Kidung Kinanthi

Life is flowing in its story leaving history

  • Home
  • About
  • Sitemaps
  • Article
    • Opini
    • Story of Me
      • My Diary
      • My Poem
      • True Story
      • Love Story
    • Contact
    • Disclosure
  • UMKN Visit
  • News
Hasrat hati dan impian yang penuh tantangan dan sepertinya akan penuuh dengan kejutan yang mempesonakan adalah jelajah Nusantara, apalagi jika bisa kelililin dunia....wuiiihhh it’s really the big dream come a life! Dan Bismillahirrahmaanirrahiim tulisan kali pun tentang edisi ngayal Explorer ke Semarang. Ngakunya suka jalan-jalan, hobi mbolang dan pengen jelajah Nusantara tapi nyatanya Explor destinasi Semarang saya belum pernah! Aneh bin ajaib plus gak seru banget tho? Ya pernah sih kalau hanya sekilas melintas, edisi kala itu pas ke Jakarta by bus via jalur pantura. Ehm, juga pernah nyaris hampir beneran ke Semarang pas edisi sepulang mbolang dari Dieng Plateu beberapa waktu lalu.

Kala itu, Rencana saya dan Mbak Alaika sudah fixed bangets bakal lanjut ke Semarang, sebagai destinasi bonus karena alokasi ke Dieng ternyata berakhir lebih cepat. But, karena satu frase kalimat yang saya sampaikan akhirnya planning jalan-jalan ke Semarang untuk ketemu Jeng Noorma pun gagal total! Padahal kami pun sudah merancang ide untuk Explore maksimal jalan-jalan kalau sudah sampai di Semarang, bila perlu gak perlu tidur ! YA minimal jalan-jalan di kawasan simpang Lima, sebentar ngintip wisata kuliner nasi ayam atau tahu gimbal serta tentunya pengen jugak merasakan lumpia, wingko babat, bandeng presto ala resep semarang poenja tho.

Dan.....the most wanted tempat yang pengen saya kunjungi adalah Lawang Sewu. Beberapa kali mendengar kisah dan cerita dari teman-teman yang sudah jelajah detail Lawang Sewu, membuat saya makin mupeng pengen jugak tuh nyamperin the heritage culture yang penuh cerita mistis #sok berani!. Edisi terbaru, saya denger al kisah tentang Lawang Sewu dari seorang teman kerja yang ada di Surabaya. Pas lagi ketemu di depan Musholla, sedikit bertegur sapa dan ada beberapa orang yang sedang berbincang, endingnya jadi cerita tentang perjalanan beliau barenga keluarga tercintanya ke Lawang Sewu. Sebuah bangunan kuno yang masih berdiri kokoh peninggalan jaman Belanda [dibangun pada tahun 1904] ini awalnya merupakan kantor pusat perusahaan kereta api milik pemerintah Belanda atau Nederlandsch Indishe Spoorweg Naatschappij yang kala itu sedang jadi menjajah negr tercinta ini. Gedung yang terdiri tiga lantai bergaya art deco yang merupakan karya arsitek Belanda Prof Jacob F Klinkhamer dan BJ Queendag. Hufttt, ceritanya detail banget, mulai dari tempat yang dijadikan penjara berdiri, kemudian ruangan untuk eksekusi massal para tawanan, lorong-lorong yang gelap, dan dengan penasaran pun saya tanyak:

“ Beneran ya Pak, jumlah pintunya ada seribu?”
“ Wah, bagian yang itu kok lupa saya gak ngitungin ya? Kayaknya sih gak sampai beneran ada sewu lawang kok. Mungkin saking banyaknya pintu, maka dinamailah Lawang Sewu....gettu kira-kira. Hehehee...kok saya jadi sok narasumber sejarah ya?” Nah, demikian impresifnya cara beliau bercerita tentang perjalanannya jelajah Lawang sewu tersebut, maka makin mupenglah saya untuk kapan-kapan ke sono jugak.
“Lagian yang disebut-sebut Lawang sebenarnya kan Jendela yang ukurannya besar, sehingga terkenal dengan sebutan lawang”

Apalagi lokasi Lawang Sewu yang terletak di sisi timur Tugu Muda Semarang, atau pada sudut jalan Pandanaran dan jalan Pemuda. Tugu Muda yang konon katanya modelnya berbentuk [mirip] lilin dimana pada dindingnya berpahatkan relief cerita perjuangan Peringatan Pertempuran Lima Hari di Semarang. Cobak kalau bisa ke Lawang Sewu, maka sekali jalan dua tujuan wisata tercapai deh: Lawang Sewu plus Tugu Muda.

Daftar destinasi Explorer [impianku] ke Semarang  lainya adalah Kota Lama Semarang, lihat langsung Mesjid Agung Jawa Tengah [penasaran untuk melihat perbandingan dengan Mesjid Agung Surabaya], Gereja Blendhuk yang pernah di ekspos oleh Una, terus Stasiun Tawang, Gedung Marabunta.....pengen semuanya saya kunjungi. Pengen menikmati panorama pantai marina dan Maron…..saat mata lepas memandang garis horizontal pertemuan antara laut dan langit di ujung pandangan mata yang merupakan pemandangan yang selalu eksotis menurut saya. Hiyyaa pengen berkunjung ke museum Rekor Jamu jago jugak…..

Saya juga pengen tuh kemping ke Merbabu, boleh dunk saya masukkan Merbabu ke tujuan wisata di Semarang kan secara administratif Merbabu masih berada di wilayah Propinsi Jawa Tengah. Aseli sudah bikin rencana solid buat ngrasain seru dan tantangannya beberapa hari hidup di alam bebas nan sejuk dan di kelilingi aneka pepohonan dan tumbuhan. But, suddenly tuh rencana kami: Saya,  Mbak Al dan Miss Una jadi berantakan berkeping-keping karena sang guide yang biasa hidup di hutan kabur ke habitatnya di Kalimantan deh. #si Mas Monyet ngrasa bersalah gak yaaa?.

Whaaa.....kok banyak nian daftar tempat wisata yang pengen saya kunnjungi di Semarang? Kalau saya sebutin satu persatu, bakal pending neh persiapan mudik for My greatest Moment. Udah ah, harus dicukupin sekian dulu...Mugo-mugo klakon iso mlaku-mlaku nang Semarang, one day.....Aamiin:). Live is content about chapters of journey by journey to explore the huge mystery of Life



 Reference: 
1. Wikipeda
2. Seputar semarang

21
Share
Katresnanku Marang Boso Jowo. Bicara dalam Bahasa daerah utamanya Jawa sudah menjadi keseharian sejak kali pertama saya bisa bicara dan sampai saat ini serta InsyaAllah untuk selanjutnya. Tapi kalau menulis dalam bahasa Jawa ya sudah bai-bai semenjak menanggalkan atribut anak SMP. Nah Bismillahirrahmaanirrahiim kali ini saya mencoba ikutan tantangan Aku Cinta Bahasa Daerah GiveAway, all out deh mbikinnya....walau hasilnya carut marut kayak habis kena cekeran anak ayam, enakan sih makan telur ayam kampung asli deh.

