Kidung Kinanthi

Life is flowing in its story leaving history

  • Home
  • About
  • Sitemaps
  • Article
    • Opini
    • Story of Me
      • My Diary
      • My Poem
      • True Story
      • Love Story
    • Contact
    • Disclosure
  • UMKN Visit
  • News
Saat menikmati menu sarapan made by my hand...mudah, cepat, efektif dan lezat (karena baru pilih menu ini jika bingung mau pilih sarapan apa dan tentunya gak boleh lebih dari sekali dalam seminggu). Penasaran kan? Racikannya adalah 1-2 siung bawang putih diiris kecil-kecil, tambahkan sayuran (wortel/sawi/bayam/kecambah atau jenis sayuran lainnya yang disukai), lombok sesuai  selera pedas masing-masing (kalau saya 3 buah lombok saja). Masukan semuanya dalam air yang sudah mendidih (+ 300ml). Dan masukkan bahan utama: MIE INSTANT! Hahahaa...Tidak lupa telur ceplok special  kemudian segelas teh panas (yang ini tinggal ambil sendiri secukupnya).  Bismilllahirrahmaanirrahiim menikmati menu special breakfast on Monday seperti biasa   sarapan bareng dengan teman-teman di kantor karena terlalu pagi kalau sarapan sebelum berangkat kerja. 

“ Tadi datang jam berapa, Mbak?” tanyanya membuka percakapan.
“ Jam 5an kayaknya. Kakiku masih bengkak neh, kelamaan duduk di bis.”
“ Hehehe..kasiiann, yang jadi anak rantau deh” dan banyak percakapan-percakapan berikutnya seputar long week end kemarin yang dia habiskan di rumah sang mertua karena ada acara keluarga.
“ Eh, kenapa sih banyak kerjaan bukan jobdesku kok belakangan ini di ambrukkan ke bagianku?” topik pun bergeser pada pekerjaan, sebuah pertanyaan yang bernada curhat dia lontarkan pada saya.
“ Lha kata si bos dirimu perkasa tuh, di kasih kerjaan apa saja beres kok. Jadi why not kan?”
“ Kata siapa? Asline yo maksain diri...rasanya jadi njomplang, bagian yang SDMnya banyak tapi kerjaannya di bebankan pada bagian lain yang personilnya terbatas...”
“ Ya iya, selama dirimu no complain maka akan di anggap nothing serious problem kan?”
“ Gak bisa begitu, mestinya bisa dilihat secara analisa beban kerja dengan personilnya...”
“ Elastisitaspun ada batasnya, gitu kan maksudmu? Bahwa karet pun jika di regangkan terus menerus akan putus...?”
BUKAN ini menu sarapan saya [kemarin pagi]
Demikianlah cuplikan percakapan saya dan seorang teman di sela-sela sarapan yang akhirnya melenceng ke arah Elastisitas [pun] Berbatas, dan setelah beberapa saat berlalu saya pun kepikiran tentang sebuah tragedi ‘kecelakaan’ yang terjadi di sebuah perusahaan. Boilernya meledak dan menurut saya karena beban proses yang ‘kurang’ mempertimbangkan daya dukung mesin tersebut. Beberapa waktu sebelum peristiwa naas itu terjadi , saya kebetulan memang ke pabrik tersebut. Waktu saya tanya kapasitas produksi, saya kaget dengan target produksinya. Kemudian saya tanya operasional proses produksinya, katanya 24 jam 7 hari dengan 2 shift! Saat itu yang langsung terlintas di pikiran saya adalah bagaimana dengan boilernya (proses utama di pabrik tersebut)? Secara kondisi pabrik dengan segala fasilitasnya, menurut saya ngoyo dengan target produksi sekian ton sebulan yang disebutkan!. Tapi posisi saya hanya mengakses terbatas pada GMP/SSOP, tidak punya mandat untuk intervensi sampai ke mesin produksi (urusan internal manajemen). Dan beberapa hari berselang muncul berita jika boilernya meledak yang menyebabkan 3 orang meninggal dengan luka bakar sekitar 90% dan beberapa orang lainya terluka.

Lantas dimana hubungannya percakapan saya saat sarapan dan boiler meledak dengan Elastisitas? Kalau boleh saya buat analog, elastisitas mungkin bisa di identikkan dengan ‘kemampuan’ atau capability. Kalau gak ada hubungannya, ya di sambung-sambungin deh. Lha pengennya pakai judul Elastisitas [pun] Berbatas untuk postingan ini. #Maaf maksain judul. Tapi saya TIDAK hendak membahasnya ke arah Hukum Hooke dengan segala bumbunya mengenai korelasi elastisitas dengan tegangan dan regangan yang sudah menguap sukses dari ingatan saya, apalagi hitung-hitungannya yang sudah bablass lebih duluan dari ‘brankas’ di otak saya. Yang masih sedikit saya ingat hanya pengertian tentang elastisitas yaitu jika suatu benda diberikan suatu gaya/beban yang menekan atau menarik maka akan terjadi perubahan dalam yang meliputi panjang, lebar dan tingginya namun massanya tetap dan ketika gaya yang diberikan tadi tidak ada maka bentuknya akan  kembali seperti semula.
Modelnya saja yang mirip pegas
Kalau Elastisitas direfleksikan pada benda hidup yang namanya manusia, maka capability/kemampuan dalam diri setiap orang merupakan hal yang punya sifat elastis (flexible). Adanya respon dan reaksi yang diberikan terhadap aksi (dari luar diri), masalah, target, obsesi, impian, dll...menurut saya bisa di sebut sebagai ciri-ciri elastisitas. Dan ketika pikiran, waktu dan tenaga terpakai secara berlebihan, maka kondisi ‘patah/rusak’ seperti yang terjadi pada karet/pegas yang di regangkan secara terus menerus sehingga mengalami putus, maka demikian juga akan terjadi pada manusia. Walaupun dari segi kapasitas daya pikir masih mampu, namun jika tenaga dan waktu tidak mendukung alias gak ada istirahatnya, maka manusia akan ‘aus’. Kalau dalam larutan ada istilah titik jenuh kemudian lewat jenuh, maka meskipun manusia bisa di sebut benda (hidup) paling elastis, tentu tetap ada limitasinya. Ada batasan maksimal ‘beban’ yang bisa direspon dalam range yang aman elastisitasnya. Kondisi over load, secara fisik bisa menyebabkan menurunya kemampuan koordinasi tubuh karena kemampuan kerja otak menurun.

