap orang merupakan hal yang punya sifat elastis (flexible). Adanya respon dan reaksi yang diberikan terhadap aksi (dari luar diri), masalah, target, obsesi, impian, dll...menurut saya bisa di sebut sebagai ciri-ciri elastisitas. Dan ketika pikiran, waktu dan tenaga terpakai secara berlebihan, maka kondisi ‘patah/rusak’ seperti yang terjadi pada karet/pegas yang di regangkan secara terus menerus sehingga mengalami putus, maka demikian juga akan terjadi pada manusia. Walaupun dari segi kapasitas daya pikir masih mampu, namun jika tenaga dan waktu tidak mendukung alias gak ada istirahatnya, maka manusia akan ‘aus’. Kalau dalam larutan ada istilah titik jenuh kemudian lewat jenuh, maka meskipun manusia bisa di sebut benda (hidup) paling elastis, tentu tetap ada limitasinya. Ada batasan maksimal ‘beban’ yang bisa direspon dalam range yang aman elastisitasnya. Kondisi over load, secara fisik bisa menyebabkan menurunya kemampuan koordinasi tubuh karena kemampuan kerja otak menurun.

Karena tema dan judulnya postingan ini tentang Elastisitas, maka harap maklum isinya pun elastis ‘nglantur’ kemana-mana. Oia, jadi ingat saat saya kecil juga suka nyelupin karet gelang ke dalam minyak tanah dan hasilnya karet melar dengan indahnya dan jadi getas (mudah patah) deh. Sekian saja, postingan Elastisitas ini biar tidak semakin kemana-mana rangkaian kalimatnya karena saking elastisnya....

Ririe Khayan

Assalamulaikum. Hi I am Ririe Khayan a Lifestyle Blogger and live in Jogya. I’m the Author Of Kidung Kinanthi, a Personal Blog about my random thought, parenting, traveling, lifestyle, & other activity as well as Personal & Working Mom Story. Kindly feel free to contact me at: ririekhayan(at)gmail(dot)com

98 comments:

  1. Mungkin si boss punya pikiran begini sob," berikan pekerjaan pada orang yang benar2 sibuk. Niscaya pekerjaan itu akan terselesaikan". Tapi kalau seandainya keberatan, jangan segan-segan untuk mengutarakan uneg-uneg kamu itu sob. Niscaya si boss juga paham dan mencari jalan keluar yang lain.

    ReplyDelete
    Replies
    1. ada juga tipikal boss, kalau sdh sreg dengan 1 orang maka apapun jenis kerjaan (bahkan meski hny bikin konsep surat pun) di bebankan juga pada orang tersebut dan 'lupa' harusnya kerjaan tsb bisa di kerjakan yang lainnya (yg masih banyak)...

      Delete
    2. iya nyebelin ya mbak yang kaya gitu... :(

      Delete
    3. Ho-oh..nyebelin dan bikin sirosis hati...kalau saya sih, kerjain dulu mana yg harus dikerjakan. Paling juga di sewotin deh...hehehehe

      Delete
  2. hidup harus flexsibel, tapi aku pernah mengalami ke kakuan dalam hidup yang berujung drop dan hilang kendali selama berbulan-bulan. terasa menyalahkan diri sendiri.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Tubuh memiliki siklus sirkadian dengan susunan saraf otonom yang menggerakkan organ dalam (jantung, paru-paru, liver, ginjal dsb). Dengan sistem kerja yg terbagi 2 shift: pagi dan malam. Saat pagi jadwalnya saraf simpatis menggerakkan organ bagian dalam tubuh dengan kekuatan maksimal sehingga kita memiliki tenaga lebih saat bekerja pagi hari. Dan saat malam giliran jaganya saraf parasimaptis bekerja yg merupakan waktunya organ tbuh isitirahat. Jd Kondisi 'hilang' kendali atau semangat kerja, bs mengakibatkan dua saraf tersebut overlapping dan akibatnya bisa berujung pada 'drop' tsb...#Nyontek:)

      Delete
  3. Serasa mbaca buku paket Fisika deh^^
    segala apapun yang ada didunia ini pasti ada titik batasannya sendiri-sendiri, sejauh ini mungkin cuman "sabar" yang gak berbatas mbak. elastisitasnya tanpa batas deh^^

    ReplyDelete
    Replies
    1. saya juga berpendapat bahwa sabar itu sebenarnya tidak berbatas, tapi kitalah yang sering membatasinya.