“ Ngomong babagan tresno karo boso daerah, aku percoyo menowo kabeh uwong iku tresno karo boso daerahe. Salah sijine yo aku iki, buktine sakbendino ngomongku nek nang omah, karo konco kerjo, ketemu konco sekolah lan karo tonggo-tonggo yo nggawe boso Jowo. Akeh-akehe yo ngomong Jowoan ngoko, opo maneh nek karo konco sekolah.....iso-iso omongane gak ngoko tapi nglokro....~sak karepe dewe maksud’e, hehehhee.

Tapi nek karo wong tuwo = Simbok lan Pak’e aku pancen nggawe boso Jowo sing rodo alus, yo isih kecampuran karo Jowo ngoko. Opo maneh nek lagi omong-omongan gayeng pas kumpul bareng kabeh dhulur podo teko. Boso Kromo karo Simbok lan Pak’e jadi campur aduk. Karo wong liyo sing usiane sepuh utowo ketemu Guru jaman SD, tak usahakno ngomong boso sing rodo alus. Podo karo nek ngomong karo Simbok lan Pak’e,  kadang kebulet dadi dicampuri nganggo boso Indonesia nek wes bingung gak ketemu sing arep tak omongno boso aluse  opo.

Nah, sing lucu nek ngomong karo mbak Iparku sing soko Palembang. Nek lagi pengen usil aku ngomong boso Jowo, terus dewek’e ora ngerti maksude....Untung wae Mbak Iparku gak mbales nggawe bosone sumatera. Luweh lucu maneh pas mertuane Cak Po sing soko Palembang silaturahim nang Omah. Simbok karo Pak’e ora iso ngomong boso Indonesia, mung sithik-sithik ngerti maksude nek ono krungu omongan nggawe boso Indonesia. Lha mertuane Cak Po yo ora biasa ngomong boso Indonesia. Dadine wong tuwoku gayeng ngomong boso Jowo, terus Mertuane Cak khusyuk nggawe boso sumatera. Klakon dadi tontonan lan guyon, nyawang wong tuwoku karo besane ngomong nggawe boso daerahe dewe-dewe....”

Udah ah, aseli belibet jugak nulis Boso Jowo. Padahal tiap hari ngomong ya cap cus bablas lancar. Biar gak pada roaming, ini traslate singkatnya ya:

Sebagai perwujudan cinta terhadap Bahasa Daerah saya, yaitu Jawa maka sehari-hari saya menggunakan bahasa Jawa, sampai sekarang tebiasa berkomunikasi baik di rumah, kantor dan sama-sama teman semasa sekolah [kalau ketemu]. 

Kalau bicara pada Orang Tua, saya memang menggunakan Bahasa Jawa pada level Kromo/halus meskipun gak fasih-fasih banget. Juga pada orang yang lebih tua lainnya atau pada Guru sekolah atau bicara pada orang tuanya teman, meskipun tak jarang masih nyatut kalimat Bahasa Indonesia bilamana mengalami roaming untuk menemukan frase-nya dalam Bahasa Jawa Kromo.

Adegan yang lucu dalam penggunaan Bahasa Jawa ini, kalau di keluarga saya adalah pas ngobrol-ngobrol dengan salah satu kakak Ipar yang aslinya dari Palembang. Sesekali saya suka usil menggunakan Bahasa Jawa yang dia gak paham maksudnya. 

Yang lebih lucu lagi, ketika ada mertua cak Po yang silaturahim ke rumah sekira 3 tahun lalu. Kedua orag tua saya gak bisa ngomong bahasa Indonesia, dan mertua Cak Po juga sangat cinta dengan Bahasa daerahnya. Al hasil, orang tua saya dan mertua Cak Po pun berkomunikasi dengan menggunakan bahasa daerahnya masing-masing, semacam belajar Bahasa Inggris karena masing-masing gak ada yang paham artinya, hehehe. Luar biasanya obrolan mereka banyak nyambungnya lho? Iya sih, ada beberapa yang perlu di terjemahkan dulu...


Mencoba untuk merangkai tulisan ala kadarnya ini diantara ‘keributan’ di Off line.
Maka dengan penuh suka cita
“Postingan ini diikutsertakan di Aku Cinta Bahasa Daerah Giveaway“







21
Share
Heritage Culture atau Peninggalan sejarah di se-antero bumi Nusantara sangat buanyak, mulai peninggalan sejarah dari kerajaan Kutai sampai kerajaan terbesar Majapahit, mulai bentuk situs, candi, pura, prasasti, dll. Tapi Bismillahirrahmaanirrahiim kalau ditanya peninggalan sejarah yang ada di kota saya yaitu Lamongan? Kalau saya sebutin WBL, kelihatan kalau saya asal-asalan njawabnya. Lha wong Wisata Bahari Lamongan itu kan area wisata berbasis marine yang usianya belum genap dua windu. Terus jika saya pilih Gunung Pegat, itu kan gunung kapur yang awal muasal terbentuknya karena proses alam. Jawaban yang tak kalah konyolnya adalah jika saya milih Waduk Gondang sebagai Heritage Culture....aseli jawaban ini pun ngawur pollll, Waduk Gondang kan diresmikan pada era Orde Baru oleh Presiden Soeharto.

Sebenarnya [ternyata] Heritage Culture di Lamongan itu banyak juga lho? Iya sih, gak ada yang selevel Borobudur level keajaibannya, tapi teuteup tho Peninggalan Sejarah yang bernilai historical yang gak bisa dinilai secara material dan nominal pastinya. Ragam peninggalan sejarah di Lamongan, dari data yang ada [inget: ini BUKAN hasil saya jelajah wisata sejarah lho?] masih dominan yang berbentuk Prasasti yang tersebar di beberapa Kecamatan yaitu:
  1. Kecamatan Sambeng, diantaranya: Prasasti Pamwatan [berbahan batu andesit], Prasasti Nagajatisari [berbahan batu putih], Prasasti lawan, Prasasti Garung, Prasasti Patakan,  Prasasti Sumbersari I dan Prasasti Sumbersari 2
  2. Kecamatan Ngimbang, antara lain: Prasasti Sendangrejo, Prasasti Sendang Gede Ngimbang, Prasasti Drujugurit, Prasasti Wotan, Prasasti Purwokerto, Prasasti lemahbang,  Prasasti Brumbun, Prasasti Mendogo.
  3. Kecamatan Modo, diantaranya:Prasasti Sedah, Prasasti sambangan 1,  Prasasti sambangan 2,
  4. Kecamatan Mantup, terdapat satu yaitu Prasasti Tugu
  5. Kecamatan Brondong, juga terdapat satu yaitu Prasasti Sendangharjo
  6. Kecamatan Turi, ada Prasasti Keben
Selain sebaran prasasti-prasasti di atas, belum lama ini juga ditemukan Situs Candi Slumpang yang ditemukan di tengah areal persawahan Desa Siser Kecamatan Laren. Secara kronologisnya, Pak Warsian [sekitar Juli 2010] saat membajak dan membuat pematang, bajak dan cangkulnya membentur benda keras. Ketika dicek ternyata membentur bongkahan bata yang tertata rapi. Beliau pun melaporkan penemuannya ke Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala Trowulan Mojokerto, Balai Arkelogi, dan Pemerintah Kabupaten Lamongan, yang ditindaklanjuti dengan survei dari BP3 Trowulan. Penggalian tahap awal dilakukan pada 19-25 November dan dinyatakan bahwa situs Candi Slumpang sebagai salah satu peninggalan bersejarah di Lamongan.