Karena tema dan judulnya postingan ini tentang Elastisitas, maka harap maklum isinya pun elastis ‘nglantur’ kemana-mana. Oia, jadi ingat saat saya kecil juga suka nyelupin karet gelang ke dalam minyak tanah dan hasilnya karet melar dengan indahnya dan jadi getas (mudah patah) deh. Sekian saja, postingan Elastisitas ini biar tidak semakin kemana-mana rangkaian kalimatnya karena saking elastisnya....

96
Share
Berada di rumah, acara mudik begini mau share tentang JJS juga gak mungkin, secara kalau mudik acaranya ya seputar rumah dan sekitarnya saja. Apalagi dalam perjalanan mudik kemarin kena macet [lagi] di Probolinggo semalaman dan keluar dari macet sekira jam 6 pagi. Masuk Surabaya jam 9an, alhasil naik bis jurusan Semarang tidak dapat tempat duduk sehingga harus sok kuat berdiri deh dan sampai rumah jam 11an. Nunggu bis berikutnya juga tidak menjanjikan karena long week end yang biasanya ada filterisasi penumpang yang mau naik bis di Purabaya, di utamakan yang jarak jauh dulu baru yang dekat-dekat kalau mau ikut ya silahkan berdiri dengan ikhlas. Total butuh waktu hampir 18 jam [lagi] untuk rute Banyuwangi – LA (tepatnya sampae rumah). Dan yang ada lagi musim nyamuk karena waktunya panen padi sekaligus masa tandur lagi, tapi nyamuknya sedikit hanya saudara-saudarnya yang banyak sih. Maka cerita saja tentang nyamuk karena memang sedang nge’date sama nyamuk di malam Minggu ini. Adakah yang belum pernah merasakan nikmatnya digigit nyamuk? 

Ada yang tidak kenal dengan nyamuk, atau belum pernah digigit si nyamuk mungil tersebut? Bagaimana reaksinya jika di gigit binatang imut-mut tersebut? Loncat-loncat indah dari tempat duduk, teriak histeris, langsung semprot dengan obat anti nyamuk spray, ambil raket elektrik buat main bulu tangkis, atau menampar pipi sendiri karena nyamuk telah terbang bebas sebelum tangan mendarat di pipi?

Saya sendiri Bismilllahirrahmaanirrahiim biasanya kalau si nyamuk baru menclok saya lebih suka meniup atau mengusirnya biar kabur. Atau jika si nyamuk sudah kenyang, maka pelan-pelan saya berusaha menangkap nyamuk tersebut agar isi perutnya yang sudah penuh darah tidak pecah. Dan yang sering terjadi nyamuknya lolos dengan sukses deh. Biasanya kalau lagi mudik bareng-bareng seperti pas lebaran, tidurnya gaya pemindangan alias tidur massal gitu deh dimanapun yang penting tidur. Adalah Cak Po dan Cak To (dua dari sekian kakak saya) yang suka gemes jika melihat saya yang super ‘sabar’ saat menangkap nyamuk, jadi langsung deh menyerobot untuk mendahului neplok nyamuk dengan sukses tanpa ampun pokoknya.

Tapi benarkah nyamuk itu sejahat yang kita kira (selama ini)? Kenyataannya tidak semua nyamuk menghisap darah karena hanya nyamuk betina yang menyedot darah mangsanya. Dan sama sekali bukan untuk makan karena nyamuk jantan maupun betina makannya dari cairan nektar bunga. Nyamuk betina menghisap darah untuk memberi nutrisi pada telurnya karena telur-telur nyamuk memerlukan protein yang terdapat dalam darah untuk berkembang. Maka nyamuk betina menghisap darah HANYA untuk menjaga kelangsungan generasi barunya.  Jadi sebenarnya just law of nature, nyamuk menghisap darah secukupnya saja sesuai kebutuhan untuk mempertahankan siklus hidup bangsanya. Jadi selama bukan jenis nyamuk Anopheles, mungkin tidak apa-apa kali ya berbagi dan menyumbang sedikit darah buat nyamuk? Hahahaha...nglantur neh jadinya.

Terlanjur nulis nyamuk, jadi sekalian deh refresh singkat tentang siklus hidup nyamuk (mumpung pas baca majalah Oase, ada artikel tentang nyamuk). Konon, telur nyamuk biasanya diletakkan di daun lembab atau kolam yang kering dimana pemilihan tempat ini oleh induknya dengan menggunakan reseptor yang ada di bawah perutnya. Fungsi reseptor adalah sebagai sensor suhu dan kelembapan. Jika sudah menemukan tempat yang tepat,  maka induk nyamuk akan mengeluarkan telur-telurnya dan disusun secara bergaris baik dalam kelompok maupun satu persatu. Beberapa jenis nyamuk meletakkan telurnya saling menggabung membentuk suatu rakit yang bisa terdiri dari 300 telur. Kemudian telur berada pada masa inkubasi, yang paling ideal pada musim dingin. Kemudian larva mulai keluar dalam waktu yang hampir bersamaan, sampai siklus pertumbuhan selesai secara keseluruhan, larva nyamuk akan berubah kulitanya dua kali.

Selesai berganti kulit, nyamuk berada pada fase transisi yang disebut fase pupa, pada fase ini nyamuk sangat rentan terhadap kebocoran pupa. Agar bisa bertahan, sebelum fase pupa siap untuk perubahan kulit yang terakhir kali, dua pipa nyamuk muncul ke permukaan air untuk alat pernafasan. Nyamuk dalam kepompong pupa cukup dewasa dan siap terbang dengan semua organnya: antena, belalai, kaki, dada, sayap, perut, dan mata besar yang menutupi sebagian besar kepalanya. Kemudian kepompong pupa di sobek di atasdan tingkat ketika nyamuk yang telah lengkap muncul ini adalah tingkat yang paling membahayakan. Nyamuk harus keluar dari air tanpa kontak langsung dengan air, sehingga hanya kakinya yang menyentuh permukaan air. Faktor kecepatan ini sangat penting karena sedikit saja missed bisa mneyebabkan kematiannya. Akhirnya nyamuk tinggal landas untuk penerbangan perdananya setelah istirahat setengah jam.

