Kidung Kinanthi

Life is flowing in its story leaving history

  • Home
  • About
  • Sitemaps
  • Article
    • Opini
    • Story of Me
      • My Diary
      • My Poem
      • True Story
      • Love Story
    • Contact
    • Disclosure
  • UMKN Visit
  • News

Modem sudah tak asing lagi bagi semua user internet. Dalam pemahaman sederhana, Modem merupakan perangkat (alat) yang digunakan agar  komputer/laptop bisa terhubung dengan jaringan internet. 

Dan Bismillahirrahmaanirrahiim saya mendapatkan penjelasan yang lebih ilmiah dari Wikipedia yang menyebutkan bahwa Modem merupakan gabungan dari Modulator dan Demodulator.
Modulator adalah bagian yang mengubah sinyal informasi menjadi sinyal pembawa (carrier) yang siap untuk dikirimkan. Sedangkan Demodulator merupakan bagian yang memisahkan/memilah-milah sinyal informasi (data atau pesan) dari sinyal pembawa (carrier) yang diterima agar informasi tersebut bisa diterima dengan baik. Pada aplikasinya, fungsi Modulator dan Demodulator digabungkan menjadi satu dalam alat yang dikenal secara luas dengan nama MODEM.  Sehingga secara singkat, modem diartikan sebagai alat komunikasi dua arah dan setiap perangkat komunikasi jarak jauh yang sifatnya dua-arah umumnya memiliki part yang disebut "modem”.  

internet; paket data; online

Balada Modem; Online; kidung kinanthi

Modem untuk komputer (personal computer)  pertama kali diciptakan oleh Dennis C. Hayes dan Dale Heatherington pada tahun 1977. Nah lhoh, produk teknologi yang sangat penting bagi dunia dan industri online ini ternyata sudah cukup lama ditemukan, berkembang hingga sekarang dan sangat memungkinkan akan terus digunakan di masa mendatang (dengan modifikasi dan development).  

Tapi….tapi, saya pertama kali mengenal/melihat benda yang disebut modem baru sekitar tahun 2007-2008, ketika mengikuti pelatihan di Bogor.  Room mate  workshop menyalakan internet dengan menggunakan modem (saat itu saya tanyai harganya di kisaran 1 juta). 
“ Kalau modem gini lebih enak mbak, kapan dan dimana saja kita bisa buka internet. Selain itu, anak-anakku kan juga sudah mulai butuh internet. Kata suami,  kenapa enggak sekalian saja beli modem begini”, dan saya lupa berapa budget per bulan yang dibelanjakan untuk menghidupkan modem tersebut. 
Yang jelas, masih terbilang mahal juga buat ukuran saya saat itu. Lha iya, bahkan saat itu saya belum punya laptop tuh. Bagi saya, mengakses internet kala itu baru sekedar check email, YM-an, Friendster-an dan sesekali browsing (belum punya FB, Twitter, IG). Hehehehee…

Short cut cerita, saya akhirnya mengenggam modem sendiri setelah setahun punya laptop, yaitu di kisaran tahun 2010. Alhamdulillah….sudah saatnya saya perlu memiliki modem karena di tahun 2010 mulai sesekali ngeBlog (padahal bikin blog tahun 2009???) dan aktif-aktifnya ikutan-ikutan lomba on line (kuis-kuisan gettu deh) yang hadiahnya lumayan. Minimal bisa BEP dengan harga modem.  Karena saya gagap IT, seperti biasa kalau mau beli-beli produk IT ya tanya-tanya sekaligus minta si Andri (keponakan) untuk bantuin beli.  Dua hal yang ditanyain Andri: Berapa budget saya? Mau pilih modem yang GSM atau CDMA?

Kalau ditanya mau beli modem CDMA atau GSM? Jelas dong saya mantap mau beli yang CDMA, berdasarkan dalil keberadaan saya kala itu tinggal di Banyuwangi dan saya kan maunya modem tersebut compatible juga saat saya bawa mudik ke LA atau ketika long trip lainnya.  Kalau budget, gak boleh lebih dari 400 ribu. Kalau sampai lebih dari 400 ribu, resiko ditanggung oleh yang mbeliin !. 
Cerita dibalik Modem; Modem; www.ririekhayan.com

Saat itu harga modem sudah lebih ramah dan sudah mulai banyak pilihan.  Akhirnya modem berlabel vodafone yang yang dipilihkan oleh Andri, dengan alasan dia juga pakai modem yang sama untuk mendukung aktifitas pekerjaannya yang berada di Kalimantan. Menurut Andri, dengan kualitas Koneksi di tempat keberadaan saya (Banyuwangi),  modem yang dipilihkannya sudah HSPA, juga Plug and Play. Cukup di colokkan, setting sesuai dengan kartu perdana paket data yang digunakan, sudah deh on line. Intinya, gak bikin ribet untuk menggunakannya dan cooperative untuk berinternetan ala-ala keperluan saya.

