Konservasi Penyu di Meru Betiri

Setelah dengan edisi naratif dalam Reportase Trip on Rajegwesi–Teluk Hijau, One Night Stand @Sukamade dan [Pesona] Alas Purwo – Pantai Pancur. Maka Bismillahirrahmaanirrahiim, lasting posting terkait dengan 3 entry tersebut adalah oleh-oleh yang saya dapat saat di Sukamade yaitu tentang Konservasi penyu di Meru Betiri. Jadi postingan ini merupaka re-type dari pocket book yang diberiakn oleh bapak petugas di pos pintu masuk area Konservasi di Sukamade, karena saat saya mampir di situsnya ternyata isi buku kecil tersebut tidak ada dalam dalam laman web’nya. Maka saya tertarik untuk sharing isi buku tersebut dalam postingan ini, semoga ada manfaatnya bagi semua yang singgah di sini dan khususnya bagi yang sedang membutuhkan referensi [tambahan] tentang satwa langka Penyu. So, here we go to the “Konservasi Penyu di Meru Betiri”

Penyu merupakan binatang laut yang sudah ada sejak 150 juta tahun lalu, bahkan sebelum dinosarus ada. Termasuk ke dalam kelas reptilia laut. Archelon adalah fosil laut sepanjang 4 meter. Adapun ciri-ciri umum biologis penyu adalah:
  • Penyu bernafas dengan paru-paru
  • Bertelur namun tidak tidak menjaga telur-telurnya hingga menetas [ no parental care ]
  • Penyu dapat merespon getaran suara yang lemah
  • Jika naik ke darat penyu akan mengeluarkan cairan garam dari matanya untuk menyeimbangkan kadar garam dalam tubuhnya, ini yang terlihat seperti air mata.
Dahulu ada 5 famili penyu laut, sekarang tinggal 2 famili yang terdiri 7 species: 
1.       Penyu Belimbing [ Dermochelys coriacea ]
2.       Penyu Lekang [ Lepidochelys olivacea ]
3.       Penyu Sisik [ Eretmochelys imbricate ]
4.       Penyu Hijau [ Chelonia mydas ]
5.       Penyu Tempayan [ Caretta caretta ]
6.       Penyu pipih [ Natator Depressus ]
7.       Penyu Ridley [ Lepidochelys kempii ] yang endemik di Atlantik/Mexico

Dari 7 species tersebut,  hanya penyu Ridley yang tidak ditemukan di kawasan Indonesia. Dan yang pernah bertelur di Pantai Sukamade yaitu: Penyu Belimbing, Penyu Lekang, Penyu Sisik, Penyu Hijau. Dari 4 jenis tersebut yang naik ke pantai untuk bertelur 2-3 ekor tiap hari adalah Penyu Hijau. 

Penyu dewasa akan memijah tapi tiap tahun. Ketika terjadi perkawinan penyu jantan dan betina, sperma disimpan di oviduk dimana diperlukan waktu 2 minggu untuk pembuahan telur yang mengeraskan cangkang telur. Sekitar 2-4 minggu kemudian penyu betina naik ke pantai untuk bertelur. Induk penyu akan kembali ke pantai yang sama untuk bertelur  setelah 2-3 tahun, biasanya waktu yang dipilih adalah malam hari karena suhu dingin dan sedikit predator. Penyu dapat bertelur sebanyak 50-150 butir, tergantung jenisnya, dengan kedalaman sarang 50-80 cm. Cangkang telur penyu sangat lunak. Setelah bertelur Induk penyu akan menutup sarang dengan pasir menggunakan sirip pendayung bagian belakang, kemudian kembali ke laut dimana proses ini terjadi kurang lebih selama 3 jam. Maka saat melihat penyu sedang bertelur, yang harus diperhatikan adalah:

