UKM lokal berdaya saing bukan sekedar semboyan karena sudah banyak UKM yang mampu menciptakan produk-produk berkualitas, dengan inovasi yang semakin meningkat, desain kemasan yang handal (memperhatikan aspek-aspek untuk mempertahankan mutu produk dan menarik pembeli), branding dan penjualan melalui media sosial, sehingga mampu bersaing di level nasional maupun internasional.
Bismillahirrahmaanirrahiim, setidaknya itu kesan pertama yang saya tangkap saat memasuki area pameran Gelar produk Pelaku UKM DIY yang berlangsung di Museum Gunung Merapi (MGM) mulai tanggal 13 sampai dengan 15 September 2019. Pameran yang di selenggarakan oleh Dinas Koperasi UKM DI Yogyakarta bersama dengan PLUT-KUMKM DI Yogyakarta diikuti oleh lebih dari 40 pelaku UKM, mulai dari produk kerajinan hingga aneka olahan makanan dan minuman.
Memasuki area pameran yang berada di halaman Museum Gunung Merapi, pengunjung terlihat berjubel dan antusias menghampiri deretan stan – stan yang memajang dengan rapi aneka produk unggulannya. Mulai produk hasil kerajinan seperti aneka kain batik, aneka produk bambu, kulit, sepatu, tas rajut, aneka olahan makanan dan minuman yang menggunakan bahan-bahan lokal seperti salak, ubi, waluh, jamur, tempe, kelor, pegagan dan aneka produk UKM Lokal lainnya yang menarik minat pengunjung pada Hari Minggu nan ceria.
Karena lokasi pameran yang menyatu dengan area gedung Museum Merapi, menjadikan nilai plus bagi produk-produk UKM Lokal Sleman ini bisa dikenal secara lebih luas hingga ke luar daerah bahkan ke mancanegara mengingat MGM ini merupakan salah satu destinasi favorit yang selalu ramai pengunjung, terlebih di hari libur.
Karena merasa haus setiba di lokasi pameran, saya langsung berkeliling mencari minuman dan langsung tertarik untuk menyeruput segelas minuman cao kelor pegagan yang dijual dengan harga Rp. 5.000,-. Rasanya yang unik, perpaduan antara daun kelor dan pegagan yang sudah terbukti memiliki kandungan gizi yang tinggi, menghadirkan sensasi kesegaran tersendiri, dan tak ada lagi rasa capek setelah perjalanan naik sepeda motor dari Beran Kidul hingga gedung MGM ini.
Karena lokasi pameran yang menyatu dengan area gedung Museum Merapi, menjadikan nilai plus bagi produk-produk UKM Lokal Sleman ini bisa dikenal secara lebih luas hingga ke luar daerah bahkan ke mancanegara mengingat MGM ini merupakan salah satu destinasi favorit yang selalu ramai pengunjung, terlebih di hari libur.
Karena merasa haus setiba di lokasi pameran, saya langsung berkeliling mencari minuman dan langsung tertarik untuk menyeruput segelas minuman cao kelor pegagan yang dijual dengan harga Rp. 5.000,-. Rasanya yang unik, perpaduan antara daun kelor dan pegagan yang sudah terbukti memiliki kandungan gizi yang tinggi, menghadirkan sensasi kesegaran tersendiri, dan tak ada lagi rasa capek setelah perjalanan naik sepeda motor dari Beran Kidul hingga gedung MGM ini.
Setelah menikmati sensasi unik menyegarkan minuman cao kelor pegagan, saya pun melanjutkan berkeliling untuk melihat-lihat aneka produk yang dipamerkan di acara Gelar produk Pelaku UKM DIY ini. Jujur saja, hampir semua produk menarik dan memiliki nilai keunikannya tersendiri. Dari produk kerajinan hingga olahan makanan dan minuman, rasanya ingin saya datangi satu per satu untuk mengenal lebih dekat dan membeli produknya. Dan berikut ini 3 produk UKM Sleman yang bisa saya ceritakan:
1. Kerajinan Dompet dan Tas Rajut.
“ Tas rajut warna pink ini cocok buat njenengan Mbak Ririe. Motifnya unik, warnanya feminin dan cocok dipakai untuk acara formal maupun santai. “sebaris kalimat persuasif menyambut saya, diiringi dengan senyum ramah Mbak Inas pemilik @tasrajut.handmade. Selain membuat tas rajut, Mbak Inas juga membuat dompet dan kantong HP yang diberi merk Rajut Merapi. Untuk hasil ketrampilan tangannya tersebut dijual dengan harga yang relatif bersahabat yakni mulai harga Rp. 35.000,-.
