Teknologi Hijau Untuk keseimbangan Lingkungan [Lagi]

Prolog: Isu Go Green dan beragam terobosan sektor industri dan manufaktur yang mengedepankan Teknologi Hijau, sebenarnya BUKAN sekedar trik dagang atau sebagai bentuk strategi marketing untuk meningkatkan penjualan dan memperbesar ratio keuntungan. Ya iya sih, Bismillahirrahmaanirrahiim dimana-mana kalau sudah masuk ranah jual-beli/dunia usaha maka hukum ekonomi: Low budget for high profit jadi acuan dalam berproses produksi. Maka opsi Teknologi Hijau merupakan salah satu bentuk meningkatnya keperdulian setiap elemen masyarakat dan sektor industri untuk menjaga keseimbangan alam serta keberlangsungan hidup dengan lingkungan yang sehat. 

Dalam lima dasawarsa terakhir, perkembangan zaman dan perkembangan teknologi berdampak nyata pada life style masyarakat khususnya warga metropolitan.  Peningkatan pembangunan pada berbagai sektor ekonomi memang mendukung ke arah perbaikan kualitas hidup tetapi juga TIDAK BISA diabaikan jika telah menimbulkan dampak negative. Salah satu dampak negative yang muncul dari hubungan timbal balik antara perkembangan teknologi dan peningkatan jumlah penduduk, fenomena urbanisasi yang tidak mengendur hingga sekarang serta peningkatan pendapatan yaitu “terganggunya” kesetimbangan CO2 atau terjadinya Pemanasan Global.

Bagaimanakah kesetimbangan CO2 bisa terganggu?
Secara natural, keberadaan CO2 di alam semesta ini dihasilkan oleh semua makhluk hidup mulai yang bersel tunggal hingga homo sapiens alias manusia dari proses respirasinya. Zat yang berfasa gas ini berada di atmosfir mengemban peran penting dalam efek rumah kaca karena kemampuannya menyerap sinar inframerah. Seperti diketahui konsentrasi gas karbondioksida di atmosfer bumi sebesar 385 ppm [berbasis volume] atau 582 ppm [berbasis massa]. Namun kondisi alamiah gas CO2 mengalami perubahan dalam konteks peningkatan jumlah yang melebihi batas optimum kurva equilibriumnya seiring berjalannya waktu dan perkembangan teknologi, peradaban serta gaya hidup, yang lebih kita kenal dengan istilah Global Warning atau pemanasan Global. Kenaikan emisi CO2 di tahun 2011 melampaui rata-rata kenaikan dalam 10 tahun terakhir yang yaitu sebesar 2,7%. Emisi CO2 untuk wilayah Indonesia khususnya pada tahun 2011  lalu mengalami kenaikan yang “mengagumkan” [baca: mengerikan!] yaitu sebesar 210% dibandingkan dengan sepuluh tahun lalu. Secara hitungan per kapita, Emisi CO2 di Indonesia pada tahun 2011juga naik 122% [2 ton emisi CO2/penduduk] dari tahun 1990 yang masih berada pada level 0,9 ton emisi CO2/penduduk pada.
Lalu lintas padat: Ruas Jalan Raya Jogya - Solo
Secara singkat, menurut saya peningkatan jumlah emisi CO2 disebabkan oleh tiga faktor utama: pertambahan jumlah penduduk, perkembangan teknologi, kemudian mengantarkan manusia pada perubahan pola hidup sehari-harinya sehingga secara significant telah menyebabkan terjadinya peningkatan jumlah gas CO2 secara dramatis, antara lain dari:
  1. Sarana transportasi kendaraan bermotor [sepeda motor dan mobil] melonjak tajam, padahal kita tahu nyaris semua kendaraan bermotor menggunakan BBM: premix, premium dan solar yangberpotensi menghasilkan emisi karbondioksia.
  2. Sektor industri dan manufaktur juga merupakan produsen utama CO2.
  3. Kebutuhan akan penerangan yang menghadirkan teknologi pembangkit listrik yang menggunakan bahan bakar fosil yaitu Batu bara yang menghasilkan CO2 paling banyak dibandingkan gas alam dan minyak.
  4. Tingkat Mobilitas yang semakin high speed sehingga kebutuhan akan pesawat terbang tak terelakkan dimana diperkirakan pesawat terbang penyumbang pemanasan Global sebanyak 3,5% dan diprediksikan akan meningkat  menjadi 15% di tahun 2050.
  5. Penyempitan lahan serta perkembangan construction engineering yang menghasilkan tanaman beton di berbagai kota metroplitan yaitu berupa gedung bertingkat dimana struktur gedung bertingkat berpotensi untuk menyumbangkan 12% emisi CO2. 
Dan mengapa pula “terganggunya” kesetimbangan CO2 menjadi BIG PROBLEM seluruh penghuni planet bumi ini? Sehingga membutuhkan tindakan konkrit untuk mengupayakan kondisi CO2 kembali mendekati [idealnya harus bisa] seimbang lagi?
Flashback sedikit tentang definisi pemanasan Global yaitu kondisi meningkatnya suhu permukaan bumi yang disebabkan oleh menumpuknya gas-gas yang menimbulkan efek rumah kaca di lapisan atmosfir bumi. Hal ini akan mengakibatkan panas bumi tertahan di lapisan bawah atmosfir, yang pada gilirannya bisa menyebabkan naiknya suhu bumi. Terjadinya pemanasan Global merupakan ancaman yang lebih serius dari masa perang dingin bagi umat manusia karena:
  1. Akan terjadi perubahan iklim sehingga memicu mencairnya: glacier di enam benua, lautan es di Kutub Utara dan Kutub Selatan, tidak ketinggalan juga lapisan es serta gletser di puncak-puncak gunung ikut-ikutan mencair.
  2. Mencairnya glacier dan lapisan-lapisan es di puncak gunung tentunya akan mengakibatkan naiknya permukaan laut menimbulkan banjir di daerah-daerah yang berbatasan dengan pantai [akibat permukaan laut yang pasang]
  3. Fenomena badai yang menghancurkan muncul silih berganti dan kekeringan yang melanda pertanian di mana-mana menyebabkan persediaan makanan dan air minum di dunia semakin menipis.
  4. Menyebarnya penyakit tropis ke daerah-daerah yang sebelumnya tidak pernah dijangkiti dengan tingkat keganasan yang semakin tinggi dan meningkatnya orang yang terkena penyakit kanker dan aneka jenis penyakit lainnya yang mencakup area semakin luas.
  5. Dan dampak lainnya yang sangat mungkin segera menyusul adalah berkurangnya keaneka-ragaman hayati dan punahnya beberapa spesies satwa karena perubahan musim, siklus kehidupan, waktu migrasi, berkurangnya daerah jelajah serta berkurangnya persediaan makanan mereka. 