Demikian saja sekilas flash back tentang nyamuk yang saya yakin sudah pada pernah baca ketika dapat pelajaran IPA atau Biologi. Maaf, tidak punya gambar unyu'nya si nyamuk untuk di pasang dalam postingan. Yang jelas Nyamuk tidak pernah berbuat kriminal karena dia hanya memenuhi fitrah penciptaan dirinya. Iya kan?



Lupa adalah fitrah manusia yg diberi nama khilaf.  
"Memaafkan" berarti siap untuk "melupakan" 
yang perlu perjuangan dan pengorbanan untuk melakukannya 
and nothing will be the same again.
127
Share
Edisi membuat puisi saat pas-pasan..maksudnya pas mood baru bikin puisi. Bismillahirrahmaanirrahiim  dan sebenarnya puisi ini hasil dari up date seorang teman di FB yang memberikan clue beberapa kata agar secara estafet atau apalah namanya dilanjutkan oleh siapa saja. 

Dan berikut ini puisi asal-asalan saya [lagi] yang berawal dari 1 paragraf yang saya post untuk mereply clue kata-kata yang diberikan “ bunga, musim gugur dan kematian ” jadi saya sendiri juga bingung tata letak kalimat-kalimatnya ini nyambung apa tidak, mohon dimaklumi karena  asal muncul kalimat dan saya rasa enak ya di tulis saja. 
Puisi Romantis

Dan inilah hasil paragraf yang saya tambah lagi 1 paragraf untuk postingan jelang berangkat mudik:
Kala dimensi fraktal ingatan membiaskan sketsa tentangmu,
sang pengampu surga yang mengentah di mana
Partikel udara mengalir rapi menemani penantian yang bergelombang
mengembunkan rasa  pada jejak – jejak detik

Pada kelopak bunga yang meluruh,
bersama musim gugur yang melantakkan dinding ketabahan,
Dan hamparan langit hitam menjadi pelengkap,
keberturutan duka akan kematian nurani insan

Demikian puisi edisi ‘asal bikin’ yang terdiri dalam dua paragraf yang MUNGKIN juga tidak nyambung, jika ada yang berkenan memberikan judul pada puisi tanpa judul ini, dengan senang saya persilahkan. Kalau hendak menambahkan paragraf lagi, nanti akan saya edit postingan ini. Hahahaha...happy long week end for all. 
92
Share
Setiap orang tentu menginginkan hidup sehat dan bugar sepanjang hayat. Dan empedu kambing merupakan salah satu dari sekian buaaannnyakk alternatif suplemen kesehatan sekaligus obat  untuk menyembuhkan (beberapa) penyakit. Mendengar kata empedu, saya yakin sebagian besar dari kita langsung terbayang sederet akibat tidak sehat jika makan jeroan yang secara umum (medically) memang di sarankan untuk delisting dari daftar menu makanan. 

Padahal faktanya banyak sekali empedu hewan yang di manfaatkan sebagai obat dan vitalitas bagi manusia, di antaranya adalah empedu kambing. Tentu hal ini sangat menarik (menurut saya) karena dibalik baunya yang amis dan rasanya yang pahit, ternyata mengandung manfaat dan khasiat yang luar biasa. Penasaran kan? Dan Bismilllahirrahmaanirrahiim inilah penjelasannya yang saya dapatkan dari sebuah majalah yang saya temukan tadi siang di antara tumpukan buku-buku di kantor (mumpung sregep merapikan).
Khasiat Kesehatan Makan Empedu Kambing
Empedu kambing sejak jaman dahulu sudah dikenal dan digunakan sebagai obat-obatan dan suplemen stamina (vitalitas) karena mengandung banyak zat besi  dimana zat ini berperan dalam pembentukan sel darah merah serta pengeluaran dan  pembebasan tenaga dalam tubuh. 
Dengan membentuk sel darah merah, maka transportasi (metabolisme) dalam tubuh bisa lancar karena mengangkut aliran oksigen dari ujung kepala sampai ujung kaki yaitu oksigen yang sangat diperlukan oleh tubuh dalam membakar zat makanan yang dikonsumsi untuk menjadi tenaga. Proses terjadinya tenaga karena adanya pembakaran zat gula oleh oksigen dan tenaga yang dihasilkan inilah maka aktivitas sehari-hari menjadi lancar.  
Khasiat obat dari empedu kambing adalah untuk menyembuhkan penyakit malaria. Caranya, pilih empedu yang kecil (agar mudah ditelan), dibersihkan dan direndam dengan air panas agar mikroba pathogenya mati. Dianjurkan sehari menelan 3 buah empedu setiap hari sampai sembuh. Hal ini bertujuan supaya racun dan virus yang disebarkan oleh nyamuk anopheles bisa mati dengan lebih cepat. Selain malaria, empedu kambing juga bisa menyembuhkan penyakit asma. 
Sedangkan untuk mendapatkan manfaat suplemen vitalitas (kesehatan), setidaknya dianjurkan mengkonsumsi satu buah empedu tiap hari dan harap diperhatikan harus hati-hati agar empedu tersebut tidak sampai pecah saat menelannya karena rasa pahitnya melebihi daun pepaya ataupun brotowali yang terkenal puaaahiittt. 
Kalau yang ini TIDAK pahit lhoh..
Dan tentu saja konsumsi asupan dan multivitamin lainnya tetap diperlukan lho? So, ada yang tertarik untuk mengambil khasiat [pahitnya] empedu kambing secara rutinkah? Saya gak ikutan deh, cari alternatif suplemen stamina/kesehatan yang lainnya dulu....hehehehe.



Hidup mestinya dijalani TANPA harus menunggu
adanya saat istimewa yang menjadi titik balik.
Tetapi ketika saat (istimewa) itu menghampiri,
semoga tetap bisa memanfaatkan momentumnya sebaik-baiknya.


Note: Sumber artikel majalah oase
74
Share
Aku tak bisa menjanjikan akan dapat mencintai dengan cara yang sempurna karena jika caraku mencintai sudah sempurna maka aku tak akan punya cara baru (yang lebih baik) lagi untuk mencintai pada hari-hari berikutnya dalam kebersamaan.

Dan inilah tayangan perdana review buku untuk koleidoskop 2012 “Sakinah bersamamu” yang sebenarnya sudah saya beli pertengahan Desember 2011 ! 

