Sepintas membaca judulnya sangat mungkin
akan memberikan gambaran tentang sebuah gunung dengan ketinggian yang menjulang
dan penuh tantangan untuk mendakinya. Atau mungkin terhipnotis oleh kata pegat ~ cerai atau pisah [bahasa
Indonesia]? Dan Bismillahirrahmaanirrahiim langsung pada berbagi
cerita tentang sekelumit singgah saya beberapa waktu lalu kala mudik ke gunung
kapur yang lokasinya berjarak sekitar 9 KM dari kampung halaman saya yang
tercinta atau sekita 1 KM ke arah selatan dari Babat. Sebenarnya sudah sejak
luuuaamaa, terbersit hasrat hati untuk melihat secara langsung bagaimana wajah
dan penampakan gunung yang terkenal dengan nama Gunung Pegat tersebut. Pada mudik edisi
sebelumnya saya dan seorang adik sepupu [namanya Devi Mutiara ~ Hariku adalah hidupku]
sudah bertekad bulat akan ke Gunung Pegat, mumpung liburan panjang tapi
ternyata gagal total dengan sukses! Kalau Devi saat ini sedang menjalani masa 'karantina'nya di UGM dan masih bisa leluasa mudik sebelum dia HARUS menjalani kehidupan setahun jauh di seberang benua mulai September nanti. Dan Alhamdulillah akhirnya waktu mudik
kemarin kami kesampaian juga untuk menyambangi gunung kapur tersebut.
Tanpa ada planning, begitu usai acara foto
E-KTP dan waktu masih menunjukkan jam 10.30 WIB, maka saya pun mencetuskan ide
untuk bablas ke gunung pegat. Gayung bersambut, Devi tidak keberatan
karena sepeda motornya lagi day off
[Bapaknya kurang sehat jadi gak mungkin akan membutuhkan sepeda motor hari itu].
Tidak sampai 30 menit kami pun sampai di ajjaran gunung kapur tersebut. Gunung yang
terbelah oleh Jalan Raya Babat – Jombang, dimana bagian barat termasuk dalam
wilayah Kabupaten Bojonegoro dan sisi timur jalan masuk dalam teritorial
Lamongan [kabarnya sudah ‘dibeli’ oleh Pabrik Petrokimia Gresik].
Asli cangkulnya beratttt....! |
Menjejakkan kaki di hamparan gunung kapur [sebelah
barat jalan raya] yang tak ada pohon-pohon rindangnya, untungnya matahari
sedang bersahabat sehingga sinarnya tidak terlalu menyengat terik. Ada sebuah
warung sederhana [tempat kami nitip parkir motor] dan rumah sederhana berdinding
bambu yang sepi [kurang tahu apakah hanya tempat ngaso ~ istirahat para penambang batu kapur ataukah memang rumah
hunian].
Saat mulai menjelajah bebatuan kapur yang landai, kami melihat ada 3
orang penambang batu kapur. Mereka bertiga berada di lokasi yang berbeda-beda,
setipe dengan orang bekerja di sawah yang mengayunkan cangkulnya masing-masing
di petak sawahnya namun tetap sesekali sambil ngobrol. Sambil menikmati
hembusan angin semilir dan suara ayunan alat sejenis cangkul beradu dengan
bebatuan kapur yang dicongkel.
Ketika beberapa saat kemudian salah satu naik ke atas [posisinya menggali batu kapur di bawah], kami pun menyempatkan ngobrol. Si Bapak bercerita melakukan pekerjaan penambang kapur setelah pekerjaan di luar ‘jadwal’ nggarap sawah.
“ Desaku hanya bisa tanam padi sekali saja, Nduk. Airnya tidak ada, jadi untuk menyambung kebutuhan sehari-hari ya nyari batu kapur di sini “ jelasnya sambil merapikan bajunya. “ Kalian darimana? masih sekolah atau kuliah ? “
Saya ketawa, kayaknya tampang saya BeTi ~ beda tipis kali ya dengan Devi sehingga dianggap masih sekolah/kuliah?
