Alasan saya Blogging pertama kali adalah untuk memelihara dan meningkatkan kesukaan (hobi) menulis agar lebih baik lagi. Tepatnya agar lebih meningkatkan semangat dan kualitas menulis.
Satu alasan sederhana kenapa saya memberanikan ngeblog karena memang ingin lebih termotivasi dalam menulis. Sebenarnya Bismillahirrahmaanirrahiim alasan kenapa ngeblog pertama kali ini sudah beberapa kali saya singgung dalam beberapa kali postingan dan secara panjang lebar juga telah saya tuliskan dalam Writer Wannabe.Kesukaan membaca buku sejak SD, secara pelan dan pasti telah memantik hasrat ingin menulis. Saat duduk di bangku SMP, saya mulai suka nulis puisi-puisi alay gettu deh. Sekedar asal tulis di sobekan kertas atau di lembaran buku tulis dan masih belum begitu intensif. Hobi menulis menjadi lebih kuat Saat SMA kaena saya merasa tertantang untuk mengirimkan tulisan di media cetak atau koran. Beberapa kali kiriman tulisan gagal dan secara tak terduga sebuah cerpen yang saya beri judul Pak Sopir ternyata di muat di koran lokal. Dan beberapa tulisan saya selanjutnya menyusul ditayangkan di Koran Karya Dharma (saat ini sudah tidak terbit).
Merasa makin PeDe, saya pun memberanikan diri untuk mengirimkan tulisan ke media yang lebih keren saat itu seperti Koran Surya, Surabaya Post dan Jawa Pos. Taraaa….. tulisan yang saya tulis dengan pulpen di kertas folio dan kadang di HVS itu pun sukses tanpa status. Iya sih, ada sebagian yang dikembalikan dengan disertai coretan, kritikan dan saran-saran (yang saya gak mudeng implementasinya gimana dalam tulisan).
Some how, saya pun mengalami masa surut asa untuk kirim-kirim tulisan dan total pasif saat jelang akhir masa kuliah. Kemudian masuk dunia kerja, baru mulai tergelitik rasa galau kenapa saya tidak menulis lagi ya? Tapi saya sadar kalau kirim ke media, kualitas tulisan masih jauh dari kriteria layak publish. Tapi saya juga ingin menulis dan ada sesuatu yang bisa membuat saya bersemangat dalam menulis. Kalau saya menulis di buku dan di komputer (kantor), kan sama saja seperti edisi-edisi sebelumnya. Menulis saat ingin menulis saja dan sudah deh menjadi bisu dalam buku atau file di PC.
Hingga kemudian, mulai kerap membaca berita tentang fenomena blogging. Tak lantas membuat blog, berbagai ketakutan dan kekuatiran bahwa membuat dan memiliki blog itu sulit menjadi batu pengganjal niat saya untuk melanjutkan bikin blog.
Alhamdulillah, rasa penasaran saya bisa mengalahkan berbagai ketakutan saya untuk ngeblog. Kalau punya blog, akan semakin kuat motivasi saya untuk aktif menulis dan menulis lagi. Lha kalau postingan di blog ada yang membaca atau bahkan kemudian ada yang mau berkomentar, bukankah itu mirip seperti sorak-sorai penyemangat penonton sepak bola yang memberikan dukungan terhadap sebuah tim sepak bola kan?
Apalagi dengan menulis di blog, kan tak perlu ribet dengan birokrasi redaksional. Yang penting menulis dengan berpedoman rambu-rambu etika: tidak menulis hal-hal yang berbau SARA, tidak provokatif dan tidak SARU, apa saja yang saya tulis bisa deh tayang. Kapan saja pengen nulis, bisa dipublish di blog. Next time, jika ada kesempatan atau ingin memperbaharuinya, bisa kapan saja di make over atau re-post tho? Ohh…berasa gimana gettu bisa punya tulisan yang tayang di media internet. Keren-lah pokoknya.
Jangan tanya, seperti apa hasil karya tulisan saya di Fase-fase awal ngeblog. Dan saya akui (kemudian) bahwa skil menulis juga butuh waktu, proses dan praktek. Sekian tahun ngeblog, tak mungkin dong saya terus-terusan merasa oke-oke saja dengan dalil alasan pertama kali blogging: semata demi menyalurkan kesukaan menulis?
By the time, semakin ke kini, semakin banyak kenal dan berinteraksi dengan blogger – blogger yang senior, baik pengalalaman maupun kualitas ngeblognya, saya juga ingin ketularan: punya Tujuan yang jelas dalam ngeblog atau istilah kerennya: visi dan misi dalam menulis di blog.
Blogging is about being yourself and putting what you have into it.
Sebuah nasehat yang menyejukkan, sekaligus penuh motivasi untuk ngeblog lebih produktif dan berkualitas. Bagaimana menerjemahkan aktifitas blogging untuk menulis dengan alasan apapun asal bukan untuk meremehkan tapi tetap concern untuk memperbaharui ketrampilan menulis.
Saat ini, keaktifan ngeblog masih kerap kena hempasan moody dan harus dikompromikan kegiatan rutin off line juga karena memang saya setuju dengan semboyan “produktiflah ngeblog, tapi prioritaskan keluargamu”. Artinya, saya harus mengharmonisasikan antara online dan off line kan?Tetap harus ada yang di prioritaskan. Khususon untuk ngeblog, saya ingin menulis sebaik-baiknya yang lebih baik karena tulisan yang baik adalah tulisan yang setelah dibaca masih membuat kita ingin membacanya lagi dan lagi. Tiap kali dibaca akan memberikan manfaat yang semakin baik bagi siapa saja yang membacanya. Dan kalau ada yang mengeluarkan lagi sebagai bahan pelajaran, orang lain [berikutnya] yang membaca masih antusias untuk menikmati karena ruh tulisannya masih memiliki daya tarik (kebaikan).
Jadi secara sederhana pula, untuk mewujudkan visi ngeblog di atas adalah berusaha menjadikan kegiatan menulis dan membaca menjadi kegemaran (hobi) satu paket yang terintegrasi (saling melengkapi). Tidak hanya membaca text/buku tapi membaca dinamika sosial, pendapat orang lain, dinamika di sekitar kita. Karena ide menulis bisa tentang apa saja yang saya rasakan,lihat, dengar dan alami pengalaman.
Untuk pengalaman, kan tak harus menunggu punya pengalaman sendiri, kejadian di sekitar kita termasuk pengalaman yang memilik resources luar biasa untuk dituangkan dalam tulisan yang bermanfaat bagi orang lain.Bagimana dengan Anda, apa neh alasan ngeblog pertama kali?