Wilayah sekitar candi yang ada di sekitar Bengawan Solo dulunya menjadi sentra ekonomi kerajaan dan menjadi basis sumber pangan sampai kini. temuan candi Slumpang jika dikaitkan dengan keberadaan candi dekat Bengawan Solo, di era Majapahit dalam prasasti canggu disebutkan ada naditira pradesa yaitu desa yang punya otonomi dan bebas dari pajak dan punya hak dan kewajiban mengelola penyeberangan sungai. Wilayah sekitar candi yang ada di sekitar Bengawan Solo dulunya merupakan sentra ekonomi kerajaan dan menjadi basis sumber pangan sampai kini.

Hanya saja hingga kini belum ditemukan prasasti terkait Candi Slumpang. Tim Arkeolog dari Balai Penelitian Peninggalan Purbakala (BP3) Trowulan, menyimpulkan situs yang ditemukan di Desa Siser tersebut adalah Candi Hindu. Dinyatakan juga bahwa candi Slumpang dulunya digunakan sebagai tempat pemujaan masyarakat hindu, yakni memuja Dewa Shiwa, dan merupakan Candi Hindu.

Dalam penelitian dan penggalian yang dilakukan selama lima hari dan berakhir pada 25 November 2012, ditemukan bangunan parit dan pagar di sekitar candi yang diduga jika di sekitar candi masih banyak bangunan kuno lainnya, sehingga perlu dilakukan pengembangan dengan melakukan penelitian dan penggalian. Dalam penggalian itu, juga menemukan fakta pondasi struktur candi yang terbuat dari batu kumbung, dan memiliki pondasi atau umpak lain yang berfungsi sebagai atap candi, sehingga dengan fakta itu diperkirakan bangunan candi memiliki atap berbentuk cungkup. Tapppiii, penggalian sementara waktu dihentikan, jadi silahkan bersabar untuk menanti wujud seutuhnya candi yaaa....
Bagi yang berminat dan penasaran ingin melihat langsung situs Candi Slumpang ini, Rute yang bisa ditempuh bagi pengunjung luar kota adalah:
  1. Jika dari arah Surabaya-Lamongan bisa lewat Pucuk ambil jalur menuju wilayah Maduran melalui tambangan [penyeberangan sungai Bengawan Solo] di Desa Siwuran. Setelah menyeberang itulah sepeda motor dititipkan di MI Mojoasem, silahkan nikmati jalur berjalan kaki ke lokasi candi di tengah sawah yang + 600 meter dari penitipan motor.
  2. Nah bagi Pengunjung yang datang dari arah Tuban dan Bojonegoro, bisa lewat SMP Negeri 3 Babat sampai Bendung Gerak Babat kemudian turun menelusuri tepi Bengawan Solo lewat Desa Centini menuju Desa Mojoasem. 
Tuh kan bener, ada cukup banyak Heritage culture di Lamongan, 20 prasasti tersebar pada enam kecamatan plus penemuan yang masih relatif baru Situs Candi Slumpang. Tapi sayangnya di Kecamatan Kedungpring tidak ada [atau belum ditemukan ya?] peninggalan sejarah, baik yang berbentuk Prasasti, situs, candi atau bahkan keraton? Cobak kalau ada, dijamin sudah jadi obyek sasaran menggiurkan bagi saya untuk bernarsis ria.

References:
  1. http://lamongan-kota.blogspot.com/
  2. Kompasiana
22
Share
Bukti Terima Kiriman [POS] menjadi dokumen yang wajib disimpan hingga barang yang kita kirim sampai ke tempat tujuan. Kebiasaan yang saya ugemi, untuk jaga-jaga bila sesuatu terjadi dengan barang yang saya kirim, kan saya punya bukti otentik yang sah dan tak perlu debatable kan ya...

Bismillahirrahmaanirrahiim, Ketika saya just landed [senin pagi] di Banyuwangi dan seperti biasa njujug kantor untuk ambil motor kesayangan. Waktu melintasi front office desk, mbedundug tampaklah paket nyasar tertuju atas Nama Ririe Khayan. Pas mbaca pada Bukti Terima Kiriman, langsung deh ingat jika sekira dua bulan lalu, Jeng Una Untje kan nge-es-em-es minta alamat katanya dia lagi menghadiri event promo punya’e Charm. 

Kemudian dapat kesempatan memilih teman/sahabat/tercinta untuk dikirimi paket free product charm. Feel so special plus GeEr kuadrat saya jadi salah satu orang yang dipilih Una untuk di rekomendasikan nerima free sample tersebut, so awe some having a friend like her #semoga rambutnya gak tambah kriwul. Bismillahirrahmaanirrahiim sekaligus jadi mengingatkan saya tentang a little eror yang saya alami sewaktu pengiriman buku Mozaik Kinanthi Goes To Una jugak..

Al kisahnya, setelah hampir sebulan saya ngirim paket pada daftar penerima Mozaik Kinanthi [sebagian saya serahkan langsung by nitip pada Nona Niar Ningrum] dan especially kiriman ke Una dan Mas Stumon mengalami ketidakjelasan hubungan status pengiriman. Sepertinya something going wrong, wong saya ngirimnya pakai kilat khusus tercatat tapi sampai hampir sebulan belum sampai di alamat tujuan? 

Kalau yang ke Kalimantan, bisa deh masuk toleransi kan jauh tuh plus di rimba belantara, mungkin saja susyah tho nganterinnya? Apalagi jika hujan terus menerus, kemudian becek gak ada tukang ojek lagi? #ngaco! [untuk kiirman ke Mas Stumon akhirnya clear, ternyata memang terjadi kebingungan alamat sajah]. Lha kalau destinasi Jakarta, selambat-lambatnya masak iya sampai sebulan gak sampai ke alamat penerimanya? Nyobak Check ri-Check di Web Kantor Pos, statusnya meragukan: masih dalam proses pengiriman!

Demi memperjelas keberadaan terkirim, saya pun bersilaturahim ke Kantor Pos. Singkat cerita, antrian menunggu saya skip dan langsung pada adegan ketemu Customer Service. Ternyata sang CS pun gak paham dengan permasalahan keterlambatan pengiriman paket sehingga perlu memanggil sang supervisornya.

