Proses Vaksinasi Covid-19 Dan Herd Immunity

Proses  Vaksin Covid-19 dan Herd ImmunityProses  Vaksinasi Covid-19  dan Waspadai Efek Bawaan vaksin menjadi bahasan yang viral beberapa waktu belakangan ini.  Pemberian vaksin covid dianggap sebagai salah satu cara yang cukup efektif untuk menekan penyebaran virus corona, yakni terbentuknya Herd Immunity atau kekebalan kelompok.

VAKSINASI COVID-19 Dan HERD IMMUNITY  

Seperti kita ketahui bahwa Vaksinasi merupakan (salah satu) cara sederhana yang aman dan efektif untuk melindungi orang dari ketularan penyakit berbahaya. Secara garis besar, system kerja vaksin akan merangsang pembentukan kekebalan (antibody) tubuh secara spesifik terhadap bakteri/virus penyebab penyakit menular  tertentu. 

Sehingga Bismillahirrahmaanirrahiim orang yang sudah divaksin jika terpapar suatu jenis penyakit  orang tersebut  sudah memiliki “benteng” yang akan bisa melindungi  dari penularan maupun sakit berat (lainnya) akibat penyakit menular tersebut. Bisa dikatakan jika pemberian vaksin memiliki peran untuk melengkapi sistem daya tahan tubuh agar lebih prima dan tahan terhadap berbagai jenis penyakit.


Herd Immunity juga dikenal sebagai 'kekebalan populasi', adalah perlindungan tidak langsung dari penyakit menular yang terjadi ketika suatu populasi memiliki kekebalan,  baik melalui vaksinasi atau kekebalan yang dikembangkan melalui infeksi sebelumnya. 

Dengan dilakukannya vaksin COVID-19 ini sebagai upaya nyata yang berfungsi untuk mendorong pembentukan kekebalan tubuh secara spesifik terhadap  penyakit COVID-19 agar terhindar dari tertular atau kemungkinan sakit berat akibat terpapar virus corona. Untuk terbentuknya herd immunity, Vaksinasi Covid-19 di Indonesia menargetkan setidaknya 60% penduduk Indonesia secara bertahap akan mendapatkan vaksin COVID-19 agar mencapai kekebalan kelompok (herd immunity).

Satu tahun sejak terjadinya Pandemi covid-19, Alhamdulillah vaksin covid akhirnya dinyatakan aman untuk diberikan secara massal. Aman dalam pengertian (diharapkan) bisa menjadi cara yang efektif untuk menekan kemasifan penularan virus corona pada manusia. Terlepas dari berbagai isu yang beredar berkaitan dengan pelaksanaan vaksin covid tersebut, Alhamdulillah Bulan Maret lalu saya sudah mengikuti vaksin covid-19 secara lengkap dan so far tidak mengalami efek sampaing atau kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI) yang serius.

TAHAPAN VAKSINASI COVID-19 

Iya sih, sejujurnya saya dan teman-teman juga sempat rasan-rasan “ jika bisa memilih, pengennya ya gak usah ikut vaksin saja. Kan yang namanya herd immunity adalah kekebalan kelompok, jika mayoritas masyarakat sudah vaksin, artinya ada sekelompok kecil yang tidak vaksin. Bolehlah kami termasuk yang gak ikut divaksin…” kurang lebih seperti itu kegalauan yang kami alami, efek dari pemberitaan tentang vaksin yang kami baca.

Tapi kami termasuk kelompok yang “wajib” vaksin, dan giliran vaksinasinya ikut dalam kloter pelaksanaan secara massal Vaksinasi COVID-19 Tahap 2 untuk ASN di tingkat Kabupaten yang dilaksanakan di SCH lantai 3 mulai tanggal 8 s.d 10 Maret 2021.

Then, kami pun memantapkan hati dan sumeleh ikut vaksin. Agar kami tidak menjadi sebab orang lain terpapar virus corona, untuk keluarga dan tentunya untuk kebaikan kami sendiri, Bismillah kami ikut vaksin dengan tekad bulat serta membangun rasa optimis semoga vaksin menjadi salah satu ikhtiar yang membawa kemaslahatan (berusaha menetralkan rasa nano-nano yang masih sesekali berseliweran di pikiran ).