“Kalau sekolah yang bener, jangan mblarah...gak usah coba-coba minum pil koplo...”
tuturnya dengan seulas senyum kebapakanya dan menceritakan bahwa anak-anak
sekolah sekarang banyak yang aneh-aneh, seolah tidak tahu beratnya kerja keras
orang tua untuk membiayai sekolah dan keperluannya.
Setelah jeda dengan obrolan yang wisely,
saya pun mencoba mengajukan pertanyaan investigasi [sedikiiit kok] “ Kalau ambil batu kapur, pakai
bayar ke desa atau bebas ?”
“ Siapa
saja boleh nambang batu kapur. Enaknya modalnya hanya tenaga, beda dengan
bertani..”
“ Kira-kira,
sehari biasanya bisa dapat berapa? Minimal? “
tanya saya makin penasaran.
“
Kisaran 30 – 50 ribu. Kalau yang hancur itu satu pick up laku 15 ribu. Yang
bongkahan sudah di bentuk persegi itu harganya 3 – 7 ribu per bijinya...”
Dan sebelum si bapak beranjak pulang, saya
pun masih menyempatkan bertanya lagi “ Pak, bisa diceritakan tentang asal-usul nama gunung pegat ini?”
“ Oalahh Nduk, aku tahunya dari kecil yowes Gunung Pegat namanya dengan
tradisinya jika ada pengantin baru yang belum sepasar menikah melewati sini
maka mereka harus melepaskan sepasang ayam..itu saja.”
Ah, ternyata si Bapak yang asli
berdomisili di sekitar Gunung Pegat
pun tidak tahu kisah di balik nama yang unik tersebut.
“ Pulangnya jalan kaki ya Pak?” tanya
Devi.
“ Iya, cari
jalan pintas yang adhem. Punya sepeda motor tapi dipakai anak, orang tua ya harus ngalah tho sama anaknya?” ujarnya menjawab pertanyaan Devi.
Sepulang si bapak tadi kami masih
menikmati pemandangan gunung pegat yag berukir relief buatan tangan para
penambang batu kapur. Tampak Indah dan bisa jadi tempat yang nyaman untuk
mencari ide. Banyak tempat yang terlindung dari sengatan sinar matahari
sehingga bisa nyaman meski seharian di situ.
“ Kalau
di sini seharian bisa seru neh, Mbak..”
“ Pastinya
seru karena orang rumah bakal heboh nyariin kita yang pamit foto E-KTP tapi gak
pulang-pulang deh...”
Demikianlah, my little adventure dengan
sepupu yang paling dekat dengan saya [ketimbang yang lainnya]
karena kami memiliki banyak kesamaan: suka jalan-jalan [jika ada kesempatan],
koleksi buku, serta sama-sama narsis!
Tak ada orang yang lebih berani selain orang yang tak mempunyai
apa-apa.
Dan tak ada yang lebih merasa tak memiliki apapun selain orang yang
tawakal dan berserah diri kepada Allah SWT
Note: semua percakapan
aslinya dalam bahasa Jawa
Petualangannya Hebat Mbak Ririe, di area Gunung Kapur (pegat) itu panas ya Mbak Ririe?
ReplyDeletepas saya kesana gak begitu panas...tapi memang di sana gak ada pohon-pohon besar [hanya tumbuhan jenis rumput] maka tentuya di sana udaranya panas. DAn yang nambang kemarin posisinya di dekat tebing yang tinggi dan pakai kain di atas, jadi lumayan terhindar dari terik matahari..
DeleteSeperti dikampungku yang namanya gunung gamping, masyarakat hanya mengandalkan cari batu kabur.Resiko sangat besar kadang ketimpa reruntuhan batu kabur diatasnya.
ReplyDeleteiya..saya baca di novel yang bersetting gunung kidul..di ceritakan jika di gunung gamping kadang2 terjadi longsor.
DeleteDemi menghidupi keluarga tanpa memerdulikan keselamatan. Itulah perjuangan.
