Trend dalam dunia industri komunikasi Bismillahirrahmaanirrahiim hadir dengan pembaharuan yang berbasis kompetitif secara berantai. Hal ini didukung oleh hadirnya teknologi digital dan internet yang merupakan salah satu katalisator penting bermunculannya peranti multimedia, seperti misalnya mediacetak yang saat ini juga memiliki versi digital [online]. Hal ini berpengaruh secara signifikan terhadap perubahan arus informasi dan mode komunikasi, baik dari segi produksi, distribusi, maupun segmen konsumennya. Demikian pula dengan media cetak yang di sebut KORAN yang tak luput dari Pergerakan perubahan ini, salah satu dampak nyatanya adalah bermunculannya media cetak yang diberi label KORAN LOKAL.
Jika menyebut tentang Koran Lokal, yang terdeteksi pertama kali di penafsiran saya adalah suatu produk media massa cetak yang mengambil segmen pemberitaan/muatan lokal sebagai konten yang dominan. Keberadaan Koran Lokal ini awalnya [ini prasangkaan saya..] untuk membroadcast segala fenomenam dan kejadian yang ada di sutau daerah yang kebanyakan berada di luar kriteria berita yang bisa masuk dalam halaman koran-koran yang berskala Nasional. Banyak fenomena dan informasi yang sebenarnya penting dan layak untuk diketahui masyarakat luas TAPI masih belum masuk coverage media cetak Non Lokal karena beberapa alasan:
- Kuota berita yang sudah terpenuhi
- Jumlah halaman koran yang tidak mungkin ditambah-kurangi mengikuti jumlah pemberitaan yang masuk meja redaksi.
- Isi berita/informasi/kejadian dianggap tidak sesuai dengan visi/misi Koran Nasional tersebut.
Ini BUKAN berita dalam KORAN LOKAL lhoh? |
Khususon untuk Daerah Istimewa Yogyakarta, selain Radar juga ada koran Kedaulatan Rakyat yang tak kalah pamornya dengan Radar Yogya. Dengan harga seribu Rupiah, KR sudah bisa kita beli. Saya pun jadi bertanya-tanya, dengan harga jual eceran seribu apakah Harga pokok produksi [HPP] tercapai? Harga bahan baku [kertas dan tinta], Cost: peralatan, Listrik, Tenaga kerja, telpon, dsb…? Waduuh, kenapa saya jadi pusing mikirin sudah bisa BEP Kedaulatan Rakyat ya? Pastinya dapat profit finansial kan? Kalau hanya sampai pada level BEP mulu, kan gak mungkin KR bisa eksis sampai sekarang?
Dan semoga berjaya seterusnya dalam dunia jurnalistik tanah air. Lha wong Koran Lokal sekarang muatannya sudah mulai global, tidak melulu diisi dengan rerupa pemberitaan seputar daerah dimana koran lokal tersebut diterbitkan dan atau diedarkan. Buktinya, koran semacam KR, Tribun, Radar, juga memberitakan tentang pertandingan sepak bola dari berbagai jenis Liga dan kompetisi tho?
Dan semoga berjaya seterusnya dalam dunia jurnalistik tanah air. Lha wong Koran Lokal sekarang muatannya sudah mulai global, tidak melulu diisi dengan rerupa pemberitaan seputar daerah dimana koran lokal tersebut diterbitkan dan atau diedarkan. Buktinya, koran semacam KR, Tribun, Radar, juga memberitakan tentang pertandingan sepak bola dari berbagai jenis Liga dan kompetisi tho?
Baik Koran lokal, tidak lokal: nasional dan internasional….semoga keberadaannya bisa saling melengkapi dan menguatkan. Dan saya jadi tertarik untuk lebih tahu mengenai penjenjangan media cetak ini, dan nyasarlah saya ke Wikipedia. Ternyata sampai menjelang akhir 1970, media lokal masih disinonimkan dengan media cetak atau koran lokal harian. Terjadinya pembagian media cetak menjadi berorientasi bagian regional dan sublokal yang kemudian membentuk sendiri sebagai “Susunan kompetisi payung” [James A Rosse].
Berikut ini Susunan kompetisi payung, pembagian pengoperasian media cetak dan sirkulasi yang dibagi menjadi 4 tingkatan yaitu:
Berikut ini Susunan kompetisi payung, pembagian pengoperasian media cetak dan sirkulasi yang dibagi menjadi 4 tingkatan yaitu:
Terakhir2 mlayune nang Surabaya Post ha ha, kenapa kok inget iku mbak?
ReplyDeleteSecara aku juga arek Suroboyo...
Tiba-toba inget, kan diriku juga pernah tinggal di Surabaya dan pernah juga pengen naskahku di muat disonogh tapi dikembalikan dengan sukses
DeleteDi kota ane juga ada Radar, namanya Radar Kuningan. Koran lokal yang paling konyol itu Lampu Hijau, wkwkwk
ReplyDeleteRadar lampu hijau?
DeleteBAru dengar neh...isinya ttg lalin semuah ya
kalo koran lokal, bagiku KR masih juara.
ReplyDeletewwiii...yg cinta koran Lokal, saluutt
Deletekalo di Padang ada POSMETRO PADANG sama HALUAN
ReplyDeletesip..posmetro padang? Jadi inget nasi padang? #eh?
DeleteSeribu? wah berarti perusahaan nya nggak make prinsip Ekonomi : Dengan modal sekecil-kecilnya, mendapatkan untung sebesar-besarnya :D hihi
ReplyDeletePengusahanya pakai prinsip, jual semurah-murahnya biar yg mbaca koran buanyakkkk, hehehe
DeleteWah, seribu? penasaran pengen beli korannya hehehe . . .
ReplyDeleteserius seribu, kapan-kapan kalu pas ke YK...coba sj beli KR
Deletekalau koran lokal di makassar malahan kebanyakan yang mati pelan..hilang ditelan zaman, seperti koran TEGAS dan PEDOMAN RAKYAT.........keep happy blogging always...salam dari Makassar :-)
ReplyDeleteBrarti tdk mdh bagi koran lokal utk exsisting ya bang
DeleteKalau metropolis masih konsisten kayaknya.. cuma beberapa isue artis memang global
ReplyDeleteIsu artis dan berita sepak bola sepertinya merupakan berita global di banyak koran lokal ya
Deleteseribu??? murah amat ya,,, hehe
ReplyDeleteIya murah meriahhhhh
Deleteyang disebut koran lokal biasanya dari nama dan berita yang disuguhinnya seputar berita kabupaten...umumnya seh gituh...atas perkembangannya yang pesat bisa jadi koran lokal tersebut merambah jadi koran global...tapinya....emang masih ada yang beli koran gituh?
ReplyDeleteAda pak,
DeleteKlo di YK laris manis lho ..
Wah, saya gak pernah baca koran :| , seringnya baca britanya dari internet... hehe :)
ReplyDeleteyg penting up to date ya...
DeleteSaya lebih suka koran lokal sih. Karena kl berita nasional bisa didapat dari TV atau internet :D
ReplyDeletebanyak media utk mendapatkan news apdet ya mbak
Delete