Pesona Gunung Pegat Di Babat-Lamongan

Pesona Gunung Pegat Di Babat-Lamongan, konon kisah dibalik nama gunung ini dikaitkan dengan cerita (mitos?) bahwa pasangan yang baru menikah jika melewati jalan di Gunung ini akan mengalami nasib pegatan ~ pisah~ cerai? Dan untuk menolak/menetralkan stigma tersebut, pasangan pengantin baru yang melintasi disitu harus melepaskan sepasang ayam. Maaf ya, cerita ini saya tahunya secara tutur tinular alias katanya dan katanya.

Bismillahirrahmaanirrahiim Sepintas membaca judulnya sangat mungkin akan memberikan gambaran tentang sebuah gunung dengan ketinggian yang menjulang dan penuh tantangan untuk mendakinya. Atau mungkin terhipnotis oleh kata pegat ~ cerai atau pisah [bahasa Indonesia]? 

Dan langsung pada berbagi cerita tentang sekelumit singgah saya beberapa waktu lalu kala mudik ke gunung kapur yang lokasinya berjarak sekitar 9 KM dari kampung halaman saya yang tercinta. Kalau dari arah Kota Babat sekitar 1 KM ke arah selatan ( sebelum pertigaan Nguwok). Sebenarnya keberadaan Gunung Pegat di Babat sudah menjadi bagian pemandangan yang akrab sejak saya SMA karena tiap hari berangkat - pulang sekolah melewati jalur gunung kapur ini. 

Sebenarnya sudah sejak luuuaamaa, terbersit hasrat hati untuk melihat secara langsung bagaimana wajah dan penampakan gunung yang terkenal dengan nama Gunung Pegat tersebut. Ya masak sih sudah pernah nekad main ke Gunung Bromo dan Kawah Ijen, tapi belum explore ke Gunung pegat yang ada di depan mata?  maka, pada mudik edisi sebelumnya saya dan seorang adik sepupu (namanya Devi Mutiara ~ Hariku adalah hidupku) sudah bertekad bulat akan ke Gunung Pegat, mumpung liburan panjang tapi ternyata gagal total dengan sukses! 
Letak Gunung Pegat - Babat ini sangat mudah ditemukan. Tidak sampai 30 menit kami pun sampai di jajaran gunung kapur tersebut. Gunung yang terbelah oleh Jalan Raya Babat – Jombang, dimana bagian barat termasuk dalam wilayah Kabupaten Bojonegoro dan sisi timur jalan masuk dalam teritorial Lamongan [kabarnya sudah ‘dibeli’ oleh Pabrik Petrokimia Gresik].
Menjejakkan kaki di hamparan gunung pegat berada di sebelah sebelah barat jalan raya yang tak ada pohon-pohon rindangnya, untungnya matahari sedang bersahabat sehingga sinarnya tidak terlalu menyengat terik. Ada sebuah warung sederhana (tempat kami nitip parkir motor) dan rumah sederhana berdinding bambu yang sepi (kurang tahu apakah hanya tempat ngaso ~ istirahat para penambang batu kapur ataukah memang rumah hunian).

Saat mulai menjelajah bebatuan kapur yang landai, dengan pemandangan yang eksotis layanya gunung purba (mirip-mirip Tebing Breksi). hampir semua tebing/dinding terlihat seperti pahatan, efek dari bekas batu kapur yang ditambang. Ada beberapa bagian dengan genangan air serupa danau-danau kecil. kalau berkunjung ke Gunung pegat ini, recomended saat pagi hari atau sore hari. kecuali sudah siap untuk berjemur dan mandi sinar matahari, bolehlah ke Gunung Pegat siang hari.
Saat ke Gunung Pegat untuk kali kedua ( 2012), kami bertemu dengan 3 orang penambang batu kapur. Mereka bertiga berada di lokasi yang berbeda-beda, setipe dengan orang bekerja di sawah yang mengayunkan cangkulnya masing-masing di petak sawahnya namun tetap sesekali sambil ngobrol. Sambil menikmati hembusan angin semilir dan suara ayunan alat sejenis cangkul beradu dengan bebatuan kapur yang dicongkel. 

Ketika beberapa saat kemudian salah satu naik ke atas (posisinya menggali batu kapur di bawah), kami pun menyempatkan ngobrol. Si Bapak bercerita melakukan pekerjaan penambang kapur setelah pekerjaan di luar ‘jadwal’ nggarap sawah.

