Sudah lumayan lama tergelitik untuk membuat posting tentang teh celup, untuk sharing mengenai cara penyajiannya. Barangkali masih ada di antara kita yang menyajikan teh celup menggunakan ‘caranya sendiri’ atau tidak mengikuti serving direction yang tercantum pada kemasan teh celup. Semoga bisa jadi wacana yang memberi nilai manfaat tentang bagaimana semestinya kita mengkonsumsi teh celup dengan cara yang benar. Then, here is the post…
Teh sudah merupakan bagian dari kebiasaan hidup kita sehari-hari, minum secangkir teh panas di pagi atau sore hari, bahkan rata-rata kalau makan di luar (warteg, lesehan, depot..etc), minuman yang paling sering di pesan adalah teh (manis/tawar; dingin/hangat/panas). Meski demikian aku baru mulai terbiasa dan akrab dengan minuman teh ketika memasuki dunia kerja (mencari sesuap nasi dan segenggam berlian ..) karena setiap pagi 1 teko teh panas sudah siap di minum sesuka hati. Dan biasanya teh yang digunakan adalah Teh seduh (istilah bekennya teh tubruk..)
Dan seiring perkembangan teknologi dan trend fast serving, Teh pun mengalami adaptasi terutama dalam cara pengemasannya demi memenuhi keinginan penikmat teh agar cepat, praktis, dan efisien. Maka hadirlah Teh celup yang langsung mempesona penyajiannya. Tentunya sebagian besar penikmat teh sudah pernah menggunakan varian teh celup atau bahkan ada yang menjadi pengguna setianya karena memang Sangat modern dan praktis.
Hampir semua orang sudah tahu bagaimana nikmat dan manfaatnya minum teh (dengan semua jenisnya)bagi kesehatan. Akan tetapi berapa lama biasanya (yang sering luput dari perhatian) kita mencelupkan kantong teh celup tersebut? Dulu logika berpikirku dalam mencelupkan teh adalah: semakin lama dicelupkan maka akan lebih banyak manfaat teh yg bisa aku minum. Dan paradigma lainnya adalah: sayang dong teh celup baru dipakai sekali jika langsung dibuang, kan masih bisa digunakan kalau ada yang mau bikin minum teh….(basic instinct: biar hemat, hehehe..)
Apakah ada diantara Anda yang “lugu” sepertiku terhadap penyajian teh celup? Ataukah karena tak sengaja ‘lama-lama’ mencelupkan kantong the celup dalam air panas. Maksud hati sambil menunggu waktu pencelupan kemudian di tinggal apa gitu deh sehingga lupa (kelamaan) membiarkan the celup berendam….Jika ada, maka sebaiknya mulai di perbaiki/hindari mencelupkan kantong teh terlalu lama, karena semakin lama merendam teh celup dalam air panas, justru akan semakin banyak kandungan yang BUKAN hanya the yang larut dalam cangkir teh kita. Tehnya sendiri tidak berbahaya, akan tetapi kantong kertas kemasannya yang perlu diwaspadai.
Sedikit (masuk pada ranah teori) mata kuliah (proses industry kimia) yang masih aku ingat (secuil) tentang pembuatan kertas yang dibuat dari pulp (bubur kertas) yaitu yang terbuat dari bahan kayu, bubur tersebut berwarna coklat tua sehingga untuk membuatnya berwarna putih, digunakan bahan kimia pemutih yang terbuat dari senyawa chlorine.
Dalam prosesnya, chlorine ini tetap tertinggal dalam produk kertas karena tidak dilakukan penetralan( high cost). Kertas semacam inilah yang kemudian digunakan sebagai kantong teh celup. Silahkan browsing tentang pembuatan kertas tersebut jika tertarik ingin tahu lebih detailnya. Kandungan zat chlorine (yang terdapat) pada kantong kertas teh celup akan larut jika kantong teh dicelupkan lebih dari 3 – 5 menit (melebihi batas waktu pencelupan yang tertera pada kemasannya)
Sekali lagi, tehnya sendiri memang banyak manfaatnya. Dan meskipun kandungan chlorine pada kertas pembungkus teh celup (dinyatakan) dalam zona aman…tapi mari kita berpikir secara jangka panjang dan menghitung frekuensi kita minum teh sehari-hari----> akan ada proses akumulasi serta reaksi terhadap kesehatan tubuh akibat adanya zat chlorine yang (tanpa sengaja) kita minum. Nah, jangan biarkan teh celup Anda tercelup lebih dari 5 menit. Atau, kembali ke cara tradisional yang sedikit repot: teh tubruk deh. So, let’s drink tea for healthy…
NOTE:
Chlorine tergolong powerful oxidizing agent, bersifat toxic dan corrosive. Biasa digunakan dalam proses bleaching (contoh di pabrik kertas), manufacturing syntetic rubber & plastic, serta desinfektan untuk pemurnian air.
Fungsi chlorine pada kertas adalah disinfektan sehingga kertas bebas dari bakteri pembusuk dan tahan lama. Selain itu, kertas dengan klorin memang tampak lebih bersih. Karena bersifat disinfektan, klorin dalam jumlah besar tentu berbahaya. Tak jauh beda dari racun serangga.
Berdasarkan penelitian, diduga ada hubungannya antara chlorine dalam tubuh dengan kemandulan pria, bayi lahir cacat, keterbelakangan mental serta kanker.