Deleteyayayaa...jd penasaran neh pengen main ke gunung Kidul, semoga dalam tahun ini bisa nyampe gunung kidul...
Deletelama-lama bisa habis ya mbak gunung ini
ReplyDeleteIya MBak,lama-lama bisa habis karena termasuk gunung mati. saat saya masih SMA...gunung pegat masih berbentuk bukit gitu. Lha sekarang sudah membentuk relief ke dasar [kayak jurang-jurang].
Deleteindah banget. mirip Machu Picchu ya Mbak.
ReplyDeletetapi namanya itu lho yang mantep. pegaaat.
Machu Picchu, Apaan itu ya Pak?
DeleteHahahaha...padahal ada lagi gunung kapur sejenis yang di lalui jalan raya [arah Jombang] tapi namaya bukan gunung pegat. Makanya saya penasaran kenapa di namakan gunung pegat
Aku kira tadi di Luar lho, asli kayak di Timur Tengah :)
ReplyDeleteSepupumu blogger juga Mbak Rie?
Ho-oh Mbak,Dinding-dindingnya bekas di ambil batuan kapurnya membentuk relief bagus jadinya.
DeleteDevi yang punya blog " Hariku adalah hidupku" tapi jarang up date dan BW paling hanya ke blog saya ini sesekali..
kikikiki. dianya gak tahu.
ReplyDeletecoba tanya aku sendiri deh. pasti gak tahu juga :D
hohohooo...ayo mau nanya apaan?
Deleteehm, seru ya, emang gunungnya kaya pahatan pahatan gitu ya, karena di phat sama tukang di sana ya? ehm, menarik. tapi namanya pegat itu dalam bahasa jawa artinya putus, kaya orng cerai gitu? ntar klo kesana bisa putus dong sema pasangan... heheh, ada mitos gitu ga? kaya di batu raden, purwokerto
ReplyDeleteKalau mitosnya gunung pegat yang berkembang di desaku...itu buat pasangan yang baru menikah belum genap sepekan [sepasar] jika lewat gunung tsb bisa pegatan ~ pisah, dan penangkalnya kalau terpaksa melintasi gunung itu ya melepaskan sepasang ayam ...jika gak salah ayamnya berwarna hitam.
Deletewah mitos itu juga benar benar ada juga ya, ehm, menarik juga. BTW mba, itu HTC habis ya iklanya, wah sayang, padalah aku baru dapet 2 hari... kemarin keren tu iklanya padahal, aku seneng bgt. ya sudah lah, semoga dapet yang CPE lah. heheh.
DeleteSaat aku masih kecil, mitos itu kental banget tapi sudah pudar sekarang. WAktu aku SMA, gunung pegat juga masih gimana gitu kalau lewat, sekarang sudah biasa saja.
DeleteSeminggu ini lg bermasalah dengan koneksi internet, jd kadang gak muncul neh isinya innity apaan sj.
iya lagi bermaslah, sekarang pun aku mulai merasakan lambatnya koneksi.. hem, kalau ud begini, hawanya kepenginya marah aja.
Deletekren tuh gunungnya mirip peniggalan purba.
ReplyDeleteIyap, karena sinar matahari, hujan dan waktu...permukaan gunung kapur yang awalnya putih jadi miirp reliaf batu jaman purba..terlihat eksotis
Deletefoto bapak penambangnya manaaa??? cuman satu madep belakang pula, kalah narsis njih pak?
ReplyDelete:D
Yg ta foto itu bapak penambang yg kedua. Yg pertama sdh pulang beberapa saat pas saya datang. Yg ketiga, posisinya jauh, jd gak smpt ngobrol sama yg penambang ketiga. Akhirnya ketemu sama pembeli batu kapur yg bawa pick up itu..
Deleteisshhh, walaupun kelihatannya gersang, tapi bagus tuh view nya... bedua aja ke sana ya? ga takut?
ReplyDeleteGunung kaurnya pinggir jalan kok Mbak. jadi gak takut meski hanya berdua..