 “ Desaku hanya bisa tanam padi sekali saja, Nduk. Airnya tidak ada, jadi untuk menyambung kebutuhan sehari-hari ya nyari batu kapur di sini “ jelasnya sambil merapikan bajunya. “ Kalian darimana? masih sekolah atau kuliah ? “

Saya ketawa, kayaknya tampang saya BeTi ~ beda tipis kali ya dengan Devi sehingga dianggap masih sekolah/kuliah?


Kalau sekolah yang bener, jangan mblarah...gak usah coba-coba minum pil koplo...” tuturnya dengan seulas senyum kebapakanya dan menceritakan bahwa anak-anak sekolah sekarang banyak yang aneh-aneh, seolah tidak tahu beratnya kerja keras orang tua untuk membiayai sekolah dan keperluannya.

Setelah jeda dengan obrolan yang wisely, saya pun mencoba mengajukan pertanyaan investigasi [sedikiiit kok

“ Kalau ambil batu kapur, pakai bayar ke desa atau bebas ?”
“ Siapa saja boleh nambang batu kapur. Enaknya modalnya hanya tenaga, beda dengan bertani..”
“ Kira-kira, sehari biasanya bisa dapat berapa? Minimal? “ tanya saya makin penasaran.
“ Kisaran 30 – 50 ribu. Kalau yang hancur itu satu pick up laku 15 ribu. Yang bongkahan sudah di bentuk persegi itu harganya 3 – 7 ribu per bijinya...”

Dan sebelum si bapak beranjak pulang, saya pun masih menyempatkan bertanya lagi

“ Pak, bisa diceritakan tentang asal-usul nama gunung pegat ini?”
“ Oalahh Nduk, aku tahunya dari kecil yowes jenenge Gunung Pegat dengan tradisinya jika ada pengantin baru yang belum sepasar menikah melewati sini maka mereka harus melepaskan sepasang ayam..itu saja.”

Ah, ternyata si Bapak yang asli berdomisili di sekitar Gunung Pegat pun tidak tahu kisah di balik nama yang unik tersebut.

“ Pulangnya jalan kaki ya Pak?” tanya Devi.
Iya, cari jalan pintas yang adhem. Punya sepeda motor tapi dipakai anak, orang tua ya harus ngalah tho sama anaknya?” ujarnya menjawab pertanyaan Devi.

Sepulang si bapak tadi kami masih menikmati pemandangan gunung pegat yag berukir relief buatan tangan para penambang batu kapur. Tampak Indah dan bisa jadi tempat yang nyaman untuk mencari ide. Banyak tempat yang terlindung dari sengatan sinar matahari sehingga bisa nyaman meski seharian di situ.

“ Kalau di sini seharian bisa seru neh, Mbak..”
“ Pastinya seru karena orang rumah bakal heboh nyariin kita yang pamit foto E-KTP tapi gak pulang-pulang  deh...”


Demikianlah, my little adventure dengan sepupu yang paling dekat dengan saya (ketimbang yang lainnya) karena kami memiliki banyak kesamaan: suka jalan-jalan [jika ada kesempatan], koleksi buku, serta sama-sama narsis!

Kalau Devi saat ini sedang menjalani masa 'karantina'nya di UGM dan masih bisa leluasa mudik sebelum dia HARUS menjalani kehidupan setahun jauh di seberang benua mulai September nanti. Dan Alhamdulillah akhirnya waktu mudik kemarin kami kesampaian juga untuk menyambangi gunung kapur tersebut.

Tanpa ada planning, begitu usai acara foto E-KTP dan waktu masih menunjukkan jam 10.30 WIB, maka saya pun mencetuskan ide untuk bablas ke gunung pegat. Gayung bersambut, Devi tidak keberatan karena sepeda motornya lagi day off (Bapaknya kurang sehat jadi gak mungkin akan membutuhkan sepeda motor hari itu). 

BtwSelain Gunung Pegat - Babat ini, sebenarnya ada lagi sebutan Gunung Pegat lainnya di daerah lamongan, yaitu Gunung Pegat Ngimbang yang letaknya di antara Kecamatan Dradah - Kecamatan Ngimbang ( sama-sama berada jalur jalan Raya Babat - Jombang). Posisinya juga sama, terbelah oleh jalan raya.




