SaDaRi merupakan tindakan Deteksi Dini Kanker karena pada beberapa jenis kanker bisa dideteksi sebelum gejalanya terasa. Cara deteksi dini terhadap kanker payudara inilah yang lebih dikenal dengan SaDaRi=pemerikSAan payuDAra sendiRI atau memeriksa payudara sendiri, dimana kesadaran untuk melakukan SaDaRi bisa membantu mengenali dan memudahkan penanganan beberapa jenis kanker di fase awal.
Alhamdulillah, akhirnya draft ini jadi postingan juga [akhirnya]. Awalnya, memang akan saya ikutsertakan GA-nya Mbak Indah Nuria: #Kampanye #finishthefight #gopink #breastcancerawareness. Yaitu kampanye tentang sadari [tanda-tanda] kanker Payudara tapi karena alesan ini, itu dan apalah-apalah lainnya sehingga finishingnya gak nutut untuk diikutsertakan dalam lomba tersebut.Tapi teuteup Bismillahirrahmaanirrahiim penasaran untuk menyelesaikannya demi mengambil kesempatan dalam sounding gerakan SaDari Kanker Payudara.
Seperti kita tahu bahwa Salah satu kunci untuk mengantisipasi [dini] kanker payudara adalah dengan mendeteksi dini indikasi-indikasi penyakit kanker payudara antara lain: dapat berupa (adanya)benjolan di area payudara, timbulnya rasa nyeri pada payudara atau juga timbulnya benjolan pada bagian tubuh lain seperti di ketiak. Indikasi lain yang perlu diwasapadai adalah bila ada perubahan warna atau tekstur payudara, dan puting tertarik ke dalam. Tapi ada juga beberapa beberapa kasus, kanker payudara terdeteksi dari keluarnya cairan yang berwarna kekuningan, kehijauan, dan nanah dari puting susu.
Mengulik tentang SaDaRi Kanker Payudara, sekaligus sebagai kontemplasi bahwa SaDaRi Kanker Payudara ini lebih dari sekedar tindakan rutin untuk melakukan Pemeriksaan Payudara Sendiri guna mendeteksi secepat mungkin terhadap kemunculan tanda-tanda kanker payudara. Ada beberapa point strategis yang saya temukan dari Kontemplasi SaDaRi dan Kanker Payudara.
SADARI jika setiap orang memliki probablitas untuk terkena kanker payudara. Seperti prediksi yang telah dirilis oleh WHO bahwa jika habit/life style/pola hidup yang tidak berubah (baik), sekitar 20% pria akan terkena kanker (termasuk kanker payudara) sebelum umur 75 tahun di tahun 2030.
Bahan tambahan pangan yang berpotensi memicu kanker |
Lepas dari soal ajal, toh maut memang PASTI terjadi, kemungkinan kanker payudara yang dialami dua orang tersebut sudah sangat terlambat untuk dilakukan tindakan pengobatan. Karena, saya juga mengenal orang-orang yang survive meskipun divonis kanker payudara. Ibu kandung teman kuliah saya yang berdomisili di Balikpapan dan salah satu mbakyu ipar saya adalah survivor kanker payudara. Dan kesamaan keduanya adalah deteksi dini kanker payudara dan tindakan cepat dan tepat untuk melakukan mastektomi begitu dinyatakan positif kanker payudara, Alhamdulillah hingga saat mereka survive dengan disiplin memperbaiki pola makan dan menjalani treatment secara berkala (sesuai jadwal yang diberikan oleh tim medis), semoga sehat selalu selamanya. Aamiin.
Dari empat orang yang saya kenal tersebut, tidak ada yang memiliki garis keturunan pernah mengidap kanker. Jadi saya SADARI bahwa habit/life style/pola hidup memiliki pengaruh significant sebagai pemicu munculnya sel-sel kanker payudara atau pun jenis kanker lainnya dan tak lagi menunggu usia 50an tahun baru muncul penyakit tersebut. Kakak ipar saya adalah salah satu perempuan yang melakukan SaDari kanker payudara dan menemukan tanda-tanda abnormal pada payudaranya di usia kepala tiga.
“ Aku yakin, penyebabnya karena micin (MSG) karena saat kecil dulu aku terbilang sembrono, diam-diam “nyicipi” micin “.
“ kemungkinan besar karena pola makanku yang menyebabkan aku terkena kanker payudara,” demikian tutur [almarhumah] teman sekolah saya yang juga di vonis kanker payudara.