Bismilllahirrahmaanirrahiim, membaca judulnya secara sepintas memberikan deskripsi bahwa isi bukunya tentang kehidupan pernikahan dengan problematikanya, dari yang lucu-lucu, sepele ataupun konflik yang ruwet njlimet. Cerita disajikan paling banyak diambil dari sudut pandang sang istri, tapi ada juga dengan sudut orang ketiga dan tetap dalam sudut pandang istri. Ada juga beberapa kisah yang dituturkan dengan sudut pandang laki-laki. So, here is the review of that book: 
Judul Buku : Sakinah Bersamamu
Pengarang : Asma Nadia 
Penerbit : Asma Nadia publishing House 
Halaman : 344 page 
Cetakan I : 2010 
ISBN : 978-602-96725-5-8 

Buku yang di susun dengan menggabungkan cerita fiksi dan true story ini merupakan cerminan realitas sosial yang jamak terjadi di sekitar kita dan sekaligus sangat mungkin ada dalam kehidupan kita sendiri, yang dibingkai dalam literasi yang membawa pembacanya menjadi bercermin dengan sendirinya. Cara menuturkan problematika rumah tangga dan solusinya dengan unsur gabungan fiksi (cerpen) dan non fiksi (ulasan) sehingga membuat pembahasan tentang pernikahan menjadi luwes dan enak di baca (tidak teoritical). 

“ Cinta bukanlah mencari pasangan yang sempurna tapi menerima pasangan dengan sempurna” demikian kalimat yang menjadi first point interesting pada covernya yang sangat merepresentasikan isi buku yang terdiri dari 17 cerita pendek dan pembahasannya. 

Semua orang tentu paham bahwa tidak ada orang yang sempurna, namun belum tentu mampu merefleksikannya dalam kehidupan sehari-hari, apalagi jika penilaian tentang kesempurnaan dari masing-masing individu yang notabene completely different each other dengan standar dan paradigmanya masing-masing, maka ‘kesempurnaan’ tentu akan lebih condong pada subyektifitas. Mengharapkan kesempurnaan inilah yang kerapkali menjadi pemantik api terjadinya ketidakpuasan, pertengkaran dan bahkan tragisnya bisa menyebabkan terjadinya perselingkuhan. Si istri maunya suami begini dan sang suami ingin istrinya begitu. 

Pernikahan bagi orang muslim selain basic instinct “fitrah” adalah menyempurnakan agama, salah satu pembuka pintu rejeki dan syurga, maka sudah tentu pasti banyak ujian-ujian yang tidak mudah untuk di hadapi. Ketika perbedaan bisa di sinkronkan pada titik temu saling keberterimaan, maka ujian mungkin akan berlanjut pada cemburu, kisah cinta masa lalu yang bersemi kembali, friksi dari keluarga besar dan tetangga atau bahkan ketidakpuasan pada diri sendiri. Konflik-konflik inilah yang coba dinarasikan oleh penulis lewat cerpen-cerpen pernikahan yang disertai analisa/ulasan lebih lanjut. 

Pertanyaan saya kenapa 17 judul? Saya yakin penulis tentu punya alasan spesifik kenapa menampilkan ‘hanya’ 17 judul cerita. Tidak ada hal yang terjadi tanpa alasan karena sudah fitrah bahwa ada akibat karena sebelumnya ada penyebabnya. 

JIKA ada yang bilang tak perlu alasan untuk ini atau itu, maka saya yakin sebenarnya adalah karena belum menemukan rangkaian kalimat yang klik untuk mendefinisikan alasannya. Everything happen with right reason and for better purposes. 

Dan kalau boleh membuat definisi alasan versi saya kenapa 17 judul adalah mengambil dari esensi dari jumlah rokaat sholat fardhlu yang berjumlah 17. Kunci utama untuk meraih kesuksesan hidup yang bahagia-selamat dunia akherat adalah sholat fardhlu, maka demikian juga untuk menuju “sakinah bersamamu”. 

Cerita-cerita yang dipaparkan penuh hikmah untuk dicermati, bagaimana menjembatani perbedaan karakter yang pasti ada dengan bersatunya dua orang. Apa yang harus dilakukan saat ngambek agar “sukses”, seperti dalam Dilema istri sensi, suami enggak sensi. Jika terlalu sensi, harus mulai menyadari mulai membuat filter, mana yang wajar untuk di sensiin dan mana yang gak perlu bikin sensi. Kalau keukeuh dengan sensi yang ada malah rugi sendiri dan bikin capek secara emosional. 

Bagaimana supaya tetap cantik dihadapan suami walaupun mungkin usia pernikahan sudah lebih dari satu dekade seperti yang dituturkan penulis dalam kisah Mata yang sederhana. Cantik di mata suami, bahwa merawat dan menjaga penampilan diri (agar tampak menarik) di depan suami itu perlu sehingga kebahagiaan pernikahan bisa ditingkatkan (tidak hanya di pertahankan). Untuk memenangkan hati suami (agar tidak melirik wanita lain) memperbaiki akhlak serta berusaha memperbaiki penampilan diri secara kontinyu. 
Bagaimana bertindak saat cemburu, saat cinta lama bersemi kembali, saat ada orang ketiga sampai pada bagaimana menyembuhkan luka hati yang terkhianati. 
Berbeda itu pelangi yang menggambarkan bahwa sebenarnya perbedaan adalah sebentuk anugerah dalam sebuah rumah tangga yang berfungsi untuk melengkapi dan saling memperbaiki masing-masing karakter. Sang suami yang bertipe pendiam dan introvert, sedangkan sang istri tipikal ekspresif, kadang meledak-ledak, yang membutuhkan perhatian dan tindakan empati yang ekspresif pula. Jadi suami-istri harus mau sama-sama saling berusaha mendekatkan karakter yang berbeda secara kontras tersebut. 

Bilamana bayangan kekasih dari masa lalu muncul it’s just shadow, adalah wajar manakala setiap orang memiliki stroy at the past. Namun membawa what if and another what... if (karena kisah kasih yang belum usai di masa lalu) di kala itu, hanya akan jadi ruin yang mengaduk hubungan suami-istri karena semuanya sudah belong to the past. Mungkin sesekali bayangan masa lalu mengintip, rasa penasaran hadir menyapa, tapi tak ada yang perlu di buktikan lagi. Kenyataannya adalah kebahagiaan itu ada bersama pasangan yang selalu ada bersama dalam suka dan duka. 