SEANDAINYA pertambahan jumlah emisi CO2 mengikuti persamaan linearitas, maka proses fotosintesa sebagai recycle chain alamiah tentunya akan mampu menguraikan gas CO2 menjadi eleman yang bermanfaat bagi kehidupan di semesta ini. Seperti kita ketahui bahwa gula dan oksigen yang dibutuhkan tumbuhan sebagai makanannya, diolah dengan reaksi fotosintesa dimana 6 molekul air dan 6 molekul gas CO2 dengan bantuan sinar matahari akan menghasilkan 1 molekul glukosa dan 6 molekul Oksigen [yang dibutuhkan untuk bernafas manusia dan binantang serta makhluk hidup lainnya], seperti terlihat dalam persamaan reaksi: 
6H2O + 6CO2 + cahaya → C6H12O6 [glukosa] + 6O2

Kenyataannya proses recycle chain terhadap emisi CO2 pada perkembangannya mengalami ketidakseimbangan karena jumlah gas CO2 melampui hukum kesetimbangan stokiometri karena produksi emisi CO2  dewasa ini berubah mengikuti persamaan Regresi Linear Berganda dimana variabel bebasnya adalah: berbagai aktifitas akibat pertambahan jumlah penduduk, perkembangan teknologi, kemudian mengantarkan manusia pada perubahan pola hidup sehari-harinya [tersebut diatas] dan dikomplekskan lagi dengan Penggundulan hutan.  Dengan berkurangnya area hutan maka semakin banyak gas emisi CO2 yang tak terserap sehingga memenuhi atmosfir bumi.