“Embaknya kirim paketnya dari Kantor Pos sini ya?” tanya si Bapak Supervisor [ini asumsi saya jika Bapak yang menemui saya adalah supervisor #azaz sok tau MODE ON].
“Iya Pak, padahal sudah sebulan kok belum nyampek jugak ya?”
Gak lebih dari lima menit klak-klik mouse PC di Meja CS, kemudian si Bapak menuju ke dalam dan muncul membawa amplop coklat yang kondisinya robek plus selembar kertas berisi berita acara yang menyatakan bahwa paket buku atas nama dan alamat di amplop tersebut telah hilang di Bandara. Ngik ngokkk......
“Kami mohon maaf Mbak, dan sebagai konsekuensi-nya, seperti yang tertera Pada Ketentuan dan Syarat-Syarat Pengiriman, maka pihak Kantor Pos akan memberikan ganti rugi sesuai nilai pertanggungan yang tertera pada Bukti Terima Kiriman [POS]”.

Selama ini setiap kali mengirimkan surat/dokumen/barang saya memang membiasakan menyimpan Bukti pengiriman dengan simply reason: bukti duang kalau sudah ngirim beneran! Jadi suerrrr, saya gak begitu merhatiin detail rincian yang tertera dalam selembar kertas yang dinamai tanda bukti pengiriman tersebut.

Tiap kirim paling ditanyain isinya apa? Sekilas pernah mbaca nilai nominal jaminan, tapi gak paham juga acuannya apa dalam penetapan batas nominal tersebut. Dan baru ketika saya komplain tersebut, jadi tertarik membaca detail mengenai Ketentuan dan Syarat-Syarat Pengiriman, yang memang pada poin nomer 5.g disitu menyatakan tentang ketentuan claim jika terjadi ke-eror-an pengiriman “ Pengaduan yang diajukan setelah melewati waktu 30 hari, [untuk paket, surat kilat khusus dan surat tercatat dalam negeri], 4 bulan [untuk EMS] dan 6 bulan [untuk paket dan surat tercatat luar negeri] sejak tanggal pengeposan”.

Alhamdulillah, prosedur dan proses claim-nya juga gak njlimet. Cukup menyerahkan Bukti Terima Kiriman [POS] dan foto copy ID card. Dalam hitungan sejam bisa cair, tentu saja jika di kantor Pos lagi lengang deh. Dan sebagai sharing pengalaman, saat saya claim memang gak bisa sehari kelar karena keisengan saya yang dhemen menggunakan Nama Pena Ririe Khayan dalam proses surat menyurat non formal. 

Pihak Kantor Pos meminta saya menyerahkan surat keterangan jika nama pengirim paket tersebut adalah memang sesuai dengan nama di ID card saya. Alhamdulillah lagi, saya gak perlu sampai mudik untuk mendapatkan surat keterangan tersebut [mengingat alamat ID card saya di Lamongan]. Dengan surat keterangan dari tempat kerja sudah memenuhi hukum keabsahan jika nama Ririe Khayan dan nama RIBUT merupakan orang yang sama alias gak beda serta juga bukan sodara kembar. Oia satu lagi, proses claim tersebut bisa clear dalam waktu sesingkat-singkatnya jika kita datang ke kantor pos saat Pimpinan Kantor Pos ada di tempat!


30
Share
Peran [Penting] Brand .Postingan ini temanya memang serupa dengan di blog satunya, karena mendapat imel jika Job Ripiu yang baru sudah muncul sehingga saya bersangka kira pendaftaran yang sudah saya lakukan dengan blog berpelangi gak diterima. Jadilah saya mendaptar lagi dan pas dapat email balasan lha ndilalah di eprup pendaftaran untuk dua blog.

Ya sudahlah, Bismillahirrahmaanirrahiim bercerita lagi tentang baju anak, gak apalah toh sebentar lagi saya juga jadi orang tua yang harus pinter-pinter belanja baju buat anak-anak kok. Sampai saat ini sih saya masih model orang yang grusa-grusu kalau beli baju, asal modelnya sukak dan enak dipakai so pastinya mampu beli deh. Karena asas grusa-grusu ini kadang eh..seringnya saya alpha memeriksa detail baju: jahitannya ada yang cela apa gak, kancingnya terpasang sempurna atau longgar, warna-warninya ada yang pudar apa gak, dll.

Untuk urusan merk atau branded, bagi saya sifatnya flexible. Dalam pengertian bahwa saya gak minded harus brand yang terkenal, lha iyalah kalau branded TOP BeGeTe mana mampu saya beli tho? Tapi kalau saya bilang gak perlu beli barang yang ada branded-nya, tentu saya bo’ong banget. Secara strategi pemasaran dan hukum produksi #asal nyomot dasar teori!, barang yang mengisi transaksi jual-beli tentunya memiliki merk. 

Dan menyinggung soal merk dan branded, so long time ago...jaman saya jadi MaBa nan unyu dan naif, saat acara Bakti Kampus [istilah di kampus lain OSPEK], ada salah satu peraturan aneh bin ajaib: Sepatu, kaos, celana, dan apapun yang diinstruksikan untuk dikenakan saat acara Bakti Kampus dikasih warning “No Branded”.

Lha saya bingung tho, mana ada sepatu, kaos, celana, topi dll yang tanpa Merk? Meski merk abal-abal, kan tetap saja barang hasil produksi baik skala besar maupun home industri ada merk-nya? Gethuk Lindri saja ada namanya, jual Bakso juga ada namanya, hand made juga dikasih label nama tho? Batik, syal, kaos kaki, sarung tangan, under wear...apa sajalah barang yang ekonomis tentu memiliki branded yang dipilih dengan alasan agar mudah diingat dan berkesan sehingga bisa membuat konsumen terkesan dan tertarik untuk membelinya lagi dan lagiiii.

Eniwei, saat itu ilmu Abu Nawas pun harus diaplikasikan....akal-akalan pun diterapkan: tulisan Merk-nya ditutup pakai lakban atau di Tipe-Ex...mana saja yang bisa menutupi tulisan merk pokoknya. Hingga acara sidak atribut pun tiba, senior dengan tampang sok bengis dan sadis men-interogasi tiap-tiap maba. Asal tahu, saat Bakti Kampus antara Maba dan Senior perbandingannya 1:1, bahkan bisa lebih banyak senior.

“ Kaos yang kamu pakai merk apa?”
“ Gak ada merk kayaknya, kan dibuatin dari kampus untuk seragam BeKa, Mas?”
“ Kalau Sepatumu merk-nya apa?”
“ Juga Gak ada merk-nya?” Jawab saya sok PeDe karena merasa sudah menutup semua identitas merk sepatu.
“Coba lihat bagian bawah sepatumu?” krompyang...glodak...luppaaa yang bagian bawah kan belum saya tutupi? #kenak lagi deh hukuman!

