Saat menikmati menu sarapan made by my hand...mudah, cepat, efektif dan lezat (karena baru pilih menu ini jika bingung mau pilih sarapan apa dan tentunya gak boleh lebih dari sekali dalam seminggu). Penasaran kan? Racikannya adalah 1-2 siung bawang putih diiris kecil-kecil, tambahkan sayuran (wortel/sawi/bayam/kecambah atau jenis sayuran lainnya yang disukai), lombok sesuai selera pedas masing-masing (kalau saya 3 buah lombok saja). Masukan semuanya dalam air yang sudah mendidih (+ 300ml). Dan masukkan bahan utama: MIE INSTANT! Hahahaa...Tidak lupa telur ceplok special kemudian segelas teh panas (yang ini tinggal ambil sendiri secukupnya). Bismilllahirrahmaanirrahiim menikmati menu special breakfast on Monday seperti biasa sarapan bareng dengan teman-teman di kantor karena terlalu pagi kalau sarapan sebelum berangkat kerja.
“ Tadi datang jam berapa, Mbak?” tanyanya membuka percakapan.
“ Jam 5an kayaknya. Kakiku masih bengkak neh, kelamaan duduk di bis.”
“ Hehehe..kasiiann, yang jadi anak rantau deh” dan banyak percakapan-percakapan berikutnya seputar long week end kemarin yang dia habiskan di rumah sang mertua karena ada acara keluarga.
“ Eh, kenapa sih banyak kerjaan bukan jobdesku kok belakangan ini di ambrukkan ke bagianku?” topik pun bergeser pada pekerjaan, sebuah pertanyaan yang bernada curhat dia lontarkan pada saya.
“ Lha kata si bos dirimu perkasa tuh, di kasih kerjaan apa saja beres kok. Jadi why not kan?”
“ Kata siapa? Asline yo maksain diri...rasanya jadi njomplang, bagian yang SDMnya banyak tapi kerjaannya di bebankan pada bagian lain yang personilnya terbatas...”
“ Ya iya, selama dirimu no complain maka akan di anggap nothing serious problem kan?”
“ Gak bisa begitu, mestinya bisa dilihat secara analisa beban kerja dengan personilnya...”
“ Elastisitaspun ada batasnya, gitu kan maksudmu? Bahwa karet pun jika di regangkan terus menerus akan putus...?”
BUKAN ini menu sarapan saya [kemarin pagi] |
Demikianlah cuplikan percakapan saya dan seorang teman di sela-sela sarapan yang akhirnya melenceng ke arah Elastisitas [pun] Berbatas, dan setelah beberapa saat berlalu saya pun kepikiran tentang sebuah tragedi ‘kecelakaan’ yang terjadi di sebuah perusahaan. Boilernya meledak dan menurut saya karena beban proses yang ‘kurang’ mempertimbangkan daya dukung mesin tersebut. Beberapa waktu sebelum peristiwa naas itu terjadi , saya kebetulan memang ke pabrik tersebut. Waktu saya tanya kapasitas produksi, saya kaget dengan target produksinya. Kemudian saya tanya operasional proses produksinya, katanya 24 jam 7 hari dengan 2 shift! Saat itu yang langsung terlintas di pikiran saya adalah bagaimana dengan boilernya (proses utama di pabrik tersebut)? Secara kondisi pabrik dengan segala fasilitasnya, menurut saya ngoyo dengan target produksi sekian ton sebulan yang disebutkan!. Tapi posisi saya hanya mengakses terbatas pada GMP/SSOP, tidak punya mandat untuk intervensi sampai ke mesin produksi (urusan internal manajemen). Dan beberapa hari berselang muncul berita jika boilernya meledak yang menyebabkan 3 orang meninggal dengan luka bakar sekitar 90% dan beberapa orang lainya terluka.
