Pada Bulan
Juli lalu, kami: saya, Una, Mbak Alaika dan Mas Stumon kali pertama kopdar. Dan
ketika saya mengabarkan ada jadwal ke Jakarta lagi, ide spontan pun dilontarkan
oleh Mas Stumon untuk Kopdar lagi dan kali ini rencananya kami akan membaur
dengan kehiudpan malam Jakarta tepatnya di Monas. Jelas ide yang sangat
kontroversial ya? Tapi sangat menarik karena saya punya rasa penasaran seperti
dinamika suasana malam di ibukota Jakarta yang sudah membuat saya “terpana”
sejak sebelum saya menjejakkan kaki di Jakarta yaitu saat saya membaca “Jakarta
Under Cover”nya Moammar Emka. Iya sih, fenomena Jakarta Under cover bisa jadi
bukan hanya terjadi di Jakarta melainkan juga ada di daerah lain, hanya saja
yang kebetulan booming go public kebetulan di Jakarta. Bismillahirrahmaanirrahiim persetujuan
saya untuk melihat seperti ‘live’nya malam di jakarta tentu sudah
mempertimbangkan sisi safety-nya, yaitu karena kami akan ber-4 notabene ada dua
mantan preman satpam-nya Jakarta: Una
dan Mas Stumon!
Setelah
acara di Kuningan usai dihari Jumat, seperti biasa kalau ke Jakarta agenda
rutinnya ya nyambangi sodara sekalian. Dan tibalah waktunya untuk Kopdar yang paling
nekad dan Guess what happen? Acara kopdar di Monas gagal Total, hiks. Kondisi Mbak Alaika kurang fit sehingga tidak
bisa datang ke jakarta. Mas stumon yang baru datang dari adventure-nya di
Rinjani juga KO sukses. Dan si cantik Una ngabur ke Bogor untuk menghadiri
penyerahan hadiah dari Blog Competition-nya IPB. Sekali lagi Una membuktikan
kepiwaiannya menulis dengan menempatkan diri sebagai Juara 3 pada 5th
journalistic Fair yang diselenggarakan IPB.
Saya sudah fix gak janjian untuk ketemuan sama teman-teman kuliah yang ada di Jakarta dan sekitarnya [seperti biasa saat saya ada di jakarta], dan kalau kopdar bener-bener gagal? Wouuww, berasa jauh-jauh menempuh perjalanan gak ada multiply benefitnya tho? Alhamdulillah kopdar masih bisa dilanjutkan, tapi harus sabar nunggu si Una balik dari Bogor yang tentunya tak lepas dari jebakan macet sepanjang jalur Jakarta – Bogor tuh. Finally, kami sepakat jika dia masuk Jakarta setelah jam 3 sore, kopdar gak jadi. At the last minute mendekati jam 3, Una ngasih tahu jika saya bisa berangkat tuh. Meeting point: Plasa Senayan again. Saya datang lebih dulu karena Una ternyata mampir pulang ke rumah untuk naruh piala dan ada ‘hajat’ khusus. Serunya lagi, tuh anak sudah duduk manis di belakang saya tanpa saya ketahui. Bahkan dia sengaja sms pun saya gak tahu, lha HP ada dalam tas? Heheheheee....
Saya dan Una pun menyepakati agenda Kopdar: Nonton dan lanjut main ke sekre untuk nyambangi si makhluk yang baru turun dari gunung, ya itung-itung sekalian silaturahim dan bertemu langsung dengan anak asuh di sekretariat tersebut. Pilihan judul film pun jatuh pada Residence Evil dan tentunya cari camilan dulu sebelum filmnya tayang. Karena sama-sama masih separuh kenyang, Una ber-ide untuk beli de crepes saja. Dan sayangnya saya tak sanggup menghabiskan de crepes karena rasa gurihnya membuat rasa mblenger di perut saya. Coba kalau ada de crepes-nya rasa pedes, dengan cepat tuh bisa saya habiskan...#ngeles. Gak perlu diceritain lagi gimana reaksi Una pas lihat pilemnya kan? Tentunya dia ekspresif deh...whahahahaa.
So next, lanjut the part of adventure menuju Sekre-nya. Ternyata perjalanan menuju markasnya stupid monkey tidak sederhana. Dari PS naik busway, turun di Semanggi dan melintasi jembatan penyeberangan yang lumayan juga untuk jogging.
“ Kira-kira berapa panjangnya jembatan semanggi ini, Na?”
“ Aku belum pernah bawa meteran untuk ngukur jembatan ini Mbak..”
“ ya gak usah meteran, bawa penggaris saja lah..”
Percakapan intermezo biar tetap seru meski menempuh jalan kaki hampir 1 KM di jembatan penyeberangan Semanggi. Apalgi rute busway-nya masih nambah lagi ke Grogol plus naik angkot serta lanjut jalan kaki menuju Sekre. Tralalalala....menariknya acara malam minggu kami kan?
Sesampainya di sekre, disambutlah oleh sesosok stumon dengan ekspresi-nya yang melow untuk meyakinkan jika dia beneran TKO habis dari Rinjani. Lupakan soal ekspresi kecapekan si stumon deh, kami pun asyik bertanya ini dan itu tentang perjalannya ke rInjani [yang ini Una kayaknya masih ingat detailnya, saya kan mengalami sindrom PDI ~ penurunan Daya Ingat]. Tak lupa copas film the Avenger yang belum sampat saya tonton.
“ Kamuh tuh cewek kok sukanya pilem thriler sey Mbak” demikian sindir Mas Stumon.