After that, bisa ditebak ceramah dari senior berintonasi sama sekali beda jauuuh dari suara Fatin X Factor Indonesia deh untuk didengerin, apalagi diselingi “hujan lokal”, huft....ampyuuunn. TAPPIIIII....ada point yang saya bookmark sejak saat itu bahwa branded atau merk atau apalah istilahnya merupakan bagian penting dalam pemasaran/penjualan sutau barang/produk. Bahwa sangat aneh jika suatu barang diproduksi untuk dijual tanpa diberi merk/brand. Adanya brand berfungsi sebagai ‘nama’ atau identitas agar barang tersebut bisa dikenal secara lebih luas dan big goal-nya tentu saja agar barang tersebt memiliki grafik penjualan pada titik kesetimbangan dalam interval waktu yang lebih lama.

Maka, untuk baju anak branded merupakan hal yang wajar jadi bagian dari kegiatan pilih dan pilah saat belanja baju untuk sang buah hati pastinya. Wong baju yang dibikin oleh skala industri rumah tangga seperti usaha konveksi pun ada Brand-nya kok. Kalau gak ada brand-nya bisa-bisa kayak minuman oplosan minyak tanah + premium + asam sulfat lhoh????

Eh, jangan protes kalau disini saya mbahasnya brand dalam definisi yang universal, BUKAN brand dalam definisi barang-barang yang high class and very expensive. Maklum dunk, kalau suruh beli barang branded yang dibandrol harga expensive paling ya ikutan teorinya Una..KW-KW gettu. Bukannya gak pengen yang Ori, ya mau sajah kalau ada yang ngirimi gratis tis tis sekaligus free of charge ongkirnya juga! Atau nanti deh kalau net income saya sudah dua belas digit ke atas......#ngigau dulu!
Untuk belanja grosir baju anak merupakan salah satu alternatif jitu yang dijamin bakal super irit dan bonusnya bakal lebih disayang suami karena jadi istri yang pandai belanja super hemat untuk urusan baju. 
Namuuuunnnnn, untuk urusan lagi sakit kayaknya gak bisa deh jika pakai sistem grosir juga, apalagi minta bonus pas ke dokter? Bisa-bisa cabut gigi satu bonus satu tuh......#permisiiii kabuur dulu ah, mberesin yang “op-len”


NOTE: Maap, koyone Njudulnya kemelipen 

39
Share
Sekilas Tutur: Wisata [Orang] Osing. Istilah “Desa Wisata” merupakan salah satu hot list dalam daftar unggulan obyek wisata di banyak daerah di Indonesia. Dan demikian pula dengan daerah Banyuwangi [yang dikenal juga dengan sebutan Bumi Blambangan] yang menetapkan Desa Kemiren sebagai Desa wisata [orang] Osing.

Lokasi Desa Wisata Osing ini tidak jauh lho dari tempat kerja saya, lha sama-sama di Kecamatan Glagah.....tapppiiiii jangan menyangka kalau saya sering kesana. Bismillahirrahmaanirrahiim ya harap maklum, saya kan anak rumahan sehingga kalau wiken ya mudik ke kampung halaman. Jika gak mudik, ya stay turn di rumah tuh. Jadi jangan heran kalau saya baru sekali duwang ke Desa Wisata Osing tersebut, sekira 6 taon silam. Kala itu berserombongan banyak teman dan belum senarsis sekarang, jadi gak banyak jepret-jepret poto seputaran Desawisata [orang] Osing tersebut.

Dilihat dari peta-nya #sok paham peta neh!, posisi Desa Kemiren ini berada di jalur Kawah Ijen yang luasnya + 117.052 m2 dengan ketinggian 144 mdpl di memiliki suhu udara rata-rata berkisar 22-26°C ini rnemang dengan kedua sisinya dibatasi sungai Gulung dan Sobo. Kalau ke arah timur kita bisa menuju pemandian Tamansuruh [asli airnya duuiiingin banget] dan di sebelah baratnya terdapat perkebunan Kalibendo plus ada air terjun Kalibendo yang memukau pastinya. 

Dan di Air terjun Kalibendo inilah [semoga the only one experience] saya dipaksa nyebur ke sungai Kalibendo yang berakibat HP mati total karena saking paniknya ditarik masuk ke air sehingga gak kepikiran untuk menyelamatkan HP yang ada di dalam saku celana. Sapa cobak yang gak panik ngalahin kambing mau dimandiin, lha saya gak bisa renang kemudian ditarik ramai-ramai untuk masuk sungai yang gak tahu seberapa kedalamannya!. Lho, kok malah nyritain saya kecelup dalam sungai ya?

Back to Desa Wisata [Orang] Osing dimana penduduk desa adalah kelompok masyarakat dengan adat istiadat dan budaya yang khas sebagai suku yang lebih dikenal dengan nama suku Osing [ada juga yang menyebut “Using”]. Sekilas pandang, eh cerita ding saat masuk Desa Wisata Osing bisa kita nikmati [menurut saia] udara yang fresh dengan pemandangan alam pedesaan yang hijau menghampar di kanan-kiri jalan. Rumah-rumah penduduk berjajar di sepanjang jalan dan tak jauh dari pemukiman warga Kemiren ini menghampar persawahan serta pepohonan hijau.

Rata-rata para wisatawan [domestik], tujuannya ke Desa Wisata Osing ya ke Anjungan yang terdapat bangunan museum modern [memajang aneka perlengkapan dan budaya suku Osing], menyajikan miniatur rumah khas Osing, pertunjukan kesenian dan memamerkan hasil kebudayaan. Dan taraaaa.....fasilitas wisata kolam renang dan arena bermain yang tentunya daya tarik tersendiri bagi pengunjung anak-anak tuh, ruameee poll apalagi jika hari libur.

Detail keseharian masyarakat Osing saya kurang faham, lha wong saya pas kesana semata-mata diajakin teman-teman ke tempat rekreasinya. Yang jelas tampak nyata [salah satunya] adalah suku Osing yang ada di desa Kemiren TIDAK menutup diri seperti suku Badui dari perkembangan dan modernitas. Desa Kemiren ini selain sebagai desa wisata juga ditetapkan sebagai cagar budaya dalam rangka melestarikan ke-Osing-an. Jika tertarik untuk melihat keistemewaan desa wisata [orang] Osing ini secara lebih detail, silahkan berkunjung saat ada upacara adat, misalnya pernikahan, panen.