Green Techno sebagai salah satu solusi untuk mengurangi Global Warning
Rangkaian sebab dan akibat yang relatif sederhana menurut pemahaman saya di atas cukup menunjukkan betapa serius dan kritisnya kondisi pemanasan global yang terjadi  dan tentunya harus segera dicarikan solusi untuk mengatasinya. Tentunya telah disadari bahwa salah satu kontributor  yang cukup besar menyuplai emisi CO2 adalah kendaraan bermotor [sepeda motor dan mobil] yang sudah mencapai titik mengkhawatirkan terutama dikota-kota besar.

Jika Gubernur DKI Jakarta Bapak Joko Wi telah memutuskan untuk segera merealisasikan pembangungan Light rail Transit/trem untuk jalur Kelapa Gading – Kebayoran Lama. Dan Pemkot Surabaya dengan tegas menolak pembangunan tol dalam kota yang dianggap TIDAK EFEKTIF menekan kemacetan, Justru menambah jumlah kendaraan pribadi dan pastinya pemborosan BBM. Dan Sang walikota Surabaya pun lebih PeDe memilih menghidupkan kembali moda transportasi massal monorel dan trem yang nge-trend pada masa Belanda – akhir 1950an. Grand strategy yang hendak dicapai oleh kedua kota metropolitan tersebut tentu setipe: menguraikan jalur kemacetan

Grand strategy dari kebijakan yang diambil oleh pemerintahan DKI Jakarta dan Pemkot Surabaya, secara simultan memang bisa juga menekan laju emisi CO2. Dan sedikit menelisik dan mencoba memahami [alasan baik] yang diambil oleh manajemen Daihatsu yang melaunching mobil dengan desain mesin Teknologi Hijau tentunya terobosan ini merupakan langkah sinergis dan straight to the point untuk mengurangi pertambahan emisi  CO2. Dari data statistik diketahui bahwa pertumbuhan jumlah kendaraan bermotor di Indonesia berkisar 8-12% pertahun dimana sebagian besar menggunakan BBM berupa Premix, Premium atau Solar. Angka peningkatan sebesar itu cukup potensial dari tahun ke tahun mengakibatkan terjadi penurunan kualitas udara  yang diakibatkan gas buang yang dihasilkan oleh kendaraan bermotor tersebut.
 Skema dari Daihatsu
Jadi sungguh langkah alternatif yang efektif jika Daihatsu akhirnya memutuskan untuk memproduksi jenis mobil dengan mesin Teknologi Hijau yang diharapkan bisa ramah lingkungan karena konstruksinya meliputi tiga tahapan, yaitu: 
  1. Tahap pertama disebut dengan “Eco-Idle” yang bertujuan untuk meminimalkan pemakaian BBM . Sistem teknologi ini mampu mengatur hidup dan mati mesin secara otomatis dalam keadaan macet untuk mencapai efisiensi konsumsi bahan bakar. Dengan sistem i-EGR, mesin mampu menghasilkan pembakaran sempurna dan mengeluarkan gas karbon dioksida atau CO2.
  2. Pada tahap kedua, dimana Daihatsu melanjutkan dengan pemakaian mesin 2 silinder turbocharged. Dengan penggunaan mesin 2 silinder turbocharge ini diklaim bobot jantung pacu lebih ringan lantaran pemakaian komponen lebih sedikit. Ditunjang dengan “active ignition system” dan berbagai pengembangan lainnya, efisiensi bahan bakar bisa mencapai 30% sehingga mendukung kelestarian sumber daya alam.
  3.  Tahap ketiga adalah penggunaan Precious Metal Free Liquid Feed Fuel Cell (PMfLFC). Pada tahap ini, emisi gas buang CO2 nol sehingga tidak berbahaya bagi manusia, hewan, tumbuhan dan lingkungan sekitar guna mewujudkan kendaraan yang ramah lingkungan. Jadi, Bahan dari sumber daya alam terdapat pada kendaraan, sehingga biaya yang dikeluarkan oleh pemilik kendaraan lebih rendah.
Selain pendesainan beberapa tahap teknologi hijau yang ada di mobil Daihatsu tersebut, produsen kendaraan bermotor ini juga fokus pada penggunaan bahan bakar cair baru yaitu Hidrazin Hidrat yaitu zat yang memiliki kepadatan energi yang tinggi dan tidak menghasilkan CO2. Dengan serangkaian inovasi pada mesin mobil dan sistem produksi yang Simple, Slim and Compact yang dilakukan oleh Daihatsu sehingga sangat compatible untuk mobil ramah lingkungan generasi baru.

