Beberapa hari menjelang acara mudik, seperti biasa barang-barang yang ‘pasif’ saya sortir untuk disertakan dalam pengiriman paket ke rumah. Mengatasi over load barang bawaan mudik, meskipun untuk rute Banyuwangi-Surabaya bukan merupakan rute arus mudik/balik, tapi tetap saja saya harus menghadapi jalur Surabaya-Babat yang ada sistem ‘sortir’ penumpang di Bungrasih. Kalau musim lonjakan penumpang biasanya penumpang jarak jauh yang disuruh masuk duluan. Setelah penuh baru, penumpang untuk Gresik dan Lamongan dipersilahkan masuk dengan resiko siap dan kuat berdiri sampai tempat tujuan. Mudik rutin saat week end saja sering ngalami seperti itu, apalagi saat libur lebaran?
Jadi saya mensiasatinya untuk mengirimkan barang yang terkait dengan lebaran melalui jasa expedisi agar perjalanan pulang tinggal membawa barang yang sifatnya tak bisa dikirimkan [harus dibawa sendiri]. Ini pun masih lumayan deh, satu tas cangklong berisi netbook CS plus satu box oleh-oleh makanan dalam kondisi beku. Apalagi mudik lebaran kali ini sepertinya harus siap jika adik tidak bisa jemput karena beberapa waktu lalu Ibu saya cerita kalau Ramadhan tanggal 29 mau ke Madiun.
Bismillahirrahmaanirrahiim, itu artinya adik saya pun akan berada di Madiun juga. Kalau bisa minta dijemput dari Surabaya sih enak, turun bis di Bungur terus pindah kendaraan dan tidur lagi sampai rumah...hehehehe #kakak yang baik. Sortir barang sudah selesai tinggal mengantar ke tempat ekspedisi besok dan meminjam sebuah tulisan berjudul Doa Imajiner dari sebuah majalah edisi 2009, menarik untuk menjadi bahan bacaan saya pribadi dan semoga saja bagi kita semua.
==========================================Doa yang kupanjatkan ketika aku maih gadis:“ YA Alloh beri aku calon suami yang baik, yang sholih.Beri aku suami yang dapat kujadikan imam dalam keluargaku”Doa yang kupanjatkan ketika selesai menikah:“ Ya Alloh beri aku anak yang sholih dan sholihah, agar mereka dapat mendoakanku ketika nanti aku mati dan menjadi salah satu amalanku yang tidak pernah putus”Doa yang kupanjatkan ketika anak-anakku lahir:” Ya Alloh beri aku kesempatan menyekolahkan mereka di sekolah islami yang baik meskipun mahal, beri aku rizki untuk itu ya Alloh”Doa yang kupanjatkan ketika anak-anakku sudah mulai sekolah:“ Ya Alloh...jadikan dia murid yang baik sehingga dia dapat bermoral Islami, agar dia bisa khtam Al Qur’an di usia muda”Doa yang kupanjatkan ketika anak-anakku sudah menginjak remaja:“ Ya Alloh jadikan anakku bukan pengikut arus modernisasi yang mengkhawatirkanku.Ya Alloh aku tidak ingin ia mengumbar auratnya, karena dia ibarat buah yang sedang ranum”Doa yang kupanjatkan ketika anak-anakku menjadi dewasa:“ Ya Alloh entengkan jodohnya, berilah jodoh yang sholeh pada mereka, yang bibit, bebet, bobotnya baik dan sesuai setara dengan keluarga kami”Doa yang kupanjatkan ketika anakku menikha:“ Ya Alloh jangan kau putuskan tali dan anak ini, aku takut kehilangan perhatiannya dan takut kehilangan dia karena dia akan ikut suaminya”Doa yang kupanjatkan ketika anakku akan melahirkan:” Ya Alloh mudah-mudahan cucuku lahir dengan selamat.Aku ingin nama pemberianku pada cucuku, karen akau ingin memanjangkan teritoria wibawaku sebagai ibu dari ibunya cucuku”
Ketika kupanjatkan doa-doa itu aku membayangkan Allah Taála tersenyum dan berkata.....
“ Engkau ingin suami yang baik dan sholih, sudalah engkau sendiri sholihah?Engkau ingin suamimu jadi imam, akankah engkau jadi makmum yang baik?”“ Engkau ingin anak yang sholihah, sdahlah itu ada padamu dan pada suamimu. Jangan egois begitu...masak engkau ingin anak yang sholihah hanya karena engkau ingin mereka mendoakanmu.....tentu mereka menjadi sholihah utama karena-KU, karena aturan yang mereka ikuti haruslah aturan-KU”“Engkau ingin menyekolahkan anakmu di sekolah Islam, karena apa....?Prestige?.....atau...mode?.....atau engkau tidak mau direpotkan dengan mendidik Islam padanya? Engkau juga harus belajar, engkau juga harus bermoral Islami, engkau juga harus membaca AL Qur’an dan beruasaha mengkhatamnya”“Bagaimana engkau dapat menahan anakmu tidak menebarkan pesonanya dengan mengumbar aurat, kalau engkau sebagai ibunya jengah untuk menutup aurat?Sementara engkau tahu AKU wajibkan itu untuk kehormatan dan keselamatan umat-KU”“Engkau bicara bibit, bebet, bobot untuk calon menantumu seolah engkau tidak percaya ayat 3 & 26 surat An Nur dalam Al Qur’an-KU. Percayalah kalau anakmu adalah anak yang sholihah maka yang sepadanlah yang dia akan dapatkan”“Engkau hanya mengandung, melahirkan dan menyusui anakmu. AKU yang memiliki dia saja, AKU bebaskan dia dengan kehendaknya. AKU tetap mencintainya, meskipun dia berpaling dari-KU, bahkan ketika dia melupakan-KU, AKU tetap mencintainya.....”“Anakmu adalah amanahmu, cucumu adalah amanah dari anakmu, berilah kebebasan untuk melepaskan busur anak panahnya sendiri yang menjadi amanahnya”
Lantas....aku malu...dengan imajinasi do’aku sendiri...
Aku malu akan tuntutanku kepadaNYA....
Maafkan aku ya Alloh....
==========================================
Rangkaian kalimat yang mengalir indah dalam Doa Imajiner yang sarat makna tersebut merupakan tulisan RATIH SANGGARWATI.