      Oh ya, Mbak Ririe, saya tertarik dengan widget recent postnya yang atraktif, dimana saya bisa mendapatkan ilmunya? Terma kasih sebelumnya.

      Delete
    2. @ Syam: Jika sabar itu bertepi, dimanakah ujung kesabaran itu menyepi. jika sabar itu tak ada batasnya, maka seberapa luas hati, seberapa asa jiwa dan seberapa lugas pikiran mampu menembus batas untuk mencapai kesabaran itu. #ini pertanyaan apa afirmasi ya?

      Delete
    3. @ Abi S: Kalau (sifat) sabarnya secara bawaannya mmg harusnya tidak bertepi. Tapi pelakunya yang punya batasan untuk melakoni kesabaran...jujur saya sendiri punya batas kesabaran karena saya belum bisa menjadi orag dengan tingkat kesabaran tanpa batas..

      Untuk widget Recent post, sudah saya inbox script code'nya.

      Delete
  4. hehe...kok ada fisikanya juga ya mbak.... hadeeee -___-" mungkin bisa di ceritakan rumusnya juga mbak, biar elastisitasnya lebih lengkap.. hehhe.... kunjungan pagi mbak

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kalau hanya rumusnya sih ini F = -kx tapi aplikasiny` dalam soal dan studi kasus..maaf udah lupaaaaaa.....cucunya Mbah gugel banyak kok yg expert di Fisika..

      Delete
  5. wah begitu elastis..dalam penyampaian dan sajian

    ReplyDelete
    Replies
    1. yup..di buat se elastisnya biar bisa 'nglantur' kemana-mana ..hehehe

      Delete
  6. Postingannya ahli ilmu eksak dan metafora, nih? Apa beda elastisitas dan elasitas, bu?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Waaa....saya bukaaa....an ahli ilmu eksak dan metafora. Kalau bedanya elastis dan elastisitas..pada jenis katanya mungkin. Elastis itu kata sifat : lentur sedang elastisitas adalah cara menghitung (daya) elastis suatu benda..contoh yg lebih sederhana: haus dan kehausan...cantik dan kecantikan...#maaf jika jawabannya 'nglantur"

      Delete
    2. Nah, kan ketahuan! Si ibu pake acara ngelak sgala. Ini jwban yg ku cari tp gk pernah nemu yg sreg! Tp ibu rie mantep, dah! Bhahaha

      Delete
    3. whahaaa, di ledekiiinn...kan pak eksak nge'test saya tuh? Lha yg master di eksak kan ya pak eksak tho? Hayyoooo....ngakuu?

      Delete
  7. Karena tema dan judulnya postingan ini tentang Elastisitas, maka harap maklum kalo komentarnya ngelantur juga, soalnya saya juga termasuk orang yg elastis lho :P

    ReplyDelete
    Replies
    1. Mana komentar nglanturnya ? Kok gak ada? Apa saking elastisnya sehingga commentnya juga gak nampak neh?

      Delete
  8. Bingung nih, mulai dari resep masakan u/sarapan berlanjut ke Boiler yg meledak, awalnya sy menduga jeng Ririe ini seperti pegawai depnaker yg suka sidak ke pabrik2 lalu dpt amplop, wkkwkkwkk (bercanda), ... eh ternyata ngurusi GMP/SSOP seperti konsultan ISO, emang kalo boleh tahu kerja dimana ya jeng? ...

    ReplyDelete
    Replies
    1. inilah salah satu enaknya jika pilih tema elastisitas...bisa nulis mulai sarapan yg nyambung ke boiler kemudian proses produksi dan GMP/SSOP...