Aktifitas membuat produk rajut ini sudah ditekuni oleh Mbak Inas pasca erupsi Merapi tahun 2010 yang meluluhkan sendi perekonomian keluarganya. "Asa dan cinta harus tetap dirajut, dan saya memang suka merajut. Jadi saat sebagian besar sumber penghasilan ekonomi keluarga: sawah, ladang dan pekarangan diterjang erupsi Merapi, saya terinspirasi untuk mulai merajut tanpa harus menunggu modal banyak dan bisa segera saya mulai tanpa alasan nanti-nanti saja“. Tak hanya membawa perbaikan ekonomi bagi keluarganya, tapi juga melibatkan SDM yang berasal dari ibu-ibu di sekitar tempat tinggalnya di Dusun Salam RT 02 RW 33 Wukirsari- Cangkringan.
Masih menurut penuturan Mbak Inas, produksi aneka rajut yang diberi label Rajut Merapi ini memberi peluang usaha bagi perempuan-perempuan yang ada di wilayah Cangkringan, khususnya Desa Wukrisari. Sistem pengerjaan aneka produk rajut ini dibagi per bagian yang dikerjakan oleh kelompok pengrajin yang saling berkesinambungan hingga menghasilkan satu kesatuan bentuk prduk rajut: tas, dompet, sepatu, pouch atau kantong HP.
Masih menurut penuturan Mbak Inas, produksi aneka rajut yang diberi label Rajut Merapi ini memberi peluang usaha bagi perempuan-perempuan yang ada di wilayah Cangkringan, khususnya Desa Wukrisari. Sistem pengerjaan aneka produk rajut ini dibagi per bagian yang dikerjakan oleh kelompok pengrajin yang saling berkesinambungan hingga menghasilkan satu kesatuan bentuk prduk rajut: tas, dompet, sepatu, pouch atau kantong HP.
Kisah si pemilik @tasrajut.handmade adalah sebuah pembuktian bahwa dibalik setiap gejolak, setiap krisis pasti ada peluang yang bisa dioptimalkan. Mbak Inas juga aktif memasarkan produknya melalui berbagai pameran yang difasilitasi oleh pemerintah seperti Pasar Lebaran dan Pameran Potensi Daerah yang difasilitasi oleh Disperindag Sleman, juga stan yang di sediakan di Galeri Uparkati Sleman. Saya sendiri sudah beberapa kali pesan tas rajut merapi ini, kualitas rajutanya halus, model tas rajut merapi fashionable karena dimodifikasi dengan sulam pita, dan lebih okenya kita bisa pesan sesuai cita - rasa sehingga modelnya lebih personal.
Bagi yang tidak bisa membeli secara langsung, Mbak Inas juga memasarkan produknya secara online melalui: FB: Inas Rajuthandmade, IG: tasrajut.handmade atau pemesanan lewat WA: 082220154658
Selain Rajut Merapi, masih banyak pelaku UKM yang menggeluti industri kerajinan yang bisa menggerakkan kelompok-kelompok pengrajin yang terampil sesuai kapasitasnya masing-masing. Aneka produk rajut buatan Sleman ini sudah menjadi salah satu produk unggulan yang mampu menembus pasar intersional, contohnya produk rajut yang mengusung merk Gendhis dan Dowa.
2. Aneka Olahan Salak.
Sleman yang berada di kaki Gunung Merapi, dengan ketinggian 105 meter hingga 500 meter di atas permukaan laut, memiliki iklim agak basah sehingga kayak akan komoditas unggulan dari tanaman pangan dan hortikultura yaitu salak pondoh, yang terutama berasal dari Kecamatan Turi, Tempel dan Pakem. Upaya pengolahan salak dalam diversifikasi vertikal untuk mengatasi salah satu problem saat panen raya (harga pasar jatuh).
Sudah menjadi rahasia umum bahwa Sleman merupakan sentra penghasil buah Salak Pondoh. Terdapat 4.067.975 rumpun dengan produksi 266.938 Kw/Tahun. Disamping itu Kabupaten Sleman menghasilkan Salak Gading yang memiliki warna kuning gading nan eksotik dengan rasa manis sedikit masam. Jumlahnya 21.254 batang dengan produksi sebesar 1.379 Kw/Tahun.
Sudah menjadi rahasia umum bahwa Sleman merupakan sentra penghasil buah Salak Pondoh. Terdapat 4.067.975 rumpun dengan produksi 266.938 Kw/Tahun. Disamping itu Kabupaten Sleman menghasilkan Salak Gading yang memiliki warna kuning gading nan eksotik dengan rasa manis sedikit masam. Jumlahnya 21.254 batang dengan produksi sebesar 1.379 Kw/Tahun.