  •  DILARANG menyinari penyu yang akan sedang bertelur
  • DILARANG membuat gerakan mendadak di depan penyu yang akan bertelur [penyu akan kembali ke laut]
  • DILARANG mengagetkan penyu sedang menyentuh air kembali ke laut karena saat tersebut sangat kritis, penyu bisa pergi dari perairan sekitar dan menuju pulau lain untuk bertelur.
  • JIKA pemotretan dengan blitz MAKA dapat dilakukan setelah penyu mulai bertelur [20 butir] dan harus dari arah belakang!
  • JIKA ada pengambilan gambar dengan kamera atau video kamera, MAKA dapat dilakukan saat penyu mulai bertelur dan dengan pencahayaan yang soft.
Setelah selesai bertelur, induk penyu akan kembali ke laut. Masa pengeraman telur penyu adalah 45-60 hari dengan suhu sarang akan menentukan jenis kelamin anak penyu [di sebut TUKIK]. 
Tukik setelah menetas di kondisikan dalam air
Suhu rendah akan menghasilkan lebih banyak penyu cowok dan sebaliknya. Tukik yang baru menetas akan mencari jalan menuju permukaan sarang selama 3-7 hari, kemudian tukik akan keluar dari sarang pada malam hari karena suhu lebih dingin dan ancaman pemangsa lebih sedikit. Dari 1000 ekor tukik hanya 1 yang akan bertahan sampai dewasa yaitu 20-50 tahun. Perjalanan tukik-tukik menuju laut sangat berbahaya karena mereka akan berhadapan berbagai pemangsa seperti kepiting, biawak, burung laut dan pencemaran laut/pantai. Aktitifitas-aktifitas yang mengancam penyu antara :

  • Telurnya diambil untuk dijual
  • Adanya pembangunan di pantai-pantai pendaratan
  • Abrasi dan kerusakan habitat
  • Cahaya lampu dari pantai, kapal dan penangkap ikan
  • Kematian karena tertangkap tidak sengaja akibat alat penangkap ikan atau terkena baling-baling kapal.


Karena berbagai alasan/hal-hal yang mengancam kelestarian penyu tersebut, maka perlu dilakukan program pelestarian satwa tersebut. Program terpadu konservasi penyu khususnya spesies penyu hijau di Sukamade, didasarkan pada beberapa pertimbangan sebagai berikut:
ü     Salah satu fauna yang menjadi ciri khas Taman Nasiona Meru Betiri
ü     Satwa lindung berdasarkan PP no.77 tahun 1999 tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan dan Satwa
ü   Pantai Sukamade merupakan satu-satunya habitat penyu hijau, khususnya daerah Lautan Hindia yang bisa dijadikan sebagai tempat pemulihan populasinya
ü  Di daerah Lautan Hindia lainnya seperti: pesisir bagian selatan di Pulau Sumatera [tidak ada manajeman pengelolaan yang jelas], pantai Pangumbahan di Jawa Barat [dikonsesi oleh pengusaha penyu], Pulau Nusa Barong di Jawa Timur [aksesilibitas dan pemantauan populasi tidak ada], sehingga sudah tidak memungkinkan untuk dilakukan pemulihan populasi penyu hijau di area-area tersebut.
ü      Satu-satunya rookery penyu hijau di lautan hindia dengan populasi viable [significant]
ü     Panjang pantai [Sukamade] penelusuran yang relatif managable.
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam rangka pelestarian penyu di Pantai Sukamade adalah : Patroli malam, Pemindahan telur penyu, penanaman telur penyu, penetasan telur penyu, perawatan terhadap tukik dan pelepasan tukik ke laut. Sedangkan jenis-jenis penyu yang terdapat di Taman Nasional Meru Betiri adalah:
1.       Penyu Belimbing [ Dermochelys coriacea ]
Penyu belimbing merupakan penyu terbesar saat ini, ukurannya saat dewasa mencapai 160 cm bahkan ada yang sampai 220 cm, biasanya menyelam sampai kedalaman 100 meter lebih untuk mencari ubur-ubur, dapat berenang dengan kecepatan 1,5 – 9,3 km/jam. 


Jenis penyu ini sangat mudah dikenali:
Ø      Ada 5/7 alur pada karapas
Ø    Warnanya [biasanya] hitam dengan beberapa bintik putih, kadang-kadang ada berkas putih pada kepala karena benturan.
Ø     Terdapat lekukan pada rahang atas
Ø    Kulit licin, sulit ditangging, punya 2 mata, telinga, kuping [tidak telinga luar]
Ø    Tukik’nya punya sisik kecil yang hilang setelah 1-2 bulan

        2.       Penyu Lekang [ Lepidochelys olivacea ]
Penyu Lekang adalah penyu terkecil, paling besar beratnya <30 kg dan lebih cepat begerak di pasir karena ringan


Dengan beberapa ciri-cirinya antara lain:
Ø  Sisik dada >5
Ø  Jika dibalik – plastron ada pori-pori inframarginal, lebar 1 cm
Ø  Tukik berwarna hitam
Ø  Kadang ada inframarginal abnormality, kadang 7 sisik
Ø  3-6 sarang permusim dengan kedalaman sarangnya sekitar 40 cm.

