Content is king, demikian salah satu variable/faktor strategis untuk sebuah blog menjadi SEO Friendly. Hampir semua blogger/Netizen setuju jika tulisan yang berkualitas adalah salah satu trik jitu dan anti usang untuk “menghidupkan” traffic blog. Kalimat sederhana yang saya pahami, postingan berkualitas bisa menjadi investasi blog untuk jangka panjang dalam search engine.
Ngomongin postingan yang masih belum ajeg beserta blogwalking yang kacau balau, tapi ada loh aktifitas blogging yang [saya akui] lebih ajeg saya lakukan dibandingkan publish postingan yaitu seleksi terhadap SPAM gaya baru yaitu komentar yang di susun normally seperti komentar tapi [menurut saya] masih termasuk jenis SPAM.
Contoh komentar yang saya golongkan dalam SPAM gaya baru ini banyak muncul sejak saya membuat postingan Nilai Uang Recehan, hampir tiap hari ada saja komentar yang gak nyambung dan hampir semuanya menawarkan pinjaman. Sebagian ada yang menggunakan nama orang Indonesia, juga ada nama orang asing. Saya menganggapanya sebagai komentar SPAM, dan mohon maaf karenanya saya ceklis dan masuk inbox sebagai SPAM.
Dibandingkan postingan lain, Nilai Uang Recehan ternyata memiliki candu yang mampu mengundang SPAMER? Dalam postingan itu, saya sekedar berbagi sepotong cerita tentang anggapan/sikap Azka dalam memperlakukan uang recehan (koin) adalah:
- untuk dibagikan seperti yang biasa dilakukannya saat diperjalanan.
- tapi mikir-mikir untuk memasukkan ke dalam CELENGAN “nanti celenganku penuh koin tapi jumlah uangnya tidak banyak Bund?”, demikian alibi Azka. It’s make sense.
- dan menggunakan uang koin untuk belanja itu bikin gak PeDe. Ini saya ketahui ketika mengajaknya belanja ke sebuah minimarket.
![]() |
Sebagian comment ala Spam gaya baru |
Mungkin ada yang penasaran, kalau memang mau filter-filteran komentar, kenapa juga gak pakai metode MODERASI atau CAPTCHA?
Kedua metode tersebut sudah pernah saya terapkan di blog tapi kemudian saya berhentikan dengan alasan yang sangat-sangat saya sadari kalau saya tidak menggunakan kedua sistem filter komentar tersebut sebagai pilihan yang saya anggap lebih baik, sampai dengan saat ini dan entah sampai kapan. Bisa saja, suatu saat nanti saya mempertimbangkan untuk memasang alat filter komentar tersebut. Atau bisa juga, tetap seperti sekarang yaitu tanpa moderasi dan tidak menggunakan CAPTCHA dan mencukupkan dengan cara manual untuk memilah-pilih komentar yang bernada SPAM atau tidak.
Jika kemudian saya memilih tidak menggunakan sistem Moderasi maupun CAPTCHA semata based on pengalaman sendiri ketika blogwalking.
- Jika menggunakan CAPTCHA, speed internet masing-masing orang kan tidak sama. Seperti saya misalnya, kalau di rumah sparing koneksi dengan hotspot portable dari Hape, kadang modem stick. Nah, jika kualitas jaringan lagi buruk, bisa jadi kode CAPTCHA tidak cukup sekali dan comment saya langsung tayang kan? Biasanya memang saya ulangi lagi, tapi jika kali ketiga masih gagal publish komentar, yaaa dengan berat hati akhirnya [biasanya] saya permisi melanjutkan blogwalking ke blog lainnya. Nah, saya pun kondisi tersebut di alami oleh pengunjung di blog saya.
- Setelah melepaskan CAPTCHA, saya pilih menggunakan moderasi. Jadi, tiap komentar yang masuk akan berada dalam status moderasi dan akan isued jika saya buka palang pintu moderasinya. Masalahnya, iya kalau saya bisa setiap saat atau setiap hari buka internet dan mengakses blog? Lha kalau lama-lama di kotak moderasi, kok ya rasanya gimana gettu. Sudah dikunjungi, disempatin ninggalin jejak, kenapa malah saya-nya yang kurang tanggap untuk segera membebaskan komentar-komentar yang masuk dari kotak moderasi?
Apakah tidak mengalami kebanjiran koementar SPAM?
Alahmdulillah, saya pernah mengalami serbuan SPAM juga. Dalam hitungan beberapa jam, komentar yang sangat-sangat jelas berkelas SPAM: satu kalimat yang sama, ID sama, wuusss… muncul sedemikian cepatnya di postingan yang sama. Sempat excited, pas lihat icon email kok banyak banget notifikasi koementar blog yang masuk. Eaaaalah, pas dibuka, ekspresi saya serentak berubah jadi kaget karena ternyata SPAM banyak banget, hingga mendekati angka ratusan dalam satu postingan.
Akhirnya, secepat kilat saya SMS Mas Stupid Monkey, dia adalah my blog doctor, termasuk yang bongkar pasang template blog ini untuk yang kesekian kalinya. Kala itu beliau segera memasangkan script code untuk membentengi serbuan SPAM. Alhamdulillah, kode scriptnya mujarab dan virus SPAM pun terpental, maksud saya komentar yang jelas-jelas typically SPAM tidak ada lagi yang menyerbu blog saya.
Iya sih, memang tidak 100% bisa mensortir SPAM. Komentar SPAM yang di susun normally seperti komentar, tentu bisa menembus kode script anti SPAM tersebut tapi intensitasnya masih bisa saya atasi secara manual dengan kontrol ke dashboard comment dan centang ke SPAM jika ada komentar yang bernada SPAM.