Agar nilai ekonomis dan nilai gizinya tidak turun maka lahir pelaku UKM yang mengolah salak pondoh menjadi produk yang lebih awet sehingga nilai ekonominya meningkat antara lain dalam bentuk aneka olahan makanan dan minuman antara lain sirup, dodol, egg roll salak, stick salak, keripik salak, geplak salak, wajik salak, dodol salak, wajik salak dan aneka minuman sari salak sebagai produk diversifikasi dari buah Salak Pondoh.
Salah satu pelaku UKM yang mengolah aneka olahan buah salak ini adalah PKK Peni dengan branding "ECO" menjadi salah satu bukti nyata bahwa potensi produk UKM lokal memiliki daya saing di industri makanan nasional.
Kelompok PKK PENI yang berasal dari Dusun Karanggwang, Desa Girikerto, Kec Turi ini juga berinovasi dengan memproduksi egg roll ubi ungu, stick waluh, stick lidah buaya, stick kelor, stick wortel dan aneka olahan makanan yang menggunakan bahan baku lokal.
(Sebagian) Rgam produk olahan makanan/camilan berbahan baku salak dari UKM Sleman |
Jangan ragukan soal rasanya. Saya sudah mencoba egg roll ubi ungunya yummmmy banget, kriyuuk, renyah dan gurih. Stick waluh, stick lidah buaya dan stick wortelnya juga tidak kalah lezatosnya.
3. Aneka Olahan Tempe
Sudah kenal Jadah Tempe? Oleh-oleh khas Sleman yang banyak dicari oleh wisatawan berupa jadah dan tempe bacem biasanya “hanya” dijumpai di Kaliurang. Kuliner legendaris ini juga bisa dijumpai di acara Gelar Produk UKM, dijual dengan harga kisaran Rp. 10.000,- s.d Rp. 20.000,- Stan jadah tempe berada di barisan kanan pintu masuk pameran dan selalu ramai pengunjung. Karena daya tariknya tersebut, wajar jika jadah tempe ini hampir selalu ada pada setiap event yang diselenggarakan oleh pemerintah yang mengangkat potensi lokal seperti festival kuliner, pasar lebaran, pameran potensi daerah dan event lainnya.
Jadah tempe juga bisa dijumpai di lapangan Pemda Sleman setiap hari Jum’at. Tak hanya ini, kini jadah tempe semakin populer lagi dengan adanya Pengukuhan Sentra jadah tempe pada tanggal 11 September 2019 oleh Wakil Bupati Sleman.
Selain kuliner jadah tempe yang fenomenal, ada olahan makanan berbahan tempe lainnya yaitu: coklat tempe, spaghetti tempe dan burger Jawa yang diberi merk Pawiro. Bagi yang mau beli coklat tempe ini, bisa kontak melalui IG: @pawirochoc, untuk burger jawa bisa melalui @pawiroburgerjawa atau kontak melalui telpon: 085728892400 atau lewat pemesanan Go Food.
Sebenarnya masih banyak stan-stan menarik yang ada di Gelar Produk UKM DIY kali ini. Kerajinan Dompet dan Tas Rajut, aneka olahan salak, aneka olahan tempe adalah baru sebagian kecil produk-produk UKM lokal yang memiliki daya saing tinggi dan siap menyambut revolusi industri 4.0.
Masih ada stan Batik Badong yang mengangkat kearifan lokal dari kaki Merapi yang dituangkan dalam motif batiknya seperti motif biji kopi, truntum, kembang kopi, bunga melati. Stan Puspa Nyindra yang menghadirkan aneka aneka material SPA dan jamu herbal atau stan Sanggar Batik Eri 99 yang memproduksi batik motif Parijotho Salak.
Kesan, Saran dan Harapan
Dari stan-stan peserta yang saya kunjungi siang tadi, pameran Gelar Produk UKM DIY yang mengangkat tema: Produk Lokal, Berdaya saing, secara umum saya melihat bahwa produk-produk yang dihasilkan oleh UKM lokal dan mayoritas menggunakan bahan lokal tapi memiliki daya saing yang tinggi.
Dari segi kualitas produk, cara pengemasan yang memenuhi standar, adanya label halal/PIRT, contoh produk (makanan/minuman) yang bisa dicicipi untuk meningkatkan ketertarikan pembeli. Sebagian besar mereka juga sudah memasarkan produknya secara online seperti go food, grab food dan media sosial.
Selain membawa pulang oleh-oleh cemilan untuk anak-anak di rumah, saya juga membawa pulang oleh-oleh yang tidak ternilai harganya: pelajaran yang sangat luar biasa dari para pelaku UKM: semangat juang, kreatifitas, dan inovasinya untuk mengolah bahan baku lokal sehingga memiliki nilai ekonomis yang lebih tinggi.
Jika boleh saya menggambarkan keterkesanan saya dengan mengutip kalimat dari Filosofi Kopi " Jadilah seperti kopi pagi ini. Walau sendiri, namun memberi ketenangan dan inspirasi tanpa henti."
