Siapa yang tidak atau belum kenal kain batik? Saat ini, sepertinya hampir semua orang sudah mengenal dan punya baju bermotif batik, at least 1 potong baju batik kan ya? Dalam hal ini, Bismillahirrahmaanirrahiim, baju atau kain motif batik baik yang menggunakan bahan pewarna alam atau sintetis. Serta jenis batik dalam semua kategori batik: cap, tulis, semi tulis, lukis maupun printing.
Batik sudah sejak lama mencuat sebagai warisan leluhur yang luhur, setidaknya telah dikenal sejak zaman Majapahit dan secara berkelanjutan hingga sekarang. Apalagi setelah mendapatkan pengakuan UNESCO jika BATIK merupakan warisan budaya, seni kerajinan membatik semakin bersinar di dunia fashion, tidak hanya sebatas kemeja, blus, dress dan atau gamis, tetapi juga berkembang pada ragam out fit dan aksesoris ke kaos, tas, topi, celana, sandal, sepatu, dompet dan segabrek produk kerajinan (skala IKM dan industri besar) yang mengeksplorasi motif batik bermunculan dengan bermacam inspirasi dan ciri khasnya yang unik menarik hati saya dan semua orang di semesta raya ini.
Kalau ngomongin motif batik, hampir semua daerah di Indonesia memiliki ikon/corak/ motif kain batik yang mengangkat kearifan lokal. Bagaimana dengan harga? Variable yang mempengaruhi harga kain batik sangat banyak: mulai dari jenis kainnya, desainnya (jika by rikues), jenis pewarnanya, banyaknya warna pada motif, dll.
IKON pengrajin Batik Tulis |
Pernah kan menawar-nawar harga saat membeli kain batik tulis? Atau….begitu mengetahui harga batik tulis, otomatis terlintas pertanyaan dalam hati, kok (relatif) mahal ya? Apalagi batik tulis sutra yang harganya ngeHITS mahal bingiiiits bertubi-tubi dibandingkan semua jenis kain batik. Yaaaa…..setidaknya ini curahan isi hati saya kala melihat suatu motif kain batik tulis ciamikkk yang membuat iman saya tergoda untuk membeli tapi regone kok membubung sih? Hehehee…
Hingga pada suatu hari…..*Eeng-Ing-eeengg*,
Alhamdulillah datanglah kesempatan untuk ikut [Belajar] Membuat BATIK TULIS di Balai Besar Kerajinan dan Batik Yogyakarta, Jalan. Kusumanegara no. 7 DIY.
Iyaah, seharian saya menjalani masa belajar Membatik yang membuat saya tersadar: Yo pantes rek nek regone kain batik (semi tulis, lukis, full tulis) iku larang tenan ! Lha memang proses untuk menghasilkan satu potong kain batik membutuhkan waktu, tenaga, konsentrasi, kesabaran yang multikompleks. Ini saya saking takjubnya sehingga menyimpulkan tak cukup hanya dengan istilah proses yang kompleks.
Alhamdulillah datanglah kesempatan untuk ikut [Belajar] Membuat BATIK TULIS di Balai Besar Kerajinan dan Batik Yogyakarta, Jalan. Kusumanegara no. 7 DIY.
Iyaah, seharian saya menjalani masa belajar Membatik yang membuat saya tersadar: Yo pantes rek nek regone kain batik (semi tulis, lukis, full tulis) iku larang tenan ! Lha memang proses untuk menghasilkan satu potong kain batik membutuhkan waktu, tenaga, konsentrasi, kesabaran yang multikompleks. Ini saya saking takjubnya sehingga menyimpulkan tak cukup hanya dengan istilah proses yang kompleks.
Pada dasarnya proses membatik tulis hanya ada tiga tahapan yaitu: PEWARNAAN, PEMBERIAN MALAM (sejenis lilin) dan PELEPASAN MALAM/lilin dari kain.
Proses/Tahapan membuat Batik Tulis |
Tapi saat prakteknya, butuh waktu yang tidak sebentar dan berstep-step, kurang lebih berikut ini proses Belajar Membatik Semi tulis yang saya ikuti:
- Menggambar pola/motif batik. Langkah pertama pastinya ya membuat pola Idealnya membuat gambar/pola batik di atas kertas. Bisa saya asumsikan, tahapan pertama merupakan semacam kegiatan menggambar/melukis.
- Memindahkan gambar/desain batik ke kain dengan cara menJIPLAKkan pada kain putih polos (mori, sutra, dsb) yang akan dibatik. Kertas gambar yang sudah fix akan desain batik dihamparkan pada meja untuk memudahkan proses transformasi desain batik.
- Proses Membatik Tulis dengan alat bantu canting dilakukan menggunakan bahan utama lilin atau malam sebagai zat perintang warna. Kalau menurut istilah pelaku batik, pemberian lilin cair [pertama] pada pola batik dinamakan Nglowong yaitu membatik untuk “melekatkan” malam (lilin) menggunakan canting pada kain yang sudag digambari motif atau pola batik. Setelah semua desain digambari [diberi] lilin cair, kemudian dilanjutkan Ngiseni [mengisi] yaitu proses pemberian motif isian pada desain batik yang dipilih sebagai ornamen utama.
- Mopok Nyolet merupakan pelekatan malam yang kedua. Sebelum dicelup ke zat pewarna, bagian yang dikehendaki tetap berwarna putih maka harus dicolet/ditutup dengan malam. Hal ini untuk menghindari perembesan zat pewarna. Sedangkan proses pewarnaan bagian-bagian tertentu dinamakan Nyolet. Proses ini menggunakan kuas agar diperoleh warna seperti yang dikehendaki untuk bagian-bagian tertentu.
