Motivasi Terbesar dalam beraktifitas Blogging Bismillahirrahmaanirrahiim merupakan tema tulisan yang sudah beberapa kali saya posting, at least menjadi bagian dalam tema yang tayang di blog dan kompetiblog yang pernah saya ikuti [dan tidak menang]. Dan untuk tantangan tema LBI pekan kesepuluh tentang ” Apa Motivasi Terbesar Anda Menekuni Aktivitas Blogging? ", jawaban saya tentu masih tetap, yaitu: dalam rangka menyalakan obor semangat untuk menulis karena saya suka menulis dan ingin mendokumentasikan hasil tulisan. #motivasi yang membingungkan ya?
Lha memang Sedari awal, ketertarikan untuk bikin blog dan berharap bisa aktif nge-BLOG memang berawal dengan motivasi UTAMA agar saya bisa kembali bergairah menulis. Saya memang membutuhkan semacam stimulator yang enjoyable sehingga aktifitas menulis saya kembali membangkit setelah nge-drop drastis dan praktis vacuum sejak saya memasuki dunia kerja.
Pada awal-awal kerja, saya masih ada nyali dan nyala harapan untuk menulis. Namun menerima fakta bahwa tiap kali mengirimkan tulisan ke media cetak ditolak dengan penyertaan sepucuk suratan cinta yang isinya panjang kali lebar, awal-awalnya sih oke-oke dan tetap keep going nulis dan nulis, no problem what editor said. Iya sih, kalau tulisan bisa di muat di media cetak tentunya dapat honor dan ini merupakan sesuatu yang menyenangkan tentunya.
Tapiii…meanstream utama yang saya harapkan dengan [andai] lulus audisi tim editor artinya skill dalam menulis secara kualitas ada peningkatan. Terus…seneng dunk kalau tulisan kita dibaca banyak orang, dinikmati dan berbagai bentuk apresiasi lainnya. Tapi semakin seringnya nrima surat cinta demi surat cinta dengan TINTA MERAH kok ya lama-lama muncul semacam rasa bosen, jenuh dan gak PeDe, merasa hasil tulisan saya gak ada peningkatan, yang kemudian menggerus kesukaan saya dalam menulis hingga saya HIATUS TOTAL dari menulis dalam rentang waktu yang sangat lama: + 5 tahun!
Pada awal-awal kerja, saya masih ada nyali dan nyala harapan untuk menulis. Namun menerima fakta bahwa tiap kali mengirimkan tulisan ke media cetak ditolak dengan penyertaan sepucuk suratan cinta yang isinya panjang kali lebar, awal-awalnya sih oke-oke dan tetap keep going nulis dan nulis, no problem what editor said. Iya sih, kalau tulisan bisa di muat di media cetak tentunya dapat honor dan ini merupakan sesuatu yang menyenangkan tentunya.
Tapiii…meanstream utama yang saya harapkan dengan [andai] lulus audisi tim editor artinya skill dalam menulis secara kualitas ada peningkatan. Terus…seneng dunk kalau tulisan kita dibaca banyak orang, dinikmati dan berbagai bentuk apresiasi lainnya. Tapi semakin seringnya nrima surat cinta demi surat cinta dengan TINTA MERAH kok ya lama-lama muncul semacam rasa bosen, jenuh dan gak PeDe, merasa hasil tulisan saya gak ada peningkatan, yang kemudian menggerus kesukaan saya dalam menulis hingga saya HIATUS TOTAL dari menulis dalam rentang waktu yang sangat lama: + 5 tahun!
Model [unknown] |
Hingga saya mulai tahu tentang blogging ya ketika Raditya Dika dengan Kambing hitam Jantannya jadi pembicaraan dimana-mana. Memang saya tidak langsung terjun bebas membuat blog karena prasangkaan saya bikin blog itu suliiittt, terus akses internet masih belum friendly sekarang dan berbagai stigma yang kontraproduktif lainnya perlu skill yang canggih IT dan jamaknya masih erat mind set bahwa membuat dan mengelola blog itu tidak mudah serta menyita waktu.
Alhasil di sekitar pertengahan 2009 saya berusaha menerjemahkan kalimat yang cukup sering saya dengar: Kapan saat yang tepat untuk melangkah [nge-Blogger] adalah just take it start! Lha kebetulan biaya berinternet ria mulai lumayan bersahabat plus di kantor juga dipasang wifi. KLOPlah untuk mulai ngeblog dan mengaktifkan diri untuk menggoreskan pena kembali. Lha kalau tulisan kita ada yang mau mbaca, kemudian ada yang mau ngasih komentar tentunya sebuah euforia kebahagiaan yang memicu KETAGIHAN untuk menulis dan menulis dan menulis selanjutnya kan?. Learning by doing and practise make me better in writing..........bisa karena membiasakan sering menulis.
Alhasil di sekitar pertengahan 2009 saya berusaha menerjemahkan kalimat yang cukup sering saya dengar: Kapan saat yang tepat untuk melangkah [nge-Blogger] adalah just take it start! Lha kebetulan biaya berinternet ria mulai lumayan bersahabat plus di kantor juga dipasang wifi. KLOPlah untuk mulai ngeblog dan mengaktifkan diri untuk menggoreskan pena kembali. Lha kalau tulisan kita ada yang mau mbaca, kemudian ada yang mau ngasih komentar tentunya sebuah euforia kebahagiaan yang memicu KETAGIHAN untuk menulis dan menulis dan menulis selanjutnya kan?. Learning by doing and practise make me better in writing..........bisa karena membiasakan sering menulis.
Seorang penyair pernah mengatakan bahwa seorang penulis bukan hanya seorang yang mengatakan sesuatu, tetapi dia juga orang yang tahu cara untuk mengatakannya. Berproses menulis tidak hanya berhubungan dengan diri kita sendiri sebagai pelaku tulisan, tetapi hasil tulisan akan menjalin pertalian dengan banyak orang baik di sekitar kita maupun dari luar lingkaran keberadaan kita. Dengan sebuah tulisan yang bernas, kita bisa menjangkau ribuan orang di luar sana, bahkan lintas generasi dan abad.
Apakah saya ini seorang blogger? Blogger atau bukan, saya sendiri lebih memilih untuk menamai SAYA SUKA menulis dan ingin bisa menulis dengan lebih baik dari waktu ke waktu. Mendokumentasikan tulisan di Blog adalah salah satu medianya.
Kalau kemudian aktivitas blogging ini mempertemukan saya pada serangkaian kesempatan yang berkesinambungan lainnya semisal dapat job ripiu, bisa monetize blog, bisa ikut aneka kompetiblog [ Alhamdulillah jika menang, kalau belum berhasil ya berarti indikasi jika kemampuan menulis saya masih perlu banyak latihan lagi. Itu soal aksi [baik] dan reaksi yang bermanfaat tho? Ya itung-itung, cost nge-blog bisa dihandle oleh income yang dihasilkan dari nge-blog pula.
Kalau kemudian aktivitas blogging ini mempertemukan saya pada serangkaian kesempatan yang berkesinambungan lainnya semisal dapat job ripiu, bisa monetize blog, bisa ikut aneka kompetiblog [ Alhamdulillah jika menang, kalau belum berhasil ya berarti indikasi jika kemampuan menulis saya masih perlu banyak latihan lagi. Itu soal aksi [baik] dan reaksi yang bermanfaat tho? Ya itung-itung, cost nge-blog bisa dihandle oleh income yang dihasilkan dari nge-blog pula.
Nah, kepak sayap apa saja yang sudah anda peroleh dari motivasi blogging anda selama ini?