Sudahkah Fasilitas Publik memiliki Aksesibilitas dan Kenyamanan? Jika berbicara tentang Fasilitas Publik yang ada di Indonesia, maka Bismillahirrahmaanirrahiim secara umum sangat mungkin akan mempunyai opini yang setipe: [sangat] memprihatinkan! Sukak atau tidak, memang demikianlah adanya kondisi sebagian besar fasilitas publik di negeri ini. Beberapa yang bisa disebutkan diantaranya: terminal, stasiun, ruas jalan raya, jembatan penyeberangan. Tidak hanya mengenai kebersihannya yang amburadul, namun juga management perawatan dan pengelolaannya yang masih terkesan ala kadarnya.
Salah satu yang terlihat banget kekacauannya adalah fasilitas parkir. Sudah pemandangan yang jamak jika banyak ruas jalan [di dalam kota] yang menyempit karena tepian jalan tersebut dialihfungsikan sebagai area parkir.
Bahkan yang sudah difungsikan sebagai lahan parkir pun, tak jarang kita jumpai kondisinya semrawut akut. Terlebih di tempat-tempat perniagaan grosir yang tradisional. Untuk bisa memarkirkan kendaraan bisa jadi butuh waktu 30an menit, muter-muter dulu sampai main pusing baru deh bisa dapat space untuk parkir. Ini yang saya alami beberapa waktu lalu saat ke Beringharjo, padahal kala itu tidak wiken/bukan long vacation. Gak kebayang lagi deh gimana parahnya saat liburan atau akhir pekan?
Lahan parkir dengan kondisinya yang menguji kesabaran pagi penggunanya, belum lagi maraknya parkir yang gak jelas keabsahan pengelolaan tarif parkirnya. Semakin memprihatinkan berkali lipat manakala Aksesibilitas dan kenyamanan fasilitas publik di Indonesia jika dilihat secara menyeluruh. Kondisi diatas ,masih mengambil satu contoh, padahal pada kenyataannya sangat banyak fasilitas publik yang jauh dari kriteria nyaman untuk di akses oleh masyarakat umum. Apalagi jika kondisi tersebut diakses oleh saudara-saudara kita yang memiliki kebutuhan khusus atau penyandang disabilitas.
Lebih krusial lagi manakala aksesibilitas dan kenyamanannya fasilitas publik tersebut harus digunakan oleh sodara-sodara kita yang berkebutuhan khusus. Lha fasilitas publik bagi kebanyakan orang saja masih banyak yang gak nyaman, apalagi buat penyandang disability? Bisa disebutkan lagi fasilitas publik yang kurang bersahabat dengan penyandang disabilitas yaitu tempat duduk ditaman-taman kota atau di ruang tunggu. Tidak adanya fasilitas yang diperuntukkan bagi penyandang disabilitas pastinya akan menyulitkan bagi mereka untuk bisa ikut menikmati suasana refreshing atau pun saat spending time menunggu/antrian.
Untuk sesaat membayangkan ketika kondisi fisik tak sempurna dan atau memasuki lanjut usia, tentunya akan sangat sulit melakukan aktivitas apabila fasilitas umum yang tersedia jauh dari kriteria layak? Bila ada yang menggunakan tongkat berjalan di tepian trotoar maka bisa saja terjeblos ke lubang atau terjatuh ke selokan yang tidak ditutup oleh jeruji besi. Begitupula bagi disabilitas daksa, yang kehilangan fungsi pendengaran, tidak bisa bicara/mendengar, maka akan sangat menyulitkan bagi mereka manakala membutuhkan untuk mengakses fasilitas publik yang saat ini rata-rata belum memperhitungkan fasilitas yang support bagi penyandang disabilitas.
Pertanyaan selanjutnya, tanggung jawab siapakah?
Kalau menyinggung soal tanggung jawab, ya pastinya tanggung jawab bersama: pemerintah dan masyarakat. Pemerintah bertanggung jawab untuk pengadaan sarana dan fasilitas publik sekaligus pengelolaannya.
Dan anggota masyarakat bertanggung jawab untuk menjaga kebersihannya, tidak merusaknya dengan ragam “keisengannya”, sehingga life time-nya bisa maksimal serta ikut berperan aktif menyuarakan ke pihak pemerintah agar mulai memperdulikan pengadaan fasilitas publik yang friendly bagi penyandang disabilitas, salah contohnya Kartunet Kampanye Aksesibilitas tanpa Batas.
Di era kemajuan teknolgi di berbagai bidang yang bergerak simultan, hadirnya komunitas Kartunet Kampanye Aksesibilitas tanpa Batas menjadi forum dan mediator sosial yang membahas isu-isu disabilitas dan concern memperjuangkan hak-hak penyandang disabilitas.
Kompetiblog yang diselenggarakan Kartunet yang mengambil tema Kartunet Kampanye Aksesibilitas Tanpa Batas dengan didukung XL Axiata bersama Asean Blogger Community merupakan salah satu cara yang tepat dan efektif untuk mensosialisasikan pentingnya kenyamanan fasilitas publik di sekitar kita bagi semua lapisan masyarakat, tentunya bagi penyandang disabilitas. Semoga ke depan bisa tercipta kondisi fasilitas publik yang nyaman dan aman untuk di akses bagi semua orang.