Heritage Culture atau Peninggalan sejarah di se-antero
bumi Nusantara sangat buanyak, mulai peninggalan sejarah dari kerajaan Kutai sampai
kerajaan terbesar Majapahit, mulai bentuk situs, candi, pura, prasasti, dll. Tapi
Bismillahirrahmaanirrahiim kalau ditanya peninggalan sejarah yang ada di kota saya
yaitu Lamongan? Kalau saya sebutin WBL, kelihatan kalau saya asal-asalan
njawabnya. Lha wong Wisata Bahari Lamongan itu kan area wisata berbasis marine yang usianya belum genap dua
windu. Terus jika saya pilih Gunung Pegat, itu kan gunung kapur yang awal
muasal terbentuknya karena proses alam. Jawaban yang tak kalah konyolnya adalah
jika saya milih Waduk Gondang sebagai Heritage Culture....aseli jawaban ini pun
ngawur pollll, Waduk Gondang kan diresmikan pada era Orde Baru oleh Presiden
Soeharto.
Sebenarnya [ternyata] Heritage Culture di Lamongan itu banyak
juga lho? Iya sih, gak ada yang selevel Borobudur level keajaibannya, tapi
teuteup tho Peninggalan Sejarah yang bernilai historical yang gak bisa dinilai
secara material dan nominal pastinya. Ragam peninggalan sejarah di Lamongan,
dari data yang ada [inget: ini BUKAN hasil saya jelajah wisata sejarah lho?]
masih dominan yang berbentuk Prasasti yang tersebar di beberapa Kecamatan yaitu:
- Kecamatan
Sambeng, diantaranya: Prasasti Pamwatan
[berbahan batu andesit], Prasasti Nagajatisari [berbahan batu putih], Prasasti
lawan, Prasasti Garung, Prasasti Patakan, Prasasti Sumbersari I dan Prasasti
Sumbersari 2
- Kecamatan
Ngimbang, antara lain: Prasasti Sendangrejo, Prasasti
Sendang Gede Ngimbang, Prasasti Drujugurit, Prasasti Wotan, Prasasti
Purwokerto, Prasasti lemahbang, Prasasti Brumbun, Prasasti Mendogo.
- Kecamatan Modo, diantaranya:Prasasti
Sedah, Prasasti sambangan 1, Prasasti sambangan 2,
- Kecamatan Mantup, terdapat satu yaitu Prasasti Tugu
- Kecamatan
Brondong, juga terdapat satu yaitu Prasasti
Sendangharjo
- Kecamatan Turi, ada Prasasti Keben
Selain sebaran prasasti-prasasti di atas, belum lama ini juga ditemukan Situs Candi Slumpang yang ditemukan di tengah areal persawahan Desa Siser Kecamatan Laren. Secara kronologisnya, Pak Warsian [sekitar Juli 2010] saat membajak dan membuat pematang, bajak dan cangkulnya membentur benda keras. Ketika dicek ternyata membentur bongkahan bata yang tertata rapi. Beliau pun melaporkan penemuannya ke Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala Trowulan Mojokerto, Balai Arkelogi, dan Pemerintah Kabupaten Lamongan, yang ditindaklanjuti dengan survei dari BP3 Trowulan. Penggalian tahap awal dilakukan pada 19-25 November dan dinyatakan bahwa situs Candi Slumpang sebagai salah satu peninggalan bersejarah di Lamongan.
Wilayah
sekitar candi yang ada di sekitar Bengawan Solo dulunya menjadi sentra ekonomi
kerajaan dan menjadi basis sumber pangan sampai kini. temuan candi Slumpang
jika dikaitkan dengan keberadaan candi dekat Bengawan Solo, di era Majapahit
dalam prasasti canggu disebutkan ada naditira pradesa yaitu desa yang punya otonomi dan bebas dari
pajak dan punya hak dan kewajiban mengelola penyeberangan sungai. Wilayah
sekitar candi yang ada di sekitar Bengawan Solo dulunya merupakan sentra ekonomi kerajaan dan menjadi basis
sumber pangan sampai kini.
Hanya saja hingga kini belum ditemukan prasasti
terkait Candi Slumpang. Tim
Arkeolog dari Balai Penelitian Peninggalan Purbakala (BP3) Trowulan,
menyimpulkan situs yang ditemukan di Desa Siser tersebut adalah Candi Hindu. Dinyatakan juga bahwa candi Slumpang dulunya digunakan sebagai tempat pemujaan
masyarakat hindu, yakni memuja Dewa Shiwa, dan merupakan Candi Hindu.
Dalam
penelitian dan penggalian yang dilakukan selama lima hari dan berakhir pada 25
November 2012, ditemukan
bangunan parit dan pagar di sekitar candi
yang diduga
jika di sekitar candi masih banyak bangunan kuno
lainnya, sehingga perlu dilakukan pengembangan dengan melakukan penelitian dan
penggalian. Dalam penggalian itu, juga
menemukan fakta pondasi struktur candi yang terbuat dari batu kumbung, dan
memiliki pondasi atau umpak lain yang berfungsi sebagai atap candi, sehingga
dengan fakta itu diperkirakan bangunan candi memiliki atap berbentuk cungkup. Tapppiii, penggalian sementara waktu
dihentikan, jadi silahkan
bersabar untuk menanti wujud seutuhnya candi yaaa....
Bagi yang berminat dan penasaran ingin melihat langsung
situs Candi Slumpang ini, Rute yang
bisa ditempuh bagi pengunjung luar kota adalah:
- Jika dari arah
Surabaya-Lamongan bisa lewat
Pucuk ambil jalur menuju
wilayah Maduran melalui
tambangan [penyeberangan
sungai Bengawan Solo]
di Desa Siwuran. Setelah
menyeberang itulah sepeda
motor dititipkan di MI Mojoasem, silahkan nikmati jalur berjalan kaki ke lokasi candi
di tengah sawah yang +
600 meter dari penitipan motor.
- Nah bagi Pengunjung yang datang dari arah Tuban dan Bojonegoro, bisa lewat SMP Negeri 3 Babat sampai Bendung Gerak Babat kemudian turun menelusuri tepi Bengawan Solo lewat Desa Centini menuju Desa Mojoasem.
Tuh kan bener, ada cukup banyak Heritage culture di
Lamongan, 20 prasasti tersebar pada enam kecamatan plus penemuan yang masih
relatif baru Situs Candi Slumpang.
Tapi sayangnya di Kecamatan Kedungpring
tidak ada [atau belum ditemukan ya?] peninggalan sejarah, baik yang berbentuk
Prasasti, situs, candi atau bahkan keraton? Cobak kalau ada, dijamin sudah jadi
obyek sasaran menggiurkan bagi saya untuk bernarsis ria.
References: