Tantangan tema LBI pekan kedelapan mulai unik, setidaknya ada euforia kompetitifnya. Lha masing-masing peserta di pasang duel dimana masing-masing pasangan diberi tema yang berbeda. Nah Bismillahirrahmaanirrahiim saya kebagian tema MAJALAH INDONESIA. Fact is true, sebenarnya saya tuh belum pernah berlangganan majalah lho? Kalau beli majalah ya random, misalnya saat sebuah majalah menampilkan edisi khusus yang isinya banyak artikel yang long lasting. Dengan sengaja memilih majalah yang bercontent long lasting, tujuannya adalah dijadikan koleksi dan bisa jadi bahan bacaan meski edisinya telah sekian tahun lalu.
Pertama kali saya membaca Majalah Indonesia saat di SD yaiu majalah Kuncup yang ada cerita tetap Nenek Limbak dan si Kuncung. Majalah yang tersedia di perpustakaan sekolah saya jumlahnya tidak banyak dan rata-rata kucel plus lecek. Sedangkan untuk versi Majalah Indonesia yang bukan anak-anak, adalah Anita Cemerlang yang pertama kali saya baca. Kebetulan di pinjami saudara sepupu yang sekolah di Jakarta. Saat itu saya menyadari jika masih “anak-anak” jadi belum waktunya baca majalah yang isinya dominan dengan cerita cinta. Jadinya saya baca majalah tersebut secara sembunyi-sembunyi.
Saat kuliah, Majalah Indonesia yang saya baca jadi lebih beragam karena pinjam teman-teman kost/kuliah yang punya koleksi majalah banyak. Beberapa yang masih saya ingat antara lain Majalah Gadis, Hai, Kartini dan Femina. Di masa kuliah ini pula mulailah saya berkenalan dengan Annida, majalah yang berkategori remaja-dewasa dengan muatan serba religi [Islam]. Eh, tidak hanya pinjam loh, sesekali saya juga mulai suka membeli majalah sendiri tapi edisi SECOND alias bekas dan membelinya di pasar Blauran. Kalau pas perlu ke Blauran cari buku yang harganya terjangkau, saya juga berusaha menyisihkan uang agar bisa beli majalah Anita Cemerlang dan Hello. Untuk jenis Majalah Hello ini, sampai sekarang masih ada yang saya simpan dan sesekali masih saya baca juga. Itung-itung buat belajar Bahasa Inggris.
Majalah Indonesia [cetak] gratisan |
Seiring dengan perkembangan teknologi informasi, majalah pun mengalami transformasi dengan memunculkan versi majalah elektronik. Seiring dengan berkembangnya teknologi internet, tak ayal jika majalah konvensional mengalami penurunan peminatnya. Hal tersebut membuat beberapa majalah konvensional mencoba untuk memanfaatkan internet dengan melakukan proses digitalisasi ke dalam bentuk elektronik dengan harapan dapat tetap hidup dan mempertahankan segmen pasarnya. Berbagai jenis majalah versi elektronik yang bisa di akses 24 jam melalui aneka gadget memberikan banyak pilihan bagi pembaca agar tetap jadi loyal reader. Tak hanya majalah yang sudah establish versi hard copy yang berusaha menciptakan dan memperbaharui sistem aplikasinya agar dapat digunakan pada beragam tipe device elektronik dan gadget: handphone, BlackBerry, android, iPhone, iPad dengan tingkat kecepatannya masing-masing dalam mengakses media digital. Tapi juga bermunculan Majalah Indonesia yang khusus disajikan secara digital yang akrab disebut E-Magazine.
Transformasi Majalah Cetak menuju Elektronik
Perkembangan majalah cetak menjadi Elektronik adalah dampak dari inovasi teknologi yang terus-menerus dengan diikuti oleh faktor persaingan ketat akibat munculnya produk-produk IT yang memiliki fungsi smart device dan meningkatnya demand serta populasi masyarakat yang melek aksara. Awalnya majalah versi elektronik hanya menampilkan artikel dari majalah versi cetak yang dipublish di portal online. Tujuannya agar konsumen tetap berlangganan versi cetak majalah tersebut.
Namun, saat ini majalah elektronik sudah semakin canggih dan berkembang sehingga mampu membuat majalah dengan konten dan karakteristik yang berbeda dari versi majalah cetaknya. Dalam proses selanjutnya, saat ini Majalah elektronik sudah mulai memanfaatkan teknologi untuk me-link-kan dengan berbagai situs SocMed seperti Twitter, Facebook, dan koneksitas terkait lainnya, dengan cara membuat account dari sosial media yang diintegrasikan dengan web majalah tersebut. Dengan linkage seperti ini, bisa mengakomodasi sebagai media interactive antara publisher dengan pembaca, juga antara pembaca dengan pembaca lainnya.
Demi memberikan kenyamanan bagi para pembacanya, majalah elektonik juga dilengkapi dengan layanan chat room, kolom komentar, email dan menu untuk berlangganan setiap kali ada new news yang di publish.
Saat ini sudah banyak Majalah Indonesia versi elektronik yang berbasis di Indonesia, dan beberapa yang saya ikuti jadi membernya adalah yang gratisan, antara lain: Majalah Ayahbunda, Majalah Cita Cinta , Majalah Detik, Majalah Parenting dan beberapa lainnya.
Kalau Anda, lebih suka majalah cetak atau elektronik? Atau versi keduanya?
Reference: Wikipedia