Sejak kapankah Anda mengenal makanan Tempe? Saya sendiri kenal Tempe sejak saya mulai bisa mengingat peristiwa-peristiwa dalam hidup, mungkin sekitar usia 3 atau 4 tahunan. Bisa jadi, sebelum usia tersebut, saya sudah dikenalkan dengan menu makanan berbahan tempe karena tempe adalah salah satu menu lauk makan andalan keluarga kami. Bisa makan dengan lauk tempe merupakan moment makan yang "mewah" kala itu.
Jika membahas kapan dan bagaimana saya mulai akrab dengan TEMPE, salah satu makanan menu asli Indonesia yang kaya gizi dan memiliki kandungan protein nabati tinggi ini, akan selalu membentangkan seuntai kisah yang melekat dengan satu penjual tempe yang rutin keliling dari rumah ke rumah di desa kami, juga desa-desa tetangga.
Bismillahirrahmaanirrahiim, Beliau yang sampai sekarang masih setia berjualan keliling tempe dari rumah ke rumah dengan berjalan kaki. Usianya saya taksir seiktar 70an tahun dan bagi keluarga saya, beliau salah satu sosok yang punya peran dalam keberlangsungan adanya menu tempe dalam makan sehari-hari di rumah. Namanya Mariyam dan saya biasa memanggilnya Mbokde Yam ~ disingkat lagi jadi Dhe Yam, dengan kebaikan hatinya tak keberatan untuk ngutangi dulu pada semua pelangganya dan baru dibayar saat sudah punya uang.
Dan ketika beberapa waktu lalu saya bertemu lagi dengan beliau, dapatlah ide untuk membuat tulisan tentang Tempe: Makanan Tradisional [yang] GO International sebagai salah satu makanan yang PALING INDONESIA.
“ Yang ngajari Dhe Yam bikin tempe siapa?”“Oalaahh Nduk, membuat tempe itu gampang. Siapa pun bisa kok bikin tempe...itu kan ilmu turun temurun ” mendengar jawaban polos itu merupakan salah satu bukti tak tertulis jika tempe sudah membumi di Nusantara sejak jaman nenek moyang kita dahulu.“ Berarti belajar bikin tempe-nya dari Emak atau Embahnya Dhe Yam ya?” sepertinya ini pertanyaan konyol karena tentu saja yang dimaksud turun temurun oleh Dhe Yam tidak harus ada hubungan darah/keluarga dan jawaban Dhe Yam adalah dia belajarnya hanya dengan bertanya ke penjual tempe terus mencoba mempraktekkannya. Dan tak perlu waktu lama sampai beliau mahir membuat tempe untuk dijual agar bisa membantu suaminya mencari nafkah.
“ Kalau membuat tempe itu Yang harus diperhatikan jangan sampai kena garam, Nduk. Sedikit saja kecipratan garam bisa rusak semua...gak jadi tempe, kedelainya tetep utuh semua alias tempe urung jadi...” demikian jelas Dhe Yam.“ Tempe juga bisa dibuat dari biji Lamtoro lho, Nduk ?” demikian ujar Dhe Yam saat saya bertanya-tanya tentang Tempe buatannya. “Tapi rasanya agak kecut..beda banget dengan tempe yang dibuat dari kedelai “.“ Apa bener wanita yang lagi haid gak boleh membuat tempe, Dhe?”Dhe Yam tertawa mendengar pertanyaan ini “ Lha itu kan sholat sama puasa yang gak boleh untuk wanita sedang mens tho? Kalau bikin tempe tidak ada larangan...yang penting tetap jaga kebersihan diri seperti biasa”“ Dhe Yam pernah gak ngalami bikin tempe urung jadi? Kira-kira penyebabnya apa jika tempe gak jadi gitu?”“ Ya tentu pernah tho Nduk. Pengalaman Dhe Yam kalau tempe gak jadi itu jika sedang uring-uringan, perasaan kesal atau marah. Awal-awalnya juga gak tahu, tapi kemudian diingat-ingat setiap ngalami bikin tempe setelah semalam di eram-kan kedelainya tetap utuh ternyata saat Dhe Yam lagi marahan sama suami Dhe Yam...”
Percakapan semi interview tentang tempe yang notabene dikenal sebagai makanan tradisional dan sempat mendapat ‘label’ sebagai lauknya orang pinggiran ~ ekonomi lemah karena harganya yang merakyat. Bahkan untuk komunitas anak kost terkenal dengan istilah “ Paket SETEREO ~ sego tempe separo". Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan aneka penelitian food product yang memiliki nilai gizi tinggi, tempe muncul menjadi salah satu jenis makanan yang masuk daftar papan atas sebagai produk makanan asli Indonesia yang bernilai gizi tinggi sehingga disebut juga daging analog.
Sekitar satu dasawarsa lalu saat berkesempatan berkunjung ke LIPI, untuk pertama kalinya saya tahu kalau tempe sudah dikembangkan sebagai food product bernilai ekonomis tinggi sehingga bisa diproses untuk skala industri. Dengan bermacam jenis olahan tempe yang dikalengkan melalui aplikasi teknologi pengolahan makanan yang didesain sedemikian rupa sehingga bisa mempertahankan nilai gizi tempe yang high quality dengan kandungan karbohidrat, lemak, protein, serat, vitamin, enzim, daidzein, genisten serta komponen anti bakteri yang bermanfaat bagi kesehatan, tentunya saka dengan meminimalisir sisi perishable tempe. Saat itu saya mendapat 'souvenir' tester produk tempe kaleng yang berbumbu bace, gule dan kare.
Konflik HKI ~ Hak Kekayaan Intelektual juga terjadi pada tempe yang diklaim sebagai salah satu makanan tradisional [asli] Jepang. Dan benarkah demikian? Untuk menjawab klaim tersebut, perlu untuk melakukan trace sejarah ke masa lalu, menelusuri jejak makanan yang terbuat dari proses fermentasi kedelai dengan jamur Rhizopus Oligosporus tersebut secara fakta historis sudah familiar menjadi salah satu jenis lauk-pauk dalam pola makan masyarakat Indonesia sejak tahun 1700-an Masehi.