Lantas dimana hubungannya percakapan saya saat sarapan dan boiler meledak dengan Elastisitas? Kalau boleh saya buat analog, elastisitas mungkin bisa di identikkan dengan ‘kemampuan’ atau capability. Kalau gak ada hubungannya, ya di sambung-sambungin deh. Lha pengennya pakai judul Elastisitas [pun] Berbatas untuk postingan ini. #Maaf maksain judul. Tapi saya TIDAK hendak membahasnya ke arah Hukum Hooke dengan segala bumbunya mengenai korelasi elastisitas dengan tegangan dan regangan yang sudah menguap sukses dari ingatan saya, apalagi hitung-hitungannya yang sudah bablass lebih duluan dari ‘brankas’ di otak saya. Yang masih sedikit saya ingat hanya pengertian tentang elastisitas yaitu jika suatu benda diberikan suatu gaya/beban yang menekan atau menarik maka akan terjadi perubahan dalam yang meliputi panjang, lebar dan tingginya namun massanya tetap dan ketika gaya yang diberikan tadi tidak ada maka bentuknya akan kembali seperti semula.
Modelnya saja yang mirip pegas |
Kalau Elastisitas direfleksikan pada benda hidup yang namanya manusia, maka capability/kemampuan dalam diri setiap orang merupakan hal yang punya sifat elastis (flexible). Adanya respon dan reaksi yang diberikan terhadap aksi (dari luar diri), masalah, target, obsesi, impian, dll...menurut saya bisa di sebut sebagai ciri-ciri elastisitas. Dan ketika pikiran, waktu dan tenaga terpakai secara berlebihan, maka kondisi ‘patah/rusak’ seperti yang terjadi pada karet/pegas yang di regangkan secara terus menerus sehingga mengalami putus, maka demikian juga akan terjadi pada manusia. Walaupun dari segi kapasitas daya pikir masih mampu, namun jika tenaga dan waktu tidak mendukung alias gak ada istirahatnya, maka manusia akan ‘aus’. Kalau dalam larutan ada istilah titik jenuh kemudian lewat jenuh, maka meskipun manusia bisa di sebut benda (hidup) paling elastis, tentu tetap ada limitasinya. Ada batasan maksimal ‘beban’ yang bisa direspon dalam range yang aman elastisitasnya. Kondisi over load, secara fisik bisa menyebabkan menurunya kemampuan koordinasi tubuh karena kemampuan kerja otak menurun.
Karena tema dan judulnya postingan ini tentang Elastisitas, maka harap maklum isinya pun elastis ‘nglantur’ kemana-mana. Oia, jadi ingat saat saya kecil juga suka nyelupin karet gelang ke dalam minyak tanah dan hasilnya karet melar dengan indahnya dan jadi getas (mudah patah) deh. Sekian saja, postingan Elastisitas ini biar tidak semakin kemana-mana rangkaian kalimatnya karena saking elastisnya....
Mungkin si boss punya pikiran begini sob," berikan pekerjaan pada orang yang benar2 sibuk. Niscaya pekerjaan itu akan terselesaikan". Tapi kalau seandainya keberatan, jangan segan-segan untuk mengutarakan uneg-uneg kamu itu sob. Niscaya si boss juga paham dan mencari jalan keluar yang lain.
ReplyDeleteada juga tipikal boss, kalau sdh sreg dengan 1 orang maka apapun jenis kerjaan (bahkan meski hny bikin konsep surat pun) di bebankan juga pada orang tersebut dan 'lupa' harusnya kerjaan tsb bisa di kerjakan yang lainnya (yg masih banyak)...
Deleteiya nyebelin ya mbak yang kaya gitu... :(
DeleteHo-oh..nyebelin dan bikin sirosis hati...kalau saya sih, kerjain dulu mana yg harus dikerjakan. Paling juga di sewotin deh...hehehehe
Deletehidup harus flexsibel, tapi aku pernah mengalami ke kakuan dalam hidup yang berujung drop dan hilang kendali selama berbulan-bulan. terasa menyalahkan diri sendiri.