Melalui tulisan ini, saya ingin berbagi (sedikit) pengalaman vaksin yang saya jalani dan semoga cerita saya ini bisa mengurangi keraguan ataupun ketakutan terhadap vaksin covid tersebut.

PERSIAPAN SEBELUM VAKSINASI COVID-19 

Rabu, 10 Maret 2021. Jadwal vaksin pertama pun tiba. Dari informasi pelaksanaan vaksin yang sudah berjalan 2 hari di salah satu mall di  Sleman maka berikut ini persiapan yang perlu diperhatikan sebelum pelaksanaan vaksinasi covid-19 agar  berjalan lancar dan sukses:
  • Istirahat yang cukup agar stamina kita prima saat dilakukan vaksin Covid-19, terutama tensi darah normal, yaitu  90/60 mmHg sampai dengan 180/120mmHg.
  • Sebelum berangkat wajib sarapan, karena vaksin adalah memasukkan “virus” ke dalam tubuh, maka sebaik mungkin kita harus mengkondisikan tubuh kita siap untuk menyambut kehadiran makhluk mikroorganisme yang dimasukkan melalui suntikan vaksin.
  • Membawa Kartu identitas atau KTP dan bukti pendaftaran online (jika sudah terdaftar).
  • Membawa minuman dan cemilan. Ini sifatnya conditional, menyesuaikan dengan sikon masing-masing pelaksanaan vaksin. Karena proses vaksin yang saya alami merupakan kegiatan vaksin yang semi massal, dengan sasaran vaksin sebanyak 3.000 peserta. That’s why saya dan teman-teman bersemangat berangkat pagi agar mendapat urutan vaksin di awal-awal karena tahapan total vaksin (tanpa antrian) membutuhkan waktu hampir 1 satu jam.
TAHAPAN UTAMA VAKSINASI COVID-19 Di SLEMAN

TAHAPAN UTAMA (inti) pelaksanaan vaksin covid ini adalah melalui 4 meja yang telah disiapkan dimulai dari meja 1 berupa pendaftaran dan verifikasi data, meja 2 untuk skrining kesehatan, meja 3 merupakan tahap pemberian vaksinasi, dan meja 4 sebagai observasi 30 menit paska vaksin dan pencatatan jika ada kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI).

Namun sebelum sampai pada tahapan utama yang melalui 4 meja tersebut, ada beberapa proses yang harus dilalui. Agar lebih jelas berikut ini kronologi lengkap vaksinasi covid-19 yang kami lakukan beberapa waktu lalu. 

TAHAP PRA-VAKSIN COVID-19 

  1. Tahap Pra-vaksin, pada tahap ini merupakan tahap paling awal. Untuk vaksinasi covid-19 di Sleman diawali dengan mendaftar secara online melalui website di http://daftarvaksin.slemankab.go.id/. Bukti pendaftaran di capture (screen shoot) untuk ditunjukkan pada saat proses vaksinasi.
  2. Datang ke lokasi vaksin yang telah ditentukan sesuai jadwal. Kebetulan pelaksanaan vaksin untuk ASN di lingkungan Pemkab Sleman dilakukan secara terpusat di SCH dan dilaksanakan secara bertahap selama 4 hari.
  3. Karena peserta vaksin lumayan banyak, sehingga diberlakukan system antrian yang tetap menerapkan protocol kesehatan CITA MAS JAJAR = cuci tangan, pakai masker dan jaga jarak aman. Nah, setelah tiba giliran saya, tahap awal disini adalah verifikasi pendaftaran online. Jadi dilakukan pendataan ulang, dimana kita diminta menunjukkan bukti pendaftaran yang dilakukan secara online dan KTP. Kemudian kita diberi Kartu Imunisasi COVID-19 yang wajib disimpan dengan baik karena akan digunakan untuk pelaksanaan vaksin tahap kedua. Hasil check suhu tubuh dan tensi dicantumkan pada kartu vaksin covid-19 ini.