Dan adakah yang bisa kita [termasuk saya sendiri] lakukan dalam rangka ambil bagian [meski tak seberapa] untuk mengatasi masalah besar ini?

Yuuukk, Nggowes rame-rame........
Pemanasan Global sudah memasuki status bahaya super serius yang harus segera diatasi secara kolektif oleh semua elemen masyarakat dan dilakukan secara comprehensive, mulai dari kebiasaan sehari-hari antara lain:
  • Frekuensi car free day yang saat ini baru diprogramkan pada hari minggu, sudah saatnya ditambah kuota harinya yaitu selain hari libur dengan penggunaan sepeda untuk berangkat-pulang aktifitas [pada jarak tempuh tertentu].
  • Untuk pergi ke suatu tempat yang tidak terlalu jauh jaraknya, misalnya beli sarapan atau ke warung beli beras bisa tuh berjalan kaki atau naik sepeda, bisa untuk olah raga  sekaligus bentuk kepedulian dalam menyelamatkan lingkungan kan?
  • Sedapat mungkin gunakan kendaraan umum, seperti saya tuh kalau mudik naik bis. Dan kalau ada acara kantor ke luar kota ya gunakan saja mobil secara bersamaan, jadi gak bawa mobil sendiri-sendiri deh #aselinya saia memang gak punya mobil.
  • Untuk antar jemput anak sekolah, jangan kuatir untuk membiasakan anak ikut program antar jemput sehingga bisa juga melatih anak bersosialisasi dan bertoleransi dengan komunitas teman sebaya yang lebih divergen.
  • Memanaskan kendaraan bermotor [sebelum digunakan] bisa dong di setel jangan lama-lama kayak saya tiap pagi sebelum berangkat kerja, kira-kira + 1-2 menit cukupdeh. Jika kelamaan kan bisa bikin keributan sehingga mengganggu ketentraman tetangga dan lebih dari itu merupakan pemborosan BBM yang sekaligus menyumbang jumlah gas CO2.
  • Jika hendak beli mobil pribadi, jangan lupa untuk menetapkan kriteria utama pada jenis MOBIL yang mesinnya sudah berTEKNOLOGI HIJAU

DAN tentunya masih banyak hal-hal lain [pemakaian peralatan rumah tangga, gadget, listrik, dll] yang bisa kita lakukan dalam rangka Go Green to save the earth. Setiap diri, tiap anggota keluarga dan masyarakat memiliki kemampuan dan kesempatan untuk berperan aktif dengan caranya masing-masing serta melalui hal-hal sederhana yang selama ini kita abaikan padahal sebenarnya berkontribusi dalam rangka menanggulangi perubahan iklim global. Sebuah perubahan besar [yang baik] terjadi dari rangkaian hal-hal yang kecil....So, Let’s Go Green! 


References:

1.       http://www.daihatsu.co.id/

2.       http://id.wikipedia.org/

3.       http://www.gomuda.com/




Ririe Khayan

Assalamulaikum. Hi I am Ririe Khayan a Lifestyle Blogger and live in Jogya. I’m the Author Of Kidung Kinanthi, a Personal Blog about my random thought, parenting, traveling, lifestyle, & other activity as well as Personal & Working Mom Story. Kindly feel free to contact me at: ririekhayan(at)gmail(dot)com

40 comments:

  1. Memang sudah saatnya, semua pihak ikut memikirkan atau paling tidak, mendukung konsep go green and save the earth. Apalagi bagi para produsen benda2 yang sering menjadi penyumbang gas rumah kaca, sudah seharusnya lah mereka secara konsisten turut serta dalam menciptakan teknologi yang ramah lingkungan/teknologi hijau, karena kalo bukan mereka yang punya daya/kemampuan, siapa lagi? Dan kita ngapain? Ya mendukung program go green dan save the earth itu dunk. :)

    Sukses ya Rie! Duh, lama deh ga ngobrol2 dgmu. Kangen!

