Kalau
kita mendengar sebutan atau kata “bakteri”, maka secara spontan yang langsung melintas
dalam pikiran dan benak kita adalah makhluk mikro yang berbahaya dan sebagai penyebab
berbagai macam penyakit. Judul tulisan yang nyleneh
dan memang isi tulisannya juga tidak umum, tentang makhluk mikro[organisme]
yang pada kondisi umum lebih dikenal merupakan ‘enemy’ bagi kesehatan manusia. Beberapa jenis makhluk mikro yang
sebenarnya sudah ‘akrab’ sebagai part of my job. Bismilllahirrahmaanirrahiim kali
ini menjadi ide untuk meuliskannya di blog. Tidak detail dan specific, karena
aselinya merupakan ‘a little scene’
yang beberapa hari lalu memunculkan lagi guyonan lama saya dan teman-teman kerja.
“kalau
dipikir-pikir kerjaan kita memang rada aneh sedikiiiit......Kita dengan sengaja
menumbuhkan jenis bakteri [patogen]..mengamatinya...menghitungnya...dan
memastikannya jenis bakteri tersebut dalam jenis apa. Padahal bagi kebanyakan
orang akan langsung histeria hanya dengan mendengar namanya kan?”
Kurang
lebih, isi kalimat tersebut adalah salah hal yang yang kami kerjakan. Dan
kemarin kami kembali bercanda tentang betapa specialnya makhluk Mikro[ba] yang
sedang jadi obyek riset. Bgaimana tidak istimewa jika species patogen tersebut
diajak ‘jalan-jalan’ dari Banyuwangi hingga Jakarta. Singkat cerita, karena
lokasi risetnya di Banyuwangi dan waktunya yang tidak banyak sehingga dibuat
skenario tahap awal riset yaitu tahap enrichment [menaruh matrik sample pada
media yang significant bagi pertumbuhan jenis bakteri tertentu] kemudian media
tanam tersebut pun diangkut ke Surabaya. Selama masa jeda menunggu jadwal
flight ke Jakarta, media bertabur bakteri dititipkan sementara di Laboratorium
yang ada di Surabaya, untuk kemudian diajaklah naik pesawat ke Jakarta demi penyelesaian
tahapan identifikasi jenis bakteri yang dijadikan target riset.
“ Bawa properti media laboratorium apa gak kena hadang pas boarding, Bu...”
“ Ya pastinya Mbak, waktu berangkat kemarin
kita sudah hampir kena cekal lho. Akhirnya kita minta petugas untuk mengundang
orang Karantina biar mereka yang menjelaskan pada pihak maskapai...”
“ Udah kebayang deh njlimetnya pertanyaan
yang diajukan tuh..tentu dikiranya mau bikin senjata biologi ya...”
“ Hehehehe.....iya Mbak. Apalagi untuk bawaan trip back ke Jakarta yang sekarang...”
“ Kalau ada yang mau nyobain lihat besok,
dikasih ijin saja Bu...”
“ Iya semoga saja mereka gak tertarik untuk
uji rasanya saja ya....bisa gawat darurat banget”
Dan
masih terkait dengan si Mikro[ba] Special yang terbang gratis dan mendapat
perlakuan istimewa tersebut, jadi ingin memamerkan beberapa hasil kreatifitas
[baca: usil + iseng] yang saya buat dengan Mikro[ba] special tersebut.
Nama Escherichia
coli atau lebih friendly dengan panggilan nama bekennya E. Coli namun hanya sebatas tahu jika bakteri ini adalah penyebab
infeksi saluran pencernaan. E.Coli ini termasuk jenis bakteri gram negatif
dan jika dilihat dengan mikroskop yang memiliki pembesaran properly maka akan
bisa dilihat bentuknya yaitu menyerupai batang dengan panjang sekitar 2
micrometer dan diamater 0.5 micrometer. Dimana volume sel E. coli berkisar
0.6-0.7 micrometer kubik. Bakteri ini termasuk umumnya hidup pada rentang 20-40oC,
optimum pada 37o C.
Secara umum
habitat bakteri ini bisa dapat ditemui dalam usus besar manusia dan
binatang berdarah panas. Sebagian besar E. Coli tidak berbahaya dan
justru menguntungkan manusia dengan memproduksi vitamin K2, membusukkan
sisa-sisa makanan dan atau berperan mencegah bakteri berbahaya di dalam usus. E.
coli banyak digunakan dalam teknologi rekayasa genetika. Biasa
digunakan sebagai vektor untuk menyisipkan gen-gen tertentu yang
diinginkan untuk dikembangkan. E. coli dipilih karena pertumbuhannya
sangat cepat dan mudah dalam penanganannya. merupakan jenis bakteri yang
menjadi salah satu tulang punggung dunia bioteknologi. Hampir semua rekayasa
genetika di dunia bioteknologi selalu melibatkan E. coli karena
genetikanya yang sederhana dan mudah direkayasa dimana E. coli sebagai
model untuk aplikasi ke bakteri jenis lainnya.