ReplyDeleteTubuh memiliki siklus sirkadian dengan susunan saraf otonom yang menggerakkan organ dalam (jantung, paru-paru, liver, ginjal dsb). Dengan sistem kerja yg terbagi 2 shift: pagi dan malam. Saat pagi jadwalnya saraf simpatis menggerakkan organ bagian dalam tubuh dengan kekuatan maksimal sehingga kita memiliki tenaga lebih saat bekerja pagi hari. Dan saat malam giliran jaganya saraf parasimaptis bekerja yg merupakan waktunya organ tbuh isitirahat. Jd Kondisi 'hilang' kendali atau semangat kerja, bs mengakibatkan dua saraf tersebut overlapping dan akibatnya bisa berujung pada 'drop' tsb...#Nyontek:)
DeleteSerasa mbaca buku paket Fisika deh^^
ReplyDeletesegala apapun yang ada didunia ini pasti ada titik batasannya sendiri-sendiri, sejauh ini mungkin cuman "sabar" yang gak berbatas mbak. elastisitasnya tanpa batas deh^^
saya juga berpendapat bahwa sabar itu sebenarnya tidak berbatas, tapi kitalah yang sering membatasinya.
DeleteOh ya, Mbak Ririe, saya tertarik dengan widget recent postnya yang atraktif, dimana saya bisa mendapatkan ilmunya? Terma kasih sebelumnya.
@ Syam: Jika sabar itu bertepi, dimanakah ujung kesabaran itu menyepi. jika sabar itu tak ada batasnya, maka seberapa luas hati, seberapa asa jiwa dan seberapa lugas pikiran mampu menembus batas untuk mencapai kesabaran itu. #ini pertanyaan apa afirmasi ya?
Delete@ Abi S: Kalau (sifat) sabarnya secara bawaannya mmg harusnya tidak bertepi. Tapi pelakunya yang punya batasan untuk melakoni kesabaran...jujur saya sendiri punya batas kesabaran karena saya belum bisa menjadi orag dengan tingkat kesabaran tanpa batas..
DeleteUntuk widget Recent post, sudah saya inbox script code'nya.
hehe...kok ada fisikanya juga ya mbak.... hadeeee -___-" mungkin bisa di ceritakan rumusnya juga mbak, biar elastisitasnya lebih lengkap.. hehhe.... kunjungan pagi mbak
ReplyDeleteKalau hanya rumusnya sih ini F = -kx tapi aplikasiny` dalam soal dan studi kasus..maaf udah lupaaaaaa.....cucunya Mbah gugel banyak kok yg expert di Fisika..
Deletewah begitu elastis..dalam penyampaian dan sajian
ReplyDeleteyup..di buat se elastisnya biar bisa 'nglantur' kemana-mana ..hehehe
DeletePostingannya ahli ilmu eksak dan metafora, nih? Apa beda elastisitas dan elasitas, bu?
ReplyDeleteWaaa....saya bukaaa....an ahli ilmu eksak dan metafora. Kalau bedanya elastis dan elastisitas..pada jenis katanya mungkin. Elastis itu kata sifat : lentur sedang elastisitas adalah cara menghitung (daya) elastis suatu benda..contoh yg lebih sederhana: haus dan kehausan...cantik dan kecantikan...#maaf jika jawabannya 'nglantur"
DeleteNah, kan ketahuan! Si ibu pake acara ngelak sgala. Ini jwban yg ku cari tp gk pernah nemu yg sreg! Tp ibu rie mantep, dah! Bhahaha
Deletewhahaaa, di ledekiiinn...kan pak eksak nge'test saya tuh? Lha yg master di eksak kan ya pak eksak tho? Hayyoooo....ngakuu?
DeleteKarena tema dan judulnya postingan ini tentang Elastisitas, maka harap maklum kalo komentarnya ngelantur juga, soalnya saya juga termasuk orang yg elastis lho :P
ReplyDeleteMana komentar nglanturnya ? Kok gak ada? Apa saking elastisnya sehingga commentnya juga gak nampak neh?