Tak ada orang yang lebih berani selain orang yang tak mempunyai apa-apa. 
Dan tak ada yang lebih merasa tak memiliki apapun selain orang yang 
tawakal dan berserah diri kepada Allah SWT



Note: 
1. Foto Gunung pegat saya perbaharui dengan dokumentasi yang saya ambil saat kunjungan (lagi) tahun 2018.
2. Saat ini, gunung (2020) Gunung pegat yang sisi barat Jalan Raya sudah berdiri beberapa cafe yang hype
2. Semua percakapan aslinya dalam bahasa Jawa 

Ririe Khayan

Assalamulaikum. Hi I am Ririe Khayan a Lifestyle Blogger and live in Jogya. I’m the Author Of Kidung Kinanthi, a Personal Blog about my random thought, parenting, traveling, lifestyle, & other activity as well as Personal & Working Mom Story. Kindly feel free to contact me at: ririekhayan(at)gmail(dot)com

130 comments:

  1. Petualangannya Hebat Mbak Ririe, di area Gunung Kapur (pegat) itu panas ya Mbak Ririe?

    ReplyDelete
    Replies
    1. pas saya kesana gak begitu panas...tapi memang di sana gak ada pohon-pohon besar [hanya tumbuhan jenis rumput] maka tentuya di sana udaranya panas. DAn yang nambang kemarin posisinya di dekat tebing yang tinggi dan pakai kain di atas, jadi lumayan terhindar dari terik matahari..

      Delete
  2. Seperti dikampungku yang namanya gunung gamping, masyarakat hanya mengandalkan cari batu kabur.Resiko sangat besar kadang ketimpa reruntuhan batu kabur diatasnya.

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya..saya baca di novel yang bersetting gunung kidul..di ceritakan jika di gunung gamping kadang2 terjadi longsor.

      Delete
    2. Demi menghidupi keluarga tanpa memerdulikan keselamatan. Itulah perjuangan.

      Delete
    3. yayayaa...jd penasaran neh pengen main ke gunung Kidul, semoga dalam tahun ini bisa nyampe gunung kidul...

      Delete
  3. lama-lama bisa habis ya mbak gunung ini

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya MBak,lama-lama bisa habis karena termasuk gunung mati. saat saya masih SMA...gunung pegat masih berbentuk bukit gitu. Lha sekarang sudah membentuk relief ke dasar [kayak jurang-jurang].

      Delete
  4. indah banget. mirip Machu Picchu ya Mbak.
    tapi namanya itu lho yang mantep. pegaaat.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Machu Picchu, Apaan itu ya Pak?

      Hahahaha...padahal ada lagi gunung kapur sejenis yang di lalui jalan raya [arah Jombang] tapi namaya bukan gunung pegat. Makanya saya penasaran kenapa di namakan gunung pegat

      Delete
  5. Aku kira tadi di Luar lho, asli kayak di Timur Tengah :)

    Sepupumu blogger juga Mbak Rie?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ho-oh Mbak,Dinding-dindingnya bekas di ambil batuan kapurnya membentuk relief bagus jadinya.

      Devi yang punya blog " Hariku adalah hidupku" tapi jarang up date dan BW paling hanya ke blog saya ini sesekali..

      Delete
  6. kikikiki. dianya gak tahu.
    coba tanya aku sendiri deh. pasti gak tahu juga :D

    ReplyDelete
  7. ehm, seru ya, emang gunungnya kaya pahatan pahatan gitu ya, karena di phat sama tukang di sana ya? ehm, menarik. tapi namanya pegat itu dalam bahasa jawa artinya putus, kaya orng cerai gitu? ntar klo kesana bisa putus dong sema pasangan... heheh, ada mitos gitu ga? kaya di batu raden, purwokerto

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kalau mitosnya gunung pegat yang berkembang di desaku...itu buat pasangan yang baru menikah belum genap sepekan [sepasar] jika lewat gunung tsb bisa pegatan ~ pisah, dan penangkalnya kalau terpaksa melintasi gunung itu ya melepaskan sepasang ayam ...jika gak salah ayamnya berwarna hitam.

      Delete
    2. wah mitos itu juga benar benar ada juga ya, ehm, menarik juga. BTW mba, itu HTC habis ya iklanya, wah sayang, padalah aku baru dapet 2 hari... kemarin keren tu iklanya padahal, aku seneng bgt. ya sudah lah, semoga dapet yang CPE lah. heheh.