Semua rangkaian kisah dan cerita yang terbingkai dalam Sakinah Bersamamu bisa jadi beberapa pasangan menghadapi konflik yang lebih complicated dibandingkan yang ada dalam buku ini. Tapi membaca buku ini merupakan suplemen yang bisa menambah pemahaman tentang kehidupan pernikahan yang tentunya tidak melulu hanya bicara cinta pasangan yang sempurna karena menurut saya orang yang sempurna dalam semua aspek hidupnya tidak akan membutuhkan kehadiran seseorang untuk melengkapi hidupnya lagi. 

Seiring berjalannya kebersamaan, by the time perasaan cinta sangat berpeluang untuk bermetamorfosa dalam pendewasaan menjadi bentuk kasih sayang dan keperdulian yang lebih luas flexibility’nya, juga menjadi lebih murni dan tulus dari sebelumnya. Mengalirnya pemaafan yang lebih menyamudera di keping hati masing-masing pasangan seirama titian langkah dalam harmoni pernikahan, perubahan fisik semoga tidak menurunkan rasa kasih sayang diantara suami-istri. 
Bahkan meskipun jika sang mantan ternyata mengalami perubahan fisik lebih lambat...marilah kembali meletakkan paradigma pada bingkai telah ada komitment dengan pasangan saat ikrar akad nikah bertahun lalu yang harus di jaga dengan sekuat tenaga dan syukuri cinta yang dimiliki semoga Allah SWT memanjangkan tali kasih di dunia hingga akherat. 
82
Share
“Ada yang mencarimu tadi, Kay…”,
Aku menghentikan kegiatan mengetikku, sesaat.“ Mahasiswa mau konsultasi ya?”
Mas Arya menggeleng, “ bukan…tapi dia ngasih ID card. “ kuterima selembar kartu nama dan kubaca sebaris nama AYU ANGGIA yang menyentakkan rasa kagetku.
“ What’s up, seperti melihat hantu ekspresimu…”
“ Dia ke sini dengan siapa Mas?”
“ Sendiri saja, dia berharap bisa bertemu denganmu sebelum kembali ke Jakarta lusa”.
Sebelum Mas Arya menginterogasi, aku memintanya meninggalkanku dengan alasan ada materi kuliah yang harus kupersiapkan.
Kulayangkan tatapanku melintasi kaca jendela, menatap ritmis hujan yang masih menyisakan rintik-rintik gerimis. Memercik dengan romansa mistis di setiap helai daun bougenvile yang tumbuh di depan kamarku. Fragmen-fragmen otakku mendadak berantakan dan power point yang terpampang di monitor mangkrak dengan sukses. Sebuah episode empat musim lalu yang sudah bisa kukikiskan dari keping hatiku, kini terurai kembali seperti layar film. *****
Sunset on sky
“ Jadi gimana ?”
“ Entahlah…aku bingung, Fa. Mau ngapain dia ingin ketemu denganku? “
“ Kamu saja bingung, apalagi aku? ” ucap Fahira sambil tertawa-tawa.
Tidak ada hubungan apa-apa di antara kami, bahkan aku juga tidak kenal dia. Hanya pernah dengar namanya sekali dari Mas Ferry. Tapi kini dia ingin bertemu denganku?
“ Daripada mati penasaran, lebih baik kamu temui dia..” saran Fahira “minimal menghargainya sebagai tamu...”
Sepanjang perjalanan menuju tempat yang telah kupilih untuk menemui Ayu, perasaanku benar-benar teraduk. Yah, lebih cepat ketemu dengan gadis itu lebih baik daripada hati dan pikiran diliputi tanda tanya dan mengganggu konsentrasiku mengajar.
Sejenak kutata debaran jantungku agar iramanya teratur sebelum kulangkahkan kaki memasuki  café tempat biasanya aku temu kangen dengan teman-teman kuliah. Langsung menuju sudut ruangan, menghampiri seseorang yang sudah menungguku.
“ Maaf agak terlambat, Mbak Ayu Anggia kan ?” sapaku seramah mungkin dan dalam hitungan satu menit aku sudah bisa menyimpulkan betapa Ayu sangat anggun. Postur tubuhnya semampai, berkulit cerah, make up minimalis dan rambutnya yang terurai semakin memperkuat keanggunanya. Dalam hati aku mengakui pasti tidak sulit bagi laki-laki untuk jatuh hati padanya dan salah satunya Mas Ferry tentu saja. Berpikir demikian membuat dadaku terasa sesak dan kurasakan sebersit perih hinggap sesaat.
“ Terima kasih ... Ehmm Kayla ya?” sebaris senyum menawan merekah dari bibir mungil Ayu.
“ Benar saya Kayla, kalau boleh saya tahu kenapa Mbak Ayu ingin bertemu saya?”
“ Mas Ferry benar, Kayla orangnya lugas dan tegas…”
“ Maaf, sebaiknya tidak perlu membawa Mas Ferry ya?”
“ Justru alasan saya bertemu dengan Kayla adalah Mas Ferry..” kalimat yang diucapkan dengan intonasi datar itu kudengar berbalut luka. Ada lapisan bening yang mengambang di kelopak Ayu.
“ Hubungan Saya dan Mas Ferry tidak lebih dari teman sejak dia memutuskan saya satu tahun lalu “ aku berusaha menetralkan suasana yang mendadak serba canggung.
“ Saya tahu itu, hubungan kami tidak berhasil memang tidak ada hubungannya dengan Kayla.” Sejurus dia terdiam, menatapku dengan dalam seakan hendak membaca isi hatiku.
“ Lantas..?”
“ Tolong kembali dengan Mas Ferry..?”
“ Mbak Ayu salah bicara apa telinga saya bermasalah ?”
“ Dia mencintaimu dengan sangat, Kay”
Aku menggeleng “ Mbak Ayu masih mencintainya kan? Kenapa meminta saya kembali sama Mas Ferry?”
“ Mungkin aneh sikapku ini, tapi inilah caraku mencintainya..”
“ Aku tidak tahu, Mas Ferry  atau Mbak Ayu yang aneh…” ujarku dengan nada gusar.
Andai masih ada rasa cinta pun aku tak hendak menerima Mas Ferry lagi, apalagi karena permintaan dari gadis yang pernah jadi alasan untuk meninggalkanku?
“ Maaf Mbak, sejam lagi saya harus ngajar…”
“ Dirimu tetap bergeming ya Kay?”
Aku menggeleng “ Tak ada lagi yang harus dilanjutkan selain berteman ”.
Dengan langkah mantap aku berlalu meninggalkan Ayu  dan yang lalu biar berlalu bersama musimnya masing-masing.