Diperkirakan tempe sudah menjadi makanan masyarakat Jawa sejak sebelum Mataram diperintah oleh sultan Agung. Kata ‘TEMPE’ berasal bahasa Jawa Kuno yaitu pada masa itu terdapat makanan berwarna putih terbuat dari tepung sagu yang disebut Tumpi. Dan tempe segar yang juga berwarna putih terlihat memiliki kesamaan dengan makanan tersebut.
Dalam pustaka Serat Sri Tanjung [ abad XII-XII] pada bagian ceita Dewi Sri Tanjung, disitu terselip kata kedelai yang ditulis dengan kadhele, Salah satu baitnya menggambarkan jenis tanaman di Sidapaksa yang mengandung kata kadhele, kacang wilis dan kacang luhur. Pada Serat Centini atau disebut juga Suluk Tambangraras, kata kedelai terdapat pada jilid II, sedangkan kata Tempe terdapat dalam jilid III yang menyebutkan adanya nama hidangan jae santen tempe [sejenis masakan tempe dengan santan] dan kadhele tempe srundhengan.
Selain itu, terdapat rujukan mengenai tempe dari tahun 1875 dalam kamus bahasa Jawa-Belanda. Terdapat sumber lain mengatakan bahwa pembuatan tempe diawali semasa era Tanam Paksa di Jawa dimana pada saat itu, masyarakat terpaksa menggunakan hasil pekarangan seperti singkong, ubi dan kedelai sebagai sumber pangan.
Ada pula pedapat yang mengatakan bahwa tempe mungkin diperkenalkan oleh orang-orang Tionghoa yang memproduksi koji yaitu kedelai yang difermentasikan menggunakan kapang Aspergillus yang kemudian di modifikasi sesuai iklim di Jawa menggunakan Rhizopus untuk membuat makanan yang disebut Tempe. Teknik pembuatan tempe menyebar ke seluruh Indonesia sejalan dengan masyarakat Jawa yang bermigrasi ke seluruh wilayah tanah air. Sejumlah penelitian yang diterbitkan pada tahun 1940-1960an menyimpulkan bahwa banyak tahanan perang dunia II berhasil selamat karena Tempe. Menurut Onghokman [sejarawan dan cendekiawan Indonesia], tempe yang kaya protein telah menyelamatkan kesehatan penduduk Indonesia yang padat dan berpenghasilan rendah.
Perjalanan Tempe: Makanan Tradisional [yang] GO International kemudian menyebar ke Eropa melalui orang-orang Belanda. Pada tahun 1895, Prinsen Geerlings [ahli kimia dan mikribiologi dari Belanda] melakukan idetifikasi pertama terhadap kapang tempe. Perusahaan-perusahaan tempe yang pertama di Eropa pun dimulai di Belanda oleh para imigran dari Indonesia. Melalui Belanda ini, tempe mulai populer di Eropa sejak tahun 1946.
Sedangkan di Amerika Serikat, pertama kali tempe populer di sana pada tahun 1958 oleh Yap Bwee Hwa, orang Indonesia yang pertama kali melakukan penelitian ilmiah tentang tempe. Awal tahun 1960, pakar mikrobiologi dan pakar dari USDA, Northern Regional Research Center di Peoria, Illinoi, melakukan penelitian tentang tempe yang melibatkan katalis dari Indonesia Ko Swan Djien. Pada tahun 1964 Ko Swan Djien menuliskan pemikirannya bahwa saatnya akan tiba bangsa Indoesia bangga dengan tempe, seperti halnya Jepang dengan sake-nya dan Perancis dengan anggur-nya.
Sedangkan di Jepang, Tempe mulai diteliti sejak tahun 1926 tetapi baru mulai popularitasnya naik sekitar tahun 1983, yang disebabkan karena masyarakat Amerika dan Eropa telah lebih dulu tertarik pada tempe. Pada saat itu di Jepang ada tiga perusahaan penghasil tempe yang tergolong terbesar di dunia. Orang yang memasyarakatkan tempe di Jepang adalah Dr. Masahiro Nakano. Tempe pun mengalami kemajuan dan perkembangan yang pesat, pada tahun 1984 sudah tercatat 18 perusahaan di Eropa, 53 di Amerika, dan 8 di Jepang. Tempe juga menyebar di beberapa negara lain seperti RRC, India, India, Taiwan, Sri Lanka, Kanada, Australia, Amerika Latin dan Afrika.
SNI 3144:2009 [persyatan mutu tempe]
Terlepas dari ‘sengketa’ HKI dengan Jepang, kini tempe adalah makanan yang diakui merupakan ASLI dari Indonesia yang telah Go International. Tempe semakin naik daun popularitasnya seiring dengan perkembangan IPTEK dan dunia informasi yang mempublikasikan tentang keunggulan nilai gizinya, terlebih trend pola makan sehat dan lahirnya komunitas vegetarian di seluruh dunia yang banyak menggunakan tempe sebagai pengganti daging.
Hasil riset membuktikan bahwa sepotong tempe goreng yang beratnya 50 gram nilai gizinya setara dengan 200 gram nasi serta terdapatnya Vitamin yang larut lemak [ A, D, E dan K] dan vitamin larut air [vitamin B kompleks].
Tempe juga merupakan sumber alami vitamin B yang potensial [ 1,5 – 6,3 mikrogram per 100 gram tempe kering merupakan jumlah yang mencukupi kebutuhan vitamin B12 per hari]. Selain itu tempe juga mengandung mineral makro dan mikro dalam jumlah yang cukup yaitu zat besi 9,39%, tembaga 2,87% dan zink 8,05%.
Jadi tidak mengherankan kalau berbagai penelitian dilakukan di sejumlah negara maju dan Indonesia juga sekarang berusaha mengembangkan galur [strain] unggul Rhizopus untuk menghasilkan tempe yang lebih cepat dan berkualitas sehingga mampu meningkatkan produktifitas serta kandungan gizi tempe. Fakta sejarah dan kenyataan empiris yang memperkuat orisinilitas tempe [setidaknya saat ini tercatat 81.000 usaha pembuatan tempe dengan produksi 2,4 juta ton per tahun] sebagai makanan asli Indonesia, juga bukti secara formal dari 20 negara penghasil tempe di dunia tapi usulan standar tempe milik Indonesia yang diterima menjadi new work item saat CAC [Codex Allimentarius Commission] merupakan keberhasilan untuk menjadikan tempe sebagai industri penting di tanah air.