        3.       Penyu sisik [ Eretmochelys imbricate ]
Penyu sisik kecil sering salah dikenali sebagi penyu hijau karena identifikasi berdasarkan warna, bukan menghitung sisiknya. Penyu sisik omnivora, makan sayur dan daging dengan menu utamanya adalah sponge dan kerang keras. Bahkan ada yang beracun sehingga menyebabkan keracunan/kematian [kasus di India]. Untuk penyu sisik warna pasir tidak mempengaruhi spesies, hanya saja jika hitam berarti banyak betinanya dan jika putih cenderung banyak jantanya. Pertumbuhan penyu sisik di alam cukup lambat yaitu 1 cm per tahun. Saat jadi lebih besar menjadi 2-3 cm per tahun dan saat lebih dewasa keceptan pertumbuhan jadi nol. Sebaran penyu sisik ini cukup luas, terutama di daerah tropis. Biasanya di terumbu karang, berlindung di relung karang. Ditemukan bahw penyu sisik kecil di daerah dangkal sedangkan penyu yang remaja dan dewasa ada di perariran yang lebih dalam. Cukup bervariasi warnanya, penyu dewasa beratnya sekitar 50 kg dengan panjang karapas 80 cm. 

Beberapa ciri-ciri yang bisa dikenali dari jenis penyu sisik antara lain:

Ø      Tempurung keras dengan 4 pasang sisik dada
Ø       Kepala: sisik prefrontral, bisa 1 atau 2 dengan 4 sisik
Ø      1 sisik prefrontral dengan 4 pasang sisik dada, sisik saling bersusun tumpang tindih. Karena overlap sulit dihitung, maka yang dihitung tetap sisik dada
Ø      2 pasang sisik prefrontral, dengan 4 sisik dada dan paruh runcing untuk mencapai relung karang dalam rangka memakan sponge dan rumput laut
Ø      Tukik bervariasi pada warna, tetap sisik dada 4 pasang
Ø      Hanya sisik pada penyu sisik yang sisiknya makin tebal, sedangkan pada penyu jenis lain sisikya akan mengelupas.
Ø      3-6 sarang per musim dengan kedalaman sekitar 50 cm dan jenis penyu ini hanya dapat menyelam selama 35-45 menit

        4.       Penyu Hijau [ chelonia mydas ]
Kunci utama jenis penyu ini: karapas keras, 4 pasang sisik dada, satu pasang sisik prefrontal, tidak ada preocular. Jika mulut dibuka, ada gerigi pada rahang, khusus untuk memotong rumput laut dan lamunPenyu hijau disebut sebagai “penyu hijau’ hanya istilah bahasa Inggris saja karena lemaknya berwarna hijau, di Mexico penyu ini di sebut penyu putih karena perutnya berwarna putih. Penyu hijau herbivora makanannya adalah algae, seagrass dan buah mangrove. Internesting/jarak antara musim peneluran adalah 3-8 tahun. 

Beberapa ciri-ciri lainnya adalah:

Ø      Warna tukiknya bervariasi antar daerah, namun semua punya tepian putih pada sisiknya.
Ø     Ketika dewasa: perubahan warna menjadi kecoklatan dan punya pola sunray [berkas cahaya] coklat. Tetap ada variasi warna penyu hijau dewasa.
Ø   Mencapai dewasa sampai usia 40 tahun, dengan 5-6 sarang per musim [ kedalamannya sekitar 60 cm]
Ø    Dapat berenang dengan kecepatan 1,5 – 2,5 km/per jam dan mampu menyelam selama 5 jam,
Bila menemukan penyu yang tertangkap/kena pancing atau sebab-sebab lainnya, saat melintas di perairan Pantai Sukamade maka langkah-langkah yang harus dilakukan untuk penyelamatan penyu adalah:
1.       Ukur besar penyu, kemudian lepaskan kembali atau bawa naik ke kapal
Bila penyu terlalu besar untuk diangkat ke kapal, usahakan membawa kapal sedekat mungkin ke arah penyu, hindari tali berada dalam keadaan tegang, kemudian potong tali sedekat mungkin dengan penyu. Bila ukuran penyu kecil, gunakan jaring serok untuk mengangkatnya ke kapal.
2.    Letakkan sepotong kayu pada mulut penyu supaya tidak menggigit, kemudian potong kail atau tali.
Bila penyu tersangkut pada bagian mulut, potomg kawat terlebih dulu sebelummelepas tali. Jika kail tidak terlihat, potong tali sedekat mungkin dengan penyu tanpa menariknya terlalu keras.
3.   Teliti kondisi penyu sebelum dilepaskan kembali: biarkan penyu berada di kapal selama 4-24 jam, tergantung apakah kesehatannya sudah pulih.
Jika penyu kelihatan tidak berdaya atau tidak berontak saat diangkat, mungkin paru-parunya terisi air. Angkat sirip belakang setinggi kirakira 20 cm saat pemulihan di atas kapal. Pada saat kejadian, letakkan penyu pada tempat yang teduh di atas kapal. Selimuti penyu dengan handuk basah, jangan sampai menutup lubang hidung dan jangan menyemprotkan air ke waajh penyu.
4.       Kembalikan penyu ke air dengan hati-hati
Perlahan-lahan lepaskan penyu ke air, dengan posisi kepala lebih dulu. Kapal harus dalam kondisi diam dan mesin dimatikan. Pastikan penyu sudah menjauh dari kapal sebelum menyalakan mesin.
5.    Catat kejadian ini dalam logbook dan laporkan pada Balai TN Meru betiri atau isntansi terkait lainnya. Bila memungkinkan, identifikasi jenis penyu tersebut dan catat TAG’nya bila ada.


Demikian oleh-oleh dari Konservasi Penyu di Meru betiri, mohon maklum jika masih ada kesalahan ketik/kelebihan huruf dll. Jika ingin tahu tentang penyu lebih banyak lagi, bisa di kunjungi ke www.merubetiri.com atau email : merubetiri@telkomnet.net. Dan jika ada yang berkenan untuk berkunjung ke kantornya di Jalan Sriwijaya 53 Jember – Jaw timur, Telp/fax: 0333-335535

NOte: Saat posting ini publish, status web TN meru betiri statusnya "Under suspend"

Ririe Khayan

Assalamulaikum. Hi I am Ririe Khayan a Lifestyle Blogger and live in Jogya. I’m the Author Of Kidung Kinanthi, a Personal Blog about my random thought, parenting, traveling, lifestyle, & other activity as well as Personal & Working Mom Story. Kindly feel free to contact me at: ririekhayan(at)gmail(dot)com

89 comments:

  1. Replies
    1. Huuuu...senengnya, gimana jika petroleum saja?

      Delete
  2. aku baca postingnya yaaa, ga cuman pertamax doang.......

    ReplyDelete
  3. tapi kebanyakan penyu yang banyak berkembang biak itu terletak dikepulauan terpencil yang penduduk'a masih kurang sadar akan kelestarian hal tsb

    ReplyDelete
    Replies
    1. KLo dlihat dr sifat2 dasar penyu, ya tentunya dia akan memilih tempat yg sept dong. Selain itu, penyu jk bertelur pasti akan kmbali dimana dia lahir/menetas, seberapa pun jauh dia menjelajah samudera raya, saat bertelur dia akan kembali ke tanah kelahirannya sob.

      Delete
    2. Yups..keserakahan manusia merupakan musuh trebesar bagi kelestarian alam, termasuk flora dan fauna...

      Di Sukamade, setiap malam ada petugas dari kehutanan yang patroli untuk mengumpulkan telur-telur penyu kemudian ditetaskan. Sebagian induk penyu sudah di TAGGINg sehingga bisa di pantau dari satelit keberadaannya, termasuk saat kapan penyu tersebut naik ke darat untuk bertelur.

      Delete
  4. wah, gak terlalu jauh dari rumahku...

    salam kenal dari arek Purwoharjo... ^_^

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya sering dengar ttg daerah Purwoharjo..bakao purwoharjo kan?

      Btw, dekat banget tuh ke Sukamade bisa sering ke sana deh

      Delete
  5. Pelestarian Alam, buku ini baiknya di publikasikan ulang biar banyak tahu lokasi dan tempatnya.
    Makasih Mbak Ririe

    ReplyDelete
    Replies
    1. BUku tersebut di bagikan pada pengunjung sukamade, sepertinya persediaan ada..setiap yang masuk ke area konservasi penyu diberi buku tersebut kok...