      Delete
    3. Saat aku masih kecil, mitos itu kental banget tapi sudah pudar sekarang. WAktu aku SMA, gunung pegat juga masih gimana gitu kalau lewat, sekarang sudah biasa saja.

      Seminggu ini lg bermasalah dengan koneksi internet, jd kadang gak muncul neh isinya innity apaan sj.

      Delete
    4. iya lagi bermaslah, sekarang pun aku mulai merasakan lambatnya koneksi.. hem, kalau ud begini, hawanya kepenginya marah aja.

      Delete
  8. kren tuh gunungnya mirip peniggalan purba.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iyap, karena sinar matahari, hujan dan waktu...permukaan gunung kapur yang awalnya putih jadi miirp reliaf batu jaman purba..terlihat eksotis

      Delete
  9. foto bapak penambangnya manaaa??? cuman satu madep belakang pula, kalah narsis njih pak?
    :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Yg ta foto itu bapak penambang yg kedua. Yg pertama sdh pulang beberapa saat pas saya datang. Yg ketiga, posisinya jauh, jd gak smpt ngobrol sama yg penambang ketiga. Akhirnya ketemu sama pembeli batu kapur yg bawa pick up itu..

      Delete
  10. isshhh, walaupun kelihatannya gersang, tapi bagus tuh view nya... bedua aja ke sana ya? ga takut?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Gunung kaurnya pinggir jalan kok Mbak. jadi gak takut meski hanya berdua..

      Delete
  11. keren.. Selalu ada hal yg menarik ya di sini,,

    ReplyDelete
  12. Lokasi gunung pegat sepertinya menarik. Tapi seperti yang sudh tertulis, mungkin orang yang sudah menikah dari luar kota akan takut berkunjung karena namanya jika dia mengerti bahasa jawa dan percaya dengan hal yang begituan

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wahh, gak segitunya Sob. Mitos itu terbatas utk pasangan yang BARU menikah belum genap sepkan saja kok. SElain itu, gunung pegat bukan kawasan wisata kok, lagian toh hanya mitos..kembali pada keyakinan diri masing-masing..

      Delete
  13. eeh mbak jare leg urung nikah lewat kono langsung bubar yoo,,, aahh ndak lwat sana aahhh wakakak...

    Eeehh ituh bentuk lope2 keren deh #hidup narsis :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. whahaha...gunung pegat itu jalur utama kalau mau ke kota lain, lha kalau mitos sampai yg belum nikah bakal bubar kalau lewat situ..wah bisa puyeng dunk. Babat adalah kota perdagangan bagi daerahku je..

      #Lope2nya yg keren kan orang tho? #narsis!

      Delete
  14. gunung ini klau gak salah pernah masuk acara TV seperti orang pinggiran, pokonya pernah masuk berita,

    ReplyDelete
    Replies
    1. Oh ya? Wah ternyata televis ada yg tertarik juga buat ditayangkan ya

      Delete
  15. Ahaa..., liputan dari Gunung Pegat yang asyik neh.... Kalo dulu pasangan pengantin yang mau nikah atau baru saja nikah pada ga berani lewat gunung pegat, mereka memilih muter jauh sekali. Tapi, sekarang kayaknya sudah jarang ya.... yang seperti itu.

    Foto-fotonya bagus-bagus, Mbak.

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya..muternya bisa lewat Jombang tuh..hehehe

      Delete
  16. cocok buat menyendiri... :eh.. :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ati2 lho kalau menyendiri di samperin setan gunungnya...hehehe

      Delete
  17. wow kereeeeeeen banget mba,,,

    belum pernah aku jalan2 kayak mba ini,, pengen ^_^

    ReplyDelete
    Replies
    1. ayuukkk...buruan jalan-jalan, yg dekat dengan tempat tinggal juga bisa kok jadi tujuan refreshing...saya kalau di rumah, lihat pekarangan di sekitar rumah juga dapat view yang mazing lho.

      Delete
  18. wuah hebat2...jadi pingin ke sana...

    ReplyDelete
    Replies
    1. silahkan mampir jika kebetulan melintas di jalur Jombang - Babat ya:)

      Delete
  19. suka 'nyess' deh kalau dengar cerita tentang penambang atau pekerja kasar lainnya, apalagi penambang emas -_-"

    quotenya manteb, orang yang tidak punya justru nothing to lose, tidak banyak berpikir melainkan hanya mencoba dan orang yang pasrah secara kaffah adalah orang yang merasa tidak punya apa2 kecuali Sang Pencipta

    ReplyDelete
    Replies
    1. wahh..kalau penambang emas bukannya lebih baik? Kan mahal harga emas..