  4. Tahapan persiapan selanjutnya adalah check tubuh dan tensi darah. Pada tahap ini saya sebut sebagai critical control point yang pertama. Suhu tubuh tidak boleh lebih dari 37,5 derajat Celcius dan tensi darah berada di range 90/60 mmHg sampai dengan 180/120mmHg. Apabila kedua parameter ini normal, bisa langsung menuju meja 1 untuk pendaftaran (ulang) dan verifikasi data. TAPI JIKA TENSI DARAH masih melebihi batas ambang yang diijinkan, kita akan diberi waktu (jeda) 30an menit untuk dilakukan check ulang. Jika hasil check ulang tensi masih belum normal, maka vaksin ditunda/ dijadwal ulang dan bisa langsung datang ke faskes terdekat.
    Tahap Pra Vaksin: Cek Suhu Tubuh dan Tensi Darah
Sedikit sharing,  sebenarnya saya nyaris "tereliminasi"  pada sesi pemeriksaan tensi darah karena hasil pengukuran tensi menunjukkan angka 174/109 mmHg. Tidak hanya petugas medis yang kaget, saya lebih shock lagi. Secara saya yang "semuda" ini tensi kok ya setinggi itu ? Al hasil, saya diminta untuk istirahat dulu hingga 30an menit. Alhamdulillah, saat pemeriksaan kedua tensi saya agak membaik yaitu 165/109 mmHg ( untuk ukuran saya, hasil tensi tersebut masih berada di level "tinggi"). Saya dikasih pilihan, berani lanjut vaksin saat itu juga atau mau opsi re-schedhule ? Dengan menarik nafas dalam dan mengucap Bismillah " saya vaksin sekarang saja. InsyaAllah saya akan baik-baik saja " 

Some how, this moment menjadi "alarm" kalau saya harus mulai straight menerapkan treatment untuk mengontrol batas aman tensi darah. Selain untuk persiapan vaksin tahap kedua, tentunya demi kebaikan dan kesehatan jangka panjang.

TAHAPAN ( INTI ) VAKSINASI COVID-19 

Setelah kami sukses melalui tahapan pra-vaksin, maka proses selanjutnya adalah tahap inti pelaksanaan vaksin covid-19, yaitu menuju empat (4) meja yang sudah tersedia secara berurutan.

MEJA 1 
Pendaftaran (ulang) dan verifikasi data. Pada tahapan di meja 1 ini terbilang cukup singkat, hanya konfirmasi data diri saja untuk diinput ke data base.

MEJA 2 

SKRINING KESEHATAN Pada sesi wawancara ini, petugas medis akan memberikan sederet pertanyaan yang sangat detail dan kita perlu dan wajib menjawab dengan sejujujurnya. Lamanya waktu pada tahap ini ditentukan oleh kondisi kesehatan masing-masing peserta. That’s why saya sebut sebagai critical control point kedua. Karena akan berakibat tidak baik jika kita tidak memberikan jawaban yang actual sesuai kondisi kesehatan diri kita. 

Beberapa contoh pertanyaannya antara lain: apakah pernah dinyatakan poisitif covid? Sedang hamil/menyusui (untuk perempuan tentunya) ? Apakah pernah kontak dengan orang yang positif covid, kapan terakhir kali kontaknya ? Apakah punya riwayat penyakit jantung dan diabetes ? Apakah memiliki riwayat autoimun ? dan sederet pertanyaan lainnya terkait status kesehatan kita.

Tahapan Vaksinasi Covid-19 di Meja 1 dan Meja 2

FYI, beberapa teman saya akhirnya belum bisa mengikuti vaksin dan harus re-schedhule memiliki jangka waktu dinyatakan negative covid belum sampai 2 minggu. Ada juga karena sedang program hamil, pasca menjalani operasi jantung (harus meminta rekomendasi dari dokter yang menangani operasinya). Bagi yang memiliki kormobid tidak terkontrol dan ibu hamil, harus meminta rekomendasi dari dokter yang menanganinya.

MEJA 3
Pemberian vaksiniasi covid-19. Pada tahap ini termasuk cepat ( selain waktu antri), waktu yang dibutuhkan gak sampai 5 menit. Suntikan vaksin dilakukan pada bahu kiri, bagi yang berhijab disediakan bilik tertutup untuk pelaksanaan vaksin.