Lahirnya SNI 3144:2009 yang dilanjutkan dengan pengajuan melalui CCASIA yang lolos proses critical review pada sidang sebagai Standar Regional melalui Codex Executive Committee [CCEXEC] ke-65 di Jenewa pada Juli 2011, sehingga direkomendasikan untuk diadopsi menjadi new work item saat Codex Allimentarius Commission. Finally tempe berhasil disahkan sebagai new work item di CAC ke -34 pada Juli 2011.
Saat ini standar tempe yang diusulkan Indonesia masih dalam status New Work of Standard Regional Codex [note: Codex merupakan standar internasional di bidang pangan] karena perdagangan tempe umumnya masih lingkup Asia dan belum menjadi komoditi Internasional, sehingga standar tempe diusulkan menjadi standar Codex untuk regional Asia dan diharapkan pada 2013 nanti standar tempe dapat disahkan di CAC.
Melalui standar yang disahkan CAC, tempe sebagai makanan asli dan khas Indonesia akan semakin dikenal dunia. Jika Indonesia mampu mengembangkan standar ini ke tingkat Internasional dengan memproduksi tempe bermutu tinggi dan tahan lama, maka Indonesia mempunyai kesempatan besar untuk mengembangkan indistri tempe modern di seluruh belahan dunia.
Standar tempe untuk bisa disetujui menjadi new work of standard Regional Codex membutuhkan dukungan negara-negara anggota CODEX di wilayah Asia, maka Standar Tempe Indonesia untuk bisa meraih sukses di tingkat Internasional pastinya dibutuhkan dukungan lebih banyak negara-negara dari belahan benua lainnya.
Perjuangan mengusulkan standar tempe ke tingkat Internasional tidak akan bisa berhasil tanpa dukungan masyarakat Indonesia khususnya, karena perjuangan untuk mendapatkan pengesahan di level Regional saja membutuhkan perjuangan yang sangat berat. Tentunya kita tidak ingin status HKI tempe ‘lepas’ dari Indonesia dan Tempe sebagai makanan asli dan khas Indonesia seyogyanya semakin memasyarakat di Indonesia dan Internasional dengan didukung semua lapisan masyarakat. Sudah saatnya Tempe: Makanan Tradisional [yang] GO International dan bangsa Indonesia bangga dengan tempe sebagai makanan asli milik Indonesia yang merakyat, enak, kaya gizi dan menyehatkan !
Tulisan ini diikutkan lomba blog Paling Indonesia yang diselenggarakan oleh Komunitas Blogger Makassar, AngingMammiri.org bekerjasama dengan Telkomsel area SUMALPUA [Sulawesi - Maluku - Papua] dalam rangka ulang tahun ke-17 Telkomsel
2. www.lipi.go.id
3. The Book of Tempeh [2001]
sayangnya aku gak suka tempe
ReplyDeleteaku kok lebih suka Tahu ya....
mengenaskan memang
harusnya Indonesia terkenal akan TEMPE nya ya
tapi kok malah lebih diminati bangsa lain
Iya MBak, kayaknya sampai sekarang Tempe masih identik sebagai menu masyarakat ekonomi bawah. Belum semua lapisan masyarakat menganggap tempe sebagai menu yang high quality. Semoga saja setelah ini, Tempe semakin mendapatkan tempat yg 'manis' di hati semua masyarakat karena utk bis diterima secara Internasional butuh pengakuan lebih luas lagi dari seluruh negara-negara.
DeleteDija suka tempe, Tante....
ReplyDelete# TOS...
Delete# Berpelukann..
Tante juga suka makan tempe..hampir tiap hari lho? berselang-seling sama tahu.
Bagus banget..suka postingan ini nduk (ikutan manggil spt Dhe Yam)
ReplyDeleteTernyata membuat tempe hrs memperlakukannya spt makhluk hidup ya, dgn hati dan perasaan tenang & ceria.
posting ini lengkap dan dan tidak terbantahkan karena di sertai rujukannya..
Semoga sukses ya Nduk...
Hihiii...pas aku nanya-nanya ttg tempe, Dhe Yam sampai heran, tumben-tumbennya aku tertarik banget sama pembuatan tempe lhoh..
DeleteSetidaknya ikut memopulerka tempe di negeri sendiri..
Yukk...semoga sukses juga utk Man Insan:)
Saya sendiri hampir tiap hari makan tempe, entah dimasak apapun...
ReplyDeleteTapi paling suka dibikin Sambel Tempe
Sambelnya pakai kemangi Pak..hemmm..enaknya..#niru upin-ipin
DeleteKalau waktu saya masih kecil, trend-nya Tahu-Tempe di sambel dengan Keluwek Pak...
Aku suka banget tempe :)
ReplyDeleteLebih suka lagi kalo dibuat khusus untuk camilan nonton tv, tempe goreng tepung kriyuk :D :D
Aq pernah liat liputan pengusaha tempe yang sukses di Jepang, dia org Indonesia..
Iyaaappp, saya suka makan tempe goreng pakai cabe mbak..hehehe
DeleteRata-rata pengusaha tempe di Luar negeri masih Orang Indonesia, di sana orang lebih appreciate terhadap tempe. Di Jepang nama Rustono yang berdomisili di Katsuragawa di kenal sebagai Raja Tempe.
Kalau d AMrik yang terkenal RAtina Muljono, asal Indramayu dengan Tempe Lomalinda-nya dan Tempe House Spicy Foodnya di California...
Kalau di Inonesia masih keripik tempe kayaknya yang populer ya..
saya suka banget tempee.. di goreng gitu aja rasanya nikmat sekali.. postingannya kumplit nih mba, semoga menang ya :)
ReplyDeleteyoaa...digoreng saja enak. Atau pernah nyobain tempe bakar? hemmm...enak juga lhoh?.
DeleteWah ternyata ada 81.000 usaha pembuatan tempe dengan produksi 2,4 juta ton per tahun :O
ReplyDeleteSekarang kayaknya yang harus ditingkatkan kualitas dari tempe tiap perusahaan itu, apa lagi steril atau tidaknya tempat pembuatannya. Ada tuh pernah di Investigasi di berita TV.
semoga tempe tetap tempe yang kukenal dari kecil..
hidup tempee Indonesia~
Good luck mbak buat lomba blognya :))
Ironisnya memang cara produksi tempe di negara kita masih banyak yang jauh dari GMP yang memperdulikan pada hygiene dan sanitasi.