Ada satu kekhasan Orang Osing yang jadi trade mark dalam pergaulan sehari-hari, yaitu penggunaan Bahasa Osing. Konon katanya penamaan Suku Osing pun diambil dari penggunaan kata “Osing” sebagai ganti untuk kata “tidak” atau “ora” [bahasa Jawa]. Dimana dalam percakapan sehari-hari, kata Osing sering mengalami pemendekan jadi “Sing” ~ Tidak ~ Ora. Jadi kalau sedang nggedabrus dengan wong Osing, harus diinget bener jika mereka bilang “sing” artinya: TIDAK. Ciri khas lain adalah adanya sisipan “y” atau akhiran “ai” dalam pengucapan pada beberapa kata. Misalnya:
- Makan = Madang, diucapkan “Madyang”
- Kemana = nang endi, diucapkan “ Nyang endai”
- Merah = Abang, diucapkan “Abyang”
- Kenapa/gimana = Kelendi, diucapkan “kelendai”

Selain bahasa kesehariannya yang khas, ada lagu khasnya Orang Osing yaitu lagu kendang kempul atau yang familair juga disebut lagu Banyuwangen. Juga ada tariannya yang khas yaitu Tari Gandrung yaitu seperti tayub dan ronggeng yang diiringi musik kendang. Waktu Harjaba edisi 2012 kemarin jadi salah satu menu atraksi budaya Tari Gandrung Sewu [1000 orang menarikan tarian gandrung secara serempak ].
Ah iya, rasanya kurang meyakinkan jika sekian rentang waktu berada diantara orang-orang Banyuwangi saya gak bisa ngomong Osing kan? Dengan berpedoman pada sisipan “y” atau akhiran “ai”, berikut ini beberapa hasil learning second language alias olah kalimat ala Saia dalam bahasa Osing *):
“ Kapyan-kapyan Isun arep mlakyu-mlakyu nyang Tamyan Blambangan”
“ Lha kelendai, Isun sing karep maning mangyan sateai kok”
“ Sing paran-paran, nek ngantyuk turu baen nang omyah”

Sebelum semakin kepedean nulis kalimat Osing versi saya yang masih saja salah kaprah [apalagi kalau mencoba dialek Osing], yang bisa menimbulkan demo besar-besaran dari teman-teman kalau mbaca postingan saya sok pinter bahasa Osing ini. Lha sehari-hari saya sudah di omelin mereka kalau bicara Osing, katanya bisa merusak citra Bahasa Osing. Maka sekian saja Sekilas Tutur: Desa Wisata [Orang] Osing, bagi yang tertarik berwisata Osing jangan lupa ajakin saya yaaaa........



*): Silahkan DITIRU jika ingin dilabrak orang Osing!


67
Share
Itik Bali untuk Pandangan Pertama . Once Again, tim penilai event Give Away berbaik hati pada saya. Keikutsertaan saya dengan postingan PandanganPertama: So Cool Guy dalam Giveaway PandanganPertama Special Untuk Langkah Catatanku. Ini kemenangan yang termasuk so surprissed, lha dari peserta total 117 [tapi yang 15 peserta gak ada postingan lomba katanya], tibak’e saya terpilih jadi salah satu pemenangnya? 

Bismillahirrahmaanirrahiim, bukannya saya tidak serius dalam membuat tulisan, tapi lebih pada story yang saya uraikan termasuk common sense. Makanya ketika sang Empunya lomba meng-Short Message dengan isi minta alamat saya. Seketika reaksi saya kaget mak glodagg karena yang langsung nyaut di pikiran saya “apa saia jadi salah satu pemenang lomba neh?”

Maklum sejak Bulan Nopember, aktifitas Blog Walking saya memang mengalami kekacauan. Seperti biasa alasan klasik: sok sibuk dengan kegiatan off line di kantor yang meninggi dan kebetulan memang ada hal lain yang harus saya persiapkan yang cukup menyita waktu [karena harus lebih sering mudik di wiken] serta space pikiran. Sehingga saya tidak tahu jika sudah ada pengumuman untuk GA-nya Idah Ceris. Saya pun langsung telpon untuk memastikan jika si Nona manis Idah Ceris gak salah nulis sms. Harus dipastikan sebelum saya menyalakan kembang api sebagai ekspresi suka cita karena menang lomba #bo’ong ding, gak sampai nyalain kembang api kok.

 “ Kok nanyak alamat, aku menang GA-mu po?” tanya saya gak pakai pasa-basi dan ramah –tamah lagi.
Si Idah dengan logat ngapak-ngapaknya yang gak medok [khusus kalau ngomong sama saia katanya], njawab bahwa saya memang menang untuk kategori PandanganPertama.
“ Serius aku menang? Kok iso menang, peserta liyane uakeh sing luweh apik tulisane lho?”
“ Yo aku ora ngerti Mbak, kan Jurinya yang bikin penilaian ...”
“ Lha memange kriteria penilaiane opo wae?”
“ Kalau aku pas sempat tanya sih, katanya dari konsistensi penulisan....terus pesan yang hendak disampaikan bisa tersampaikan....terus...ehm..apah lagi ya. Lali aku Mbak, ada kok point-point untuk menilainya.”

Ehm etapi sebenarnya isi obrolan saya dengan Idah buanyak dan Maaf narasi dialog di atas tidak sama persis. Tapi intinya ya seperti dalam dialog tersebut versi seingat saya di atas deh.

Eniwei, hadiah bukunya Itik Bali karya Dyah Ayu, seorang blogger muda dari Bali. Alhamdulillah hadiah tersebut sudah saya terima dengan sukses tanpa complain dan karena bukunya masih rapih dalam wrapping-nya, jadi plissss jangan tanyain isi buku Itik Bali dulu yaaaa........

Tiada bosan mengulangi, mohon maaf untuk semua sobat Blogger yang belum saya kunjungi balik. Untuk beberapa rentang waktu ke depan acara jalan-jalan di blogsphere bakal terganggu. Ya pengennya sih bisa MODE ON ngeksis blogging gas poll rem separoh, bisa chat room lagi rame-rame, bisa sering mbolang-mbolang lagi,......Nah, sepertinya untuk sesi curcol kali ini harus segera di tutup dulu, karena sudah mulai muncul tanda-tanda bakal nglantur. Keep #Happy Blogging semuah.... 

59
Share
Prolog: Lumayan lama gak nulis sok bule dan turis. Selagi jari-jemari menjadi asing dalam merangkaikan bahasa alien tersebut, Bismillahirrahmaanirrahiim mencoba kembali membuat postingan dalan English version. Seperti sebelum-sebelumnya, diharapkan sangat akan pemaklumannya mana kala tatanan, kosa kata dll-nya dalam tulisna ini banyak gak nyambungnya alias jungkir balik kayak dewa mabuk methanol satu jirigen ya.

So Here I’m, sitting down with my netbook and enjoy some musics from my radio. Just wanna spend a few minutes to think when I Re-Start to write [again]. Yups, I said “Re-start” because so long time ago I had fallen love in writing beside reading a book as my lovely hobby. Some how, I just stopped writing. I turn on another focus: my daily activity. Year by year goes bye, I’m waiting for something happen. Something that make me arise and write as well in my day dream. I have been waiting for a long time and nothing happens! I am frustrated: I have no skill to be good writer! Yes, I do think like that. I also assume, perhaps I have no talent too? I was in that situation a few years ago. It was so terrible completely! 