 ♠♠♠♠♠ “ Tulisan ini diikutkan pada Giveaway Satu Tahun
dari blog celoteh .:tt:. “ ♠♠♠♠♠


Note: Ahamdulillah posting ini masuk dalam pemenang di GA celoteh .:tt:.
72
Share
Dahulu setiap mendengar dan melihat kain batik, yang langsung masuk dalam benak saya adalah pakaian untuk para orang tua, old fashion gitu deh. Apalagi untuk wanita-wanita di daerah pedesaan seperti tempat tinggal saya, mengenakan jarik adalah pakaian sehari-hari di rumah. Dan bagi bapak-bapak biasanya mengenakan kemeja yang dianggap baju formal kalau mau kondangan dan acara-acara sejenisnya. Pikiran dan dogma tersebut masih melekat di benak saya hingga di bangku kuliah. 

Dan Bismilllahirrahmaanirrahiim saya baru mulai membuka hati dan selanjutnya merasa enjoy untuk berbaju batik saat memasuki dunia kerja. Jadi bukan semata-mata karena maklumat dari pemerintah untuk berbaju kerja motif batik pada hari-hari tertentu dalam rangka cintai produk dalam negeri karena saya sudah mulai membiasakan mengenakan baju batik setiap hari Jumat beberapa waktu sebelum maklumat penting tersebut diproklamasikan oleh pemerintah sebagai reaksi atas pendaftaran dan pengakuan Hak Kekayaan Intelektual oleh Malaysia terhadap kain batik .



Salah satu motif  Batik Banyuwangi
Dari catatan sejarah menunjukkan bahwa kerajinan Batik Indonesia setidaknya telah dikenal sejak zaman Majapahit dan terus berkembang secara berkelanjutan hingga sekarang. Secara umum, kain batik seringkali diidentikkan dengan Kota Solo, Pekalongan dan Yogyakarta. Padahal kenyataannya setiap daerah memiliki produk batik dengan kekhasannya masing-masing yang tak kalah menarik. Beberapa motif batik yang sudah di kenal masyarakat secara luas antara lain : Sida Mukti, Sida Luhur, Kawung Picis, Babon Angrem, Pringgondani, Irian, Sri Kuncoro, Bantulan, Pisang Mas, Polkadot, Mega Mendung dan masih banyak lagi lainnya.

Banyuwangi juga memiliki beragam corak batik namun belum banyak dikenal masyarakat luas. Corak-corak batik tersebut antara lain : Gajah oling, Kangkung Setingkes, Alas Kobong, Paras Gempal, Kopi Pecah, Gèdèkan, Ukel, Moto Pitik, Sembruk Cacing, Blarak Semplah, Gringsing, Sekar Jagad. Dan salah satu motif andalan batik Banyuwangi yang sudah cukup naik daun dan sangat berpotensi untuk bisa disejajarkan dalam katalog batik nasional adalah batik Gajah Oling. Ciri utamanya adalah adanya gambar Gajah Oling sebagai bentuk dasar dan motif utama dalam mendesain corak kain batik yaitu berbentuk seperti tanda tanya terbalik. 

Makna secara filosofis merupakan bentuk belalai gajah dan sekaligus bentuk Oling. Ada juga yang mengatakan Gajah Oling adalah senjata khas kota Banyuwangi. Terlepas dari itu semua, motif Gajah Oling menunjukkan kecintaan masyarakat Banyuwangi pada adat budayanya yaitu senjata khas dan hewan asli Banyuwangi yang harus dilindungi.
Motif Batik Gajah Oling
Melihat minat dan cita rasa masyarakat dalam berbusana yang berkembang sekarang  memberikan indikasi yang sangat kondusif bagi motif Gajah Oling meraih peluang pasar yang lebih luas bahkan go public secara nasional maupun internasional. Dimana motif utama tersebut bisa digabungkan dengan berbagai corak, desain, warna dan bahkan sangat mungkin untuk di kombinasikan dengan motif dari daerah lain sehingga akan melahirkan corak batik  yang me’nasional dengan motif yang khas dan eksklusive dalam jajaran koleksi batik Indonesia.   


Dan dalam perkembangannya, berdasarkan cara pembuatannya maka dikenal tiga jenis batik Gajah Oling yaitu batik tulis, semi tulis dan cap. Selain dari cara pembuatannya, faktor lain yang berpengaruh terhadap harga jualnya adalah jenis bahan kain yang digunakan untuk membuat batik. Harga termahal batik gajah Oling adalah yang berbahan sutra dan dibuat dengan ditulis. Batik gajah oling memiliki peluang pasar yang sangat mungkin bergerak kondusif melalui sentuhan kreatifitas dan daya artitistik karena selain ikon gajah oling motif lainnya bisa di desain secara variable terbuka. Jadi kita bisa membuat rancangan motif sendiri kalau menginginkan batik gajah oling yang spesifik sesuai sense personal kita. Maka tidak berlebihan jika saya mengatakan motif gajah oling sebagai batik lokal Banyuwangi akan bisa memperkaya koleksi batik Nasional sebagai warisan budaya.



Bangga Pakai Baju Batik
Yukkk...”batik”kan hari-hari kita. Cheerrsssss.........
Trend setter fashion yang sangat welcome untuk padu padan kain batik sehingga bisa dikenakan dalam berbagai acara dan kesempatan baik formal maupun non formal menjadikan batik sebagai pakaian lintas sosial ekonomi, gender dan usia. Mulai dari TK sudah dikenalkan dan dibiasakan untuk mengenakan seragam batik, maka secara naturally rasa comfort dan bangga menggunakan batik akan terpola sejak dini. Dan saya yang dulunya ogah-ogahan jika di suruh menggunakan batik, sekarang justru sebaliknya. Seiring Perkembangan corak dan motif kain batik yang berpadu padan dengan warna-warna cerah, maka perlahan membuat saya mulai jatuh hati dengan batik. 
Love is process...tak terkecuali terhadap kain batik, ternyata perlu pengenalan juga.