DeleteDengan lahirnya SNI utk Tempe diharapkan kualitas cara produksi tempe bisa meningkat...kesadaran para pengolah tempe juga semakin baik karena hal itu merupakan syarat untuk tumbuh berkembangnya tempe menjadi industri bisa bersaing di kancah perdagangan Internasional, termasuk salah satu faktor agar draft standar regional CODEX utk tempe di ACC.
Terima kasih informasinya. Saya diajarkan orang tua bila pagi sarapan tempe mentah dan gula merah.
ReplyDeleteTempe mentah dan gula merah? Hemmm...baru dengar kali ini tentang resep yg ini. Kalau tempe bacem itu kan pake gula merah juga ya..
DeleteMasa iya kalao lagi marah tempenya ga jadi?? Tetangga saya sudah beberapa kali tempenya ga jadi padahal ga kena garem atau apa. mungkin lg marah kali yak ehehe.
ReplyDeleteSukses buat kontesnya ya mbak
Menurut pengalaman Dhe Yam gitu Mbak...dia dulu sering ngalami gagal bikin tempe. Padahal sdh hati-hati banget, trs dia evaluasi diri dengan membandingkan saat tempenya sukses tanpa maslah...ketemu deh titik kritisnya yaitu emosi Dhe Yam saat bikin tempe lagi gak stabi karena sdg marahan sama suaminya..
Deletewah aku baru tau klo si tempe punya sis spiritual juga dengan pembuatnya, ga boleh marah ya? ehm, baru tau..
ReplyDeleteklo soal go internasional, saya pernah tau, paling tidak untuk sodara saya yang punya kesempatan hidup di australia untuk beasiswa mbela belain belajar mbuat tempe ketika kembali ke indonesia, katanya di sana bisa di jual dan orang pada suka, wah begitu tenarnya tempe kita sampe ke luar negri.
sukses untuk lombanya ya mba.
Tempe berpeluang jadi lahan bisnis di luar negeri dan semoga di negeri asalnya Indonesia tempe semakin popular sebagai menu istimewa karena murah, enak, bergizi dan menyehatkan...#kayak iklan ya?
Deleteheheh, iya semoga menjadi populer lah. soalnya budaya sendiri harus di lestarikan, kalau bukan kita? siapa lagi?
Deletebtw iklan tosiba nya mantap euy... heheh, keren. pernah liat ga mba?
alinya sudah populer dan Go international tuh Tempe dari jaman dulu kala, hanya kita saja yg masih belum aware akan potensi tempe sebagai menu berkelas..
Deletebtw, iklan toshibanya lihat sekilas waktu pake modem..trs ngadat deh..hiks:(
masih ngurusin tempe nie mba. sampe galum update lagi. heehh, ane tunggu dah. lagi BW nie soalnya, mencari cari yang bru mumpung ada koneksi. klo ud lemot, wah ga bisa ngapa ngapain
Deletewheheheee...bukan ngurusin tempe, tapi lagi crowded di daratnya neh. Pengennya sih bisa tiap har bikin postingan lho..terus BW kemana-mana dengan lancar juga..tapiiii....ya gini deh adanya,
DeleteLauk nasi yang sangat ana pavoritkan adalah TEMPE yang dibikin jadi OREG. Heemmm nikmat banget. Apalagi oreg masakan Ibu ana... Ueeeennaaaakkkk bangeeet...
ReplyDeleteTempe oh tempe. Makanan sederhana yang mengandung Keistimewaan yang sangat luar biasa... (lebay yaa.. hehehe)
OREG? yang masakannya di acak-cak kayak telur oreg gitu ya...? Di bikin pedes pasti lezat tuh..hehehee..#Pokoknta serba Tempe pedes.
DeleteSaya suka tempe ^^ Suka sekali ....
ReplyDelete>> Emang benar yah kalau kita buat makanan harus dengan hati, kalau dibuat dengan hati marah yah jadinya makanannya gak jadi ataupun gak enak ;)
Go Tempe Go!!!
Yoaa...ternyata bikin Tempe pun harus dengan hati yang cool, calm dan confident ya Mbak:)
DeleteGo International for tempe..
wah kren nih tempe udah go internasional, tempe memang makanan yang enak dan bergizi
ReplyDeleteSebenarnya Tempe sudah Go International jauh sebelum teknologi informasi dan pengolahan makanan berkembang pesa seprti sekarang. hanya kurang publikasi saja sehingga kita sendiri sebagai negara asal tempe gak tahu jika Tempe sudah menjelajah dunia..
DeleteDan aku tambahin ya mba,ada juga Gado Gado yang berkibar di Swiss loh
ReplyDeleteNah kalau Gado-gado yg berkibar di Swiss itu asli Indonesia..bisa tuuh diposting utk kompetiblog di angingmamiri juga lho?
Deletewah jadi makin bangga ma tempe nih :)
ReplyDeleteiyaaa Mbak, makin bangga dan gemar makan tempe dunk..:)
Deleteowh jadi dari biji Lamtoro bisa ya mbak.?
ReplyDeletekemarin dengan Malaysia sekarang dengan Jepang. semoga saja pihak-pihak yang terkait bisa memenangkan Indonesia menjadi negara pemegang hak paten tempe. Herannya sih kenapa pula di negeri ini justru tempe terkesan dilecehkan, sampai muncul istilah generasi tempe
Kasus HKI tempe sama Jepang itu sudah lumayan lama, malah sebelum sengketa Batik dengan Malaysia kok. Tp memang gak sampai heboh spt kasusnya batik. Saya juga heran karena sepertinya samai sekarang 'lebel' tempe sebagai menu utk masayaraka ekonomi bawah masih demikian kental. Kalau lg gak punya uang baru pilih menu tempe tuh kayaknya..:(
DeleteMantap Postingannya Mbak Ririe. Komplit dan Rinci. Makasih berbagi Ilmunya ya.
ReplyDeleteamiinn, berharap bisa jadi penyebaran informasi tentang tempe secara lebih luas lagi:)
Deletei love tempe!!! seminggu ga makan tempe, sakau...!!!
ReplyDeletehihihi, sukses ya kontesnya :)
I love you..#EH Tempe ding..wouuw, seminggu? Lha aku hampir tiap haru tuh makan ada menu tempenya...