DeleteBingung nih, mulai dari resep masakan u/sarapan berlanjut ke Boiler yg meledak, awalnya sy menduga jeng Ririe ini seperti pegawai depnaker yg suka sidak ke pabrik2 lalu dpt amplop, wkkwkkwkk (bercanda), ... eh ternyata ngurusi GMP/SSOP seperti konsultan ISO, emang kalo boleh tahu kerja dimana ya jeng? ...
ReplyDeleteinilah salah satu enaknya jika pilih tema elastisitas...bisa nulis mulai sarapan yg nyambung ke boiler kemudian proses produksi dan GMP/SSOP...
DeleteSaya konsultan ISO...hope dream will come true...amiiinn #ngarep.co.id
Elastisitas itu berbatas... sepertinya memang seperti itu bahkan kesabaran yang menurut seseorang itu tak berbatas kadang sampai juga pada batas elastisnya
ReplyDeleteKoefisien Elastisitas (jika gak salah ingat) yang paling besar sih 1. Jadi kalau kesabaran memang gak ada batasnya....pelakunya yg yang berbatas...termasuk saya ini
DeletePelakunya yang tidak bisa mengimbangi kekuatan dari kesabaran itu yah...
DeletePada batas tertentu..akan ada titik kesetimbagan dalam kemampuan hati untuk bersabar...#ini saya
DeleteNak aku elastis ra mbak... hihihi.
ReplyDeleteKuwi tiga lombok dibilang saja? Hueee...
Iya hanya 3, kadang bisa sampai lima lho? Apalagi jika bikin omelet ala Ririe...salah satu yang ta campurkan kan irisan lombok juga...#penggemar rasa pedas
DeleteElastis? Hemm...yuk main lompat tali dulu? Aku ta lihat level berapa yang bisa kamu lompati Na....hahahaha
Betul sekali mbak ririe, kekuatan dan kefleksibelan manusia pasti ada batasnya. Kalo over load ya pasti hang kayak komputer hehehe..
ReplyDeletebtw makasih namaku dah disebut “ Hehehe..kasiiann, yang jadi anak rantau deh” :D
Kalau kompi hangah, terparahnya reinstal ya. Atau lembiru= lempar beli baru..
DeleteWah? Iya tuh tibae kesebut tuh namanya ya....jangan GeEr, kebetulan tuh...wkwkwkwkkk
aduh..aduh klo ngomongin elastis jadi ingat pas SMA belajar fisika.. waktu guru ngejalasin di depan aku elastis ngantuk,,, hahaha
ReplyDeleteOh iya klo analogi elastis nya manusia, aku milih perut kak..
perut ku elastis saat memasukan makanan, elastis sempurna,, hhha
sama sey, saya juga pernah ngantuk pas pelajaran Fisika kok. Tapi tergantung gurunya kayaknya, karena waktu kelas 1 dan 3 gak sampai ngantuk. Kelas 2 tuh yg kadang ngantuk...hehehehe
DeleteKalau soal makanan sptnya sama neh, elastis deh...
hahaha...gue kire tadi mau masak opo toh :p
ReplyDeletebanyak tenaga kerja tapi cuma dibebanin ke satu orang? gajinye naek kaga tuuh.. >.<
hahaha...yuk naik-naik ke puncak gunung..tinggi..tinggi sekali...
Deletetarget itu dibuat memang buat untuk dicapai begitu katanya.. hanya untuk motivasi saja.
ReplyDeletetarget di buat agar kita lebih fokus dan lebih punya energi/semangat utk go moving more seriously:)
Deletebiarlah elastis 'nglantur' ke mana-mana ... yang penting mie instant nya itu lho, manteppp hehehehe
ReplyDeletesajian mie instantnya resepnya khas tidak pakai lama...hehehehe
Deletekemampuan kita untuk menerima atau memberikan tetap ada batasnya jeng.