    ReplyDelete
  2. wow, sungguh berat rasanya.
    ternyata ikutan lomba 0_-
    pantesan...

    mau koment masalah peningkatan jumlahl mobil n motor di Indonesia khususnya.
    yang jelas sifat dari orang indo sendiri yang sok gahul, n sok punya, gengsi tinggi mempengaruhi daya beli masyaratkat itu sendiri. Masak dia punya, gue nggak -_-

    Semakin maju teknologi, pastinya harga dari produk yang di jual juga lama lama akan menurun. Trus apa hubungannya ???? ya kalau lihat mobil murah siapa juga yang nggak melirik -_-

    dan juga bisnis kredit pencekik leher. Semakin mudah aja beli motor atau mobil dengan DP yang wow juga. masak iya dengan 500rebu dapet motor baru.

    --------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

    ganti bab, pernah denger temen kos yang punya mobil (masih kreditan) dengan sombongnya bilang.
    "terserah BBM naik, yang penting saya masih bisa beli"
    yap, wong dia mampu beli bensin.
    Terbesit juga dengan sopan, kenapa mereka mikir buat mobilnya doank yak.
    sudah salah nggak merhatiin orang yang lebih kecil (pengendara motor) dtambah juga masalah energi fosil tadi. Dengan enaknya bilang masih bisa beli.
    Mungkin dia ngak tau yak yang namanya SDA yg ngak bisa di perbarui yak.

    --------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

    Solusi yang bisa bikin hemat n bersahabat mungkin lebih ke penggunaan energi seperlunya saja. Nggak usah pakai mobil kalau cuman mau makan siang di depan kantor yang jaraknya 25meter. Nggak usah pake motor kalo cuman mau beli rokok di warkop.
    kalau jauh ya pake angkutan umum, kalo deket ya jalan aja.
    kembali ke fasilitas yang diberikan oleh angkutan umum, apakah sudah sesuai standar??? sama saja kalo emisi nya melebihi ambang batas.

    INTINYA MLAKU MLAKU WAE, munggah gunung :p
    sory mbak, aq kie rodo stress, dadi tulisane nggak cetho koyo ngisor q -_-

    ReplyDelete
    Replies
    1. mase ini nulis postingan sendiri ajah ben cetho :p

      eeh tapi kalau bbm naik kalau dipake sama mobil juga gag ngefek kan yaa :p

      Delete
    2. menurutku sih mending dihapus saja subsidinya. kalo mau bukti datanglah ke pedalaman di luar jawa lalu duduk manis di spbu. ketika ada tangki masuk, lihat berapa liter kapasitasnya. lalu hitung kendaraan yang masuk dan perkirakan berapa banyak yang terjual sampai mereka pasang pengumuman habis.

      tunggu sampai malam mereka mematikan lampu tapi kondisinya banyak orang sibuk. kalkulasikan bbm bersubsidi yang dijual untuk umum ada separonya ga dari jumlah pengiriman. berapa banyak pula yang malam malam dilangsir orang untuk dijual ke industri dengan harga lebih tinggi.

      subsidi sepintas seperti pro rakyat. namun sadarkah bahwa sebagian besar subsidi justru dimakan orang yang ga berhak sampai over kuota.

      subsidi justru efektif untuk menggerogoti keuangan negara yang semestinya dipergunakan untuk memakmurkan rakyat. yang ada masyarakat tidak mandiri dan jadi bermental kere. tolong pahami bahwa miskin dan mental kere ini tidak sama. banyak kok orang miskin yang mandiri begitu juga sebaliknya banyak orang mampu yang mentalnya kere.

      repotnya pemerintah malah mendukung pengerean mental rakyatnya dengan sepenuh hati asal mereka kebagian...

      sekedar berpendapat...

      Delete
    3. iya juga sih,
      mbak q di lampung kalo beli bensin 10 rebu jwe.
      emang kalo nggak di subsidi segitu yak harganya????

      nggak cuman di pedalaman mas bro.
      di deket rumah q aja praktek begituan, jadi truck yang membawa bahan bakar buat di isi ke SPBU (entah swasta ato milik pemerintah) ntu berhenti di pinggir jalan. Trus ada mobil yang ngambil bensin tersebut beberapa jerigen. itu dilakukan sering banget, lebih dari 2x sehari.
      Pernah saya pengen posting di blog, tapi buat apa coba. Lagian mau ngambil fotonya juga susah, soalnya ada oknum polisi yang njaga.

      maap nggak nyambung sama postingan nih.