Deletekeren.. Selalu ada hal yg menarik ya di sini,,
ReplyDeleteAmiinn, terima kasiih
DeleteLokasi gunung pegat sepertinya menarik. Tapi seperti yang sudh tertulis, mungkin orang yang sudah menikah dari luar kota akan takut berkunjung karena namanya jika dia mengerti bahasa jawa dan percaya dengan hal yang begituan
ReplyDeleteWahh, gak segitunya Sob. Mitos itu terbatas utk pasangan yang BARU menikah belum genap sepkan saja kok. SElain itu, gunung pegat bukan kawasan wisata kok, lagian toh hanya mitos..kembali pada keyakinan diri masing-masing..
Deleteeeh mbak jare leg urung nikah lewat kono langsung bubar yoo,,, aahh ndak lwat sana aahhh wakakak...
ReplyDeleteEeehh ituh bentuk lope2 keren deh #hidup narsis :D
whahaha...gunung pegat itu jalur utama kalau mau ke kota lain, lha kalau mitos sampai yg belum nikah bakal bubar kalau lewat situ..wah bisa puyeng dunk. Babat adalah kota perdagangan bagi daerahku je..
Delete#Lope2nya yg keren kan orang tho? #narsis!
gunung ini klau gak salah pernah masuk acara TV seperti orang pinggiran, pokonya pernah masuk berita,
ReplyDeleteOh ya? Wah ternyata televis ada yg tertarik juga buat ditayangkan ya
DeleteAhaa..., liputan dari Gunung Pegat yang asyik neh.... Kalo dulu pasangan pengantin yang mau nikah atau baru saja nikah pada ga berani lewat gunung pegat, mereka memilih muter jauh sekali. Tapi, sekarang kayaknya sudah jarang ya.... yang seperti itu.
ReplyDeleteFoto-fotonya bagus-bagus, Mbak.
iya..muternya bisa lewat Jombang tuh..hehehe
Deletecocok buat menyendiri... :eh.. :D
ReplyDeleteAti2 lho kalau menyendiri di samperin setan gunungnya...hehehe
Deletewow kereeeeeeen banget mba,,,
ReplyDeletebelum pernah aku jalan2 kayak mba ini,, pengen ^_^
ayuukkk...buruan jalan-jalan, yg dekat dengan tempat tinggal juga bisa kok jadi tujuan refreshing...saya kalau di rumah, lihat pekarangan di sekitar rumah juga dapat view yang mazing lho.
Deletewuah hebat2...jadi pingin ke sana...
ReplyDeletesilahkan mampir jika kebetulan melintas di jalur Jombang - Babat ya:)
Deletesuka 'nyess' deh kalau dengar cerita tentang penambang atau pekerja kasar lainnya, apalagi penambang emas -_-"
ReplyDeletequotenya manteb, orang yang tidak punya justru nothing to lose, tidak banyak berpikir melainkan hanya mencoba dan orang yang pasrah secara kaffah adalah orang yang merasa tidak punya apa2 kecuali Sang Pencipta
wahh..kalau penambang emas bukannya lebih baik? Kan mahal harga emas..
DeleteDan memang yang kaffah kepasrahannya dia akan paling nothing to lose karena semua hanya titipan Allah SWT
wah gunung yg indah.....^_^
ReplyDeletejadi tertarik ingin kesana.........
ya bisa di sempatkan mampir jika kebetulan lewat daerah Babat ya sob:) Gunung pegat bukan daerah tujuan wisata kok
Deletewauw..... keren
ReplyDeletewauuww iya emang keren mbak:)
Deletewah bersyukur juga yah sahabatku sudah bisa berkunjung di sana, kelihatannya bagus sekali selain indah rapi juga Gunungnya yah.........saya jadi kepengin ke sana juga nih....kapan yah kira^..bisa kesana....hehehe...