MEJA 4
Observasi pasca vaksin dan pencatatan. Setelah selesai vaksin, kita melapor ke meja ketiga dan disuruh menunggu hingga 30 menit untuk melihat apakah ada kejadian ikutan pasca imunisasi. JIka tidak mengalami reaksi yang tidak wajar, kartu Imunisasi COvid-19 diberikan dan kita diperbolehkan pulang. Noted ya, kartu imunisasinya harus disimpan dengan baik karena wajib dibawa saat vaksin tahap kedua. 

Tahapan Vaksinasi Covid-19 di Meja 3 dan Meja 4

Tiap orang mengalami efek yang berbeda, selain rasa clekit pada bekas suntikan. Ada yang merasa mual, pusing, ngantuk. So far, dari peserta yang mengikuti vaksin kemarin Alhamdulillah tidak ada yang mengalami KIPI serius.

Untuk Tahapan Penentu Vaksin Covic-19 ini bisa dibaca Tahap Pelaksanaan Vasin COvid-19

Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi ( KIPI )

KIPI atau kejadian ikutan pasca imunisasi adalah serangkaian gejala yang muncul setelah imunisasi.
Kejadian Ikutan Paska Imunisasi (KIPI) adalah setiap kejadian yang tidak diinginkan, terjadi setelah pemberian imunisasi, dan belum tentu memiliki hubungan dengan vaksin.
Saya sendiri mengalami efek pusing dan pada hari kedua langsung periksa ke RSA, demi berjaga-jaga kalau-kalau rasa pusing yang saya alami merupakan bagian dari KIPI. Oia, selain merasakan pusing juga ada rasa sedikit nyeri di dada sebelah kiri. Karena itulah saya bergegas ke RSA di hari kedua dan Alhamdulillah hasil EKGnya baik-baik saja. Sedangkan pasca vaksin kedua, efek yang saya alami kaki saya bengkak hingga dua hari. Tidak serta merta bengkak sih dan hari ketiga bengkaknya hilang.
Some how, saya TIDAK BISA menjustifikasi reaksi yang saya alami ada efek pasca vaksin karena Kejadian Ikutan Paska Imunisasi (KIPI) adalah setiap kejadian yang tidak diinginkan yang terjadi setelah pemberian imunisasi, dan belum tentu memiliki hubungan dengan vaksin.

Apa saja sih yang dikategorikan KIPI dari vaksinasi covid-19 ini?  

Dari brosur yang diberikan oleh petugas medis, tertera apa saja yang mungkin terjadi setelah vaksinasi Covid-19 adalah:

Reakasi Lokal antara lain: Nyeri/bengkak/kemerahan/pendarahan pada tempat penyuntikan, Pembengkakan kelenjar getah bening

Reaksi alergi:
  • Reaksi alergi ringan: biduran, gatal dan kemerahan pada kulit, bengkak pada mata dan bibir.
  • Sycok anaflilaksis yaitu kondisi akibat reaksi yangberat, ditandai dengan tekanan darah turun drastis, biduran dan sesak.
  • Sindrom Steven Johnson: reaksi alergi berat yang ditandaidengan ruam hingga melepuh pada kulit di seluruh tubuh
Reaksi sistemik meliputi demam, nyeri otot seluruh tubuh (mialgia), pusing / diare / muntah, peningkatan nafsu makan, pingsan.

KIPI atau Kejadian ikutan pasca Imunisasi Vaksin Covid-19

Alhamdulillah vaksin tahap 1 dan 2 sudah selesai, serta sudah mendapatkan dua (2) sertifikat vaksinasi covid-19, masing-masing untuk tahap 1 dan 2. Sertifikat Vaksin Covid-19 tersebut langsung saya peroleh dalam bentuk soft copy yang dikirimkan melalui email dan WA.

Saat ini target vaksinasi covid-19 di Sleman masih untuk usia lansia, semoga dalam waktu dekat vaksin untuk umum segera tersedia karena dua anak kami sebentar lagi menjalani kuliah secara tatap muka. Terutama anak yang nomer dua, kuliahnya di Malang. Berasa harus banget segera bisa dapat vaksin covid-19 ini. 

TETAP Menerapkan protokol kesehatan dan jaga imunitas tubuh PASCA VAKSINASI 1 dan 2

Nah lhoh? kenapa cobak kok tetap harus berhati-hati meskipun sudah mendapatkan vaksin covid-19 secara lengkap? 