Adalah fakta bahwa sekitar 97% lapangan kerja disumbang dari sektor UMKM dan UMKM pula yang terbukti mampu bertahan ketika badai krisis ekonomi terjadi. Kesulitan mencari kerja bisa diatasi dengan perubahan mindset masyarakat dari yang tadinya hanya mencari lapangan kerja menjadi pencipta lapangan kerja dengan membuka usaha baru dengan mengoptimalkan ketrampilan, bahan lokal dan kreatifitas untuk menghasilkan barang-barang yang memiliki nilai ekonomis tinggi.
Pemerintah Kabupaten Sleman mendukung perkembangan dunia usaha dengan menjaga iklim dunia usaha tetap kondusif dengan berbagai upaya seperti:
- inventarisasi dan identifikasi sentra industri,
- pembentukan sentra-sentra industri,
- berbagai pelatihan ketrampilan sesuai potensi wilayah,
- bimtek cara pengemasan yang baik, tepat dan menarik,
- pendampingan cara memasarkan produk secara online (melalui market place atau membuat website toko online sendiri).
- memberi fasilitas untuk mengenalkan, mempromosikan dan menjual produk melalui Galeri Upakarti Sleman secara gratis.
- temu pengusaha industri dengan penyedia bahan baku,
- temu pengusaha industri kecil dan menengah dengan pengusaha besar.
- bantuan teknis dan manajemen yang menunjang peningkatan kapasitas dan kualitas produk.
Potensi daerah yang berbasis sumber daya alam seperti produk-produk lokal yang pamerkan dalam gelar produk UKM Lokal ini bersifat RENEWABLE RESOURCES atau hayati sehingga bisa DITUMBUHKAN, DIKEMBANGKAN secara BERKELANJUTAN daya saingnya dengan daya ungkit kreatifitas yang dinamis selaras dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Untuk peningkatan kualitas produk dan daya saing Produk UKM lokal semakin berdaya saing, beberapa saran yang bisa saya berikan antara lain:
- Pelaku UKM bisa lebih adaptif terhadap perkembangan teknologi guna meningkatkan kualitas dan kuantitas produksinya antara lain dengan melakukan inovasi secara kontinyu terhadap desain produk, penyesuaian harga, waktu produksi.
- Jika sudah memiliki pelanggan tetap, hendaknya dijaga kepercayaannya dengan meningkatkan mutu pelayanan, misalnya memberikan diskon atau bonus pembelian karena untuk menjadi komoditas unggul harus mampu bersaing dengan produk sejenis dari wilayah lain di pasar nasional dan pasar internasional, baik dalam harga produk, biaya dan kualitas pelayanan.
- Jika berkesempatan mengikuti pameran atau bazar, baik ditingkat lokal maupun di luar daerah agar bisa dimanfaatkan untuk media bertukar pengalaman dan informasi antar pelaku UKM atau tenaga ahli yang dihadirkan pada saat sharing session, mengenai metode pemasaran yang lebih efektif, efisiensi proses produksi yang zero waste, teknik pengemasan yang ramah lingkungan (menggunakan bahan kemasan yang mudah di daur ulang).
Pelaku UKM punya peran strategis dalam pilar perekonomian di Indonesia, terutama menghadapi revolusi industri 4.0 agar Bangsa Indonesia tidak hanya menjadi pasar, tapi kita juga mampu menjadi produsen dengan barang-barang yang mampu bersaing di tingkat internasional.
Terlebih Indonesia adalah negara yang memiliki bonus demografi dan kekayaan geografis yang luar biasa, maka melalui acara semacam gelar produk UKM ini harapannya semoga menjadi stimulan positif agar kita jangan sampai terus-terusan menjadi konsumen dan menjadi penonton produk-produk asing yang masuk ke dalam negeri. Semakin banyak pelaku UKM yang berdaya saing, maka kita bisa menjadi pemain yang mampu menggerakan roda perekonomian dan membuka luas lapangan kerja.
=====
Alhamdulillah, postingan meraih juara II lomba foto & Blog yang diselenggarakan oleh Dinas Koperasi dan UKM DIY pada tanggal 13-15 September 2019 yang berlokasi di Museum Gunung Merapi Yogyakarta.
Pengumuman pemenang Lomba ==> https://www.instagram.com/p/B23RfyaBIio/
Alhamdulillah, postingan meraih juara II lomba foto & Blog yang diselenggarakan oleh Dinas Koperasi dan UKM DIY pada tanggal 13-15 September 2019 yang berlokasi di Museum Gunung Merapi Yogyakarta.
Pengumuman pemenang Lomba ==> https://www.instagram.com/p/B23RfyaBIio/