Deletelha kalau di rumah tiap hari mbak, cuman kalau udah ngekos, tempe tuh jadi bahan makanan langka. tempe yg dijual di warung rasane sgt ga enak!!! :"(
Deletehohohooo...iya deh, selamat merindu untuk Tempe dari TUban yaaaa....
Deletesangat suka tempe dan tahu, rasanya mantap
ReplyDeleteSelain rasanya mantabs..harganya juga merakyat dan bergizi...#promosi!
Deletewah hebat yah, apalagi dikemas dengan menarik..
ReplyDeletesaya dari kecil sampe sekarang juga masing konsumsi tempe:}
TOS!
DeleteSedari kecil sampai sekarang..menu tempe selalu ada dalam menu makanan. Dan berlanjut pada generasi berikutnya..
wah, ikutan kontes juga ya! mantap nih artikel tentang tempe-nya. lengkap banget!
ReplyDeleteAlhamdulillah akhirnya bisa ikutan kompetiblog Paling Indonesia neh
Deletewow... ulasannya keren dan menarik banget, dikemas apik ala Ririe Khayan.
ReplyDeleteaku baru tau kalo garam tak boleh mencampuri proses fermentasi tempe Rie! ckckck... salut untuk Dhe Yam yang begitu ahli dan tekun meneruskan usaha ini, sehingga masyarakat desanya dapat terus mengkonsumsi makanan bergizi yang satu ini.
aku adalah salah satu orang Indonesia yang paling suka tuh sama yang namanya tempe. Mau di olah bagaimanapun, I will always like it!
artikelnya sangat menarik Rie... sukses dan semoga menang ya! Setuju, Tempe adalah salah satu makanan paling Indonesia yang telah go international!
wow..jadi pengen tersanjung di puji oleh Mbak AL yg lebih expert soal menulis artikelnya.
DeleteIya Mbak, proses fermentasi bakal gagal jika ada terkena garam, jadi harus dijaga bener agar terhindar dr garam.
Aku juga suka karena sdh terbiasa makan tempe dari keciiiilll ddoeloe, tp kalau di bumbu yg berasa manis kayak bacem gitu kurang suka Mbak.
AAyuukk Mbak, ikutan angingmamiri dunk...hehehe
wahhh...terima kasihh:)
ReplyDeleteaku suka tempe kering ... sambal goreng, ditambahi kentang apalagi,, tambah maknyus.. wah baru ngerti tempe itu makanan mendunia toh.. @@
ReplyDeleteaku kira karya indonesia,
Iyaa..banyak yg belum tahu kalau tempe sudah go INtersional je..
DeleteWaahh keluargaku paling seneng Tempe..
ReplyDeleteberbagai Olahan tempe hmm i love..
dan tempe pasti tiap hari pasti mejeng di kulkas hee..
Ulasannya kereen..
Sukses ya ngontesnya Rie..
Yayayyaa...sama Mbak, dari dulu dah biasa makan tempe. kalau kering tempe saya kurang suka ..apalagi yang berasa manis..maklum saya kan sdh manis orangnya..#plakk!
Deletemakanan yang paling aku suka... tahu dan tempe... di orek boleh.. masak kecap boleh... semua enak...
ReplyDeletesemoga tulisannya menang ya....
Semua olahan Tempe top markotop ya Mbak...sepakat banget..
DeleteMa kasiihhh:)
Ning ngomah gak iso mangan yen gak ono tempe. Saben dino tempe. Bhahaha, hidup mbak rie! Hidup tempe! Mau nerusin dhe yam? Bhahaha
ReplyDeletekalau kang ngomah gimana tuh?
DeleteBoleh boleh..nerusin Dhe Yam jadi pengusaha tempe...good idea. Nanti ta pertimbangkan deh..sapa tahu bisa ekspor juga kan? Tempe Goes to International!
terungkap juga di serat centini ya Mbak?
ReplyDeletetempe ini kalo saya dijadiin sambel tempe Mbak.. wah seperti di sorga rasanya..
Kata di buku references sih gitu Pak, saya sendiri gak punya buku serat centininya..kalau punya juga gak bisa mbaca kayakna..hehehe..
DeleteBtw, udah pernah ke sorga ya pak?
haha...
Deletebelum.
Eeh mbak rie, tempe di kaleng enak toh mbak? belum pernah coba dan belum nemu yang begituan....
ReplyDeleteTempe godong lebih enak dan sedap mbak :D
Pas dapet sampelnya dulu sih enak, kan tinggal manasin terus di makan abiss deh. cepat dan praktis tis....hehehee
DeleteKalau di desaku ada dua versi..tempe bungkus godong dan plastik je..
Tempe suka tapi gk suka suka amat...
ReplyDeletebegitu jg tahu... :D
Iyalah, jangan suka sama Amat nti jadi suka sejenis tuh...#ngaco
Deletesaya suka tempe juga tahu...sea food juga suka...#nglantur
Tempe makanan praktis, sayangnya tempe tdk bersahabat dgn org yang asam urat (eh, apa hubungannya) hehe ^^
ReplyDeleteeh...iya sih, sebenarnya asam uratnya kan bukan akibat kebanyakan makan tempe kan Mbak. Tp dr makanan yg lainnya...#pembela Tempe
DeleteSalah satu makanan favorit..Sarapan pagi dengan nasi yang hangat dan juga tempe goreng yang hangat..nikmatnya ...
ReplyDeletejangan lupa sambelnya yg pedes..hehehe
Deletelebih suka tempe drpada tahu.
ReplyDeletediapa2in aja ttp enak ^^
hohohoo...go go tempe!
Deleteklu ada tempe lebih nikmat jika disanding dengan tahu
ReplyDeleteyyayya...tempe lebih tinggi kandungan gizinya ketimbang Tahu lho
Deletetempe kayaknya udah menjadi makanan favorit di jepang dah
ReplyDeletehohohoo..ia sob, gak hanya di jepang, bahkan Eropa juga tuh...
DeleteTempe adalah makanan Favorit saya sejak kecil Kak..I Love Tempe :)
ReplyDeleteRata-rata Orang Indonesia makan tempe tiap hari ...
Deletebner bngt mbak ...
ReplyDeleteI Love Tempe
I like Tempe too
Deleteyang paling saya senang dari sebuah tempe adalah karena makanan ini dapat dijadikan teman bagi samball. .:D
ReplyDeleteyupp, tempe goren dan segelas teh hangat di sore hari nan cerah yummyy
Deletetempe penyet,, boleh juga tuh,, dah lama gak makan..