      Dan memang yang kaffah kepasrahannya dia akan paling nothing to lose karena semua hanya titipan Allah SWT

      Delete
  20. wah gunung yg indah.....^_^
    jadi tertarik ingin kesana.........

    ReplyDelete
    Replies
    1. ya bisa di sempatkan mampir jika kebetulan lewat daerah Babat ya sob:) Gunung pegat bukan daerah tujuan wisata kok

      Delete
  21. wah bersyukur juga yah sahabatku sudah bisa berkunjung di sana, kelihatannya bagus sekali selain indah rapi juga Gunungnya yah.........saya jadi kepengin ke sana juga nih....kapan yah kira^..bisa kesana....hehehe...
    postingan yg bagus, setuju..
    terima kasih sob....

    ReplyDelete
    Replies
    1. semoga suatu saat nanti berkesempatan melintas di wilayah jawa timur...tepatnya di jalur Babat - Jombang agar bisa turun sejenak menikmati pemandangan gunung kapur tersebut...

      Delete
  22. viewnya keren Rie.... infonya juga menarik. Capek banget pasti ya si bapak2 itu, mencari sesuap nasi (kalo pekerjaan seperti ini, mustahil menyambung kalimat itu dengan "...., segumpal berlian" deh.

    Mengalah demi anak, biarlah anak yang pakai motor dan si ayah jalan kaki, duh miris ya Rie... semoga anaknya nanti akan jadi anak yang berguna bagi orang tua terutama, dan masyarakatnya..., #jadi terharu...

    ReplyDelete
    Replies
    1. bisa Mbak disambung dengan sebongkah berlian kalau di bagian lapisan batu kapurnya ada berlian....hehehehe

      Naluri orang tua, selalu ingin anaknya mendapatkan yang terbai. Jk ada yang mestu susah dan sengsara..cukuplah orang tua yang merasakan dan mengalaminya...

      Delete
  23. "Jika ada pengantin baru yang belum sepasar menikah melewati sini maka mereka harus melepaskan sepasang ayam..itu saja"

    Sepasar itu maksudnya apa mbak? jualan di pasar?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sepasar itu sepekan ...istilahnya ngambil dari hari-hari pasaran : pon, wage, kliwon, legi, pahing. Orang-2 di daerah saya menyebut sepasar atau sepekan..

      Delete
  24. Waaaah penggambarannya jadi berasa pingin ada disana juga =(

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hohoho...yukkkk, mengembara kemana ada kesempatan ya?..

      Delete
  25. Insyaallah kalau ada rezeki pengennya mau kesana nih sob..tolong do'anya aza ya...hahhahyyy

    ReplyDelete
    Replies
    1. Semoga diberikan kesempatan untuk mampir sejenak di gunug pegat ya..tapi jangan kecewa kalau ternyata tuh gunung ya hanya gunung kapur..bukan kawasan wisata ataupun gunung yang biasa jadi tujuan climbing

      Delete
  26. kalo di daerah ane, pegat itu artinya putus..

    seperti mengejar layang2 pegat.. aka mengejar layang2 putus.. :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. yupss....sama sob, di daerah saya kata pegat juga artinya putus ~ cerai.

      Delete
  27. ini liwatan saya tiap mudik ke tuban mbak, hehe
    dulu pas lamaran sama berangkat akad nikah keluarga ku menghindari gunung pegat karena mitos jika lewat gunung pegat gak baik untung kelangsungan kehidupan setelah akad nikah, jadi liwat mantup tembus dawarblandong :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. lha gunung pegat itu tiap saya mudik selalu ta lewati. Jaman masih SMA tiap hr juga melintas di situ [SMA dulu di Babat]. Tapi ya baru kamarin itu secara langsung melihat-lihat gunung pegat.

      Iya dulu, kalau masih ada jalur alternatif biasanya para pengantin baru gak lewat gnung pegat. Tp kalau sdh gak ada jalan lain, smisal memang mertuanya di Babat kan gak mungkin cari jalur memutar. Jd solusinya melepaskan sepasang ayam itu.

      Gak nyangka, ternyata mitos gunung pegat menyebar luas...saya kira dulu hanya mitos lokal saja.

