Membatik adalah serangkain proses yang diawali dengan membuat pola atau hiasan dengan menggunakan pensil, kemudian digoresi malam dengan menggunakan canting, untuk selanjutnya diberikan pewarnaan, dimana bahan pewarna bisa alami maupun buatan.
Kurang lebih dan Bismillahirrahmaanirrahiim definiis ringkas terhadap proses panjang untuk menghasilkan selembar kain batik. Maka fenomena batik printing yang saat ini menjadi isu di ranah dunia perbatikan secara hakekatnya tidak memenuhi kualifikasi untuk dinamakan sebagai kain batik karena prosesnya menggunakan mesin dan lebih condong untuk dikategorikan sebagai hasil industri tekstil yaitu kain bermotif. Itulah sekilas pencerahan yang saya simak dari seorang teman beberapa waktu lalu mengenai NO PRINTING untuk kain batik.
Cara Memegang Canting dan Menggoreskan malam |
Ketika pagi-pagi mendapatkan semacam notif/ucapan “ Selamat Hari Batik Nasional….” dari aplikasi di HP, baru deh tersadar…olalalala…Tanggal 2 Oktober adalah Hari Batik Nasional tho?. Dudul kan dirikuh? Sudah sekian tahun rutin mengenakan baju batik tiap tanggal 2 tapi gak nyadar-nyadar jika pengkondisian tersebut berkaitan dengan penetapan tanggal 2 Oktober sebagai Hari Batik Nasional Indonesia.
Pemilihan Hari Batik Nasional tersebut untuk memperingati ditetapkannya BATIK sebagai Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Non bendawi (Masterpieces of the Oral and Intangible Heritage of Humanity) yang berdasarkan keputusan UNESCO pada 2 Oktober 2009.
Aji mumpung bertepatan dengan momentum Hari Batik Nasional, ngeshare oleh-oleh saat mengikuti workshop sehari membuat batik tulis. Kali ini tentang [Mengenal] Peralatan Membatik, walaupun secara de facto saya mulai mengenal ala-alat membatik sejak alih bidang pekerjaan di Perindustrian yang setiap tahunnya menggelar hajatan pelatihan membatik, baik di tingkat pemula maupun lanjutan.
Kompor dan Wajan Membatik |
Canting |
Berikut ini alat-alat (utama) yang diperlukan dalam membuat batik yaitu:
- Kompor dan wajan Membatik, yang digunakan untuk memanaskan/melelehkan malam. Untuk ukuran wajan biasanya berukuran kecil, sedangkan spesifikasi kompor batik adalah tegangan 220 V, daya 300 W, dilengkapi kabel dan steker, bahan dari keramik.
- Kompor gas besar+selang+Reg+tabung gas yang digunakan satu paket dengan Loyang Batik adalah tempat untuk mencairkan malam, kemudian cap diletakan di loyang (agar malam menempel di cap) selanjutnya cap batik di tempelkan pada kain mori yang akan di batik sesuai motif capnya. Bahan Aluminium, diameter 40 cm, dilengkapi dengan Sarangan Tembaga+ Planggrangan besi + Kompor gas 1 tungku dudukan.
- Gawangan atau jagrak yang digunakan untuk membentangkan kain, baik saat mencanting maupun proses meniriskan air, mewarnai dan juga untuk menjemur kain. Gawangan berbentuk kotak memanjang dan berkaki yang terbuat dari kayu. Model gawangan ini bisa dibuat sesuai kreatifitas kok, bisa semacam jemuran baju yang portable.
- Gawangan atau jagrak yang digunakan untuk membentangkan kain, baik saat mencanting maupun proses meniriskan air, mewarnai dan juga untuk menjemur kain. Gawangan berbentuk kotak memanjang dan berkaki yang terbuat dari kayu. Model gawangan ini bisa dibuat sesuai kreatifitas kok, bisa semacam jemuran baju yang portable.
- Bak Celup atau Lerekan / Kerekan yang berbentuk seperti kapal dengan ukuran cekung celupan (P x L x T) = 125cm x 40cm x 20 cm yang terbuat dari bahan fiber dilengkapi penampang peniris dan saluran kuras, disangga dengan empat kaki (besi) dengan tinggi 85 cm. Bak Celup ini digunakan saat roses nglorod dengan air panas. Bak Celup merupakan alat membatik yang paling mahal dibandingkan yang lainnya yaitu sekitar 1,5 juta rupiah.
- Canting yaitu alat untuk menggoreskan malam atau lilin pada kain alat yang terbuat dari logam dan diberi tangkai bahan kayu (bahan yang bersifat inhibitor). 1 set canting batik biasanya berisi 3 buah dengan kisaran harga 15 ribu/set
- Panci untuk melorot kain setelah proses membatik selesai. Sebaiknya panci yang digunakan untuk melorot menggunakan panci tersendiri. Hal ini karena lilin yang telah lepas dari kain akan menempel pada panci.
- Papan berbentuk empat persegi panjang dengan ukuran panjang 100 cm, lebar 50 cm, tebal 3 cm untuk landasan dalam pengemplongan ( dilakukan dengan maksud agar kain tidak terlalu kaku atau lemas. Kain yang akan dikemplong, digulung dan dilipat, kemudian diratakan dengan cara dipukul-pukul dengan menggunakan martil atau pemukul lain).
- Cap Batik batik yang terbuat dari bahan tembaga dengan ukuran 18 cm x 18 cm yang digunakan untuk mmebuat pola/desain pada batik cap atau semi tulis (kombinasi antara cap dan tulis). Dengan menggunakan pola atau hiasan pada logam di “stempel” kan pada kain akan digoreskan malam sesuai model/desain cap yang digunakan.