      Delete
  6. dulu di tempat lahir saya juga banyak penyu. makanya pantainya bernama teluk penyu. sayangnya sekarang tidak lagi terlihat. kalo masih, pastilah saingan Meru Betiri.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Teluk penyu? hemm..mungkin tdk ada program konservasi di daerah tersebut sehingga telur-telurnya di ambil dan diperjual belikan dan pada akhirnya penyu yg lahir di teluk penyu pun mengalami kepunahan [gak ada generasi barunya lagi]

      Delete
  7. Ternyata penyu ada beberapa jenis, aku baru tahu sekarang. terus bedanya sama kura - kura dimana ya ??
    Penyu termasuk hewan langka juga ternyata.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Penyu merupakan satwa laut dengan habitatnya di laut dan hanya waktu bertelur dia naik ke daratan yaitu tempat dimana dia dahulu menetas.

      Adapun kura-kura habitatnya air tawar atau daratan.

      Delete
  8. detail sangat mbak Rie :)

    saya pernah ke penangkaran penyu juga, satu kolam bayak banget isinya. kasian juga sih hidup gak bebas, tapi disisi lain terpelihara

    eh iyya, bedagak sih Penyu sama Kura2 itu *hmmm...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Selain jawaban utk mas Djangkar,ta tambah lagi bedanya penyu dan kura-kura ya..

      Kura-kura punya kuku untk membantunya berjalan dan makan di darat. Tangan dan kaki penyu merupakan sisik yang digunakan utk berenang di laut


      Penyu tidak dapat memasukan kepalanya kedalam tempurungya. Sedangkan kura-kura dapat memasukan kepalanya ke dalam tempurung yang berguna untuk melindunginya dari predator.

      Delete
    2. oh, itu betulan gak bisamasuk yah? wkwkw... baru tau
      kirain penyu juga bakalan masukin kepala kaki ma tangannyaketempurung kl lg terancam :p

      thanks infonya mbak :)

      Delete
    3. Iyapp...memang morfologinya demikiann.

      Delete
  9. masukk 20 besarrr gk ya...????

    ReplyDelete
  10. pertama kali lihat penyu dan pegang secara langsung waktu ke pulau penyu yg ada di Bali...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Yups...demikian juga saya Mbak, kali pertama lihat dan penyu langsung ya di Bali

      Delete
  11. saya belum pernah pegang penyu dengan tangan saya sendiri... kapan kapan harus dikunjungi tempat seperti ini. kelihatannya menarik...

    ReplyDelete
    Replies
    1. semoga nanti bisa mengunjungi konservasi penyu terdekat ya..seru dan excited banget lho bisa megang penyu, apalgi Tukik...lucu-lucu gimanaaa gituu

      Delete
  12. budidaya penyu ya.. mantap tuh biar ga punah..

    ReplyDelete
  13. penyunya cakep cakepp ya
    thanks info lengkapnya ttg penyu mbak

    ReplyDelete
  14. yaaaa. adik-adik saya malah pernah ke Sukamade.. saya malah sebagai tetua blum nyampai sana haha. Yupz.. lestarikan penyu dan satwa Indonesia..

    salam Lestari mbka Ririe

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kata teman, katanya ada ekspedisi trans meru betiri..jd menyisir kawasan pantai dengan jalan kaki salah satunya melintasi kawasan sukamade.

      Delete
  15. Wow keren, dengan cara dibudidayakan, popularitas penyu akan terjaga dari kepunahan.

    Kunjungan perdana, salam kenal dari Bengkel Bangun

    ReplyDelete
    Replies
    1. Amin, semoga populasi penyu bisa terjaga lestari selamanya...

      Terima kasih atas kunjungannya sob:)

      Delete
  16. waktu di jayapura saya sering lihat penyu/ telur penyu di tempat penjualan ikan :(

    ReplyDelete
    Replies
    1. Saya juga pernah melihat Di sini [pasar] telur penyu diperjual belikan Mbak seperti telur-telur ayam begitu deh:(

      Delete
  17. Penyu sama bulus itu sama nggak sih mbak? saya pernah pelihara di aquarium dan masih kecil2 beli dari pasar ikan. Semoga kelestarian penyu bisa terjaga :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kalau secara klasifikasi [kingdom], maka Penyu dan labi-labi sama di Class: Reptilia

      Tapi beda pada family'nya.

      Labi-labi termasuk dalam Family Carettochelyidae (Australasian Pig-nose Turtle)dengan satu-satunya jenis yaitu labi-labi moncong babi (Carettochelys insculpta).