“ Kalau pilem drama banyak bicaranya..side efect-nya gak ada jadi kurang menarik deh..”
Una pun asyik berpoto ria dengan camdig saya, “ pake camdigmu kok hasilnya lebh cantik ya Mbak? Kata una dengan sumringah.
Ah iya, saya dan Una sempat nyengir tuh ketika ada yang pamitan dengan adegan cium tangan kami berdua....berasa tuaaa dweehhh....hihihihii.
Berhubung
waktu semakin malam dan saya harus pulang sebelum jam berdentang 12 kali, takut
dunk kalau ketinggalan kereta kuda-nya Cinderella? Ehmmm, gak ding...takut
terulang tragedi sewaktu saya pulang kopdar pertama dulu. Dan ternyata
perjalanan pulang ini tidak sesederhana dugaan saya. Kirain bisa langsung naik
bis ke arah Tangerang sekeluar dari kompleks Sekre-nya Mas Stumon. Dan Inilah
kali pertama saya menempuh perjalanan di ramainya lalu lalang jalan raya dengan
orang yang juga takut menyeberang ke keramaian lalu lintas, KLOP! Apalagi saat
sampai Grogol tuh bis jurusan Tangerang gak muncul-muncul juga sedangkan waktu
semakin mendekati angka sebelas malam? Panik tentu saja..tapi Una tetap sabar
deh menemani. Sepertinya dia gak tega ninggalin saya di tengah asingnya suasana
malam Jakarta. Orang-orang di sekitar halte menyarankan agar kami nyegat
bis-nya ke Tomang saja karena lebih banyak bis yang lewat sana yang menuju arah
Tangerang.
Maka demi saya bisa pulang ke Tangerang dengan selamat, Una pun
mengantar saya ke Tomang dengan naik Ojek serta mengantar saya hingga naik
angkot karena hampir 15 menit tak juga muncul bis Tangerangnya. Setelah
memastikan saya aman dalam angkot, Una pun balik ke Grogol dan pulang deh.
Sedangkan saya, akhirnya kabur pindah ke bis jurusan Tangerang bersama para
penumpang lain dalam angkot tersebut. Daripada kelamaan tuh angkot gak
berangkat, ada bis yang muncul jadi ya cabuut saja dengan semangat ’45 dan gak sampai 45 menit kemudian saya sudah sampai Tangerang. Di jemput keponakan sehingga selamat deh m`suk rumah sebelum TEnggg jam 12 malam deh! Jadi sepatu kacanya gak perlu ketinggalan...
Menutup
cerita Kopdar [lagi] de Crepes dengan Una – Stumon, sekalian ditambahi lagi deh
dengan menjawab PR
dari si Una :
1.
Apa arti nama lengkapmu?
Hemmm...buka
saja postinganku di sini
ya...lengkap poll pokoknya.
2.
Pilih mana, ayah atau ibu?
Aku
pilih keduanya Na, lha keduanya orang yang jadi sponsor lahirnya aku ke dunia
dan membesarkan aku lho?
3.
Satu cita-cita yang ingin sekali kamu raih apa?
Jadi
penulis yang produktif, inovatif, kreatif dengan tulisan yang gak membingungkan
pokoknya. Oh iya, pengen punya keluarga yang harmonis sakinah mawadah warohmah
ini yang lebih penting lagi.
4.
Dalam lima tahun ke depan, kamu menginginkan kehidupanmu seperti apa dan
bagaimana?
Hidup
gemah ripah loh jinawi saja deh
5.
Apa passion-mu?
Pengen
adventure ke Perancis...lihat piramid...ke hutan Amazon
6.
Paling nggak suka, orang yang bagaimana?
Orang
yang plin plan, gak konsisten, suka ingkar janji seakan hal biasa saja, gak
bisa menghargai orang lain, egois...
7.
Apa motto hidupmu?
Jalani
dan hadapi karena kita tak akan bisa lari dari masalah...kalau kewalahan kan
bisa minta tolong tho? Heheheee....
8.
Kamu suka blog yang bagaimana?
Suka
blog kayak punyakmu deh...
9.
Satu tempat di Indonesia yang ingin kamu datangi?
Taman
Mini Indonesia Indah....kan bisa sekalian ngliat miniatur Indonesia tuh?
10.
Kalau ada peri cantik datang kepadamu yang bisa memenuhi tiga permintaanmu,
kamu akan minta apa?
Minta
tiket ONH plus untuk Ortuku dan semua keluargaku, mesin waktu [untuk bertemu
Nabi dan Khulafaur Rasyidin, ketemu Hittler pas ke Indonesia, minta tanda
tangan Gajah Mada, Foto Bareng Bung Karno, pinjam gaunnya Cleopatra,
hemm...pokoknya jalan-jalan dengan mesin waktu ke masa silam deh], dan hapus
korupsi dari Indonesia!
11.
Kalau misal kamu hanya diperbolehkan membawa lima barang kepunyaanmu, apa saja
yang akan kamu bawa?
Aku
hanya butuh 1 barang saja Na, bawa Koper besar yang ta isikan mulai dompet, HP,
buku favoritku [termasuk buku tabungan dan Polis], baju beberapa potong. Nah
kan, aku gak perlu bawa sampai lima barang, wong cukup 1 koper saja kok.
Wouuuww,
ternyata lumayan panjang neh cerita kopdar ini ya? Kebiasaan buruk neh kalau
cerita suka berkepanjagan ya....Lha selalu ada yang seru setiap kali kopdar
even ketemu orang yang sama: Una – Stumon duang. Eh, ketemu sama Reza Rahardian
juga pas ngantri tiket di XXI ding!