- Meja kaca atau Meja Cap Batik (berbahan kayu) untuk membuat pola pada kertas kalkir ataupun untuk memindahkan pola pada kain dengan ukuran Bahan kayu ( P x L x T) = 120cm x 80cm x 90 cm
- Timbangan digital untuk menimbang pewarna, sehingga disarankan jenis timbangan yang digunakan adalah timbangan dengan skala unit gram
- Ember atau baskom berfungsi untuk mencampur pewarna.
- Pensil berfungsi untuk memmindahkan dan membuat pola atau hiasan pada kain.
- Sarung tangan karet bahan karet ukuran all size yang digunakan untuk melindungi tangan saat proses pencelupan.
- Kuas lukis untuk pewarnaan pada bagian-bagian tertentu (nyolet).
(Salah satu tahapan) Penggunaan Kuas dan Jagrak |
Selain alat utama di atas, ada beberapa peralatan yang saya kategorikan sebagai alat bantu membatik yang sifatnya komplementer (customize) dan bisa dibuat secara modifikasi yang penting memenuhi asas kegunaannya, antara lain:
- Alat kerok bisa dibuat dari besi pelat yang tipis atau pisau tumpul digunakan untuk mengerok lapisan lilin.
- Ijuk atau jarum pentul untuk menghilangkan sumbatan malam (yang membeku) di ujung canting
- Kursi kecil atau dingklik yang terbuat dari kayu atau bambu atau plastik untuk tempat duduk pembatik.
- Kayu pemukul (ganden) yang bahanya dari kayu yang keras berbentuk silinder atau persegi panjang dilengkapi dengan pasak atau handle, gunanya untuk mengemplong/memukul-mukul kain.
- Sepatu bot untuk melindungi kaki dari luberan/bahan pewarna batik.
- Celemek atau apron untuk melindungi baju/badan pembatik dari tumpahan/tetesan malam panas sewaktu canting ditiup atau bahan pewarna pada waktu membatik.
Tidak terlalu susah kan peralatan yang diperlukan untuk membuat batik? Apalagi, saat ini sudah banyak toko-toko yang menyediakan peralatan membatik. Bela, Beli dan Bangga Batik Nasional....
paling suka ngikuti kelas belajar batik, tapi hanya menikmati jadi pengamat saja mba, untuk mencobanya belum lincah. he,, he,, he,
ReplyDeleteSaya baru sekali ikut praktek memnabtik, seru. Tapi msh bnyk gak mudengnya Pak
Deleteitu artinya aku belum punya baju batik ya sampai sekarang ini.... menyedihkan
ReplyDeleteberrati kudu segera beli baju batik tuh :)
DeleteAku bisa tahu dan kenal alat membatik dari saudarku yang sampai kini masih setia membatik. Canting dan Malam itu yang selalu melekat dalam ingatanku.
ReplyDeleteAsyik juga ya kalau bisa mmebatik, apalagi bikin desain sendiri. Bisa limited edition tuh
Deletemembatik yang menghasilkan batik berkualitas dan merupakan sebuah hasil budaya dan kesenian tentu dibutuhkan peralatan membatik, sebab itu bagi saya perlu mengenal lebih dalam alat apa saja yang dipakai untuk membatik...betuk kan kak?
ReplyDeleteBETUL BETUL BETUL
Deletebtw mbaknya enggak sekalian belajar mbak ?? :D
ReplyDeletesiapa tau bisa buka usaha batik.. Amiinn...
Ikutan belajar, tapi kalau hny sehari...masih blank. Sekedar tahu saja
DeleteKalau untuk yang udah jago mungkin penggunaan celemek sudah tidak perlu lagi ya teh? :)
ReplyDeleteKalau baju yg dipakai sdh merupakan baju khusus utk dipakai membatik, bisa jadi gak perlu pakai celemek/apron. Karena...ketika malam akan ditorehkan pada kain, kemungkinan akan menetes itu msh ada.
Deletepengen nyobain ngebatik :D
ReplyDeleteyukkk belajar membatik
Deletenggak heran kalau harganya mahal ya mbak...lha wong proses membuatnya aja kayak gitu...
ReplyDeleteharus teliti dan hati-hati...
kita memang harus beli batik yang asli bukan yang printing... :)
Iya mbak, kalau yg printing bukan batik namanya. Hehehe
Deletesaya dulu pernah membatik .. tapi cara ngewarnainnya salah .. mencelupnya salah ..warnanya jadi engga rata :D .. tapi pengalaman bagi saya
ReplyDeleteBerarti, sudah bisa membatik? Kereen banget ittu, namanya masih belajar, dr kesalahan akan membuat kita tahu tips dan trik membatik yang yahutt
DeleteBatik memang betul-betul labour of love yaaa.. Penuh cinta buatnyaaa.. Dan aku pun bangga menggunakannya on daily basis..
ReplyDeleteIya mbak, Batik adalah ekpresi cinta dan kesabaran juga, selain perwujudan nilai seni budaya
DeleteBikinnya susah gini, pembeli maunya yang murah aja :(
ReplyDeleteyuppps
Deleteseru banget bisa bikin batik sendiri, mba Rie. telaten pasti penjualnya ya.
ReplyDeletePembatiknya juga super duper telaten. Pekerjaan yang disukai akan ringan utk mengerjakannya kan mbak?
Delete