Mencuplik penjelasan Nyonya Brad Pitt :
Tiap sel dalam tubuh manusia memiliki dua gen BRCA1 atau BRCA2, masing-masing berasal dari orangtua. Seorang anak yang telah membawa satu gen BRCA1 atau BRCA2 rusak dari salah satu orangtua dan gen satunya sehat dari orangtua lainnya disebut pembawa gen BRCA rusak. Meskipun hanya satu gen BRCA1/BRCA2 yang sehat diperlukan untuk membantu mencegah pertumbuhan sel yang bersifat kanker, akan tetapi jika satu gen BRCA sehat yang tersisa tersebut mudah terkena kerusakan karena faktor-faktor lingkungan seperti polusi, radiasi, dan zat kimia lain (include dalam makanan-minuman). Makanya perempuan yang membawa gen BRCA1 atau BRCA2 yang rusak tersebut kemungkinan besar bisa menjadi penderita kanker dengan tingkat kemungkinan hingga 65%.
Saya tidak paham soal gen dan genetika, tapi dalam konteks sederhana dalam pemahaman saya, dengan pola hidup sehat dan seimbang yang dijalankan secara disiplin akan berkontribusi positif terhadap gen yang sehat agar terjaga kualitasnya [imunitas] agar mampu melawan efek tidak sehat dari Gen Mutasi. Dan Gen yang mengalami mutasi sebisa ditingkatkan kualitasnya sehingga seminimal mungkin untuk muncul menjadi resesif.
SADARI meskipun menjadi carrier gen mutasi kanker BRCA1 atau BRCA2 yang meningkatkan resikonya terkena, tapi TIDAK 100%. Menjadi pewaris mutasi gen TIDAK berarti life is ended. Positif thinking merupakan start up untuk melihat dari sisi lain bahwa dengan mengetahui JIKA menjadi carrier gen mutasi merupakan motivasi yang kuat untuk melakukan preventive action dalam menjalani kehidupan secara lebih cermat, cerdas, dan bijaksana:
- Pola makan seimbang, sehat dan meminimalkan konsumsi makanan yang mengandung MSG, pengawet, pewarna, berlemak dan zat additive (kimia) lainnya.
- Rajin dan rutin berolahraga, NO DrUG, No Smoking dan hindari jadi perokok pasin f (jaga jarak dari perokok aktif), tidak minum-minuman yang beralkohol, dan habit tidak sehat lainnya harus dihindari totally.
- Sadari untuk Pemerikasaan Payudara Sendiri dan rutin medical checkup minimal setahun. Lha mobil/sepeda motor saja di bawa ke bengkel + 6 bulan sekali kan? Nah, apalagi tubuh kita kan? WAJIB lebih concern untuk melakukan medical check up tho? #HARUS SETUJU
Dari sekian banyak hal yang saya SADARI dari Kontemplasi SaDaRi dan Kanker Payudara ini adalah saya sadar – sesadarnya akan “PR” untuk memberikan pengertian dan pemahaman pada anak-anak untuk selalu perduli melakukan preventive action dalam menjalani kehidupan dengan POLA HIDUP / life style yang lebih cermat, cerdas, dan bijaksana. Selain karena kanker payudara bisa dialami oleh siapa saja bilamana mereka abai terhadap pola hidup, tapi juga karena kemungkinan kalau tiga anak kami merupakan carrier gen mutasi dari almarhumah ibu kandungnya yang mengidap kanker payudara. Oleh sebab itu, saya perlu mencari moment yang tepat dan cara yang smooth agar mereka bisa menerima dengan baik dan logis. Lha kan jadi serba salah atau justru menimbulkan friksi jika maksud saya dalam rangka memberikan pemahaman tapi dianggap menakut-nakuti.
Semoga mereka bisa memandang dari sisi yang obyektif bahwa mewarisi mutasi gen tidak berarti hidup jadi kelabu.
Dengan mengetahui dan memahami fakta tersebut, semoga dipersepsikan sebagai motivasi diri untuk bisa mengantisipasi dan memetakan life style yang sehat, berkualitas secara lebih cermat dalam menjaga kesehatan dan menjalani kehidupan. Karena penyakit Kanker secara umum memiliki peluang BISA disembuhkan yang cukup besar selama terdeteksi sedini mungkin.
References:
http://www.cancer.org/cancer/cancercauses/geneticsandcancer/heredity-and-cancer
http://www.cancer.org/cancer/breastcancer/detailedguide/breast-cancer-detailed-guide-toc