Home sweet home dan pastinya semua mengharapkan memiliki tempat tinggal baiti jannati. Tapi, nilai jual rumah semakin kekinian harganya kian melambung melampui daya beli masyarakat pada umumnya. Kebutuahn primer yang naik signifikan, BBM naik semua kebutuhan ikut naik dengan kompak. Nilai tukar mata uang turun terhadap kurs dollar juga membawa dampak terhadap harga-harga barang ekonimis. Harga rumah pun semakin naik daun dan jauh dari jangkauan untuk memiliki rumah secara cash.
Pada akhirnya, suka atau tidak, karena Bismillahirrahmaanirrahiim kebutuhan tempat tinggal adalah kebutuhan pokok, opsi yang memungkinkan untuk bisa punya tempat tinggal yang nyaman untuk keluarga tersayang adalah dengan membeli rumah secara subsidi dan melalui sistem mencicil tiap bulan.
Mendapatkan pembiayaan lewat rumah subsidi tentu tidak akan ada yang menolak. Pasalnya, selain harga yang ditawarkan sangat miring, promosi yang diberikan lewat program KPR (Kredit Pemilikan Rumah) bersubsidi ini juga terbilang sangat menggiurkan. Seperti suku bunga yang dibayarkan sampai lunas bisa mencapai hingga 0 %. Ini tentu saja berbeda jauh jika membeli rumah dengan fasilitas KPR normal atau non subsidi.
Memang banyak sekali pihak developer hingga situs jual beli rumah yang menawarkan rumah komersial sebagai hunian. Namun lagi-lagi rumah subsidi masih begitu diminati oleh masyarakat, khususnya kelas ekonomi menengah ke bawah. Karena seperti yang sudah dikatakan sebelumnya, KPR bersubsidi ditujukan untuk mereka yang benar-benar berasal dari keluarga menengah ke bawah. Seperti kita ketahui dan merupakan rahasia umum jika rumah subsidi rata-rata menawarkan tipe rumah mungil, maksimal tipe 36 saja. Oleh karena itu daya tampung rumah subsidi hanya mampu menampung keluarga kecil saja, sehingga butuh dilakukan renovasi agar menjadi rumah yang nyaman bagi keluarga tercinta.
Selain itu dikhususkan untuk mereka yang belum pernah memiliki rumah. Berbeda dengan KPR non subsidi, KPR bersubsidi memiliki keterbatasan. Karena harganya yang murah maka kualitasnya juga tidak bisa dibandingkan dengan KPR non subsidi. Untuk itu setelah proses pembiayaan KPR bersubsidi selesai, ada beberapa hal penting yang harus Kita perhatikan, yaitu:
- Sebaiknya membeli rumah subsidi yang masih dalam tahap pembangunan agar mudah melakukan kustomisasi. Setidaknya kita masih punya ruang dan gerak untuk menambah desain ini dan itu sesuai kebutuhan dan kemampuan budget kita.
- Perlu untuk mempersiapkan biaya ekstra untuk renovasi karena umumnya rumah subsidi dirancang untuk mudah direnovasi, sehingga bangunan terkesan ringkih dan tidak bisa bertahan untuk jangka waktu yang lama. Oleh karena itu, biasanya jika membeli rumah subsidi harus siap untuk melakukan renovasi as soon as possible.
- Tanyakan lebih detail kepada pihak pengembang mengenai fasilitas pendukung, seperti air, listrik, dan lain-lain.
- Perhatikan kualitas bahan pendukung yang diberikan, seperti pipa atau septic tank, jika masih memungkinkan untuk up grade kualitas bahan, it's better dilakukan sejak awal.
- Manfaatkan garansi pembelian yang diberikan untuk mengecek semua kondisi rumah subsidi tersebut.
- Tanyakan dengan detail tentang kepemilikan rumah, mengingat biaya total yang dibayar ketika selesai akad kredit sudah termasuk dengan biaya kredit. Sehingga jika di tengah kredit berjalan pihak yang bersangkutan meninggal maka kepemilikan pada ahli waris.
That’s why kita bisa menggunakan kreatifitas yang Kita miliki agar hunian semakin menyenangkan. Jika cukup bingung, Kita bisa melakukan kiat praktis. Untuk lebih detailnya bisa mengunjungi laman berikut ini https://www.btnproperti.co.id/blog/kiat-praktis-menata-rumah-subsidi-berukuran-mungil-1571.html.
Mengingat rumah subsidi memiliki ukuran yang tidak terlalu besar, maka Kita harus pintar-pintar dalam mensiasatinya agar menjadi hunian yang nyaman untuk di tinggali. Mendesain ulang rumah dengan luas tanah yang tidak luas, perlu eksplorasi ide yang smart agar biaya yang dibutuhkan tidak bikin kantong sekarat karena agar management keuangan untuk memenuhi operasional seperti bayar listrik, belanja bahan-bahan pokok, bayar sekolah de-el-el bisa terjaga stabilitasnya.
*Sponsored Post