ReplyDeleteyuukkk makan tempe penyett lagii
DeleteTempe ini memang makanan faforitku,...........
ReplyDeletebahkan terus terang saja sobat, saya bisa besar dan tumbuh ini dari tempe itulah......
postingan bagus, mengingatkan saya untuk makan tempe terus..hehee
jangan lupa mampir yah.... ditunggu nih
weii..sama dunk pak, saya juga generasi yang besar dengan menu makanan tempe dengan aneka olahannya...Saluut untuk Tempe..
DeleteOke, Langsung visit back:)
kembali kesini, untuk Mengucapkan terima kasih,
Deletefufufufu...so tengkyuuuuu:)
DeleteTerima kasih sudah mampir, Wah luar biasa, tempe juga sangat saya sukai. Tempe goreng, oseng oseng tempe sampei tempe bacem sangat saya sukai :))))))))))))
ReplyDeleteTerima kasih juga singgah lagi di sini ya Pak..
DeleteWah...sepakat tuh, Tempe dengan anek resepnya selalu menggugah selera ya Pak:)
Kalau yg namanya tempe di rumah kami itu sudah menjadi menu wajib mbak..
ReplyDeleteKalau di rumah saya..bukan menu wajib tapi sudah biasa ada tempe untuk temannya makan.
Deletewah bagus bgt tulisannya.. ttg tempe dikupas habis di sini.. hihi.. keknya smua org memfavoritkan tempe ya.. sudah semestinya kita bangga punya tempe :D
ReplyDeletemoga menang ya lombanya.. good luck ^^
hehehehe..belum habis kok Mbak ngupasnya, masih banyak lagi kalau mau bikin tulisan tentang tempe. GMP, SSOP nya belum ada di postingan ini karena lebih fokus ke point ASLI Indonesianya
DeleteTernyata makanan favoriteku go international ya mbak Ririe. Berarti mitos kalau saat haid nggak boleh membuat tempe karena nanti tempenya nggak bakalan jadi juga turun temurun ya.
ReplyDeleteiyaahhhh....tempe goes to international
DeleteHidup TEMPE, Go international, ngalah-ngalahin Agnes Monica aja hehehe
ReplyDeleteAku suka banget sama tempe, selain enak juga banyak gizinya :)
hahaha..tempe saingan ma agnes monica ya...
Deletesaynagnya tempe makanan yang termasuk 4 sehat 5 sempurna ini, diracun dengan menggunakan bahan pengawet seeprti pormalin
ReplyDeleteOh ya? Belum pernah dengar hal ini, tapi bisa jadi kemungkinan tersebut ada karena tingkat pemahaman orang terhadap penggunaan bahan pengawet masih 'asal' awet.
DeleteSemoga ke depannya orang semakin aware utk peduli dalam pemilihan bahan pengawet yang food grade
Sejak kecil makannya tempe. Sudah tahu tempe juga dari kecil. Sampai sekarang juga masih suka. Cuma bedanya waktu kecil gak suka kalau tempenya di rebus. Kayaknya sampai tua akan terus suka sama makanan tempe dan juga tempe yang lain.
ReplyDeleteTempe di rebus? Yang masaknya secara di rebus ya? Klau Tempe di Bothok campur teri..hemmm...itu di kukus enak banget dengan sayur asem..
DeleteWah saya juga suka tempe mbak. Apalagi kalau tempenya dikasih bumbu tepung itu kemudian dimakan sama sambel pecel. Wuih bikin ngiler deh.
ReplyDeleteMengenai tempe yang sudah go internasional, beberapa waktu yang lalu di salah satu televisi juga dikabarkan bahwa ada seorang orang Indonesia yang hidup di Jepang kemudian menjual tempe. Dan ternyata dia sukses. mantabs.
yup...rata-rata penghasil/produsen tempe di luar negeri memang orang Indonesia. Semakin membuktikan jika yang punya resep asli tempe adalah bangsa Indonesia..
Deletetempe, diolah jadi apa aja bisa.. dan rasanya tetap huueenak tenan :D :yeye
ReplyDeletehohohoo...yayaya, setuju diolah apa aja bisa tuh tempe karena sudah membumi di tanah air sejak luamaa
Deletei love tempe...asli loh, btw-salam sukses untuk lombanya ya :)
ReplyDeletePercaya lho kalau asli love Tempe, rata - rata suka tempe kalau orang INdonesia...
DeleteSukses juga untuk dirimu yaa
Kalau di buat lauk saya lebih suka tahu, tapi kalau untuk keripik baru sukanya tempe..
ReplyDeletesaya suka dua-duanya...tp kalau masih bisa memilih..semisal masih mau belanja gitu..saya pilih beli tempe-nya..hehehhe
DeleteAssalamu'alaikum, salam kenal mba Kinanthi :)
ReplyDeleteBlog walking dan follow..
Salam Bloofers :)
Kalo berkenan mampir ke gubuk saya The Ocean
Wa'alaikum salam..salam kenal juga buat mas Yudhi..
DeleteI'll viist back dan folback..
Apapun hasil olahannya, tempe tetap kusuka.
ReplyDeleteSemoga sukses di kontes, Mbak Ririe. Amin, insya Allah.
Apapun makanannya kalau di rumah dan di kantor..tempe sellau ada juga lho...
DeleteTerima kasih atas support ya..salam buat Sabila,
selalu welcome untuk kehadirannya:)
ReplyDeleteMbak Rie, jangan lupa loh Awardnya jg diangkut
ReplyDeleteISTIMEWA Dan TERISTIMEWA, Terimakasih...
:))
Okeyyy Mbak, awardnya sdh at angkut barusan dan sdh nampang manis di AWARD SAHABAT...check it out..
DeleteEh, mampir dunk kalau di Malang?
nyokap ane kalau udah msak tempe istimewa banget :D
ReplyDeleteweeee..asyik banget tuh...
DeleteIndonesia banget,,,
ReplyDeletesukses ya buat kontesnya,,,
Terima ksih ya untuk kesetiaannya mampir di sini...:)
Deletesaya ikut ya mbbaakkk ... ludrukku aku angkat ke sini .. hehehe.... ini nih mbak aku membawa rekomendasi grub menulis di FB
ReplyDeleteRekomendasinya okeyyy..sdh join dengan sukses dan di approve...bagaimana denganmu?