      Saya konsultan ISO...hope dream will come true...amiiinn #ngarep.co.id

      Delete
  9. beruntunglah jika kita mampu menempatkan diri pada kondisi apapun dalam keadaan sewajarnya, tanpa kekakuan dan tidak terlalu lentur. Karena sesuatu yang berlebihan atau kurang dari yang ada justru seringkali membawa permasalahan, jadi kita membutuhkan elastisitas diri yang elegan dan smart

    ReplyDelete
    Replies
    1. mampu menempatkan diri pada kondisi apapun dalam keadaan sewajarnya,dengan lentur dan dinamis...semoga bisa walau belum bisa automatically....hehehe..#kadang moody muncul:(

      Delete
  10. Elastisitas itu berbatas... sepertinya memang seperti itu bahkan kesabaran yang menurut seseorang itu tak berbatas kadang sampai juga pada batas elastisnya

    ReplyDelete
    Replies
    1. Koefisien Elastisitas (jika gak salah ingat) yang paling besar sih 1. Jadi kalau kesabaran memang gak ada batasnya....pelakunya yg yang berbatas...termasuk saya ini

      Delete
    2. Pelakunya yang tidak bisa mengimbangi kekuatan dari kesabaran itu yah...

      Delete
    3. Pada batas tertentu..akan ada titik kesetimbagan dalam kemampuan hati untuk bersabar...#ini saya

      Delete
  11. Nak aku elastis ra mbak... hihihi.
    Kuwi tiga lombok dibilang saja? Hueee...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya hanya 3, kadang bisa sampai lima lho? Apalagi jika bikin omelet ala Ririe...salah satu yang ta campurkan kan irisan lombok juga...#penggemar rasa pedas

      Elastis? Hemm...yuk main lompat tali dulu? Aku ta lihat level berapa yang bisa kamu lompati Na....hahahaha

      Delete
  12. Betul sekali mbak ririe, kekuatan dan kefleksibelan manusia pasti ada batasnya. Kalo over load ya pasti hang kayak komputer hehehe..

    btw makasih namaku dah disebut “ Hehehe..kasiiann, yang jadi anak rantau deh” :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kalau kompi hangah, terparahnya reinstal ya. Atau lembiru= lempar beli baru..

      Wah? Iya tuh tibae kesebut tuh namanya ya....jangan GeEr, kebetulan tuh...wkwkwkwkkk

      Delete
  13. aduh..aduh klo ngomongin elastis jadi ingat pas SMA belajar fisika.. waktu guru ngejalasin di depan aku elastis ngantuk,,, hahaha

    Oh iya klo analogi elastis nya manusia, aku milih perut kak..
    perut ku elastis saat memasukan makanan, elastis sempurna,, hhha

    ReplyDelete
    Replies
    1. sama sey, saya juga pernah ngantuk pas pelajaran Fisika kok. Tapi tergantung gurunya kayaknya, karena waktu kelas 1 dan 3 gak sampai ngantuk. Kelas 2 tuh yg kadang ngantuk...hehehehe

      Kalau soal makanan sptnya sama neh, elastis deh...

      Delete
  14. hahaha...gue kire tadi mau masak opo toh :p

    banyak tenaga kerja tapi cuma dibebanin ke satu orang? gajinye naek kaga tuuh.. >.<

    ReplyDelete
    Replies
    1. hahaha...yuk naik-naik ke puncak gunung..tinggi..tinggi sekali...

      Delete
  15. target itu dibuat memang buat untuk dicapai begitu katanya.. hanya untuk motivasi saja.

    ReplyDelete
    Replies
    1. target di buat agar kita lebih fokus dan lebih punya energi/semangat utk go moving more seriously:)

      Delete
  16. biarlah elastis 'nglantur' ke mana-mana ... yang penting mie instant nya itu lho, manteppp hehehehe

    ReplyDelete
    Replies
    1. sajian mie instantnya resepnya khas tidak pakai lama...hehehehe

      Delete
  17. kemampuan kita untuk menerima atau memberikan tetap ada batasnya jeng.
    Jika kita bekerja melebihi kemampuan ada dampak yang akan timbul jika hal itu berlangsung terus-menerus dalam jangka waktu yang lama.
    Oleh karena itu perlu ada pengendoran dalam bentuk istirahat atau cuti yang diatur oleh instansi.