Modem yang saya gunakan memang hanya satu hingga sekarang, tapi tidak dengan paket data internetnya. Maka Balada [Menggunakan] Modem USB ini pun dimulai dengan beberapa kali gonta-ganti KARTU PERDANA paket data internet. Awalnya saya pakai M2 yang bertahan cukup lama, gak ganti-ganti nomer dan dengan jatah pulsa internet rata-rata per bulan dicukupkan 50 ribu. Teuteup…kudu irit pulsa. Hingga kemudian tahun 2013 saya menggunakan hape yang bisa sharing internet via tethering  &hotspot portable. One for all: telpon iya, akun medsos jalan, sms lancar, internet running well. 

Tahun 2014 pernah nyoba sebentar mengaktifkan modem lagi dengan paket data 3, tapi kemudian istirahat lagi deh modemnya. Paket 3-nya dipindahin ke hape. Dan beberapa hari lalu, gegara gerilya untuk login e-PUPNS, saya pun memutuskan menggunakan model dengan paket data yang baru lagi. Kalau sebelumnya, saya concern menggunakan kartu perdana paket data yang masa aktifnya super duper panjang, sehingga kuota internetnya habis sebelum masa aktifnya usai. Tapi kali ini, demi e-PUPNS, saya menggunakan paket data yang masa aktifnya hanya sebulan untuk kuota 4 GB. 
Apapun alasannya, yang jelas memilih paket data bagi saya tetap dengan pertimbangan yang koneksi cepat, harganya hemat dan masa aktifnya yang lama agar paket datanya gak hangus gara-gara masa aktifnya habis. 

Anda juga punya cerita/Balada Modem USB menggunakan modem kah?



Reff: https://id.wikipedia.org/wiki/Modem

16
Share

Kebijakan baru yang mengharuskan PNS melakukan pendaftaran ulang di website BKN tahun ini atau yang dikenal dengan istilah EPUPNS = Pendataan Ulang Pegawai Negeri Sipil secara online. Pendataan ulang secara nasional ini merupakan pemutakhiran data PNS melalui aplikasi sistem online yang dibuka sejak 1 september 2015 dan  berakhir pada Desember 2015

Rentang waktu yang telah di tentukan dan konsekuensi/sanksi “dipecat dianggap resign” terhadap Pegawai Negeri Sipil yang belum melakukan registrasi e-PUPNS hingga batas waktu yang telah ditentukan, Bismillahirrahmaanirrahiim membuat semua PNS berupaya agar tidak mendapakan penalty tersebut. Bergegaslah semuanya as soon as possible   untuk mengakses website yang sama yaitu https://epupns.bkn.go.id/. Satu portal yang diserbu jutaan pengakses setiap saat , mungkin bisa diibaratkan arus mudik, lompatan jumlah pengunjung web BKN pun mengalami kepadatan dan crowded yang luar biasa: kebanjiran traffic!
Sebelum nulis lanjut berkepanjang, here is the hot news: 

Breaking News: Alhamdulillah, akhirnya ada penjadwalan PUPNS 2015 (bkn.go.id, 13-10-1015)


Untuk proses pemutakhiran data ini, setelah sukses melakukan registrasi dan mendapatkan nomer registrasi, setiap PNS diharuskan melakukan pemeriksaan data yang tersedia dalam database kepegawaian BKN. Apabila terdapat data yang tidak sesuai, kurang lengkap dan ada data yang belum tercantum maka harus melakukan perbaikan data yang tidak sesuai tersebut, melengkapi datang yang masih kurang serta menambahkan data yang belum tersedia di database BKN. Updating data tersebut meliputi :
  1. Data Pokok Kepegawaian (Core Data) : Nama, Tanggal Lahir, NIP, dll
  2. Data Riwayat : Kepangkatan; Pendidikan / Pelatihan (Formal dan Non Formal); Jabatan; Keluarga ( Orang tua, suami, anak).
  3. Lainnya (stakeholder PNS) : BPJS, Bapertarum, KPE.
Sebenarnya data yang harus dimutakhirkan tersebut in normally, bisa diselesaikan dalam waktu beberapa jam (estimasi saya sih 2 jam cukup). Akan tetapi, karena semua pada (berebutan) untuk bisa sesegera mungkin menyelsaikan proses pendataan ulang di portal yang sama,  membuat web BKN menjadi agak lambat dan bahkan seringkali menjadi eror dan gagal login. 
ririe khayan; bkn; login
[Hampir] semua PNS berharap bisa menyelesaikan semua proses pemutakhiran data, mengkases alamat portal yang sama, tentu banyak cerita dibalik gegap gempita proses registrasi (ulang) ini. Salah satunya adalah saya. 