 
Postingan ini Disertakan pada lomba Blog Entry bertema 
Batik Indonesia, kerja sama Blogfam & www.BatikIndonesia.com



125
Share

A
walnya hanya mau storage foto-foto hasil little adventure sok mbolang saat long week end kemarin. Bismilllahirrahmaanirrahiim  waktu lihat folder album SMA yang berisi foto-foto hasil scan...hemmm serasa semua bentang masa SMA berkilasan dengan rapi dalam bingkai ingatan. Ah...rasanya belum lama kami menikmati romansa dan elegi masa-masa SMA. Tertawa, bercanda, berdebat, berisik saat Laboratroium, berlarian saat bel sekolah berdentang, kejar tayang jika ada PR gak dikerjain di rumah, panik kala ada ujian mendadak, cengar-cengir jika kena hukuman karena atribut tidak lengkap, kompak mana kala ada class meeting, juga saling curhat jika menaruh perhatian pada teman seangkatan atau pun kakak kelas namun tidak berani menunjukkan rasa suka tersebut. 
Kuartet QASH
Kebersamaan yang telah sama-sama kami lalui dengan aneka warnanya yang demikian penuh tilasan kesan ketika mengenangnya kini.
Formasi ELFIZA (minus 7 orang)
Dan saat waktu mempertemukan kami pada kata perpisahan, kebersamaan pun perlahan menuju formasinya yang baru, karena akan ada saat bertemu tentu fase berikutnya akan ada kata perpisahan untuk bertemu hal-hal baru berikutnya. Maka akhir dari sesuatu sejatinya adalah AWAL untuk hal baru berikutnya yang semoga lebih baik dan setiap jalinan kebersaam pun akan mengembang dalam metamorfosanya yang unik ketika diri masing-masing sibuk dengan kehidupan dan aktifitas baru yang kita jalani. Pada akhirnya kita akan menjalani rute hidup ini secara terpisah namun ikatan persahabatan yang sudah terbina semoga akan terbentang selalu selamanya meski intensitas dan frekuensi tak mungkin lagi sama dengan saat kebersamaan masih bersekutu dalam ruang dan waktu yang sama…  
Twelve Angels of Elfiza (satu "in Memorian")
we’ll be a part, teman/sahabat (bahkan saudara sekandung) pada akhirnya kala kita menapak pada masa kedewasaan kita akan membangun lagi bentuk komunitas baru……kebersamaan pada akhirnya akan mengalami redesign dari waktu ke waktu, kanvasnya adalah ruang dan waktu…tidak ada yang abadi di dunia ini selain perubahan. 
11 dari 25 cowok ELFIZA with lovely teachers
Setiap bentuk hubungan punya frame yang spesifik, seperti hubungan keluarga yang mempunyai karakteristik ikatan batin/emosi yang tentu tak akan sama dengan hubungan  teman. Maka demikian juga tali persahabatan tentu (seharusnya) punya poin lebih dari sekedar hubungan ekonomis ( baca: azaz manfaat) meski ada ruang dan jarak yang pada akhirnya membentang dalam jalinan kebersamaan,  secara sederhana bisa di katakan  teman itu bukan tukang tambal ban yang hanya kita ingat dan di cari kala ban bocor/kempes. Untuk melengkapi  secuil kerinduan dalam postingan nostalgia SMA ini, satu paragraf puisi yang saya tulis saat kelas 3 SMA.

Gendhing kehidupan mengalunkan irama syahdu
Meretaskan nada-nada harapan dalam titian masa
Melangkah jelajah cakrawala
Bersama pijar-pijar laskar impian
Untuk sesuatu yang punya makna
Mencoba raih masa depan gemilang
Penunggu pohon jambu
Mengingat masa SMA, sekaligus mengiangkan kembali sebuah moment kala saat saya masih kelas 1 SMA saat acara pondok Ramadhan, seorang kakak kelas yang memberi materi mengatakan kalimat yang sampai sekarang masih saya ingat dengan baik:
“ Kalau kalian mau nakal, rusak, jahat dan apapun itu silahkan...tapi jangan lupa sholat (fardhlu) dengan baik dan benar dulu” .
Saat itu respon saya adalah “ Kok aneh banget sih, mempersilahkan orang jadi bobrok tapi sholatnya harus baik dan benar?” 
“ Karena jika kalian sholat dengan baik dan benar, maka implikasinya adalah kalian akan amar ma’ruf nahi munkar. Baca, resapi dan pahami salah satu ayat saja (dulu) Al Fatihah : “ Tunjukilah kami jalan yang lurus (ayat 6)” demikian penjelasan kakak kelas saya tersebut dan saya pun setuju tanpa komplain lagi.



“ Every chapter of life always has lesson to learn “
100
Share
Newer Posts Older Posts Home
Bukan kesulitan yang membuat kita takut, tapi ketakutanlah yang membuat kita sulit. Karena itu jangan pernah mencoba untuk menyerah dan JANGAN PERNAH MENYERAH UNTUK MENCOBA. ~ Ali Bin Abi Thalib

