Sementara
gempita Asean Blogger 2013 sedang berlangsung dan saia sedang berada di Sleman yang
berada dalam durasi sekira 2 jam perjalanan untuk sampai Solo namun karena
beberapa alasan sehingga mencukupkan diri sambil mlongo mbaca apdet twitter
yang so excited. Meski gak bisa ikutan mengisi daftar absen di ajang ABFI 2013 Bismillahirrahmaanirrahiim maka tetap
hepi blogging dunk.
Sementara
waktu berdetak dengan layar terkembang yang tak memiliki sauh untuk dikayuh
kembali menuju lintasan masa yang telah ditapaki. Lalu Aku, sebuah buku
yang berisi kumpulan Puisi karya Radhar Panca
Dahana menemani dan membuat ingin menculik beberapa [banyak] kalimat yang
memesona rasa saya. Maka serangkaian tulisan ini merupakan kompilasi yang saya
ambil dari buku Lalu Aku:
Tak ada TETAPI saat kita hidup dalam saat.
Manusia senantiasa merasa memiliki daya untuk
mencipta dan melenyapkan,
sementara ia sesungguhnya tercipta dan
terlenyapkan
Bagaimana yang tercipta mencipta, yang terlenyap
melenyapkan?
Sesungguhnya semua hanya permainan, yang kita
rekayasa sendiri
Kita ciptakan dengan daya cipta sederhana,
sementara dan fluktuatif belaka
Kita pun hidup lebih dari sekedar menghidupi dan
dihidupi simulacra
atau selimut yang kian tebal menutup kenyataan kita
sendiri
Namun kita
sesungguhnya hidup dalam dunia dan alam yang menipu kita karena kita telah
menipunya sejak lama
Manusia untuk pertama kalinya telah mengubur dirinya
sendiri, dengan sengaja, walau ia tak menyadarinya
Ia telah kehilangan dirinya sendiri, hingga alam
tak mengenalinya, begitupun ia tak mengenali semesta sebagaimana yang ia selalu
duga sebaliknya
Waktu pun memusuhinya
Cinta tak lagi memercayainya
Manusia adalah onggokan tanah yang kemarau,
bertempur senantiasa untuk merebut daratan dimana
ia bisa berdiam,
mencari hujan dimana ia tubuhnya bisa disuburkan
Tapi hanya kata-kata, hanya kata-kata ia temukan,
Tempat dimana diri-sejarahnya justru dikuburkan
Maka, kata harus ditemukan kembali
Kata harus menemukan dirinya,
yang tak lain menemukan manusia yang
telah meninggalkan dan ia tinggalkan
Maka, berkatalah...
Bukan hanya untuk mengerti tapi untuk menjadi
Susunlah kata-kata hingga ia menjadi hidup yang
berwaktu dan bercinta
Sebagaimana sejarah waktu ada padamu,
Sejarah cinta membentukmu
Dan kebetulan saya ingin kata, berkatalah menulis:
keyakinan pun adanya di dalam
lubuk hati, tak jarang jauh dari pembuktian verbal – non verbal #gakapahepilognyanglanturlagi
Duh..penuh dengan kalimat puisi.Dan memang puisi itu indah...
ReplyDeleteindah yaaa
Deletecantik mba template-nya
ReplyDeletesweeettt
DeleteWeish! Suwe gak nyak2an mrene ki! Gimana kabar, Ri? So, hadir gak nih di ABF? kemarin gue hadir di SB, elo gak dateng!? ;-)
ReplyDeleteiyaaae, gk bisa dateng banget. Pdhl puenegeeenn ke ABFI
Deleteopo seh mbak.
ReplyDeletekok tulisanmu dalem :p
maen solo mbak. ketemu aq manegh :D
maen jogya saja yukk
DeletePuisinya tergambar dibenak mba :)
ReplyDeleteOhh iah giman kabarnya, lama ngga mampir blogmu, terlalu lama saya hiatus hee...
kabarnya baiikkk
Deleteternyata kalimat-kalimat hasil penculikan sangat sarat dengan makna ya ..benar-benar kata berkata, luarbiasa :-)
ReplyDeletesmile:)
Deletekalau aku, karya puisi selain karya Jokpin, terkadang suka bingung baca'a mba, entah kenapa :(
ReplyDeletehiii, saya malah blm prnh mbaca karya Jokpin
Deletebahasanya cantiiiiik sekali...:)
ReplyDeletesaya mmg cantiq..#plakkkkkkkkk
Deleteoh begini to manusia, mat pagi
ReplyDeletemet soreee
DeleteWah... kalimatnya puitis banget om :D
ReplyDeleteBlogger baru nih. Butuh teman buat ngeblog :)
waw...kagum saya membaca puisinya ....boelh nih belajar di blog ini :D
ReplyDeleteheheheh, bukan tulisan sayahhh
Deletebakat nih jadi pujangga. he he
ReplyDeleteaamiin
Delete"Susunlah kata-kata hingga ia menjadi hidup yang berwaktu dan bercinta""Sebagaimana sejarah waktu ada padamu,""Sejarah cinta membentukmu"
ReplyDeleteapik tenan mbak Rie....jadi pengen ta culik juga nih...hehe :)
wahhhh, ada penculikkk
Delete"Susunlah kata-kata hingga ia menjadi hidup yang berwaktu dan bercinta""Sebagaimana sejarah waktu ada padamu,""Sejarah cinta membentukmu"
ReplyDeleteapik tenan mbak Rie....jadi pengen ta culik juga nih...hehe :)
hahh?? jadi mas budi yang nyulik Mbak Ririe selama ini???
Deletewowoh dulu ah...
Deletesapa neh di culik
Deletelagi2 saya tidak begitu handal dalam memahami puisi, saya cuma ikut2 aja bagus deh puisinya
ReplyDeleteokeh
Delete2 Kalimat penutupnya bagus gan, klimaks banget... :D
ReplyDeleteSalam kenal ya bosss... :D
salam kenal jugaks
Deletesabaha emang memiliki arti yg lebih luas dari samudra ya jeng
ReplyDeleteImam samudera bukan tho
DeleteUntaian kata2 itu mengandung arti yang dalam dan bermakna:) salam.
ReplyDeletehemmmm tengkiyuuu
DeleteNgga bisa memahami puisi, ... bukan pujangga!
ReplyDeleteApa khabar? Kata2 yg membuatku datang kemari, melabuhkan segenap rindu. *peluk-peluk ;)
ReplyDelete