- Setiap kali tahapan selesai dilakukan, kain batik di rendam dalam larutan TRO selama Min 30 menit kemudian ditiriskan pada penjemuran (tanpa kena sinar matahari). Kalau sudah setengah kering dicelup lagi sambil dibolik balik selama min 15 menit, lalu diangin angin-anginkan
- Dalam keadaan setengah kering dicelupkan lagi dicelupkan pada larutan warna yang sama. Pencelupan ini dilakukan berulang – ulang sesuai kebutuhan warna yang diinginkan. Semakin banyak warna-warni pada suatu desain kain batik tulis, otomatis akan sebanyak itu pula proses nyolet, mopok dan pencelupannya.
- Nutup atau nembok yaitu melapisi bagian-bagian berwarna dengan malam. Tujuan nutup disini agar corak/motif/warna yang sudah fixed terlindungi saat dilakukan pencelupan pada tahap-tahap selanjutnya
- Nglorot malam dilakukan setelah mendapatkan warna/motif yang diharapkan yaitu menghilangkan lapisan malam dengan memasukkan kain ke dalam air mendidih. Proses pelorodan ini memerlukan adanya zat pembantu agar malam yang menempel pada kain mudah lepas pada saat direbus.
- Fiksasi warna untuk memperkuat warna dan merubah warna zat warna alam sesuai dengan jenis senyawa yang mengikatnya. proses fiksasi dilakukan dengan cara mencelupkan pada larutan fiksasi (Tawas, Kapur, Tunjung).
- Langkah terakhir adalah mencuci dan menjemur kain batik. Setelah kering siap di package dan dijual.
Jika ingin berpraktek Membuat BATIK Tulis minimal membutuhkan waktu sekitar seminggu, sehingga bisa praktek langsung mulai mendesain batik, meracik bahan-bahan, mempersiapkan (treatment awal) kain dan sarana – prasarana lainya hingga bisa menghasilkan satu potong kain batik tulis.
Akan tetapi, dengan durasi yang hanya 1 hari sehingga tidak memungkinkan bagi para peserta yang mayoritas Kuper soal seni membatik bisa melakukan praktek batik tulis secara full. Jadinya, saat itu kain yang akan dibatik sebagian besar sudah di cap motifnya (lha iya, kalau semua harus saya lakukan by myself, seharian gak bakal kelar njiplak pola batiknya).
Saya dan peserta lainnya (dibuat per kelompok terdiri 5 orang dengan 1 pembimbing/instruktur) hanya membuat gambar sedikit saja yang nantinya akan digunakan untuk proses membatik tulis (istilahnya). Berhubung saya gaktek plus dudul soal gambar-menggambar, meski tinggal njiplak plek pola yang sudah disediakan dengan cara ngeblat (meletakkan kain di atas hamparan kertas bergambar yang akan dipilih sebagai motif batik), tetap gak apik hasil jiplakan saya.
Saya [Belajar] Membuat BATIK TULIS dan hasil praktek yang acak aduk |
Serangakain tahapan [Belajar] Membatik Tulis yang saya ikuti di atas, sejujurnya belum ada selapis kulit ari dari proses membatik tulis yang baik dan benar. Saya juga masih banyak gak mudengnya dan berharap suatu hari nanti bisa menambah level ketahuan saya mengenai seni membatik tulis ini.
Meskipun baru tahu sedikiiiittt buanget mengenai proses pembuatan batik tulis, setidaknya saya jadi paham kenapa kain batik tulis harganya super duper mahal. Konon, untuk 1 potong kain batik yang pengerjaannya full manual (tulis) bisa membutuhkan waktu hingga satu bulan atau lebih.
Ada yang tertarik untuk belajar batik tulis? Dan….tertarik untuk terjun aktif dalam industri Batik Tulis kah?
Noted:
Tahapan proses membatik tulis di atas saya rangkum dari hasil praktek sehari membatik tulis di atas selembar kain ukuran 20 cm x 100 cm (itupun sebagian motifnya sudah di cap kok). Jadi mohon mohon dimaklumi jika alur prosesnya amburadul ya?
seru banget mak belajar membatik. Batik memang sudah naik daun ya....
ReplyDeleteAcara kantorkah? Waah pengin deh, bukan untuk terjun ke batiknya sih, tapi pengin tau aja :)
ReplyDeletejadi pengen tapi gak punya bakan seni hehehehe
ReplyDeletebuatan tangan emang kaya makna ya mb
ReplyDeleteHahaha iyo mba...dulu juga suka ngeluh klo pas ngerasain mahalnya batik. Tapi begitu tau prosesnya, duuuhh ternyata sulit ya.
ReplyDeleteJadi pengen mbatik lagi.
ReplyDeleteBtw, mbak ririe masih d jogja ga sih?
belum pernah ngrasain sih gimana mencoretkan malam di selembar kain,, apalagi harus menggambar motifnya...jadi ya sekarang paham kenapa harga batik tulis mahalnya sundul langit.prosesnya itu lho ... xixixixi
ReplyDeleteTertarik sih pada awalnya, tapi cm untuk proses nyanting aja, utk celup mencelup kain batik utk pelorodan itu, kayaknya males ah! Daku tak sesabar ituh, Rie... Hihi
ReplyDeletePantesan harga batik tulis selangit ya Rie?
harus telaten ya. hasilnya juga cantik banget. kalo saya mah ga bisaan :D
ReplyDelete