Bakteri ini
juga merupakan media cloning yang paling sering dipakai. Teknik recombinant DNA
tidak akan ada tanpa bantuan bakteri ini. Dan Tidak bisa dipungkiri pula jika banyak
industri kimia mengaplikasikan teknologi fermentasi yang memanfaatkan E. Coli,
seerti dalam produksi obat-obatan [insulin, antiobiotik], high value
chemicals [1-3 propanediol, lactate].
Secara teoritis, ribuan jenis produk kimia bisa dihasilkan oleh bakteri ini
asal genetikanya sudah direkayasa sedemikian rupa guna menghasilkan jenis
produk tertentu yang diinginkan. Melihat keterlibatan E.Coli dalam kemajuan ilmu
bioteknologi dalam aspek-aspek kehidupan manusia, maka tidak bisa dipungkiri
juga betapa besar manfaat E. coli bagi kita.
Dari sejumlah strain E.Coli yang telah teridentifikasi, ada beberapa [sedikit] jenis yang bisa menimbulkan penyakit yang serius, sebut saja salah satu contohnya E.Coli tipe O157:H7. Tipe ini dapat mengakibatkan keracunan makanan yang serius pada manusia yaitu diare berdarah karena eksotoksin yang dihasilkan bernama verotoksin dimana racun ini bekerja dengan cara menghilangkan satu basa adenin dari unit 28S rRNA, sehingga menghentikan sintesis protein. Gejala yang muncul jika seseorang terkontaminasi bakteri ini berupa sakit perut seperti kram dan diare dan pada sebagian kasus, dapat mengeluarkan diare berdarah (haemorrhagic colitis), demam dan muntah. Masa inkubasi E.Coli antara tiga sampai delapan hari, rata-rata empat hari. Sebagian besar pasien dapat sembuh dalam 10 hari. Tapi pada keadaan khusus, penyakit dapat berlanjut menjadi parah dalam kondisi yang disebut dengan haemolytic uraemic syndrome (HUS).
Maka jika ada yang terpapar penyakit dengan
penyebab bakteri E.Coli, maka bisa langsung ditebak jika makanan/minuman/sayuran
yang dikonsumsi diolah dengan kondisi sanitasinya yang tidak hygine dan atau
yang mengolah [manusia] yang menjadi sumber kontaminasi [ingat: habitat aseli
E.Coli adalah di usus besar!]. Untuk analisa E.coli secara manual jika
memang positif E.Coli [tidak menggunakan jalur rapid test], membutuhkan waktu
10 hari sejak tahap awal penanaman matrik sample yang disuspect tercemar E.Coli
sampai tahap akhir . Langkah preventive
terhadap ‘kadatangan’ E.coli ini sebenarnya tidak sulit, yaitu jaga kebersihan,
pisahkan bahan mentah dengan makanan matang, masak makanan sampai matang, jaga
makanan pada suhu aman dan gunakan air bersih untuk mencuci bahan pangan. Oia,
jangan lupa cuci tangan yang bersih selesai BAB tentunya, sebelum makan juga
deh.
Kok
jadi makin serius ya nulisnya, padahal awalnya HANYA karena saya punya koleksi
foto bakteri E.Coli ketika ditumbuhkan pada media yang memang spesifik bisa
membuat bakteri ini tumbuh. Singkat cerita, foto-foto bakteri yang saya publish
dalam postingan ini merupakan hasil ‘keisengan’ saya ketika ‘menemukan’ sample
yang positif mengandung E.Coli. Matrik yang saya ‘goreskan’ dalam huruf-huruf
dalam di petridish berisi agar media
tersebut sengaja diambil dari tahap awal analisa E.Coli sehingga bisa diperoleh
species E.Coli dan Coliform agar mendapatkan dua warna penampakan Bakteri.
Untuk Coliform akan memberikan penampakan warna biru sedangkan E.Coli tampil dengan warna merahnya. Tapi sepertinya hasil ‘kreatifitas’ saya kurang maksimal sehingga bentuk hurufnya mblabar deh..... #maaf, bagi yang gak ‘tegaan’ melihat tampilan Mikro[ba] yaaaa....
Noted: Foto bakteri E.Coli ketika ditumbuhkan pada media yang memang spesifik unavailable (kemungkinan karena pergantian template dan stock foto asli raib entah dimana)
Untuk Coliform akan memberikan penampakan warna biru sedangkan E.Coli tampil dengan warna merahnya. Tapi sepertinya hasil ‘kreatifitas’ saya kurang maksimal sehingga bentuk hurufnya mblabar deh..... #maaf, bagi yang gak ‘tegaan’ melihat tampilan Mikro[ba] yaaaa....
Noted: Foto bakteri E.Coli ketika ditumbuhkan pada media yang memang spesifik unavailable (kemungkinan karena pergantian template dan stock foto asli raib entah dimana)