      Delete
    4. Kalau hrga BBM dibikin voting, saya mau voting gak subsidi BBM sajah

      Delete
  3. saya cuma bisa berharap. semoga udara bumi menjadi lebih bersih dan sehat, layak untuk dihirup oleh paru-paru kita...,
    selamat berlomba...semoga menjadi salah satu yang terbaik...salam :-)

    ReplyDelete
  4. tulisan yg selalu ilmiah... semoga bumi tetap berwarna hijau.. sukses buat lombanya mbak ^_^

    ReplyDelete
  5. teknologi tanpa perilaku yang baik, tak ada gunanya, itulah kenyataan yg ada & terjadi :(

    ReplyDelete
  6. boleh juga di coba program dari dealer, satu motor satu pohon, tiap pembelian satu motor harus dibarengi dengan penanaman satu pohon

    ReplyDelete
  7. semoga bumi makin hijau deh pokoknya :)

    ReplyDelete
  8. Sepertinya teknologi hijau ini sangat cocok ya mbak untuk jaman sekarang
    Terima kaish informasi yg bagus dan menambah wawasan

    ReplyDelete
  9. 50 besarnya sudah keluar tuh mbak nama-namanya

    ReplyDelete
  10. suer temanya asik buat diobrolin

    echo idle menuntut pemakaian baterai yang lebih besar karena ga mungkin kita bermacet ria dalam kondisi ac dimatikan. semakin besar baterai, sumbangan sulfur ke udara semakin besar juga. yang aku tahu efek sulfur ini lebih parah dibanding co2. entah kalo sudah ada baterai tipe baru yang bebas sulfur.

    penggunaan mesin dua silinder memang menghemat penggunaan komponen ketimbang yang 3 atau 4 silinder. tapi untuk mesin berkapasitas sama, berarti besar silindernya jadi 2 kali lipat dong. apa ya bikin bbm lebih hemat. ini berlawanan dengan kendaraan mewah yang berusaha memperbanyak silinder agar pemakaian bbmnya lebih irit.

    mesin dengan 2 silinder torsinya akan lebih besar di putaran rendah ketimbang yang 3 atau 4. untuk pemakaian dalam kota sepertinya cocok. tapi kalo dibawa keluar kota dimana mobil sering dibawa ngebut, seharusnya lebih boros dong..?

    trus yang ketiga itu apa sih Precious Metal Free Liquid Feed Fuel Cell. bisa dijelasin lebih detil gak kayaknya yang ini menarik. yang penting bukan soal penggunaan bbm bebas logam berat saja karena itu artinya balik ke pertamina lagi hehe...

    ditunggu penjelasannya ya
    lama banget ga ngobrolin soal fisika kek gini

    ReplyDelete
    Replies
    1. 1. echo idle tecnologi
      secara resmi saya belum membaca dari situs daihatsu, tetapi dari postingan ini saya nangkepnya juga mesin mati kalo pas ada kemacetan. Ide brilian, tapi nggak begitu cetar membahana. Soalnya betul juga ada AC dan aksesoris yang musti menyala di mobil pas macet melanda (apalagi kota jakarta yang terkenal dengan macetnya), mungkin pihak daihatsu memberikan altenatif, jika pas mati, listrik yang digunakan untuk menggerakan kompresor pada AC di dapat dari baterai. Jadi konsumsi bahan bakar di hentikan, tetapi kelistrikan masih menyala. Nah tergantung baterarinya juga tuh.
      Kesalahan lagi, mesin mati pas macet, ataupun di lampu merah bukan suatu pemecahan masalah untuk menghemat energi. Karena setiap starting awal mobil dinyalakan, konsumsi bahan bakar malah paling gedhe, jadi nggak asyik kalao setiap beberapa detik mati idup mati idup tuh mesin.
      Tapi ada benernya juga, pas idle ntu konsumsi bahan bakar lbih tinggi jika dibandingin kecepatan sedang atau tinggi, jadi solusi lebih baik mesin mati dari pada di buang buat fibakar pas macet. Pastinya daihatsu juga udah mikirin yang terbaiklah, antara keduanya tersebut.

      2. technologi 2 silinder
      Benar jika dengan kapasitas yang sama, maka CCnya jadi lebih besar. Tapi pas saya baca postingan ini nggak disebutin CCnya sama nggak. Pastinya dari pihak daihatsu sudah mikirlah mengecilkan kapasitas CCnya. Apalagi ditambah turbocharged pastinya lebih cepet pemasukan dan pengeluarannya. Dan masalah direct injekstion sepertinya sudag banyak mesin diesel yang pake teknologi ini. Kecuali kalau ini mesin bensin, pake direct injection, pasti lebih tambah irit deh.