ReplyDeleteJika kita bekerja melebihi kemampuan ada dampak yang akan timbul jika hal itu berlangsung terus-menerus dalam jangka waktu yang lama.
Oleh karena itu perlu ada pengendoran dalam bentuk istirahat atau cuti yang diatur oleh instansi.
Jika hati kita tak merasakan beban berlebih itu maka tubuh kitalah yang akan memberitahu misalnya ambruk karena serangan jantung.
Bagus artikelnya.
Salam hangat dari Surabaya
Leres sanget Pakdhe, jika bekerja melebihi kemampuan ada saraf parasimpatis dan simpatis akan kacau balau dan akibatnya organ tubuh pun 'protes', serangan jantung, gangguan liver, Attention deficit disorder, maag,...dsb
DeleteSurabaya panas banget Pakdhe, hehehehe
Itulah kenapa saya maunya super elastis, tidak mau terikat pekerjaan yang office hour. :) Sukanya yang bisa sambil jalan-jalan, kerjanya bisa kapan aja. :D
ReplyDeleteSetiap jenis kerja, office hour atau pun free lancer, sdh ada paketannya. Jika saat ini kerjaan saya masih bersifat office hour, semoga tetap bisa mengerjakan dengan maksimal...jika nanti bisa kerjaan yg gak terikat waktu di belakang meja, semoga juga menjadi hal yg lebih baik
DeleteAduhhh nasi goreng wenakwenakwenak :)) ehhh tapi tadi udah makan nasi goreng deh :p
ReplyDeletehahahhaa...itu mah foto nasi goreng pas acara lomba Agustusan
DeleteHidup memang harus flexibel ya..
ReplyDeletebisa menenempatkan sesuatu pada tempatnya..
*haduh jadi tergoda sama mie instan*
bener banget Mbak, harus di letakkan pada tempatnya. Kalu tdk pada tempatnya bisa di ambil maling kan...#koplak
Delete*mie instantnya menggoda selera*
aneh aneh aJa postingannya--btw any way bus way--
ReplyDeletedalam hal masak memasak juga kerja bekerja perlu diterapkan elastisitas yakkk he he he jadi inget belajar ekonomi tempo doeluuu
bukan postinagnnya yg aneh..tapi yg bikin tuh orangnya aneh loh?
DeleteNNah kalau dalam ekonomi, elastisitas juga ada kan yaitu perbandingan perubahan proporsional dari sebuah variabel dengan perubahan variable lainnya, yaituuntuk mengukur seberapa besar kepekaan/reaksi konsumen jika ada perubahan harga.
wah buguru pinter pinter masih ingettt pelajaran tempo lampoooe
Deletexixixixi...asal-asalan bikin analog saja, kan elastisitas bisa ada kemiripannya dengan relatifitas? #makin ngawur
Deletekunjungan gan .,.
ReplyDeletebagi" motivasi
Saat kamu menemui batu sandungan janganlah kamu ptus asa,
karena semua itu pasti akan ada solusinya.,.
si tunggu kunjungan baliknya gan.,
Kalau ada batu..segera di ambil batunya biar gak bikin kesandung. Siap meluncur ke TKP sob...
Deletestiap hal pst punya batasanny y mbak,
ReplyDeletetp yg namany batasan bs dtingkatkn :)
batasan bisa di perlebar rentangnya..tapi tetap ada batas maksimalnya...
Deletehiasan nasi gorengnya,,,,
ReplyDeletelucuuuuu.....
bsa tuh saingan ma restoran..
ixixixxixiiii
MAMPIR ya ke blog qu...
slamet mnikmati,,,,
hiasan nasi gorengnya kan masih sederhana tuh MBak? Tersanjung deh kalau bisa saingan sama resto...
DeleteOke, I'll viist back sooner:)
kadang serba salah juga yah, maksud hati ingin membantu apa daya malah jadi keterusan dan terus-terusan... hahahahahah
ReplyDeleteahayyy, jd inget lagunya Ruth Sahanaya neh...serba salah...