    Jika hati kita tak merasakan beban berlebih itu maka tubuh kitalah yang akan memberitahu misalnya ambruk karena serangan jantung.

    Bagus artikelnya.

    Salam hangat dari Surabaya

    ReplyDelete
    Replies
    1. Leres sanget Pakdhe, jika bekerja melebihi kemampuan ada saraf parasimpatis dan simpatis akan kacau balau dan akibatnya organ tubuh pun 'protes', serangan jantung, gangguan liver, Attention deficit disorder, maag,...dsb

      Surabaya panas banget Pakdhe, hehehehe

      Delete
  18. Itulah kenapa saya maunya super elastis, tidak mau terikat pekerjaan yang office hour. :) Sukanya yang bisa sambil jalan-jalan, kerjanya bisa kapan aja. :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Setiap jenis kerja, office hour atau pun free lancer, sdh ada paketannya. Jika saat ini kerjaan saya masih bersifat office hour, semoga tetap bisa mengerjakan dengan maksimal...jika nanti bisa kerjaan yg gak terikat waktu di belakang meja, semoga juga menjadi hal yg lebih baik

      Delete
  19. Aduhhh nasi goreng wenakwenakwenak :)) ehhh tapi tadi udah makan nasi goreng deh :p

    ReplyDelete
    Replies
    1. hahahhaa...itu mah foto nasi goreng pas acara lomba Agustusan

      Delete
  20. Hidup memang harus flexibel ya..
    bisa menenempatkan sesuatu pada tempatnya..

    *haduh jadi tergoda sama mie instan*

    ReplyDelete
    Replies
    1. bener banget Mbak, harus di letakkan pada tempatnya. Kalu tdk pada tempatnya bisa di ambil maling kan...#koplak

      *mie instantnya menggoda selera*

      Delete
  21. aneh aneh aJa postingannya--btw any way bus way--

    dalam hal masak memasak juga kerja bekerja perlu diterapkan elastisitas yakkk he he he jadi inget belajar ekonomi tempo doeluuu

    ReplyDelete
    Replies
    1. bukan postinagnnya yg aneh..tapi yg bikin tuh orangnya aneh loh?

      NNah kalau dalam ekonomi, elastisitas juga ada kan yaitu perbandingan perubahan proporsional dari sebuah variabel dengan perubahan variable lainnya, yaituuntuk mengukur seberapa besar kepekaan/reaksi konsumen jika ada perubahan harga.

      Delete
    2. wah buguru pinter pinter masih ingettt pelajaran tempo lampoooe

      Delete
    3. xixixixi...asal-asalan bikin analog saja, kan elastisitas bisa ada kemiripannya dengan relatifitas? #makin ngawur

      Delete
  22. kunjungan gan .,.
    bagi" motivasi
    Saat kamu menemui batu sandungan janganlah kamu ptus asa,
    karena semua itu pasti akan ada solusinya.,.
    si tunggu kunjungan baliknya gan.,

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kalau ada batu..segera di ambil batunya biar gak bikin kesandung. Siap meluncur ke TKP sob...

      Delete
  23. stiap hal pst punya batasanny y mbak,
    tp yg namany batasan bs dtingkatkn :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. batasan bisa di perlebar rentangnya..tapi tetap ada batas maksimalnya...

      Delete
  24. hiasan nasi gorengnya,,,,
    lucuuuuu.....
    bsa tuh saingan ma restoran..
    ixixixxixiiii

    MAMPIR ya ke blog qu...
    slamet mnikmati,,,,

    ReplyDelete
    Replies
    1. hiasan nasi gorengnya kan masih sederhana tuh MBak? Tersanjung deh kalau bisa saingan sama resto...

      Oke, I'll viist back sooner:)

      Delete
  25. kadang serba salah juga yah, maksud hati ingin membantu apa daya malah jadi keterusan dan terus-terusan... hahahahahah

    ReplyDelete
    Replies
    1. ahayyy, jd inget lagunya Ruth Sahanaya neh...serba salah...

