Koran Lokal konten Global

Trend dalam dunia industri komunikasi Bismillahirrahmaanirrahiim hadir dengan pembaharuan yang berbasis kompetitif secara berantai. Hal ini didukung oleh hadirnya teknologi digital dan internet yang merupakan salah satu katalisator penting bermunculannya peranti multimedia, seperti misalnya mediacetak yang saat ini juga memiliki versi digital [online]. Hal ini berpengaruh secara signifikan terhadap perubahan arus informasi dan mode komunikasi, baik dari segi produksi, distribusi, maupun segmen  konsumennya. Demikian pula dengan media cetak yang di sebut KORAN yang tak luput dari Pergerakan perubahan ini, salah satu dampak nyatanya adalah bermunculannya media cetak yang diberi label KORAN LOKAL

Jika menyebut tentang Koran Lokal, yang terdeteksi pertama kali di penafsiran saya adalah suatu produk media massa cetak yang mengambil segmen pemberitaan/muatan lokal sebagai konten yang dominan. Keberadaan Koran Lokal ini awalnya [ini prasangkaan saya..] untuk membroadcast segala fenomenam dan kejadian yang ada di sutau daerah yang kebanyakan berada di luar kriteria berita yang bisa masuk dalam halaman koran-koran yang berskala Nasional. Banyak fenomena dan informasi yang sebenarnya penting dan layak untuk diketahui masyarakat luas TAPI masih belum masuk coverage media cetak Non Lokal karena beberapa alasan:

  1. Kuota berita yang sudah terpenuhi
  2. Jumlah halaman koran yang tidak mungkin ditambah-kurangi mengikuti jumlah pemberitaan yang masuk meja redaksi.
  3. Isi berita/informasi/kejadian dianggap tidak sesuai dengan visi/misi Koran Nasional tersebut.

Dengan beberapa alasan tersebut dan sangat mungkin juga ada kepentingan jurnalistik lainnya, maka lahirlah media cetak yang disebut KORAN LOKAL. Jika ditanya produk Koran Lokal apa yang pertama saya kenal adalah Karya Dharma yang terbit di era 90-an. Kayaknya sih koran tersebut beredar untuk kalangan guru dan saya bisa mengenalnya ya karena asas manfaat punya teman yang ortunya guru. Untuk jenis lainnya, ya era kemunculan media cetak yang berpola konvergensi seperti Radar dan Tribun yang bervariasi sebanyak jumlah daerah di wilayah Indonesia. Untuk Koran Radar sepertinya tiap daerah [skala kabupaten/kotamadya] sudah pada ada Koran Radar masing-masing. 
Perkembangan Media massa
Ini BUKAN berita dalam KORAN LOKAL lhoh?
Khususon untuk Daerah Istimewa Yogyakarta, selain Radar juga ada koran Kedaulatan Rakyat yang tak kalah pamornya dengan Radar Yogya. Dengan harga seribu Rupiah, KR sudah bisa kita beli. Saya pun jadi bertanya-tanya, dengan harga jual eceran seribu apakah Harga pokok produksi [HPP] tercapai? Harga bahan baku [kertas dan tinta], Cost: peralatan, Listrik, Tenaga kerja, telpon, dsb…? Waduuh, kenapa saya jadi pusing mikirin sudah bisa BEP Kedaulatan Rakyat ya? Pastinya dapat profit finansial kan? Kalau hanya sampai pada level BEP mulu, kan gak mungkin KR bisa eksis sampai sekarang?

Dan semoga berjaya seterusnya dalam dunia jurnalistik tanah air. Lha wong Koran Lokal sekarang muatannya sudah mulai global, tidak melulu diisi dengan rerupa pemberitaan seputar daerah dimana koran lokal tersebut diterbitkan dan atau diedarkan. Buktinya, koran semacam KR, Tribun, Radar, juga memberitakan tentang pertandingan sepak bola dari berbagai jenis Liga dan kompetisi tho?

Baik Koran lokal, tidak lokal: nasional dan internasional….semoga keberadaannya bisa saling melengkapi dan menguatkan. Dan saya jadi tertarik untuk lebih tahu mengenai penjenjangan media cetak ini, dan nyasarlah saya ke Wikipedia. Ternyata sampai menjelang akhir 1970, media lokal masih disinonimkan dengan media cetak atau koran lokal harian. Terjadinya pembagian media cetak menjadi berorientasi bagian regional dan sublokal yang kemudian membentuk sendiri sebagai “Susunan kompetisi payung” [James A Rosse].