Deletesilaturahmi untuk memper erat ukhuwah saja kawan.......
ReplyDeletesemoga silaturahim bisa terjaga dengan baik ya sob:)
Deleteseperti biasa mbk Ririe Khayan hadir dengan postingan yg panjang dan super lengkap heheh...., smg sukses ya mbk lombax.., btw rasa pd tempe emank mendunia jd tdk lah berlebihan klo dikata 'hny lidah yg bermasalah aja yg gk suka pd tempe' heheh.. *smile
ReplyDelete#smile malu-malu
Deletekayaknya udah jadi trademark postingan saya neh berpanjang ria ya? heheee..sebenarnya mau di bikin ringkas tapi nambah lagi yg mau dituliskan..
Iya tuh, sepakat 'hny lidah yg bermasalah aja yg gk suka pd tempe' heheh.. *smile again
TEMPE DIOALAH APA SAJA ENAK...
ReplyDeleteAPALAGI YG DIGORENG TEPUNG MASIH SETENGAH MATANG (MENDOAN)...
LEZATOOS....
:)
whaaaaa...aku juga sukaa tepung yg di goreng tepung yg gak sampai gariing ituuu lezatoos
DeleteJadi kangen makan tempe! telpon Azam ah pingin pesan tempe.. hehe
ReplyDeleteAzam dah ganti jual bakso tuh...hehehe
Deletewah manteb. ternyata tempe sudah ada sertifikatnya ya. baru tahu saya. kirain hanya makanan khas daerah saja. smoga saja bsa go internasional . dan bsa mengharumkan anama bangsa. hehehe.
ReplyDeletesukses ya mba kontes lombanya. smoga mandapatkan yang terbaik
HUaaa..itu bukan sertifikat, tapi Standar NAsional utk produk Tempe. Dengan standar mutu yang meliputi cara pengolahan, kandungan gizi dan batas cemaran diharapkan kualitas Tempe bisa diterima secara internasional..
DeleteUlasannya mantap mbak Rie, bakal menang nih kayaknya :)
ReplyDeleteBtw, kalo tempe berkualitas tahan lama, gimana itu ya. Biasanya yang segar gak tahan lama. Kalo mau tahan lama mesti pake pengawet ...
Gutlak lombanya ya :)
Kebetulan pas mudik ktemu Dhe Yam yg sudah saya kenal sejak kecil Mbak, dan kebetulan punya refences dan sedikit pengalaman waktu 'main' ke LIPI...jadi saya tuliskan sebisa saya...kALAU Mbka Niar yang menulisnya saya yakin akan jauh lebih baiiikk lho.
DeleteTTg Tempe yang tahan lama, secara alami makanan yg sifatnya perishable dan ketika bisa tahan lama tentu menggunakan bahan pengawet. Dan sepanjang yg saya tahu DepKes dan FDA juga sdh merilis bahan pengawet yang food grade. Tp utk orang Indonesia yang nota bene produsen Tempe yang sehari-hari bisa mudah utk membeli tempe, ya lebih baiknya tetap tempe yg fresh. Kecuali untuk kebutuhan khusus semisal hendak long trip ke luar negeri atau camping lama di alam bebas...tempe olahan kaleng /bentuk lainnya tentu sangat membantu utk bekal makanan..
TEMPE tergusur setelah kehadiran makanan cepat saji. Orang tuaku juga pembuat tempe lo, tapi tempe yang berbungkus daun pisang.
ReplyDeleteMenurutku gak juga, segmentasi marketing tempe bagus kok dan berkecenderungan meningkat, terutama dengan berkembangnya populasi vegetarian yang demikian sadar akan menu makanan bergizi.
DeleteSaya suka tempa tapi ga yang digoreng biasa, hehe
ReplyDeleteApasaja menu olahan Tempe nimat memikat lho..
Deleteaneka olahan tempe, semua suka mba...
ReplyDeletemulai tempe yg cuma digoreng aja, dibacem, tempe di goreng ksh tepung , atau pun tempe disayur pake santen
hmm....nak nan, xixixii
Tidak diragukan lagi jika Tempe memang disukai hampir seluruh orang Indonesia dan layak menjadi menu internasional..
Deletelbh doyan tahu drpd tempe...pdhl gizi tempe baik utk pengidap hipertensi spt mimi.
ReplyDeleteliputan lgkp dan baru tau sejarah tempe dari tulisan ini. mks info dan ilmunya ya say...
Hohooo..saya mah Tahu dan Tempe sama sukanya Mbak, maklum pemakan segala [halal]...
Deletekyaaaa gw kalah sama tempe =)
ReplyDeletekeluar dari topic, tapi kenapa ya sekarang-sekarang serba makanan di kenain kasus formalin? ckckck
Sebenarnya bukan senagaja kasus di kenakan..tapi memang tuntutan food safety utk perlindungan konsumen dan setelah dilakukan target monitoring ..terindikasi bahwa beberapa jeni makanan olahan ternyata menggunakan bahan pengawet yg TIDAK food grade, salah satunya ya formalin tadi
DeleteTempe makanan rakyat kecil yang rasanya enak. Makan tempe kaya protein. Sayang saja ya Mbak, tempe sekarang termasuk jenis makanan impor. Dari yang saya baca, 80 persen kedele yang dibutuhkan negara kita berasal dari kedele impor..Tempenya Indonesia banget, kita mencintainya sebagai makanan tradisional. Alangkah indahnya jika yg menananm kededele adalah petani kita juga ya Mbak ;)
ReplyDeleteProses dan Tempenya memang INdonesia banget tapi memang yang masih jadi 'keprihatinan" dari sekitar 2,2 juta ton per tahun kebutuhan kacang kedelai dalam negeri, baru 600 ribu ton yang mampu dipenuhi dalam negeri sedang sisanya sekitar 1,6 juta ton lainnya mesti diimpor [sekira 80% diolah menjadi tempe dan tahu].
DeleteSemoga meningkatnya 'pamor' tempe bisa diimbangi dengan kemampuan produksi kedele tanah air..
Saya suuuuka tempe. Nyammm.. barutau kalo ternyata sempat terjadi sengeketa sama jepang utk urusan tempe. Syukurlah Indonesia yg dapat ya..
