Hasrat hati dan impian yang penuh tantangan dan sepertinya akan penuuh dengan kejutan yang mempesonakan adalah jelajah Nusantara, apalagi jika bisa kelililin dunia....wuiiihhh it’s really the big dream come a life! Dan Bismillahirrahmaanirrahiim tulisan kali pun tentang edisi ngayal Explorer ke Semarang. Ngakunya suka jalan-jalan, hobi mbolang dan pengen jelajah Nusantara tapi nyatanya Explor destinasi Semarang saya belum pernah! Aneh bin ajaib plus gak seru banget tho? Ya pernah sih kalau hanya sekilas melintas, edisi kala itu pas ke Jakarta by bus via jalur pantura. Ehm, juga pernah nyaris hampir beneran ke Semarang pas edisi sepulang mbolang dari Dieng Plateu beberapa waktu lalu.
Kala itu, Rencana saya dan Mbak Alaika sudah fixed bangets bakal lanjut ke Semarang, sebagai destinasi bonus karena alokasi ke Dieng ternyata berakhir lebih cepat. But, karena satu frase kalimat yang saya sampaikan akhirnya planning jalan-jalan ke Semarang untuk ketemu Jeng Noorma pun gagal total! Padahal kami pun sudah merancang ide untuk Explore maksimal jalan-jalan kalau sudah sampai di Semarang, bila perlu gak perlu tidur ! YA minimal jalan-jalan di kawasan simpang Lima, sebentar ngintip wisata kuliner nasi ayam atau tahu gimbal serta tentunya pengen jugak merasakan lumpia, wingko babat, bandeng presto ala resep semarang poenja tho.
Dan.....the most wanted tempat yang pengen saya kunjungi adalah Lawang Sewu. Beberapa kali mendengar kisah dan cerita dari teman-teman yang sudah jelajah detail Lawang Sewu, membuat saya makin mupeng pengen jugak tuh nyamperin the heritage culture yang penuh cerita mistis #sok berani!. Edisi terbaru, saya denger al kisah tentang Lawang Sewu dari seorang teman kerja yang ada di Surabaya. Pas lagi ketemu di depan Musholla, sedikit bertegur sapa dan ada beberapa orang yang sedang berbincang, endingnya jadi cerita tentang perjalanan beliau barenga keluarga tercintanya ke Lawang Sewu. Sebuah bangunan kuno yang masih berdiri kokoh peninggalan jaman Belanda [dibangun pada tahun 1904] ini awalnya merupakan kantor pusat perusahaan kereta api milik pemerintah Belanda atau Nederlandsch Indishe Spoorweg Naatschappij yang kala itu sedang jadi menjajah negr tercinta ini. Gedung yang terdiri tiga lantai bergaya art deco yang merupakan karya arsitek Belanda Prof Jacob F Klinkhamer dan BJ Queendag. Hufttt, ceritanya detail banget, mulai dari tempat yang dijadikan penjara berdiri, kemudian ruangan untuk eksekusi massal para tawanan, lorong-lorong yang gelap, dan dengan penasaran pun saya tanyak:
“ Beneran ya Pak, jumlah pintunya ada seribu?”
“ Wah, bagian yang itu kok lupa saya gak ngitungin ya? Kayaknya sih gak sampai beneran ada sewu lawang kok. Mungkin saking banyaknya pintu, maka dinamailah Lawang Sewu....gettu kira-kira. Hehehee...kok saya jadi sok narasumber sejarah ya?” Nah, demikian impresifnya cara beliau bercerita tentang perjalanannya jelajah Lawang sewu tersebut, maka makin mupenglah saya untuk kapan-kapan ke sono jugak.
“Lagian yang disebut-sebut Lawang sebenarnya kan Jendela yang ukurannya besar, sehingga terkenal dengan sebutan lawang”
Apalagi lokasi Lawang Sewu yang terletak di sisi timur Tugu Muda Semarang, atau pada sudut jalan Pandanaran dan jalan Pemuda. Tugu Muda yang konon katanya modelnya berbentuk [mirip] lilin dimana pada dindingnya berpahatkan relief cerita perjuangan Peringatan Pertempuran Lima Hari di Semarang. Cobak kalau bisa ke Lawang Sewu, maka sekali jalan dua tujuan wisata tercapai deh: Lawang Sewu plus Tugu Muda.
Daftar destinasi Explorer [impianku] ke Semarang lainya adalah Kota Lama Semarang, lihat langsung Mesjid Agung Jawa Tengah [penasaran untuk melihat perbandingan dengan Mesjid Agung Surabaya], Gereja Blendhuk yang pernah di ekspos oleh Una, terus Stasiun Tawang, Gedung Marabunta.....pengen semuanya saya kunjungi. Pengen menikmati panorama pantai marina dan Maron…..saat mata lepas memandang garis horizontal pertemuan antara laut dan langit di ujung pandangan mata yang merupakan pemandangan yang selalu eksotis menurut saya. Hiyyaa pengen berkunjung ke museum Rekor Jamu jago jugak…..
Saya juga pengen tuh kemping ke Merbabu, boleh dunk saya masukkan Merbabu ke tujuan wisata di Semarang kan secara administratif Merbabu masih berada di wilayah Propinsi Jawa Tengah. Aseli sudah bikin rencana solid buat ngrasain seru dan tantangannya beberapa hari hidup di alam bebas nan sejuk dan di kelilingi aneka pepohonan dan tumbuhan. But, suddenly tuh rencana kami: Saya, Mbak Al dan Miss Una jadi berantakan berkeping-keping karena sang guide yang biasa hidup di hutan kabur ke habitatnya di Kalimantan deh. #si Mas Monyet ngrasa bersalah gak yaaa?.
Whaaa.....kok banyak nian daftar tempat wisata yang pengen saya kunnjungi di Semarang? Kalau saya sebutin satu persatu, bakal pending neh persiapan mudik for My greatest Moment. Udah ah, harus dicukupin sekian dulu...Mugo-mugo klakon iso mlaku-mlaku nang Semarang, one day.....Aamiin:). Live is content about chapters of journey by journey to explore the huge mystery of Life
Reference:
1. Wikipeda