      Kalau penyu berada dalam Family: Cheloniidae (Sea Turtle / Penyu) dimana saat ini hanya ada 7 jenis penyu ini di dunia [seperti saya tulis di atas].

      Delete
  18. saya ethanol mbak.
    lebih tinggi oktannya :p

    wah kok nggak ajak2 kalo maen kesana?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kalu dengan avtur gimana? Sekalian dunk pilih oktannya yg tinggi tuh si avtur kan?

      Btw, mau ikutan mbolang? InsyaAllah mau ke Baluran neh...

      Delete
  19. waah..penyuu..jadi pengen main kesana mba,hehe..
    salam kenal yaa..:D
    mampir ke blog saya mba,
    http://blog.umy.ac.id/arsasih
    kita tukar link mba,hehe..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hemm...silahkan main ke sini Mbak. Di jogya kan? Salam kenal juga, I'll visit back sooner:)

      HAppy blogging:)

      Delete
    2. iyaa..nanti ya kapan2 maen liat penyu,haha..
      oia,link blog mba udah saya pasang,silakan di cek..
      pasang balik punya saya dong..hehe..
      makasiih.. :)

      Delete
    3. sippp....Link'nya sudah ta pasang ya...

      Delete
  20. Mbolang Truss...! Mbak Ririe jadi Si Bolang! Hehehe, multikarakter bgt! Kapan ke barat?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Weee...multi karakter? habis ini multi talenta dunk? terus multiply ya? whahahhaa..

      Betewe, akhir Juni ke Barat [=jakarta]. Gimana, mau kopdar di 'barat' po?

      Delete
  21. Kasian para penyunya @.@
    Hihihi sedih amat websitenya suspended gitu...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya, web'nya kasihan. Padahal waktu aku pulang dari sukamade masih bisa ta kunjungi untuk melihat-lihat isinya. TApi pas mau publish tulisan ini, aku coba klik lagi web tersebut menemukan status : Under SUspended

      Delete
  22. hmmmm, mirip di pulau pramuka ya, penyu nya jg mirip lho, apa jangan2 mereka sodaraan :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Tentunya sodaraan Mas, kan mereka satu FAmily tuh...

      Delete
  23. Wah ini pengalaman dari sahabat kita yang luar biasa, ternyata konservasi penyu itu bukan hanya di Daerah saya saja, ... malah di blog ini ada juga konservasi penyu...hehehe....di sukamade makasudnya, saya sangat tertarik sobat, wah kalau di ijinkan besuk saya copas di blog saya biar keren...hehehe....soalnya saya suka sama itu yang namanya penyu...hehehe..
    Okey terima kasih sobat....sukses selalu untuk anda
    dan maju terus...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Silahkan jika mau di repost/re-publish di Blognya Bapak. Semoga bisa memperluas informasi tentang pentingnya konservasi penyu sehingga penjualan telur-telur penyyu semakin menurun..

      Salam sukses juga utk bapak:)

      Delete
  24. penyu yaa mbak rie, unyu-unyu gitu :D hahaha. Tapi kalau gede aneh deh rasanya *lebih suka penyu kecil ups!

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hohoho...asline saya 'geli' sama penyu. Tapi demi moment langka bertemu penyu dan tukik, ya di beraniin utk megang saat di Sukamade kala itu..

      Delete
  25. Padahal diatas baru aja ketik "mohon maklum jika masih ada kesalahan ketik/kekurangan huruf" ... eeeh ternyata penulisan alamat bener2 kurang 1 huruf "Jaw Timur" ... wkwkwkwkwk

    ReplyDelete
    Replies
    1. kunjungan gan .,.
      Menjaga kepercayaan orang lain lebih penting daripada membangunnya.,.
      di tunggu kunjungan balik.na gan.,.

      Delete
    2. @ Madhek: Hemm....jadi maluuu, masih banyak yg salah/double huru/kurang hurup sob:(

      @ Outbond: Terima kasih kunjungan dan motivasinya ya sob:)

      Delete
  26. penyu ma kura-kura msh satu family ya mbk..?? *smile

    ReplyDelete
    Replies
    1. Penyu dan Kura menempati 'Class' yang sama: Reptilia

      Tp BEDA family'nya....#smile

      Delete
  27. ayo lestarikan penyu agar tidak punah :)

    ReplyDelete
  28. terimakasih atas review-nya..sangat menarik dan bermanfaat, jadi bisa lebih tahu tentang dunia penyu :)

    ReplyDelete
  29. wah saya pernah nie mba, saya malah dulu nyinarin penyunya lagi. hehe. tapi pas uda bertelur, jadi jangan di sinarin pas lagi dateng, bisa ngempet' telur dia. heheh, jadinya ga bisa bertelur lagi dah, kembali ke laut.

    ehm, seru loh ya belajar penyu ternyata.