      Delete
  28. Subhanallah...pengalaman mendaki gunung pegat yang menegangkan, sist..awas2, hati-hati jika longsor =p

    ReplyDelete
    Replies
    1. AAlhamdulillah..sampai saat ini tidak pernah ada peristiwa longsor di gunung pegat dan actually, jalan-jalan di gunung pegat gak menegangkan karena gunungnya sejajar dengan jalan raya..tinggi sedikiitt

      Delete
  29. Walaupun gersang, pegunungan kapur kalo difoto jadi bagus yach...xixixix
    Kalau dulu dosenku menyebutkan sawah yg tumbuh di daerah kapur seperti di atas, namanya adalah sawah sepiring nasi. Krn sawah tsb menghasilkan panen/beras yg sedikit

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya..pas di foto hasilnya bagus...kayak di timur tengah..

      Klau di gunung pegat yang ada hanya tumbuhan rumput liar..gak pernah ditanami padi. Jd gak mungkin bisa dapat sepiring nasi kalau tanam padi di situ

      Delete
  30. wah ternyata indonesia indah juga ya..
    btw ftonya narsis juga mba hehe
    koq ga ngajak2 datang kesana hihi

    salam kenal ya

    Farhanfh
    penulis buku 7 cara ampuh kenalan
    cara memulai bisnis online untuk pemula

    ReplyDelete
    Replies
    1. dari jaman kerajaan dan sebelumnya Indonesia bagai mutu manikam lho...

      Delete
  31. wow, asyik and bagus banget ya gunung kapur and pemandangannya.
    imagenya mantapz!

    ReplyDelete
    Replies
    1. hohohohoo..asyiknya jika bisa sampai sore ...hehehe

      Delete
  32. Foto paling bawah, mba cakep mau bunuh diri yak? :D mba kayaq mau loncat

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wahahahaha....saya TIDAK suka bununh diri, suka jalan-jalan kok...

      Delete
  33. jalan-jalan melulu ya.... Enaknyaaaaa

    ReplyDelete
    Replies
    1. hahahaha...gak jalan-jalan melulu kok. Sesempatnya saja..

      Delete
  34. Wah.. sungguh menarik perjalanannya.. ini bikin saya kumat nih pengen hunting foto.. asik banget tempatnya kayaknya buat hunting ya..? ni tempat wisata bukan ya..?

    ReplyDelete
    Replies
    1. yaaaa..maap, ini bukan tujuan wisata lokasinya tapi gunung kapur biasa yang ditambang oleh orang-orang disekitarnya

      Delete
  35. Terkesima dengan ungkapan bpa :'( betapa perihnya orangtua mencari nafkah untuk keluarganya. Aku rasakan itu sekarang.

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya lhoh...enakan sekolah ketimbang kerja...xixixiii

      Delete
  36. Pemandangan yang sangat bagus. fotonya juga bagus bagus. Support

    ReplyDelete
  37. wehehe, seru juga ya ..tapi emang remaja disana suka minum pil koplo ya mbak, ko kalian disaranin kayak gitu sama bapaknya..
    hahaha
    hmm.. pemandangannya mantep mbak :D :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Beliau ngasih wejangan kayak begitu karena seringnya melihat tayangan di TV ttg remaja yang terjebak dalam jerat pilkoplo dan pergaulan yang gak bener...gettu deh

      Delete
  38. banyak bebatuannya keren abis ^^
    indonesia memang kaya akan wisata nya
    i ♥ Indonesia

    ReplyDelete
  39. kaya bahasa sunda ya "pegat" padahal letaknya ga di jawa barat.salam kenal.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sunda dan Babat kan masih sama-sama di pulau Jawa, jadi sangat mungkin banyak persamaan kata kan MBak:)

      Delete
  40. namanya aneh
    tapi pemandangannya sangat indah

    ReplyDelete
    Replies
    1. kalu nama tempat kayaknya memang banyak yg aneh kok...

      Delete
  41. saya pernah dengar cerita tentang gunung Pegat dan legendanya, tapi baru tahu kalau itu perbukitan kapur.

    “Kalau sekolah yang bener, jangan mblarah...gak usah coba-coba minum pil koplo...” pesan dari wong cilik yang polos tapi mantab..

    saya berharap anak bapak itu gak macem-macem mbak Rie.. mesakno kan bapake kerja keras, eh anake malah hura-hura

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya Mas, semoga si anak sekolahnya gak macem-macem. Sebenarnya bapak tersebut juga berpesan agar tdk terbawa pergaulan bebas..dia bilang merasa 'nggumun' liat model-model anak sekolah kalau pacaran sekarang.