      Delete
  26. permisi mbak Ririe, ikut nimbrung kasih komen walaupun mungkin agak melenceng dari kerangka tulisan. hehehe...
    Mie rebus juga ada batas dan masanya hehehehe.. salah2 bisa makan yg KADALUARSA! jd manusia bekerja harus tau dan Paham aturan, karna kalo gak tau aturan akhirnya jadi gak beraturan. oleh karena itu mari kita sama2 atur waktu masing2 yaa. ada waktu bekerja, ada waktu istirahat dan ada waktu melalukan kegiatan sosial di masyarakat. ketika anda2 sudah tidak mampu menerapkan waktu diatas, itu artinya anda telah Beristirahat Panjannnngggggg alias tak bernyawa. wkwkwkwkw!

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sip Bung, mantab tambahannya. Terima kasih:)

      kalau gak beraturan nanti bisa berubah jadi uncountable kan? Kalau soal KADALUARSA InsyaAlalh sdh membiasakan utk teliti sebelum membeli terutama expired date tuh..

      Delete
  27. kalau aku pernah nyelupin bola bekel diminyak tanah mbak, jadi besar juga ukurannya

    ReplyDelete
    Replies
    1. SAMA mBAK, BOLA BEKEL juga salah satu benda plastik yang ta masukin minyak tanah..terutama yang jenis bola bekel gak bening modelnya karena gak bisa mantul kalau di pakai sehingga di celupin minyak tanah biar mau mantul tinggi...hehehhe

      Delete
  28. waduh..elastis..toh, kalau saya sich elastisitas itu memang seperti karet, bisa naik bisa turun seenaknya sendiri, kalau di kasih zat perusak elastisitas, maka karet-nya bisa mulur terus putus..manusia juga begitu, saat elastisitas-nya normal, ya,,,palingan naik dan turun saja...tapi kalau sudah ada zat eksternalnya...aduh bisa-bisa mulur dan puuutusssss, begitu kali yo

    ReplyDelete
    Replies
    1. sepakat mas...kalau yg ngalami 'putus' karena elastisnya aus kan runyam ya? Beda dengan layang-2 yg putus, banyak yg bakal nguber-uber deh....#stress

      Delete
  29. Waduh mbaaak. @_@ Aku ndak ngerti2 banget Fisika. T__T

    ReplyDelete
    Replies
    1. whahahaha..saya tuh apalnya ttg fisika jika Es berubah jadi air kok Mbak...

      Delete
  30. wah mantap, sebenarnya masalah kerjaan tapi di bahas secara ilmiah, sampe pa hook keluar segala. hehe, itu wajar mba,
    sya aja dulu mentang mentang gesit eh kerjaan di tambahin, payah. yaud, jadi nyantai aja daripada kerja di tambahin terus? ga akan ada habisnya.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sebenarnya masalah kerjaan hanya pemantiknya saja...selebihnya ya pengen 'nglantur' elastis itu...#ssttt:)

      Sepakat, jika tiap kali di upayakan segera di selesaikan meski dengan menumpuk jobdes sendiri maka akan berkelanjutan di anggap oke-oke saja di tambahi kerjaan...ga akan ada habisnya.

      Delete
  31. Replies
    1. weiittt, kayak bola bekel deh. loncat - loncat tuh...

      Delete
  32. Ini ceritanya masakan yang elastisitas, dari masak sampai pada kerjaan hehe, padahal hanya masak mie lo bisa jadi psotingan yang sip,

    Kenapa tidak complain aja Kak., dari pada keteteran dengan kerjaan Kakak sendiri mending ngomong aja baik² sama si Eboss :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Yoi...biar agak keren, asline ya mbahas sarapan mie isntant tapi di kasih judul yg alay ya...hehehe

      Kalau saya sih, langsng saja bilang agar dikerjakan yg lainnya jika mash ada yg bisa ngerjain. Yg lagi curhat di cuplikan percakapan di atas adalah teman saya kok...dia cenderung menghindari conflict soale..

      Delete
  33. Banyak banget Bos yang seperti ini Rie.... membebankan pekerjaan yang sama sekali tidak tercantum di dalam jobdesc, hanya karena dia sudah sreg dengan kinerja si bawahan yang memang bisa diandalkan...