ReplyDeletepostingan yg bagus, setuju..
terima kasih sob....
semoga suatu saat nanti berkesempatan melintas di wilayah jawa timur...tepatnya di jalur Babat - Jombang agar bisa turun sejenak menikmati pemandangan gunung kapur tersebut...
Deleteviewnya keren Rie.... infonya juga menarik. Capek banget pasti ya si bapak2 itu, mencari sesuap nasi (kalo pekerjaan seperti ini, mustahil menyambung kalimat itu dengan "...., segumpal berlian" deh.
ReplyDeleteMengalah demi anak, biarlah anak yang pakai motor dan si ayah jalan kaki, duh miris ya Rie... semoga anaknya nanti akan jadi anak yang berguna bagi orang tua terutama, dan masyarakatnya..., #jadi terharu...
bisa Mbak disambung dengan sebongkah berlian kalau di bagian lapisan batu kapurnya ada berlian....hehehehe
DeleteNaluri orang tua, selalu ingin anaknya mendapatkan yang terbai. Jk ada yang mestu susah dan sengsara..cukuplah orang tua yang merasakan dan mengalaminya...
"Jika ada pengantin baru yang belum sepasar menikah melewati sini maka mereka harus melepaskan sepasang ayam..itu saja"
ReplyDeleteSepasar itu maksudnya apa mbak? jualan di pasar?
Sepasar itu sepekan ...istilahnya ngambil dari hari-hari pasaran : pon, wage, kliwon, legi, pahing. Orang-2 di daerah saya menyebut sepasar atau sepekan..
DeleteWaaaah penggambarannya jadi berasa pingin ada disana juga =(
ReplyDeleteHohoho...yukkkk, mengembara kemana ada kesempatan ya?..
DeleteInsyaallah kalau ada rezeki pengennya mau kesana nih sob..tolong do'anya aza ya...hahhahyyy
ReplyDeleteSemoga diberikan kesempatan untuk mampir sejenak di gunug pegat ya..tapi jangan kecewa kalau ternyata tuh gunung ya hanya gunung kapur..bukan kawasan wisata ataupun gunung yang biasa jadi tujuan climbing
Deletekalo di daerah ane, pegat itu artinya putus..
ReplyDeleteseperti mengejar layang2 pegat.. aka mengejar layang2 putus.. :D
yupss....sama sob, di daerah saya kata pegat juga artinya putus ~ cerai.
Deleteini liwatan saya tiap mudik ke tuban mbak, hehe
ReplyDeletedulu pas lamaran sama berangkat akad nikah keluarga ku menghindari gunung pegat karena mitos jika lewat gunung pegat gak baik untung kelangsungan kehidupan setelah akad nikah, jadi liwat mantup tembus dawarblandong :)
lha gunung pegat itu tiap saya mudik selalu ta lewati. Jaman masih SMA tiap hr juga melintas di situ [SMA dulu di Babat]. Tapi ya baru kamarin itu secara langsung melihat-lihat gunung pegat.
DeleteIya dulu, kalau masih ada jalur alternatif biasanya para pengantin baru gak lewat gnung pegat. Tp kalau sdh gak ada jalan lain, smisal memang mertuanya di Babat kan gak mungkin cari jalur memutar. Jd solusinya melepaskan sepasang ayam itu.
Gak nyangka, ternyata mitos gunung pegat menyebar luas...saya kira dulu hanya mitos lokal saja.
Subhanallah...pengalaman mendaki gunung pegat yang menegangkan, sist..awas2, hati-hati jika longsor =p
ReplyDeleteAAlhamdulillah..sampai saat ini tidak pernah ada peristiwa longsor di gunung pegat dan actually, jalan-jalan di gunung pegat gak menegangkan karena gunungnya sejajar dengan jalan raya..tinggi sedikiitt
DeleteWalaupun gersang, pegunungan kapur kalo difoto jadi bagus yach...xixixix
ReplyDeleteKalau dulu dosenku menyebutkan sawah yg tumbuh di daerah kapur seperti di atas, namanya adalah sawah sepiring nasi. Krn sawah tsb menghasilkan panen/beras yg sedikit
Iya..pas di foto hasilnya bagus...kayak di timur tengah..