My photo
Ririe Khayan
Assalamulaikum. Hi I am Ririe Khayan a Lifestyle Blogger and live in Jogya. I’m the Author Of Kidung Kinanthi, a Personal Blog about my random thought, parenting, traveling, lifestyle, & other activity as well as Personal & Working Mom Story. Kindly feel free to contact me at: ririekhayan(at)gmail(dot)com
View my complete profile
  • Cara Cepat dan Aman Mematikan Ikan Lele
    Ikan dan Belalang (berdasarkan ajaran agama yang saya anut) termasuk jenis [bangkai] hewan yang halal untuk dimakan. Tapi tidak berarti k...
  • Kenapa dan Bagaimana Ular Masuk Rumah ?
    Kenapa dan Bagaimana Ular Masuk Rumah ? Bagi orang-orang yang tinggal di daerah pedesaan atau lokasinya masih berdampingan al...
  • Brand Susu Untuk Kesehatan
    Jika ada pertanyaan: Sehat ataukah sakit yang mahal harganya? Bismillahirrahmaanirrahiim , kalau menurut saya, secara ‘value’ kondisi se...
  • Cara Membuat Paspor untuk Anak di bawah 17 tahun Secara Online
    Cara Membuat Paspor untuk Anak di bawah 17 tahun Secara Online . Sebenarnya persyaratan dan alur pembuatan proses secara langsung ( walk i...
  • Waspadai Terjadinya Perdarahan Implantasi yang Dikira Haid Ternyata Hamil
    Waspadai Terjadinya Perdarahan Implantasi yang Dikira Haid Ternyata Hamil . Jika Anda sedang berusaha punya anak, menunggu kapan Anda resmi ...
  • Lima Cara Mengaktifkan (Kembali) Google Adsense yang Diblokir
    Sebaiknya dikesampingkan dulu bila ada yang beranggapan Akun GA di Banned, tak bisa diaktifkan.  (Ternyata) Google Adsence Bisa Aktif  Kem...
  • Panic attack Ketika Terkena HERPES Zoster
    P anic attack Ketika Terkena HERPES Zoster . Mendengar kata HERPES, bisa jadi sebagian orang langsung tertuju pada nama penyakit yang satu ...
  • Keracunan Ikan, Alergi Makan Ikan Laut dan Hubungannya Dengan Kandungan Histamin
    Keracunan Ikan, Alergi Makan Ikan Laut dan Hubungannya Dengan Kandungan Histamin   .Mungkin kita pernah mendengar peristiwa keracunan sete...
  • Suplemen Madu Untuk Membantu Atasi Anak Yang Susah Makan
    Punya pengalaman menghadapi anak yang susah makan? Ada yang baper karena selera makan putraatau putrinya belum variatif yang berputar seki...
  • Serunya Mudik Naik Kereta Api Probowangi
    Usai long wiken Idhul Adha...jadi ngayal kalau tiap bulan ada long wiken 4 hari gitu pasti indah sekaliiiii...... #Plakkk [digampar klomp...

Blog Archive

  • ▼  2024 (3)
    • ▼  December (1)
      • Manfaat Penting Bermain Untuk Anak-Anak Usia Pra S...
    • ►  March (1)
    • ►  February (1)
  • ►  2023 (5)
    • ►  November (1)
    • ►  July (1)
    • ►  June (1)
    • ►  May (1)
    • ►  February (1)
  • ►  2022 (19)
    • ►  December (2)
    • ►  October (1)
    • ►  September (3)
    • ►  August (1)
    • ►  July (2)
    • ►  June (2)
    • ►  May (2)
    • ►  April (1)
    • ►  March (1)
    • ►  February (2)
    • ►  January (2)
  • ►  2021 (45)
    • ►  December (2)
    • ►  November (3)
    • ►  October (7)
    • ►  September (4)
    • ►  August (3)
    • ►  July (6)
    • ►  June (3)
    • ►  May (3)
    • ►  April (4)
    • ►  March (3)
    • ►  February (3)
    • ►  January (4)
  • ►  2020 (43)
    • ►  December (4)
    • ►  November (2)
    • ►  September (2)
    • ►  August (2)
    • ►  July (2)
    • ►  June (4)
    • ►  May (5)
    • ►  April (7)
    • ►  March (8)
    • ►  February (3)
    • ►  January (4)
  • ►  2019 (35)
    • ►  December (2)
    • ►  November (1)
    • ►  October (4)
    • ►  September (4)
    • ►  August (4)
    • ►  July (5)
    • ►  June (2)
    • ►  May (4)
    • ►  April (2)
    • ►  March (7)
  • ►  2018 (49)
    • ►  December (5)
    • ►  November (11)
    • ►  October (1)
    • ►  September (6)
    • ►  August (5)
    • ►  July (5)
    • ►  June (3)
    • ►  May (3)
    • ►  April (2)
    • ►  March (1)
    • ►  February (3)
    • ►  January (4)
  • ►  2017 (51)
    • ►  December (2)
    • ►  November (4)
    • ►  October (4)
    • ►  September (3)
    • ►  July (1)
    • ►  June (5)
    • ►  May (5)
    • ►  April (7)
    • ►  March (6)
    • ►  February (7)
    • ►  January (7)
  • ►  2016 (73)
    • ►  December (5)
    • ►  November (4)
    • ►  October (4)
    • ►  September (3)
    • ►  August (1)
    • ►  July (1)
    • ►  June (3)
    • ►  May (6)
    • ►  April (10)
    • ►  March (12)
    • ►  February (12)
    • ►  January (12)
  • ►  2015 (118)
    • ►  December (12)
    • ►  November (12)
    • ►  October (11)
    • ►  September (11)
    • ►  August (12)
    • ►  July (8)
    • ►  June (8)
    • ►  May (3)
    • ►  April (6)
    • ►  March (12)
    • ►  February (12)
    • ►  January (11)
  • ►  2014 (60)
    • ►  December (1)
    • ►  November (4)
    • ►  October (6)
    • ►  September (5)
    • ►  August (3)
    • ►  July (3)
    • ►  June (1)
    • ►  May (4)
    • ►  April (4)
    • ►  March (11)
    • ►  February (10)
    • ►  January (8)
  • ►  2013 (90)
    • ►  December (7)
    • ►  October (5)
    • ►  September (6)
    • ►  August (9)
    • ►  July (5)
    • ►  June (8)
    • ►  May (9)
    • ►  April (5)
    • ►  March (13)
    • ►  February (12)
    • ►  January (11)
  • ►  2012 (126)
    • ►  December (6)
    • ►  November (5)
    • ►  October (14)
    • ►  September (10)
    • ►  August (10)
    • ►  July (12)
    • ►  June (11)
    • ►  May (12)
    • ►  April (12)
    • ►  March (12)
    • ►  February (12)
    • ►  January (10)
  • ►  2011 (69)
    • ►  December (11)
    • ►  November (11)
    • ►  October (4)
    • ►  September (4)
    • ►  August (9)
    • ►  July (7)
    • ►  June (18)
    • ►  May (5)
Ririe Khayan is an Intellifluence Trusted Blogger

Juara LBI 2016

Juara LBI 2016
facebook twitter youtube linkedin Instagram Tiktok

Labels

Advertorial Aneka Kuliner Article Blog Award Book Review Contact Me Disclosure English Version Fashion Fiksi Financial Gadget Give Away Guest Post Info Sehat Informasi Inspiring Lifestyle Lomba Love Story My Diary My Poems Opini PR PerSahabatan Pernik-Pernik Renungan Review Skincare Technology Traveling True Story UMKM Visit Who Am I? Writing For Us banner parenting




Copyright © 2019 Kidung Kinanthi

installed by StuMon