Ketika mengalami kegagalan, seringkali kita (termasuk saya) menyalahkan orang lain dan keadaan lingkungan, mengeluh dan bersembunyi dalam tumpukan alasan dan excusing. Kita berharap simpatik dan pemakluman atas tindakan/situasi kita
We never can turn back to the past, though we tremendously wish it….tapi masih ada hari ini dan esok, masih ada kesempatan to cure what we did “wrong” at the past.
Masa lalu memang tidak bisa kita ulang, dan benar pula yang lalu biarlah berlalu tapi TAK BERARTI nothing we can do anymore…..Kalau ada yang masih bisa diperjuangkan dan bisa redesign (CLBK, rujuk, ishlah…etc) selama hambatannya tidak bersifat substansial or closed variable, jika sandungannya masih sebuah variable terbuka a,b,c….yang bisa di adjust and achieve, why not we take the chances?
I prefer to say: there is so many options we can choose for all the things are running out of expectation at the old chapter because we still have chance to create (fixed) it again by redesign, agar menjadi jauh lebih baik di hari ini dan selajutnya.
Karena semua kejadian ada keterkaitannya….kemarin, hari dan esok adalah satu mata rantai hidup yang tak bisa kita cut off secara partial. Diluar konteks Allah penentu segala, maka kitalah sebagai pelaku, penentu hasil, dan actor dari setiap perubahan dan hasil yang kita terima.
Then, let’s talk about love (ngutip judul lagunya Celine Dion neh)… Kalau tidak ada lagi yang bisa diperjuangkan or closed variable, manakala hubungan (asmara) berakhir tak seindah kisah pretty women atau nothing hill, betapapun di kemas dengan penuh nuansa romantis ataupun merupakan hasil kesepakatan bersama untuk memilih jalan hidup sendiri-sendiri bersepakat berakhir (nah apalagi yang tiba-tiba gone with the wind atau replacement saat jalinan masih berlangsung tuh?).
Basically, tak ada orang yang ingin berada dalam situasi demikian. Sebaik apapun proses PHK (putus hubungan kasih) tentu akan meninggalkan jejak luka, gores kecewa, gurat sedih, feeling blue dst, terutama buat pihak yang ditinggalkan
So be ready to face it, don’t hesitate to ‘enjoy’ it…
Gak apa-apa kok untuk menangis atau berteriak. It’s really normal ketika sedang sakit hati dan amat wajar untuk menangis dan mengeluarkan kesedihan dari dalam hati. Saat itu, mungkin merasa sangat buruk, namun saat selesai menangis, semua akan terasa jauh lebih baik. Just try it…
After that, think it deeply. Selalu ada satu alasan terbaik mengapa perpisahan harus terjadi. Yang terpenting adalah jujur pada diri sendiri bahwa hubungan itu memang harus berakhir cepat atau lambat. Merenung juga akan menghindarkan kita dari mengulangi kesalahan yang sama.
Jangan ingat-ingat lagi hal romantis atau berusaha berpikir ulang tentang keputusan untuk berpisah. Karena akan membuat kehilangan alasan yg sebenarnya mengapa perpisahan harus terjadi. Yang dibutuhkan adalah menerima situasi yang ada dan berusaha untuk melangkah ke masa depan.
Beberapa point yang bisa di review dan dilakukan agar bisa lebih cepat healing serta MOVE ON antara lain:
- Walaupun hubungan berakhir dengan baik, namun menciptakan jarak antara dua orang yang baru berpisah sangatlah diperlukan sampai bisa reconnect dalam setting yang really friendship. Bila tak dapat dihindari untuk melakukan kontak dengan mantan, maka lakukan hal ini seminimal mungkin.
- Menghadapi rasa sakit dengan cara sewajarnya. Selalu ingat bahwa semua orang tak lepas dari kesalahan. Adalah normal untuk melalui tahap ‘denial’ saat bersedih, namun menyadari bahwa diri kita adalah bagian dari perpisahan itu sendiri adalah salah satu proses penyembuhan diri dalam sebuah perpisahan. Lalui tahap kebencian dan kemarahan. Besarnya kemarahan adalah indikator seberapa buruknya efek perpisahan tersebut. Mungkin kita marah pada diri sendiri atau pada mantan yang telah menyia-nyiakan waktuselama ini. Apapun itu, lalui semua itu dengan cepat. Membenamkan diri dalam rasa benci hanyalah membuang-buang energy dan bikin semua aktifitas kacau balau.
- Menulis perasaan sejujur mungkin bisa membantu melalui semuanya dan tak perlu mencoba mengedit tulisan tersebut ( kan bukan mau di posting di blog tho…). Apapun yang ditulis adalah perasaan kita yang sebenarnya. Kita akan belajar menghadapi kesedihan dan pelajaran hidup yang bisa di ambil. Ingatlah bahwa hubungan yang buruk adalah hal penting yang harus di lalui dalam hidup dan akan menentukan siapa diri kita selanjutnya.
- Buat daftar mengapa mantan bukanlah orang yang tepat. Jangan dulu memaafkannya saat membuat daftar ini. Bersikap kejam dan jujur sangat penting agar jadi momentum pengingat saat mulai berusaha kembali padanya (be a friend). Menulis daftar sejelas mungkin beserta rincian kejadiannya dan apa yang kita rasakan saat itu. Jika suatu saat berada pada fase merindukan mantan, READ AGAIN THIS LIST !.
- Perpisahan adalah awal bab baru dari hidup, jadi dunia belum kiamat kan? Gula masih berasa manis dan kopi meski pahit tetap di sukai banyak orang tuh.. Singkirkan semua hal yang membangkitkan kenangan, ambil kardus dan kemas apa saja yang dapat mengingatkan memori tentang mantan (sadiiiss…MODE ON). Tak perlu membuangnya, namun harus menjauhkannya dari pandangan mata sementara dalam tahap penyembuhan.
- Temukan kesenangan pada hal lain dalam hidup, spending time bersama orang-orang yang kita sayangi, baca buku yang bagus dan teruslah ingat bahwa hubungan yang end up hanyalah satu bagian dari hidup. Nikmatilah (sementara) saat menjadi single lagi… Olahraga dapat meningkatkan mood dan mengalihkan depresi, juga merupakan cara yang hebat untuk menyibukkan diri dan berhenti memikirkan mantan. Jogging, nge-gym atau bersepeda bersama teman-teman dan bayangkan setiap langkah adalah selangkah maju dalam menghilangkan kesedihan dan kemarahan.
Keep in optimistic and Re-engineering cara berpikir dan sikap kita, maka perasaan akan segera membaik unutk kemudian menyadari bahwa kita telah bebas dan siap untuk menjalani hidupmu di atas kaki sendiri.
~~~ take a breath of fresh air~~~