I needed good mood, good idea, much time...etc....So what did I do then? Deep inside me, truly desire to create any writing. Then, I learn and create a blog....That’s right, I started writing through my blog. This is the moment I do realize what I need just : START it.....after that, do it regularly by the time. Now wasn’t that a great solution for my stagnan writing? I started writing entry for my blog. Until now and I’m sure will never end that  I NEED still to learn and practice [over and over again] how to write better: enjoy to read, easy to understand,  no confusing sentences, briefly, so forth....BUT the fact my skill in writing still crowded [more over in English version!]

NO matter what happen, I already declare to keep going in writing. Then, just the thought of offering my total heart and spending my time cherishing every moment with writing while reading as my hobby. I believe it brings incredible emotions to me that I have experienced before.

In every second of life, we receive a wonderful opportunity as another face of challenges, and one of them is to write. So, writing is offering an option for long live and it is always as attractive hobby as the first time since I knew it.




43
Share
Surat Cinta [Biasa]. Air dengan sifat anomalinya dan perasaan manusia mempunyai keunikan yaitu [akan] berfluktuasi dengan dinamika rasa cinta, benci, takut, senang, kuatir dan semacamnya dari waktu ke waktu. Namun yang mungkin terasa sublim bahwa fluktuasi perasaan sering tidak disadari dan tidak terungkap [atau disadari tapi tidak terungkap?].

Bismillahirrahmaanirrahiim Sebuah kondisi yang kemudian menghamparkan kenyataan lain: setiap kita tidak akan pernah bisa mengetahui dengan pasti perasaan orang lain terhadap dirinya. Memang mungkin saja kita bisa menangkap dari sorotan mata, gerak tubuh dan tingkah laku lainnya, but the trueness of the feeling will never appear selama tidak diungkapkan secara verbal.

Dan dalam rangka memenuhi tantangan tematik LBI yang mengusung tema “Surat Cinta”, yang bagi saya ini merupakan tema paling sulit dari tematik sebelum-sebelumnya. But Challenge is a Chance, then here is my first love letter “

Inilah versi non hand writting-nya,:

Dear my Lovely Cak Po,
Assalaamu’alaikum warahmatullahi Wabarakaatuh
Asli kalau aku harus menyampaikan secara langsung semua isi tulisan ini, dijamin aku bakal tetap terbungkam seribu bahasa lho. Dan aku juga yakin Cak Po juga bakal bilang: Lagi ngapalin  naskah untuk pentas teathre ta? Ya demikianlah salah satu keunikan dalam keluarga kita yang lebih menghayati [bentuk] cinta dengan menguraikan dalam laku tindakan. 

Kehidupan mengajari kita semua bahwa ukuran integritas cinta adalah manakala ia ada dalam hati kemudian terkembang dalam kata-kata yang meneduhkan dan diwujudkan dalam perbuatan sehari-hari secara kontinyu.… Inilah pelajaran tentang cinta yang bisa aku simpulkan dari apa-apa yang telah kau lakukan untukku dan pastinya pada yang lainnya.

Cak Po,
Maafkan adikmu ini yaa....yang selama ini menganggap segala bentuk perhatian dan kasih sayangmu sebagai hal yang biasa saja: lumrahlah kakak menyayangi adiknya, berkorban untuk adiknya, lebih mementingkan kebutuhan adiknya...bla..bla..bla...Hingga suatu hari ada seseorang yang bilang “ Sampeyan kuwi koyone adik sing paling disayangi Cak PO ya?” 

Dan adikmu yang naif ini pun baru mulai memikirkan dan meresapi semua hal yang Cak Po lakukan dan berikan padaku, tak hanya semasa aku masih berseragam sekolah merah putih hingga abu-abu putih kemudian kuliah serta memasuki dunia kerja....Aku yakin Cak PO tak akan ingat semua yang telah kau berikan dan lakukan padaku dan aku juga tak bisa menyebutkannya satu persatu HANYA  masih bisa mengingatnya dengan baik serta menyadari bahwa aku tak akan mampu memberikan seperti yang telah kau perjuangkan untuk adik tercantikmu ini [aku selalu suka bilang sebagai adik tercantik ya, karena adikmu yang perempuan hanya aku seorang].

Bahkan hingga ketika ada laki-laki yang menyampaikan pinangan padaku, Cak Po yang pertama memberikan persetujuan sekaligus meyakinkanku “Berterima kasihlah pada semua hal yang terjadi, karena dengan begitu kita akan bisa mengambil pembelajarannya untuk menjadi diri yang lebih kuat dan bijaksana”. 
Cak Po juga deh yang kemudian paling all out memberikan dukungan. Dan untuk semua hal itu, aku juga paham jika Cak PO hanya ingin aku bahagia kan?  Dengan segala adaku, aku pun hanya bisa bilang: Terima kasih karena Hukum Newton III “ Aksi = Reaksi” Atau kesetimbangan kimia “Stoikiometri” kali ini tak bisa aku buktikan padamu.

Udah dulu ya Cak PO, jika aku teruskan menulis semuanya dalam surat ini pasti tak akan ada habisnya, harapan dan doaku selalu semoga Cak Po sekeluarga dilimpahi kebahagiaan  dan keberkahan hidup dunia-akherat. Oh iya, satu lagi......I’ll be your lovely little sister ever after...Heheheeeee. ♥♥♥♥♥

Wassalam ~ Adik tercantikmu
======

Demikianlah Surat Cinta [Biasa] yang saya buat special untuk kakak tercinta Cak Po. bahwa dalam kita merenungi makna cinta, akan membawa pada salah satu simpul cinta yaitu cinta hanya kuat ketika ia datang dari pribadi yang kuat karena integritas cinta hanya mungkin lahir dari pribadi yang juga punya integritas.






84
Share
Newer Posts Older Posts Home
Bukan kesulitan yang membuat kita takut, tapi ketakutanlah yang membuat kita sulit. Karena itu jangan pernah mencoba untuk menyerah dan JANGAN PERNAH MENYERAH UNTUK MENCOBA. ~ Ali Bin Abi Thalib

