Berada di rumah, acara mudik begini mau share tentang JJS juga gak mungkin, secara kalau mudik acaranya ya seputar rumah dan sekitarnya saja. Apalagi dalam perjalanan mudik kemarin kena macet [lagi] di Probolinggo semalaman dan keluar dari macet sekira jam 6 pagi. Masuk Surabaya jam 9an, alhasil naik bis jurusan Semarang tidak dapat tempat duduk sehingga harus sok kuat berdiri deh dan sampai rumah jam 11an. Nunggu bis berikutnya juga tidak menjanjikan karena long week end yang biasanya ada filterisasi penumpang yang mau naik bis di Purabaya, di utamakan yang jarak jauh dulu baru yang dekat-dekat kalau mau ikut ya silahkan berdiri dengan ikhlas. Total butuh waktu hampir 18 jam [lagi] untuk rute Banyuwangi – LA (tepatnya sampae rumah). Dan yang ada lagi musim nyamuk karena waktunya panen padi sekaligus masa tandur lagi, tapi nyamuknya sedikit hanya saudara-saudarnya yang banyak sih. Maka cerita saja tentang nyamuk karena memang sedang nge’date sama nyamuk di malam Minggu ini. Adakah yang belum pernah merasakan nikmatnya digigit nyamuk?
Ada yang tidak kenal dengan nyamuk, atau belum pernah digigit si nyamuk mungil tersebut? Bagaimana reaksinya jika di gigit binatang imut-mut tersebut? Loncat-loncat indah dari tempat duduk, teriak histeris, langsung semprot dengan obat anti nyamuk spray, ambil raket elektrik buat main bulu tangkis, atau menampar pipi sendiri karena nyamuk telah terbang bebas sebelum tangan mendarat di pipi?
Ada yang tidak kenal dengan nyamuk, atau belum pernah digigit si nyamuk mungil tersebut? Bagaimana reaksinya jika di gigit binatang imut-mut tersebut? Loncat-loncat indah dari tempat duduk, teriak histeris, langsung semprot dengan obat anti nyamuk spray, ambil raket elektrik buat main bulu tangkis, atau menampar pipi sendiri karena nyamuk telah terbang bebas sebelum tangan mendarat di pipi?
Saya sendiri Bismilllahirrahmaanirrahiim biasanya kalau si nyamuk baru menclok saya lebih suka meniup atau mengusirnya biar kabur. Atau jika si nyamuk sudah kenyang, maka pelan-pelan saya berusaha menangkap nyamuk tersebut agar isi perutnya yang sudah penuh darah tidak pecah. Dan yang sering terjadi nyamuknya lolos dengan sukses deh. Biasanya kalau lagi mudik bareng-bareng seperti pas lebaran, tidurnya gaya pemindangan alias tidur massal gitu deh dimanapun yang penting tidur. Adalah Cak Po dan Cak To (dua dari sekian kakak saya) yang suka gemes jika melihat saya yang super ‘sabar’ saat menangkap nyamuk, jadi langsung deh menyerobot untuk mendahului neplok nyamuk dengan sukses tanpa ampun pokoknya.
Tapi benarkah nyamuk itu sejahat yang kita kira (selama ini)? Kenyataannya tidak semua nyamuk menghisap darah karena hanya nyamuk betina yang menyedot darah mangsanya. Dan sama sekali bukan untuk makan karena nyamuk jantan maupun betina makannya dari cairan nektar bunga. Nyamuk betina menghisap darah untuk memberi nutrisi pada telurnya karena telur-telur nyamuk memerlukan protein yang terdapat dalam darah untuk berkembang. Maka nyamuk betina menghisap darah HANYA untuk menjaga kelangsungan generasi barunya. Jadi sebenarnya just law of nature, nyamuk menghisap darah secukupnya saja sesuai kebutuhan untuk mempertahankan siklus hidup bangsanya. Jadi selama bukan jenis nyamuk Anopheles, mungkin tidak apa-apa kali ya berbagi dan menyumbang sedikit darah buat nyamuk? Hahahaha...nglantur neh jadinya.
Terlanjur nulis nyamuk, jadi sekalian deh refresh singkat tentang siklus hidup nyamuk (mumpung pas baca majalah Oase, ada artikel tentang nyamuk). Konon, telur nyamuk biasanya diletakkan di daun lembab atau kolam yang kering dimana pemilihan tempat ini oleh induknya dengan menggunakan reseptor yang ada di bawah perutnya. Fungsi reseptor adalah sebagai sensor suhu dan kelembapan. Jika sudah menemukan tempat yang tepat, maka induk nyamuk akan mengeluarkan telur-telurnya dan disusun secara bergaris baik dalam kelompok maupun satu persatu. Beberapa jenis nyamuk meletakkan telurnya saling menggabung membentuk suatu rakit yang bisa terdiri dari 300 telur. Kemudian telur berada pada masa inkubasi, yang paling ideal pada musim dingin. Kemudian larva mulai keluar dalam waktu yang hampir bersamaan, sampai siklus pertumbuhan selesai secara keseluruhan, larva nyamuk akan berubah kulitanya dua kali.
Selesai berganti kulit, nyamuk berada pada fase transisi yang disebut fase pupa, pada fase ini nyamuk sangat rentan terhadap kebocoran pupa. Agar bisa bertahan, sebelum fase pupa siap untuk perubahan kulit yang terakhir kali, dua pipa nyamuk muncul ke permukaan air untuk alat pernafasan. Nyamuk dalam kepompong pupa cukup dewasa dan siap terbang dengan semua organnya: antena, belalai, kaki, dada, sayap, perut, dan mata besar yang menutupi sebagian besar kepalanya. Kemudian kepompong pupa di sobek di atasdan tingkat ketika nyamuk yang telah lengkap muncul ini adalah tingkat yang paling membahayakan. Nyamuk harus keluar dari air tanpa kontak langsung dengan air, sehingga hanya kakinya yang menyentuh permukaan air. Faktor kecepatan ini sangat penting karena sedikit saja missed bisa mneyebabkan kematiannya. Akhirnya nyamuk tinggal landas untuk penerbangan perdananya setelah istirahat setengah jam.
Demikian saja sekilas flash back tentang nyamuk yang saya yakin sudah pada pernah baca ketika dapat pelajaran IPA atau Biologi. Maaf, tidak punya gambar unyu'nya si nyamuk untuk di pasang dalam postingan. Yang jelas Nyamuk tidak pernah berbuat kriminal karena dia hanya memenuhi fitrah penciptaan dirinya. Iya kan?
Lupa adalah fitrah manusia yg diberi nama khilaf.
"Memaafkan" berarti siap untuk "melupakan"
yang perlu perjuangan dan pengorbanan untuk melakukannya
and nothing will be the same again.