DeleteKlau di gunung pegat yang ada hanya tumbuhan rumput liar..gak pernah ditanami padi. Jd gak mungkin bisa dapat sepiring nasi kalau tanam padi di situ
wah ternyata indonesia indah juga ya..
ReplyDeletebtw ftonya narsis juga mba hehe
koq ga ngajak2 datang kesana hihi
salam kenal ya
Farhanfh
penulis buku 7 cara ampuh kenalan
cara memulai bisnis online untuk pemula
dari jaman kerajaan dan sebelumnya Indonesia bagai mutu manikam lho...
Deletewow, asyik and bagus banget ya gunung kapur and pemandangannya.
ReplyDeleteimagenya mantapz!
hohohohoo..asyiknya jika bisa sampai sore ...hehehe
DeleteFoto paling bawah, mba cakep mau bunuh diri yak? :D mba kayaq mau loncat
ReplyDeleteWahahahaha....saya TIDAK suka bununh diri, suka jalan-jalan kok...
Deletejalan-jalan melulu ya.... Enaknyaaaaa
ReplyDeletehahahaha...gak jalan-jalan melulu kok. Sesempatnya saja..
DeleteWah.. sungguh menarik perjalanannya.. ini bikin saya kumat nih pengen hunting foto.. asik banget tempatnya kayaknya buat hunting ya..? ni tempat wisata bukan ya..?
ReplyDeleteyaaaa..maap, ini bukan tujuan wisata lokasinya tapi gunung kapur biasa yang ditambang oleh orang-orang disekitarnya
DeleteTerkesima dengan ungkapan bpa :'( betapa perihnya orangtua mencari nafkah untuk keluarganya. Aku rasakan itu sekarang.
ReplyDeleteiya lhoh...enakan sekolah ketimbang kerja...xixixiii
DeletePemandangan yang sangat bagus. fotonya juga bagus bagus. Support
ReplyDeleteyups...thx for the support:)
Deletewehehe, seru juga ya ..tapi emang remaja disana suka minum pil koplo ya mbak, ko kalian disaranin kayak gitu sama bapaknya..
ReplyDeletehahaha
hmm.. pemandangannya mantep mbak :D :D
Beliau ngasih wejangan kayak begitu karena seringnya melihat tayangan di TV ttg remaja yang terjebak dalam jerat pilkoplo dan pergaulan yang gak bener...gettu deh
Deletebanyak bebatuannya keren abis ^^
ReplyDeleteindonesia memang kaya akan wisata nya
i ♥ Indonesia
I ♥ Indonesia too:)
Deletekaya bahasa sunda ya "pegat" padahal letaknya ga di jawa barat.salam kenal.
ReplyDeleteSunda dan Babat kan masih sama-sama di pulau Jawa, jadi sangat mungkin banyak persamaan kata kan MBak:)
Deletenamanya aneh
ReplyDeletetapi pemandangannya sangat indah
kalu nama tempat kayaknya memang banyak yg aneh kok...
Deletesaya pernah dengar cerita tentang gunung Pegat dan legendanya, tapi baru tahu kalau itu perbukitan kapur.
ReplyDelete“Kalau sekolah yang bener, jangan mblarah...gak usah coba-coba minum pil koplo...” pesan dari wong cilik yang polos tapi mantab..
saya berharap anak bapak itu gak macem-macem mbak Rie.. mesakno kan bapake kerja keras, eh anake malah hura-hura
Iya Mas, semoga si anak sekolahnya gak macem-macem. Sebenarnya bapak tersebut juga berpesan agar tdk terbawa pergaulan bebas..dia bilang merasa 'nggumun' liat model-model anak sekolah kalau pacaran sekarang.
DeleteWew... Mbak rie jadi reporter! Pake acara interview segala! Persis kayak acara yg ngeliput org2 pinggiran dg khidupan pas2an...