      Delete
  42. Wew... Mbak rie jadi reporter! Pake acara interview segala! Persis kayak acara yg ngeliput org2 pinggiran dg khidupan pas2an...

    Two thumbs up 4 u, Rie! ;-)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wheeeeii, itu mah bukan interview tapi ngobrol-ngobrol biasa kok.

      Eh,kok gak 4 thumbs up sey...

      Delete
  43. keren pemandangan na mbak :)

    ReplyDelete
  44. oh namanya kok PEGAT. kapan nih bikin acara kopdar di semarang? kumpulin bloggernya dong...

    ReplyDelete
    Replies
    1. pertanyaaan yg sama neh mbak sama saya dan masih belum tahu alsannya sampai sekarang. Eh, saya kan domisili di Jawa timur Mbak Amy...buka di Semarang.

      Delete
  45. tapi yang jelas tidak ada control tegas terhadap masalah penambangan tsb,jadi serba salah antara penambang dan pemerintah

    ReplyDelete
  46. petualangan yang layak diceritakan. setidaknya saya jadi tahu ada gunung pegat dan orang-orang yang hidup bersamanya

    ReplyDelete
    Replies
    1. okeyyyy, sekalian mengenalkan pesona gunung kapur go international...#plakkk

      Delete
  47. Oh ya Allah, penuh batu. Mbak rie, itu kelihatannya panas ya?
    Mbak.. Mbak.. kenapa jadi cherrybelle di akhir ;) hihihi

    ReplyDelete
    Replies
    1. kelihatannya memang panas dan kenyataannya memang panas deh..hehehe.

      Eh, jangan salah gaya cheerbelle itu nyontek dari diriku..hanya saja kalah popularitas akunya...wkwkwkkkk

      Delete
  48. memang kawasan karst tuban udah hancur di tambang,
    Saya juga prihatin melihat pemandangan tersebut.

    Para penambang juga nggak salah, mereka cari duit kok.

    Di Madura juga ada mbak, malah parah lagi, 1 gunung di gerowongi,

    Semoga di gunung kidul nggak, soalnya dsana masih bagus2 dalemnya.

    ReplyDelete
    Replies
    1. oh iya mbak.

      foto sepupunya so sweet, ahihihhihi.
      Salam ea, Assalamu'alaikum...

      Delete
    2. sdh pernh ke Gunung nggirik belum? itu juga gunung kapur..yang arah menuu Jombang [kalau gak salah setelahnya kecamatan Modo], itu juga gunung kapur yg dibelah jalan raya. Dulu berbentuk terowongan jalannya, tp sekarang sdh di hancurkan yg atasnya jalan..

      Btw, lha aku manis dan cantik..tentunya sepupuku juga manis dunk. Samperin saja di blognya ya...

      Delete
  49. Wah mbak Ririe.
    Izinnya bikin ktp malah nggak pulang-pulang. Harusnya jalan-jalan sambil foto duluan. Kan hasil foto-foto di gunung pegat bisa di pajang di e-ktp (*kalau bisa sih).
    Kayak iklan my obsession gituuu :-)

    ReplyDelete
    Replies
    1. whaha...tukang poto E-KTPnya udah geleng-geleng tuh sama saya, karena saya minta di ulang potonya. Terus tanda tangan saya gak mau ngulang...ta minta di copas sj dr tanda tangan yg pertama...nah tuh, apalagi kalau poto di gunung pegat saya minta di pasang, bisa di suruh push tuh saya...heheheh

      Delete
  50. mba, ada walware, cek email deh, sekarang ... !!! :D

    keren banget ya, sayang bakalan abis tuh gunung kl gitu caranya :(

    ReplyDelete
    Replies
    1. Apalgi yang sisi timur, pengelolaannya sdh utk skala pabrik utk bahan pembantu proses kayaknya, maka akan lbh cepat lagi deh habisnya.

      iyaaa....ada malware lagi, yg kemarin sejutatrik yg di detect sebagai malware.