Jadi Vaksin itu istilah nya kayak bangun tembok melawan banjir, sepetak-petak jadi nya bukan kayak sulap sihir langsung di suntik kebal. Apalagi saat ini, cakupan vaksinasi belum luas, herd immunity belum terbentuk dan potensi penularan masih tinggi. Tidak ada pandemi covid-19 saja kita tetap harus jaga kesehatan, apalagi saat pandemi masih belum sirna kan ya?

Maka kita tetap harus perduli, mematuhi dan menjalankan prokes meskipun sudah menerima vaksin tahap 1 dan 2. Beberapa hal ini penting untuk dipahami dan pedomani MESKI SUDAH VAKSIN TAHAP 1 dan TAHAP 2, untuk menjadi perhatian bersama. Berikut ini sharing telaah medis yang saya peroleh dari WAG wali mahasiswa rangkumannya:

Pasca VAKSIN 1 
Sangat disarankan agar tidak banyak aktifitasnya yang berat-berat setelah mendapatkan vaksin covid yang pertama, lebih banyak istirahat dan jangan pergi kemana-mana dulu karena pasca vaksin pertama justru lebih gampang terinfeksi virus, imunitas tubuh belum terbentuk sempurna. Setelah Vaksin 1 masih harus menunggu 14 - 28 hari untuk vaksin ke-2. Kenapa ? Karena vaksin 1 harus bereaksi dulu dengan tubuh dan mulai membangun sistem kekebalan.

PASCA VAKSIN Tahap 2:
Pasca vaksin kedua ini, kita juga wajib berhati-hati, TETAP BERBAHAYA TERJANGKIT karena kekebalan anti Covid nya belum siap. Antibodi terbentuk sempurna 2 minggu setelah vaksin ke 2. ( Gak kayak sulap langsung adacadabra…cring-cring…) Setidaknya 21 hari kemudian.

Vaksin ke 2, namanya tahap ke dua jadi ya pembangunan sistem imunitas anti Covid dan sistem ini juga perlu waktu untuk tumbuh dan berkembang serta menjalin kekebalan dengan antigen yang disuntikan dalam vaksin tahap 1, ini akan membutuhkan waktu kira-kira 14 - 21 hari baru dan tubuh kita BARU ada imunitas covid aktif.
Dalam masa sebelum 14 hari pasca suntikan ke 2, kalau kita dekat-dekat dengan  orang yang  positif Covid ? TETAP BERBAHAYA TERJANGKIT, kekebalan anti Covid belum siap (belum terbentuk sempurna). Jadi itung-itunganya dari vaksin 1 ke vaksin 2 sampai kekebalan terbentuk  harus menunggu sekitar 2 bulan BARU 85% - 92% kebal Covid.
MUST BE REMEMBER, Imunitas terhadap covid BUKAN 100%, artinya TIDAK OTOMATIS JADI SUPERHERO yang Supersakti gak mempan oleh serangan virus corona.

At least but not the last,
Sekalian ijinkan saya titip pesan ya. Tolong jangan lagi jumawa kalau setelah divaksin kita pasti kebal terhadap COVID-19 ya? Memang terdapat hubungan mutual antara proses vaksin Covid-19 dan Herd Immunity, namun tetap back to the basic tentang vaksin bahwa vaksinasi covid-19 tidak 100% membuat kita kebal dari covid-19, TAPI mengurangi dampak yang ditimbulkan jika kita tertular covid-19. Jadi meskipun sudah divaksin tetap harus menerapkan prokes, tetap jaga kesehatan dan daya tahan tubuh

Ririe Khayan

Assalamulaikum. Hi I am Ririe Khayan a Lifestyle Blogger and live in Jogya. I’m the Author Of Kidung Kinanthi, a Personal Blog about my random thought, parenting, traveling, lifestyle, & other activity as well as Personal & Working Mom Story. Kindly feel free to contact me at: ririekhayan(at)gmail(dot)com

2 comments:

Leave a comment or just be silent reader, still thank you so much.
Terima kasih telah singgah di Kidung Kinanthi.
Mohon maaf, atas ketidaknyamanan MODERASI Komentar.

Maaf ya, komentar yang terindikasi SPAM atau mengandung link hidup tidak akan dipublikasikan.

So, be wise and stay friendly.