ReplyDeleteTwo thumbs up 4 u, Rie! ;-)
Wheeeeii, itu mah bukan interview tapi ngobrol-ngobrol biasa kok.
DeleteEh,kok gak 4 thumbs up sey...
keren pemandangan na mbak :)
ReplyDeleteyoaaa...:)
Deleteoh namanya kok PEGAT. kapan nih bikin acara kopdar di semarang? kumpulin bloggernya dong...
ReplyDeletepertanyaaan yg sama neh mbak sama saya dan masih belum tahu alsannya sampai sekarang. Eh, saya kan domisili di Jawa timur Mbak Amy...buka di Semarang.
Deletetapi yang jelas tidak ada control tegas terhadap masalah penambangan tsb,jadi serba salah antara penambang dan pemerintah
ReplyDeleteiya serba dilematis ya
Deletepetualangan yang layak diceritakan. setidaknya saya jadi tahu ada gunung pegat dan orang-orang yang hidup bersamanya
ReplyDeleteokeyyyy, sekalian mengenalkan pesona gunung kapur go international...#plakkk
DeleteOh ya Allah, penuh batu. Mbak rie, itu kelihatannya panas ya?
ReplyDeleteMbak.. Mbak.. kenapa jadi cherrybelle di akhir ;) hihihi
kelihatannya memang panas dan kenyataannya memang panas deh..hehehe.
DeleteEh, jangan salah gaya cheerbelle itu nyontek dari diriku..hanya saja kalah popularitas akunya...wkwkwkkkk
memang kawasan karst tuban udah hancur di tambang,
ReplyDeleteSaya juga prihatin melihat pemandangan tersebut.
Para penambang juga nggak salah, mereka cari duit kok.
Di Madura juga ada mbak, malah parah lagi, 1 gunung di gerowongi,
Semoga di gunung kidul nggak, soalnya dsana masih bagus2 dalemnya.
oh iya mbak.
Deletefoto sepupunya so sweet, ahihihhihi.
Salam ea, Assalamu'alaikum...
sdh pernh ke Gunung nggirik belum? itu juga gunung kapur..yang arah menuu Jombang [kalau gak salah setelahnya kecamatan Modo], itu juga gunung kapur yg dibelah jalan raya. Dulu berbentuk terowongan jalannya, tp sekarang sdh di hancurkan yg atasnya jalan..
DeleteBtw, lha aku manis dan cantik..tentunya sepupuku juga manis dunk. Samperin saja di blognya ya...
Wah mbak Ririe.
ReplyDeleteIzinnya bikin ktp malah nggak pulang-pulang. Harusnya jalan-jalan sambil foto duluan. Kan hasil foto-foto di gunung pegat bisa di pajang di e-ktp (*kalau bisa sih).
Kayak iklan my obsession gituuu :-)
whaha...tukang poto E-KTPnya udah geleng-geleng tuh sama saya, karena saya minta di ulang potonya. Terus tanda tangan saya gak mau ngulang...ta minta di copas sj dr tanda tangan yg pertama...nah tuh, apalagi kalau poto di gunung pegat saya minta di pasang, bisa di suruh push tuh saya...heheheh
Deletemba, ada walware, cek email deh, sekarang ... !!! :D
ReplyDeletekeren banget ya, sayang bakalan abis tuh gunung kl gitu caranya :(
Apalgi yang sisi timur, pengelolaannya sdh utk skala pabrik utk bahan pembantu proses kayaknya, maka akan lbh cepat lagi deh habisnya.
Deleteiyaaa....ada malware lagi, yg kemarin sejutatrik yg di detect sebagai malware.
kalo bicara soal judul, pegat dalam bahasa jawa kan cerai mbak ...