      Delete
  51. kalo bicara soal judul, pegat dalam bahasa jawa kan cerai mbak ...

    kalo di daerah desaku ada tambang tanah , Tras, batu kapur dan batu untuk pondasi-pondasi rumah mbak... kondisinya juga sama.. pegunungan karena posisinya ada di daerah gunung kidul [bukan jogja]

    ReplyDelete
    Replies
    1. Tambang tanah itu digunakan utk bikin batu bata ya? Iya sama, gunung pegat juga ditambang utk pondasi bangunan,,

      Delete
  52. waaaah ngga kebayang deh apa jadinya kalau itu gunung kapur pada roboh dan saya ada disana sdg asik foto foto ><

    ReplyDelete
    Replies
    1. weeee....semoga gak ekjadian deh Mbak..saya gak mau membayangkan ah yg begituan..hehe

      Delete
  53. Sasaran empuk lensa kamera, sayang jauh ya mau ke sana ...

    ReplyDelete
    Replies
    1. View bagus bagi orang-orang yang hobi fotografi..

      Delete
  54. Ingat sewaktu masih di Madura panorama dan penambangan oersis seperti gambar-gambar diatas. Mengingatkan masa lalu sewaktu masih menjadi driver truck.....

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wah...Madura, saya penasaran pengen ke sana tapi baru kesampaian melintasi jembatan suramdu duang neh PAk

      Delete
  55. Pernah lewat sana sih, ketika perjalanan dari semarang menuju Jombang, memang Indah banget, gunung yang di belah oleh jalan raya, tapi sayang sudah agak sore, jd gak bisa menikmati indahnya,
    btw Ririe sdh setor ayam blom..?? sini setor ke saya saja..., lumayan di buat opor ayam dan sate ayam... wkwkwkwk

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kalau aku, meskipun masih ada mitos tersebut..kan bisa lewat Sugio tuh. banyak jalan menghindari gunung pegat jadi gak perlu setor ayam deh ...

      Mending ayamnya dibikin ayam bakar saja mantabss...

      Delete
  56. ini gunung kapur sudah hampir habis diambilin ya.. oh rumahnya dekat gunung ya... habis foto E-KTP bisa ke sana keren ya...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ya lumayan dekat dengan gunung pegat, sekitar 9 Km getuu deh

      Delete
  57. yoiiii, gunung memang mnatabs lho...sapa coba yg bisa minadahin gunung

    ReplyDelete
  58. wahh..nama gunung pegat populer kayaknya, jadi banyak yang nyamain..

    ReplyDelete
  59. "Tak ada orang yang lebih berani selain orang yang tak mempunyai apa-apa.
    Dan tak ada yang lebih merasa tak memiliki apapun selain orang yang
    tawakal dan berserah diri kepada Allah SWT" bagus sekali mutiara katanya mbak

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya pak...Dan tak ada yang lebih merasa tak memiliki apapun selain orang yang
      tawakal dan berserah diri kepada Allah SWT

      Delete
  60. saya jadi ingat lagi kalau ada nama gunung yang bernama GUNUNG PEGAT dan itu di daerah jombang saya kirain di daerah purworejo karena kalau ndak salah ingat disana juga ada nama gunung yang hampir sama dengan nama GUNUNG PEGAT...
    jadi pingin naik gunung lagi nih...
    salam kenal...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Tepatnya jalur Babat-Jombang dan masih lbh dekat ke arah Babatnya. Kalu yg dekat-dekat dengan jombang namanya GUnung nggirik Mas.

      Sepertinya sang petualang pendakian neh...pasti seru ya punya hobi mendaki gunung...saluut

      Delete
  61. Subhanallah...pemandangannya indah sekali...seperti didaerah suami saya di daerah batu cuma bedanya batu sekarang panas dan ramai apalagi kalau liburan...
    salam kenal mbak...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Whooo, Iya batu dan malang sekitarnya sudah gak dingin lagi...lalu lintas juga sudah padat merayap ya..

      Delete
  62. Semoga saja entar ada yang namanya gunung Rujuk .... Jadi yang pegatan jadi rujuk kembali. hehehe

    ReplyDelete
  63. wah ada yang mbahas gunung pegat, aku tinggal di deket situ loh mbak hehe, salam kenal :D

    ReplyDelete

Leave a comment or just be silent reader, still thank you so much.
Terima kasih telah singgah di Kidung Kinanthi.
Mohon maaf, atas ketidaknyamanan MODERASI Komentar.

Maaf ya, komentar yang terindikasi SPAM atau mengandung link hidup tidak akan dipublikasikan.

So, be wise and stay friendly.