My photo
Ririe Khayan
Assalamulaikum. Hi I am Ririe Khayan a Lifestyle Blogger and live in Jogya. I’m the Author Of Kidung Kinanthi, a Personal Blog about my random thought, parenting, traveling, lifestyle, & other activity as well as Personal & Working Mom Story. Kindly feel free to contact me at: ririekhayan(at)gmail(dot)com
View my complete profile
  • Cara Cepat dan Aman Mematikan Ikan Lele
    Ikan dan Belalang (berdasarkan ajaran agama yang saya anut) termasuk jenis [bangkai] hewan yang halal untuk dimakan. Tapi tidak berarti k...
  • Kenapa dan Bagaimana Ular Masuk Rumah ?
    Kenapa dan Bagaimana Ular Masuk Rumah ? Bagi orang-orang yang tinggal di daerah pedesaan atau lokasinya masih berdampingan al...
  • Brand Susu Untuk Kesehatan
    Jika ada pertanyaan: Sehat ataukah sakit yang mahal harganya? Bismillahirrahmaanirrahiim , kalau menurut saya, secara ‘value’ kondisi se...
  • Cara Membuat Paspor untuk Anak di bawah 17 tahun Secara Online
    Cara Membuat Paspor untuk Anak di bawah 17 tahun Secara Online . Sebenarnya persyaratan dan alur pembuatan proses secara langsung ( walk i...
  • Waspadai Terjadinya Perdarahan Implantasi yang Dikira Haid Ternyata Hamil
    Waspadai Terjadinya Perdarahan Implantasi yang Dikira Haid Ternyata Hamil . Jika Anda sedang berusaha punya anak, menunggu kapan Anda resmi ...
  • Lima Cara Mengaktifkan (Kembali) Google Adsense yang Diblokir
    Sebaiknya dikesampingkan dulu bila ada yang beranggapan Akun GA di Banned, tak bisa diaktifkan.  (Ternyata) Google Adsence Bisa Aktif  Kem...
  • Panic attack Ketika Terkena HERPES Zoster
    P anic attack Ketika Terkena HERPES Zoster . Mendengar kata HERPES, bisa jadi sebagian orang langsung tertuju pada nama penyakit yang satu ...
  • Keracunan Ikan, Alergi Makan Ikan Laut dan Hubungannya Dengan Kandungan Histamin
    Keracunan Ikan, Alergi Makan Ikan Laut dan Hubungannya Dengan Kandungan Histamin   .Mungkin kita pernah mendengar peristiwa keracunan sete...
  • Suplemen Madu Untuk Membantu Atasi Anak Yang Susah Makan
    Punya pengalaman menghadapi anak yang susah makan? Ada yang baper karena selera makan putraatau putrinya belum variatif yang berputar seki...
  • Serunya Mudik Naik Kereta Api Probowangi
    Usai long wiken Idhul Adha...jadi ngayal kalau tiap bulan ada long wiken 4 hari gitu pasti indah sekaliiiii...... #Plakkk [digampar klomp...

Blog Archive

  • ▼  2024 (3)
    • ▼  December (1)
      • Manfaat Penting Bermain Untuk Anak-Anak Usia Pra S...
    • ►  March (1)
    • ►  February (1)
  • ►  2023 (5)
    • ►  November (1)
    • ►  July (1)
    • ►  June (1)
    • ►  May (1)
    • ►  February (1)
  • ►  2022 (19)
    • ►  December (2)
    • ►  October (1)
    • ►  September (3)
    • ►  August (1)
    • ►  July (2)
    • ►  June (2)
    • ►  May (2)
    • ►  April (1)
    • ►  March (1)
    • ►  February (2)
    • ►  January (2)
  • ►  2021 (45)
    • ►  December (2)
    • ►  November (3)
    • ►  October (7)
    • ►  September (4)
    • ►  August (3)
    • ►  July (6)
    • ►  June (3)
    • ►  May (3)
    • ►  April (4)
    • ►  March (3)
    • ►  February (3)
    • ►  January (4)
  • ►  2020 (43)
    • ►  December (4)
    • ►  November (2)
    • ►  September (2)
    • ►  August (2)
    • ►  July (2)
    • ►  June (4)
    • ►  May (5)
    • ►  April (7)
    • ►  March (8)
    • ►  February (3)
    • ►  January (4)
  • ►  2019 (35)
    • ►  December (2)
    • ►  November (1)
    • ►  October (4)
    • ►  September (4)
    • ►  August (4)
    • ►  July (5)
    • ►  June (2)
    • ►  May (4)
    • ►  April (2)
    • ►  March (7)
  • ►  2018 (49)
    • ►  December (5)
    • ►  November (11)
    • ►  October (1)
    • ►  September (6)
    • ►  August (5)
    • ►  July (5)
    • ►  June (3)
    • ►  May (3)
    • ►  April (2)
    • ►  March (1)
    • ►  February (3)
    • ►  January (4)
  • ►  2017 (51)
    • ►  December (2)
    • ►  November (4)
    • ►  October (4)
    • ►  September (3)
    • ►  July (1)
    • ►  June (5)
    • ►  May (5)
    • ►  April (7)
    • ►  March (6)
    • ►  February (7)
    • ►  January (7)
  • ►  2016 (73)
    • ►  December (5)
    • ►  November (4)
    • ►  October (4)
    • ►  September (3)
    • ►  August (1)
    • ►  July (1)
    • ►  June (3)
    • ►  May (6)
    • ►  April (10)
    • ►  March (12)
    • ►  February (12)
    • ►  January (12)
  • ►  2015 (118)
    • ►  December (12)
    • ►  November (12)
    • ►  October (11)
    • ►  September (11)
    • ►  August (12)
    • ►  July (8)
    • ►  June (8)
    • ►  May (3)
    • ►  April (6)
    • ►  March (12)
    • ►  February (12)
    • ►  January (11)
  • ►  2014 (60)
    • ►  December (1)
    • ►  November (4)
    • ►  October (6)
    • ►  September (5)
    • ►  August (3)
    • ►  July (3)
    • ►  June (1)
    • ►  May (4)
    • ►  April (4)
    • ►  March (11)
    • ►  February (10)
    • ►  January (8)
  • ►  2013 (90)
    • ►  December (7)
    • ►  October (5)
    • ►  September (6)
    • ►  August (9)
    • ►  July (5)
    • ►  June (8)
    • ►  May (9)
    • ►  April (5)
    • ►  March (13)
    • ►  February (12)
    • ►  January (11)
  • ►  2012 (126)
    • ►  December (6)
    • ►  November (5)
    • ►  October (14)
    • ►  September (10)
    • ►  August (10)
    • ►  July (12)
    • ►  June (11)
    • ►  May (12)
    • ►  April (12)
    • ►  March (12)
    • ►  February (12)
    • ►  January (10)
  • ►  2011 (69)
    • ►  December (11)
    • ►  November (11)
    • ►  October (4)
    • ►  September (4)
    • ►  August (9)
    • ►  July (7)
    • ►  June (18)
    • ►  May (5)
Ririe Khayan is an Intellifluence Trusted Blogger

Juara LBI 2016

Juara LBI 2016
facebook twitter youtube linkedin Instagram Tiktok

Labels

Advertorial Aneka Kuliner Article Blog Award Book Review Contact Me Disclosure English Version Fashion Fiksi Financial Gadget Give Away Guest Post Info Sehat Informasi Inspiring Lifestyle Lomba Love Story My Diary My Poems Opini PR PerSahabatan Pernik-Pernik Renungan Review Skincare Technology Traveling True Story UMKM Visit Who Am I? Writing For Us banner parenting




Copyright © 2019 Kidung Kinanthi

installed by StuMon