ReplyDeletekalo di daerah desaku ada tambang tanah , Tras, batu kapur dan batu untuk pondasi-pondasi rumah mbak... kondisinya juga sama.. pegunungan karena posisinya ada di daerah gunung kidul [bukan jogja]
Tambang tanah itu digunakan utk bikin batu bata ya? Iya sama, gunung pegat juga ditambang utk pondasi bangunan,,
Deletewaaaah ngga kebayang deh apa jadinya kalau itu gunung kapur pada roboh dan saya ada disana sdg asik foto foto ><
ReplyDeleteweeee....semoga gak ekjadian deh Mbak..saya gak mau membayangkan ah yg begituan..hehe
DeleteSasaran empuk lensa kamera, sayang jauh ya mau ke sana ...
ReplyDeleteView bagus bagi orang-orang yang hobi fotografi..
Deletewahhh, manteb banget gunungnya mba :))
ReplyDeleteyoiiii, gunung memang mnatabs lho...sapa coba yg bisa minadahin gunung
DeleteIngat sewaktu masih di Madura panorama dan penambangan oersis seperti gambar-gambar diatas. Mengingatkan masa lalu sewaktu masih menjadi driver truck.....
ReplyDeleteWah...Madura, saya penasaran pengen ke sana tapi baru kesampaian melintasi jembatan suramdu duang neh PAk
DeletePernah lewat sana sih, ketika perjalanan dari semarang menuju Jombang, memang Indah banget, gunung yang di belah oleh jalan raya, tapi sayang sudah agak sore, jd gak bisa menikmati indahnya,
ReplyDeletebtw Ririe sdh setor ayam blom..?? sini setor ke saya saja..., lumayan di buat opor ayam dan sate ayam... wkwkwkwk
Kalau aku, meskipun masih ada mitos tersebut..kan bisa lewat Sugio tuh. banyak jalan menghindari gunung pegat jadi gak perlu setor ayam deh ...
DeleteMending ayamnya dibikin ayam bakar saja mantabss...
Lho, 200 meter dari rumah saya Blitar, juga ada gunung yang namanya persis sama, gunung pegat. Hanya saja bukan gunung kapur.
ReplyDeleteWah lokasi nya sangat keren
wahh..nama gunung pegat populer kayaknya, jadi banyak yang nyamain..
Deleteini gunung kapur sudah hampir habis diambilin ya.. oh rumahnya dekat gunung ya... habis foto E-KTP bisa ke sana keren ya...
ReplyDeleteYa lumayan dekat dengan gunung pegat, sekitar 9 Km getuu deh
Delete"Tak ada orang yang lebih berani selain orang yang tak mempunyai apa-apa.
ReplyDeleteDan tak ada yang lebih merasa tak memiliki apapun selain orang yang
tawakal dan berserah diri kepada Allah SWT" bagus sekali mutiara katanya mbak
Iya pak...Dan tak ada yang lebih merasa tak memiliki apapun selain orang yang
Deletetawakal dan berserah diri kepada Allah SWT
saya jadi ingat lagi kalau ada nama gunung yang bernama GUNUNG PEGAT dan itu di daerah jombang saya kirain di daerah purworejo karena kalau ndak salah ingat disana juga ada nama gunung yang hampir sama dengan nama GUNUNG PEGAT...
ReplyDeletejadi pingin naik gunung lagi nih...
salam kenal...
Tepatnya jalur Babat-Jombang dan masih lbh dekat ke arah Babatnya. Kalu yg dekat-dekat dengan jombang namanya GUnung nggirik Mas.
DeleteSepertinya sang petualang pendakian neh...pasti seru ya punya hobi mendaki gunung...saluut
Subhanallah...pemandangannya indah sekali...seperti didaerah suami saya di daerah batu cuma bedanya batu sekarang panas dan ramai apalagi kalau liburan...
ReplyDeletesalam kenal mbak...
Whooo, Iya batu dan malang sekitarnya sudah gak dingin lagi...lalu lintas juga sudah padat merayap ya..
DeleteSemoga saja entar ada yang namanya gunung Rujuk .... Jadi yang pegatan jadi rujuk kembali. hehehe
ReplyDeletewah ada yang mbahas gunung pegat, aku tinggal di deket situ loh mbak hehe, salam kenal :D
ReplyDelete