Deletepermisi mbak Ririe, ikut nimbrung kasih komen walaupun mungkin agak melenceng dari kerangka tulisan. hehehe...
ReplyDeleteMie rebus juga ada batas dan masanya hehehehe.. salah2 bisa makan yg KADALUARSA! jd manusia bekerja harus tau dan Paham aturan, karna kalo gak tau aturan akhirnya jadi gak beraturan. oleh karena itu mari kita sama2 atur waktu masing2 yaa. ada waktu bekerja, ada waktu istirahat dan ada waktu melalukan kegiatan sosial di masyarakat. ketika anda2 sudah tidak mampu menerapkan waktu diatas, itu artinya anda telah Beristirahat Panjannnngggggg alias tak bernyawa. wkwkwkwkw!
Sip Bung, mantab tambahannya. Terima kasih:)
Deletekalau gak beraturan nanti bisa berubah jadi uncountable kan? Kalau soal KADALUARSA InsyaAlalh sdh membiasakan utk teliti sebelum membeli terutama expired date tuh..
kalau aku pernah nyelupin bola bekel diminyak tanah mbak, jadi besar juga ukurannya
ReplyDeleteSAMA mBAK, BOLA BEKEL juga salah satu benda plastik yang ta masukin minyak tanah..terutama yang jenis bola bekel gak bening modelnya karena gak bisa mantul kalau di pakai sehingga di celupin minyak tanah biar mau mantul tinggi...hehehhe
Deletewaduh..elastis..toh, kalau saya sich elastisitas itu memang seperti karet, bisa naik bisa turun seenaknya sendiri, kalau di kasih zat perusak elastisitas, maka karet-nya bisa mulur terus putus..manusia juga begitu, saat elastisitas-nya normal, ya,,,palingan naik dan turun saja...tapi kalau sudah ada zat eksternalnya...aduh bisa-bisa mulur dan puuutusssss, begitu kali yo
ReplyDeletesepakat mas...kalau yg ngalami 'putus' karena elastisnya aus kan runyam ya? Beda dengan layang-2 yg putus, banyak yg bakal nguber-uber deh....#stress
DeleteWaduh mbaaak. @_@ Aku ndak ngerti2 banget Fisika. T__T
ReplyDeletewhahahaha..saya tuh apalnya ttg fisika jika Es berubah jadi air kok Mbak...
Deletewah mantap, sebenarnya masalah kerjaan tapi di bahas secara ilmiah, sampe pa hook keluar segala. hehe, itu wajar mba,
ReplyDeletesya aja dulu mentang mentang gesit eh kerjaan di tambahin, payah. yaud, jadi nyantai aja daripada kerja di tambahin terus? ga akan ada habisnya.
Sebenarnya masalah kerjaan hanya pemantiknya saja...selebihnya ya pengen 'nglantur' elastis itu...#ssttt:)
DeleteSepakat, jika tiap kali di upayakan segera di selesaikan meski dengan menumpuk jobdes sendiri maka akan berkelanjutan di anggap oke-oke saja di tambahi kerjaan...ga akan ada habisnya.
isinya kayak pegas..
ReplyDelete:P
weiittt, kayak bola bekel deh. loncat - loncat tuh...
DeleteIni ceritanya masakan yang elastisitas, dari masak sampai pada kerjaan hehe, padahal hanya masak mie lo bisa jadi psotingan yang sip,
ReplyDeleteKenapa tidak complain aja Kak., dari pada keteteran dengan kerjaan Kakak sendiri mending ngomong aja baik² sama si Eboss :)
Yoi...biar agak keren, asline ya mbahas sarapan mie isntant tapi di kasih judul yg alay ya...hehehe
DeleteKalau saya sih, langsng saja bilang agar dikerjakan yg lainnya jika mash ada yg bisa ngerjain. Yg lagi curhat di cuplikan percakapan di atas adalah teman saya kok...dia cenderung menghindari conflict soale..