      3. Precious Metal Free Liquid Feed Fuel Cell
      Saya nggak terlalu jelas nih kata, tetapi seperti bahan bakar yang ngak menimbulkan CO2. Teknologi mobil jaman sekarang emang sudah banyak yang memakai sensor di knalpotnya, jadi apabila hasil pembakaran nggak terlalu sip maka campuran yang di injekkan ke ruang bakar bisa di sesuaikan. Dan katanya teknologi Liquid Feed Fuel Cell ini bahan bakarnya menggunakan hidrogen sama nitrogen (nggak ada unsur C) pastinya CO2 nggak bakalan muncul kan dari sisa pembakarannya???
      Tapi perlu di ingat, nitrogen dan hidrogen itu mudah terbakar, jadi nggak lucu juga kalau kita naik mobil trus di bagasi isinya tabung Hidrogen ma Nitrogen, pas macet, kan panas tuh, tau tau Boommmm, meledak tabungnya...

      Semoga ini bukan hanya sebuah wacana dari daihatsu sebagai trik pemasaran, iming2 hemat enerfi tetapi nggak terealisasikan, sekedar wacana. Sama saja kyk mobil hidrogen lainnya, cuman sekedar persaingan nama brand.

      Delete
    2. Mas Rawin: berhubung sdh di jawab dengan detail oleh yg lbh paham soal mesin, jd saya idem saja. Hehehe.....

      @Vai: mestix dikau ikutan tuh lomba daihatsu

      Delete
  11. Saya sendiri sudah merasakan efek dari polusi atapun pencemaran lingkungan yang terjadi sekarang ini,buktinya malam saja susah tidur karena cuaca panas inilah hasilnya dari tindakan manusia yang kurang peduli sama lingkungan hijau sehat dan bersih.

    ReplyDelete
    Replies
    1. sdh terlalu parah pak, tindakan manusia yang kurang peduli sama lingkungan hijau sehat dan bersih

      Delete
  12. semuanya sudah lengkap baik dari sisi penulisan maupun opini melalui komentar para pengunjungnya. salut banget deh buat warga blogger indonesia raya ini. tetapi seberapa besar rasa nasionalisme bangsa tentang keseimbangan konsep go green ini? atau apakah ini akan terus hanya menjadi sebuah konsep seperti sedang berada dalam dunia maya? entahlah kawan-kawanku yang super.

    ReplyDelete
    Replies
    1. semoga gak berhent sebatas konsep dan wacana

      Delete
  13. Info.y menarik bgt
    happy blogwalking

    https://i-koin.com/

    I-KOIN memiliki sistem kerja seperti sistem pembayaran online yang populer : PayPal tetapi dengan penambahan fitur yang disesuaikan dengan kebiasaan dan kondisi transaksi Indonesia. Misal : kondisi bahwa di Indonesia bukan hal yang mudah untuk mendapatkan Kartu Kredit (Credit Card), atau kebiasaan bahwa sebagian besar transaksi online Indonesia terjadi melalui penawaran tidak resmi seperti melalui iklan online maupun forum jual-beli, dimana pembeli mengalami kesulitan untuk mengetahui kredibilitas dari penjual.

    ReplyDelete
  14. Selamatkan bumi dengan penghijauan, saya setuju :)

    ReplyDelete
  15. wooww.. ikutan lomba.. aku gak ngerti mau komen apa karena aku gak ngerti soal mobil dan tetek bengeknya.. sukses ajah ya mbak buat lombanya.. semoga menang :)

    jangan lupa ikutan giveaway di blogkku ya mbak. #promosi :)

    ReplyDelete
  16. selalu menjaga aja biar bumi tetap hijau ..

    ReplyDelete
  17. Tak ada pilihan lain ya mbak Rie, selain teknologi hijau :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya Mbak, Green techno harus segera diaplikasikan di semua bidang

      Delete

Leave a comment or just be silent reader, still thank you so much.
Terima kasih telah singgah di Kidung Kinanthi.
Mohon maaf, atas ketidaknyamanan MODERASI Komentar.

Maaf ya, komentar yang terindikasi SPAM atau mengandung link hidup tidak akan dipublikasikan.

So, be wise and stay friendly.