    ReplyDelete
    Replies
    1. NAh, foto penyu yang pertama di atas itu yg gak jadi bertelur. Mungkin sensornya menangkap kehadiran kami sehingga pending bertelurnya. Padahal saat itu kami menuggu dalam radius hampr 1 KM dr lokasi si penyu lho..

      Delete
  30. Di tempat ku tidak ada penyu yg ada kura2

    ReplyDelete
    Replies
    1. nah, kalau di kampung asal-usul saya malah gak ada penyu dan kura-kura. YG ada kambing, sapi, kerbau, kucing, bebek, ayam...hehehe

      Delete
  31. Jadi sedikit bertambah wawasan ane tentang penyu mbak ririe. Ternyata proses perkembangbiakan penyu sangat sensitive ya. Nggak boleh diganggu oleh cahaya. Oh ya suhu rendah menyebabkan banyak telur jantan yang dihasilkan itu berdasarkan penelitian atau opini semata. Kok bisa begitu??

    ReplyDelete
    Replies
    1. Karena kecenderungan suhu yang berpengaruh pada jenis keamin penyu ini sudah di tuangkan dalam pocket book, maka tentunya sudah berasa dari sumbel yang ilmiah [bukan asumsi tanpa pembuktian]..

      So, smeoga bermanfaat bagi semuanya:)

      Delete
  32. Senangnya bisa lihat banyak penyu di sini

    ReplyDelete
    Replies
    1. Di cilacap tempat kelahiran ada yang namanya teluk penyu mba..dijadikan objek wisata tuh

      Delete
    2. wowowoow...dr Cilacap tho? Termasuk daerah pesisir kalau gak salah ya...

      Delete
  33. penyunya cantik cantik
    dengan bermacam macam corak warna

    menarik :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. yups, menarik dan menggemaskan juga Mbak:)

      Delete
  34. Ampyun Mbak, geli aku lihat penyu2 segede kapal :)

    *kapan ya bisa lihat langsung ...
    berharap.com

    ReplyDelete
    Replies
    1. ke Bali bak..ke tanjung benoa. Nyebrang sbntr udah bisa ketemu sama si penyu yang unyu..ada penangkaran penyu di sana..

      Delete
  35. Wah, ternyata penyu juga bermacam2 ya Rie... ? ada penyu belimbing pula? hehe... aku lebih gemes lihat tukiknya deh... unyu! ingin menjejerkannya di atas telapak tangan... :)

    Trims atas reportasenya yang lengkap sempurna Rie...! :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. yups...jejerin tukit di telapak tangan? Aku naruh satu tukik di telapak tangan sepat terjatuh lho Tukiknya Mbak. Gelii mbak..

      Delete
  36. anakan penyu lucu juga ya mbak,
    enak nya blusukan ke meruu bettiri dan alas purwo sampai ketemu pantai plengkung ya mbak.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Namanya anak penyu juga lucu lho: Tukik...hehehe

      Sayangnya waktu itu belum sampai ke Plengkung karena sdh kesorean masuk alas purwonya...next time semoga bisa ke plengkung...#ngarep.com

      Delete
    2. katanya alas purwo angker y mbak, kok berani sampek sore

      Delete
  37. Konservasi juga banyak dilakukan di Kalimantan Barat, khusus untuk Penyu ada di daerah Selimpai. Artikel yang mencerahkan. Salam kenal dari Blogger Kalimantan Barat

    ReplyDelete
  38. mau penelitian tentang penyu tpi ngak ada bukunya/refernsi.. :(,,
    help donk....

    ReplyDelete
  39. makasih ya gan untuk infonya

    ReplyDelete

Leave a comment or just be silent reader, still thank you so much.
Terima kasih telah singgah di Kidung Kinanthi.
Mohon maaf, atas ketidaknyamanan MODERASI Komentar.

Maaf ya, komentar yang terindikasi SPAM atau mengandung link hidup tidak akan dipublikasikan.

So, be wise and stay friendly.