Banyak banget Bos yang seperti ini Rie.... membebankan pekerjaan yang sama sekali tidak tercantum di dalam jobdesc, hanya karena dia sudah sreg dengan kinerja si bawahan yang memang bisa diandalkan...
ReplyDeleteTapi yang lebih menyedihkan adalah, di dalam ToR/Job Desc ada sebuah point yang menjebak banget. Bunyinya adalah:
... and other related task requested by supervisor (... dan tugas lainnya yang diminta oleh atasan...). Duh....
and other related task requested by supervisor ..gak hanya menjebak deh Mbak, tapi kadang bisa bikin headache jika urusan pribadi juga dilibatkan ke konteks tersebut...
DeleteHukum Hooke, elastisitas dengan tegangan dan regangan...., boiler.. proses produksi.... kok kayaknya aku dulu begitu familiar dengan semua kata-2 ini ya? tapi duluuu banget... hehe....
ReplyDeleteHooke, elastisitas dengan tegangan dan regangan...., boiler.. proses produksi.... yg msh aku hanya ingat namanya duang neh Mbak. hahahaha.
Deletemampu menempatkan diri pada kondisi apapun dalam keadaan sewajarnya,dengan lentur dan dinamis...semoga bisa walau belum bisa automatically....hehehe..#kadang moody muncul:(
ReplyDeleteYah itu lah salah satu dilema kalau kita kerja sama orang.
ReplyDeleteDisabar-sabarin lama-lama meledak juga tuh emosi..
Iyahh, kalau yang meledak balon hijau masih ada sisanya 4 kan? xixixiii...
Deleteijin nyimak aja mbak.. :)
ReplyDeleteSilahkan menyimak...di minum juga kopinya...
Deletewhihihi...elastis jd ngebayangin film kartun :D
ReplyDeletekayak tom and jerry yaa...elastis sempurna tuh..
Deleteterima kasihh atas kunjungannya...segera visit dan follow back:)
ReplyDeletewaduh kayak mas Kahfi nih tulisannya. pake fisika segala.
ReplyDelete#tengok kanan-kiri...
DeleteWhahahaa...orang masih di gua tuh ...
Iya mbak ... semua makhluk punya batas apalagi dalam mempergunakan fisik. Apalagi hanya sebuah mesin yang dibuat oleh manusia. Inna lillah ya sampai ada yang meninggal begitu. Kalo lantas keluarga mereka ditanggung perusahaan sih bolehlah, lha kalo nggak? kasihan kan keluarganya ...
ReplyDeletePerlindungan tenaga kerja di aderah masih minim Mbak, saya kurang tahu sejauh apa responsibility perusahaan dalam take over keluarga korban. Kalau soal beginian, orang perusahaan introvert banget..
Deletekalo ttg boiler meledak itu srg terjadi di perusahaan pulp tmpt ayah bekerja, udah byk korban krn nya. tp posting ini benar2 ga ngerti Ry, tp krn kangen nyapa kamu hehehe
ReplyDelete#pelukan...
DeleteSEneng banget neh di kangeni...ma kasiih Mbak, kuenya mana neh...#nglunjak
3 lombok gk kurang mbak? mana pedes
ReplyDeletetergantung ukuran lomboknya...kadang bisa juga sampai 5 buah..hehehe
DeleteElastis artinya kita bisa adaptasi ya :)
ReplyDeleteHmmmm... suka aku bahasannya Mbak ^^
*Selama ini suka ketinggalan postingan dari blog ini, ternyata linknya memang belum terpasang, jadi barusan kupejeng dech, masang dulu baru izin, hehee....
Kalau menurut saya, elastisitas bisa juga bermakna adaptasi, relativitas dan flexibility...
Delete*lalalalalalaa....senengnya link saya di pasang*...
nice :)
ReplyDeletesaya senang mengikuti postingan anda
postingan yang menarik .
salam kenal yya dan sempatkan mampir ke
website kami.
tengkyuu sob:)
Delete