Berikut ini Susunan kompetisi payung, pembagian pengoperasian media cetak dan sirkulasi yang dibagi menjadi 4 tingkatan yaitu:

  1. Pada tingkat tertinggi, kita dapat menemukan harian kota besar yang menggabungkan berita internasional, nasional, dan regional.
  2. Dibawahnya dijuluki dengan harian satelit. Mencakup beberapa keping regional, tapi lebih berfokus pada berita komunitas suburban mereka.
  3. Koran-koran istiadat suburban, melayani tingkat lokal yang melampaui capaian harian satelit.
  4. Selanjutnya terdiri atas media bebas.

Eh, jadi ingat koran Surabaya Post. Kalau koran ini termasuk koran lokal apa bukan ya? #abaikan. Menurut anda, Kriteria Koran Lokal itu bagaimana? Dan seberapa seringkah Anda membaca Koran Lokal? Mana yang lebih disukai: Koran Lokal atau Nasional?

Ririe Khayan

Assalamulaikum. Hi I am Ririe Khayan a Lifestyle Blogger and live in Jogya. I’m the Author Of Kidung Kinanthi, a Personal Blog about my random thought, parenting, traveling, lifestyle, & other activity as well as Personal & Working Mom Story. Kindly feel free to contact me at: ririekhayan(at)gmail(dot)com

24 comments:

  1. Terakhir2 mlayune nang Surabaya Post ha ha, kenapa kok inget iku mbak?
    Secara aku juga arek Suroboyo...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Tiba-toba inget, kan diriku juga pernah tinggal di Surabaya dan pernah juga pengen naskahku di muat disonogh tapi dikembalikan dengan sukses

      Delete
  2. Di kota ane juga ada Radar, namanya Radar Kuningan. Koran lokal yang paling konyol itu Lampu Hijau, wkwkwk

    ReplyDelete
    Replies
    1. Radar lampu hijau?
      BAru dengar neh...isinya ttg lalin semuah ya

      Delete
  3. kalo koran lokal, bagiku KR masih juara.

    ReplyDelete
  4. kalo di Padang ada POSMETRO PADANG sama HALUAN

    ReplyDelete
    Replies
    1. sip..posmetro padang? Jadi inget nasi padang? #eh?

      Delete
  5. Seribu? wah berarti perusahaan nya nggak make prinsip Ekonomi : Dengan modal sekecil-kecilnya, mendapatkan untung sebesar-besarnya :D hihi

    ReplyDelete
    Replies
    1. Pengusahanya pakai prinsip, jual semurah-murahnya biar yg mbaca koran buanyakkkk, hehehe

      Delete
  6. Wah, seribu? penasaran pengen beli korannya hehehe . . .

    ReplyDelete
    Replies
    1. serius seribu, kapan-kapan kalu pas ke YK...coba sj beli KR

      Delete
  7. kalau koran lokal di makassar malahan kebanyakan yang mati pelan..hilang ditelan zaman, seperti koran TEGAS dan PEDOMAN RAKYAT.........keep happy blogging always...salam dari Makassar :-)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Brarti tdk mdh bagi koran lokal utk exsisting ya bang

      Delete
  8. Kalau metropolis masih konsisten kayaknya.. cuma beberapa isue artis memang global

    ReplyDelete
    Replies
    1. Isu artis dan berita sepak bola sepertinya merupakan berita global di banyak koran lokal ya

      Delete
  9. seribu??? murah amat ya,,, hehe

    ReplyDelete
  10. yang disebut koran lokal biasanya dari nama dan berita yang disuguhinnya seputar berita kabupaten...umumnya seh gituh...atas perkembangannya yang pesat bisa jadi koran lokal tersebut merambah jadi koran global...tapinya....emang masih ada yang beli koran gituh?

    ReplyDelete
  11. Wah, saya gak pernah baca koran :| , seringnya baca britanya dari internet... hehe :)

    ReplyDelete
  12. Saya lebih suka koran lokal sih. Karena kl berita nasional bisa didapat dari TV atau internet :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. banyak media utk mendapatkan news apdet ya mbak

      Delete

Leave a comment or just be silent reader, still thank you so much.
Terima kasih telah singgah di Kidung Kinanthi.
Mohon maaf, atas ketidaknyamanan MODERASI Komentar.

Maaf ya, komentar yang terindikasi SPAM atau mengandung link hidup tidak akan dipublikasikan.

So, be wise and stay friendly.