ReplyDeleteGoodluck ya mbak sama kontesnya. Semoga tulisan ini menang :D
seringnya kita ngalami kasus HKI karena record dan pendaftaran kita yang 'telat'..baru 'ngeh' saat publish ada negara lain yg ndaptarin..
DeleteAmiiinn, yang terbaik tentu yang akan menang...
Sudah bisa ikutan di PALING Indonesia sudah syukur banget, semoga bisa membuat tempe makin digemari di negara asalnya sendiri..dan Internasional tentunya
tempe itu lebih enak daripada burger, pizza maupun kebab. Maklumlah, lidah indonesia.......
ReplyDeleteYupp....tempe di pecek sama sambel kemangi itu favoritku..
DeleteTempe memang yahud, dan soal selera memang tidak dapat diperdebatkan. :)))
DeleteTerima kasih, tempe hampir tiap hari selalu ada di meja makan. Kalau pagi lebih nikmat disajikan ketika hangat.
ReplyDeleteKalau saat saya masih di rumah dulu [ SD- SMA] sarapannya nsi liwet plus tempe yang di penyet sama sambel...nikmat buangett..#kangen nasi liwet deh
DeleteTempeeee.... saya suka ...
ReplyDeletebahkan teman lab saya yg dari Philippine juga suka tempe kripik ...
Iya, tempe sudah mendunia sob:)
DeleteSalam kenal utk teman Labnya yg dari Philiphine:)
Hidup tempeee... \^o^/
ReplyDeleteYang memprihatinkan, mengapa "mental tempe" berkonotasi jelak yah?.
Eh, selamat ya Mbak Rie. menang loh di kontesnya Kak Syam.
Hohoo...iya Alhamdulillah bisa menang dalam GAnya mbak syam..sesuatu banget.
DeleteWah, sdh lama lho gak dengar org nyebut "mental tempe"? Mungkin maksudnya yang diambil dr sifat cepat rusaknya tempe itu...semoga deh setelah ini orang bakal miir2 klo mau gunain kata tersebut..
walaupun aku makan tempe tiap hari tapi gak pernah bosen lohh
ReplyDeleteSama dunk...saya hampir tiap hari selalu ada menu tempe kalau makan/sarapan
DeleteAku suka tempe.
ReplyDeleteAku bingung dulu di pasar ada orang jual tempe 1000 dapet 10.
Padahal bungkus daun pisangnya aja tebel.
Kasian...
Tempe yang 1000 dapat 10 itu yg di bungkus daun kecil-kecil itu ya? Kalau di desaku gak ada model kemasan tempe yg kecil2 gitu. Kadang beli tempe bisa tukar pakai daun pisang lho? Jd si penjual tempe butuh daun pisang..terus biasa yang di beli daun pisangnya lebih milih di bayar pakai tempe saja. Jadi mirip model barter gitu deh..
Deletejalan2 malam.. *smile
ReplyDeleteoke..selamat jalan-jalan ya:)
Deletetempe memang paling enak sobat, apalagi jika dimakan menggunakan sambal sobat,, hemmmm jadi laper nih sobat..
ReplyDeletehemm..ikutan laperr ahh..
Deleteajib benerrrr, lengkap neh kupasan ihwal tempe, mantap mbak, semoga sukses ya lomba blognya....
ReplyDelete[tempe betapa mantap bila dipenyet di atas sambal tomat plus sdikit terasi lalu dimakan dengan nasi hangat kemebul, hmmmm]
amiinnn, semoga sukses juga denganmu ya sob...termasuk GAnya juga, maap ya ikutannya bakal agak mepet-mepet kayaknya neh..
DeleteTempe plus sambal tomat hijau ya...hemmm, apalgi tomatnya yang dibakar tuh...aromanya bedaaaa
sukses untuk lombanya sobat..
ReplyDeleteyups...so tengkyuu
Deleteaku juga seneng tempe mbak...apalagi kalo masih panas-panas...dimakan pake sambel terasi...hmmmm ena'e....jadi laper hehehe....
ReplyDeletesukses untuk kontesnya mbak....keren sekali tulisannya....smoga menang
wah..wah...sepertinya trend seleranya hampir sama neh Mbak...tempe plus sambel..yumyyy...
Deletedari kecil sarapan saya tempe terus..hahaha
ReplyDeletehehehee...#TOS!
Deleterequest template opo mbakk???jangan susah-susah mbak .... hehehehe..... oia mbak di ketapang bisa cariin info ada nyebrang malam gk mbak???
ReplyDeleteaku ke bali besok sore mbak, jadi ada gak ya penyebrangan malam?
rikuesnya wes ta YM tho?
DeleteKalau soal nyebrang ke Bali..penyeberangan Ketapang - gilimanuk beroperasi 24 jam ASAL cuaca mendukung. JIKA gemlombang tinggi sewaktu-waktu ya berarti 'rejeki; utk mneginap di pelabuhan seprti yang aku alami bulan lalu tuh..hehhee
Tempe emang TOP banget Mbak, aku sangat suka :)
ReplyDeleteYoiiii...saya juga sukaaa Tempe...hehehe
Deletesetiap hari saya selalu makan tempe
ReplyDeletegud gud...sehat semoga ya..
Deletewheww tempe sekarang sudah dikalengin yah :D
ReplyDeleteYoiii..salah satu bentuk olahan tempe yg bisa memenuhi aspek tahan lama ya di kaleng..
DeleteMakanan kita aja bertaraf internasional, kenapa kita belum bisa lepas dari makanan luar yang jelas-jelas gak sehat seperti junkfood itu.
ReplyDeletePadahal makanan yg jelas-2 tdk sehat dan harganya mahal, malah di anggap prestis ya? Saya tidak alergi dengan makanan junk food TAPI berusaha meminimalkan, hanya kondisi-kondisi tertentu saja. Jd kalau di hitung dalam setahun sih gak 10 kali makan junk food/fast food
DeleteJika pemerintah tau betapa nikmatnya sepotong tempe di temani nasi hangat dan sambal, pasti tak akan membuat harga kedelai meroket, dan membuat para petani rajin menanam kedelai di ladang mereka.
ReplyDeletePastinya pemerintah tahu nilai strategis tempe yg bergizi tinggi dan jd primadona kuliner internasional
Deletengomongin tempe, kdg aq mau jualin ke luar negeri aja. Kayanya bisa cepet kaya tuh hihi
ReplyDeletei love tempe