    Tapi yang lebih menyedihkan adalah, di dalam ToR/Job Desc ada sebuah point yang menjebak banget. Bunyinya adalah:

    ... and other related task requested by supervisor (... dan tugas lainnya yang diminta oleh atasan...). Duh....

    ReplyDelete
    Replies
    1. and other related task requested by supervisor ..gak hanya menjebak deh Mbak, tapi kadang bisa bikin headache jika urusan pribadi juga dilibatkan ke konteks tersebut...

      Delete
  34. Hukum Hooke, elastisitas dengan tegangan dan regangan...., boiler.. proses produksi.... kok kayaknya aku dulu begitu familiar dengan semua kata-2 ini ya? tapi duluuu banget... hehe....

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hooke, elastisitas dengan tegangan dan regangan...., boiler.. proses produksi.... yg msh aku hanya ingat namanya duang neh Mbak. hahahaha.

      Delete
  35. Yah itu lah salah satu dilema kalau kita kerja sama orang.
    Disabar-sabarin lama-lama meledak juga tuh emosi..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iyahh, kalau yang meledak balon hijau masih ada sisanya 4 kan? xixixiii...

      Delete
  36. Replies
    1. Silahkan menyimak...di minum juga kopinya...

      Delete
  37. whihihi...elastis jd ngebayangin film kartun :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. kayak tom and jerry yaa...elastis sempurna tuh..

      Delete
  38. berkunjung pagi sob
    salam kenal n sekalian izin follow ya
    follow balik jika berkenan
    thanks.

    ReplyDelete
    Replies
    1. terima kasihh atas kunjungannya...segera visit dan follow back:)

      Delete
  39. waduh kayak mas Kahfi nih tulisannya. pake fisika segala.

    ReplyDelete
    Replies
    1. #tengok kanan-kiri...

      Whahahaa...orang masih di gua tuh ...

      Delete
  40. Iya mbak ... semua makhluk punya batas apalagi dalam mempergunakan fisik. Apalagi hanya sebuah mesin yang dibuat oleh manusia. Inna lillah ya sampai ada yang meninggal begitu. Kalo lantas keluarga mereka ditanggung perusahaan sih bolehlah, lha kalo nggak? kasihan kan keluarganya ...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Perlindungan tenaga kerja di aderah masih minim Mbak, saya kurang tahu sejauh apa responsibility perusahaan dalam take over keluarga korban. Kalau soal beginian, orang perusahaan introvert banget..

      Delete
  41. kalo ttg boiler meledak itu srg terjadi di perusahaan pulp tmpt ayah bekerja, udah byk korban krn nya. tp posting ini benar2 ga ngerti Ry, tp krn kangen nyapa kamu hehehe

    ReplyDelete
    Replies
    1. #pelukan...

      SEneng banget neh di kangeni...ma kasiih Mbak, kuenya mana neh...#nglunjak

      Delete
  42. 3 lombok gk kurang mbak? mana pedes

    ReplyDelete
    Replies
    1. tergantung ukuran lomboknya...kadang bisa juga sampai 5 buah..hehehe

      Delete
  43. Elastis artinya kita bisa adaptasi ya :)

    Hmmmm... suka aku bahasannya Mbak ^^


    *Selama ini suka ketinggalan postingan dari blog ini, ternyata linknya memang belum terpasang, jadi barusan kupejeng dech, masang dulu baru izin, hehee....

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kalau menurut saya, elastisitas bisa juga bermakna adaptasi, relativitas dan flexibility...

      *lalalalalalaa....senengnya link saya di pasang*...

      Delete
  44. nice :)
    saya senang mengikuti postingan anda
    postingan yang menarik .

    salam kenal yya dan sempatkan mampir ke
    website kami.

    ReplyDelete

Leave a comment or just be silent reader, still thank you so much.
Terima kasih telah singgah di Kidung Kinanthi.
Mohon maaf, atas ketidaknyamanan MODERASI Komentar.

Maaf ya, komentar yang terindikasi SPAM atau mengandung link hidup tidak akan dipublikasikan.

So, be wise and stay friendly.