Saya coba antisipasi untuk entry data dengan mencicil pada saat ritme kerjaan agak longgar, menggunakan koneksi internet di kantor yang bandwidth-nya sangat besar (dibandingkan paket internet di hape saya), satu, dua, tiga kali gagal login. Coba lagi dan lagi hari-hari berikutnya dan hasilnya masih sama: gagal login ===> The Web Is not Available . Saat saya klik detailnya: 
The connection to epupns.bkn.go.id was interrupted.
Reload this webpage
Press the reload button to resubmit the data needed to load the page.
Check your Internet connection
Check any cables and reboot any routers, modems, or other network devices you may be using.
Allow Chrome to access the network in your firewall or antivirus settings.
If it is already listed as a program allowed to access the network, try removing it from the list and adding it again.
If you use a proxy server...
Check your proxy settings or contact your network administrator to make sure the proxy server is working. If you don't believe you should be using a proxy server: Go to the Chrome menu > Settings > Show advanced settings... > Change proxy settings... > LAN Settings and deselect "Use a proxy server for your LAN".
Lha iya, pakai koneksi internet yang bandwidhnya pasca bayar,  login ke web lainnya no problem, tapi mengakses ePUPNS, kok dapat pesan sedemikian indahnya ya?

“ Coba input data kalau malam Mbak. Soalnya kalau siang, pasti sangat banyak yang mengakses”, saran beberapa teman di kantor yang sudah berhasil melakukan pemutakhiran data.
Saya coba ikuti saran untuk mengakses ePUPNS di malam hari yaitu sambil menemani Azka belajar. Kadang bisa login tapi hanya berlangsung sebentar. Saya coba beberapa kali, hasilnya masih sama: bisa login tapi gagal nge-save hasil entry data dan mendapatkan pesan cinta: 
“ Secure Connection Failed. The connection to the server was reset while the page was loading. The page you are trying to view cannot be shown because the authenticity of the received data could not be verified. Please contact the website owners to inform them of this problem”
“ Bunda lagi ngerjain apa sih?” tanya Azka penasaran melihat Emaknya yang serius mantengin layar laptop.
“ Mengisi data pegawai ke website pusat kepegawaian, Le…”
“ Untuk apa Bund ?”
“ Ya kalau Bunda tidak melakukan peremajaan data, bisa dianggap mengundurkan diri atau pensiun. Tidak bisa kerja lagi…”
“ Asyik Bund, jadi bisa sering jalan-jalan. Hehehehe…” komentar Azka, anak kami yang duduk di kelas 5 SD. 

Saya hanya tersenyum dan tetap berusaha login ke ePUPNS. Kembali saya dibuat galau karena gagal login setelah sekian jam duduk manis di depan laptop. Terbersit pikiran, kalau seperti terus kapan saya bisa meng-up date semua data ini? Lha kalau traffic yang padat, dengan mengandalkan kualitas sharing paket data dari paket internet dari HP, akan makin susah untuk bisa nembus padatnya jalur menuju web BKN kan? Setidaknya, hambatan internal dari koneksi internet yang  saya gunakan harus ditingkatkan tho?

Akhirnya saya memutuskan untuk menghidupkan MODEM yang hampir 3 tahun ini berada pada fase hiatus. Iyahhhh, modem yang telah sekian lama “istirahat” saya gunakan lagi demi EPUPNS. 
“ Sebenarnya, masalahnya adalah membanjirnya tamu yang mengunjungi web BKN mbak. Jadi meski pakai modem pun, sepertinya hasilnya tak akan lebih baik “ komentar salah satu teman di kantor saat saya cerita 
“ Iya memang Mas. Tapi kalau model rebutan, terus “kendaraan” kita tidak bisa meluncur cepat kan susah juga untuk sampai di web BKN ".

Dan belajar dari kiat sukses dari teman-teman yang selesai up dating data, saya pun  mengganti schedule login yaitu saat dini hari. Alhamdulillah, bisa mulai melakukan entry data pegawai tapi dengan sistem “hunting”. Bisa save satu atau dua entry data tapi kemudian eror lagi. Coba lagi dan lagi hingga ketiduran di depan Notebook. 

Singkat cerita, saya memang harus tidur bersama Notebook untuk berjaga-jaga setiap saat bisa mengakses portal EPUPNS lagi agar saat terbangun saat langsung mencoba lagi untuk melakukan entry data lainnya. Berasa seperti perang gerilya atau bahkan kayak lagi gambling dan untung-untungan kapan kira-kira traffic ePUPNS agak turun sehingga saya bisa login. 
“ e-PUPNS….eeeeBegadang deh istriku “, demikian guyonan suami saya beberapa waktu lalu. Bukan hal baru sih, wong kalau saya lagi bikin postingan untuk blog juga sering begadang kok. Hehehe… 
So far, setidaknya saya dan yang lainnya yang belum sukses menyelesaikan entry pemutakhiran data ke ePUPNS bisa bernafas lega karena per 13 Oktober 2015, Team PUPNS BKN telah merilis jadwal untuk login ke ePUPNS. Besar harapan saya, semoga “perang” dan rebutan login ke portal ePUPNS bisa lebih stabil, lancar dan semua PNS sukses memutahirkan datanya tanpa harus e-begadang berhari-hari lagi.   


14
Share

Dalam permodelan bentuk dan desain apa saja, benda yang saya namai kotak pensil adalah benda yang penggunaanya untuk menyimpan alat tulis sehingga perlengkapan menulis pun bisa lebih ergonomis saat dibawa kemana-mana. Dengan tempat pensil akan memudahkan untuk mengambil aneka stationery kapanpun dibutuhkan dan menjaga isi tas lebih rapi dan bersih (dari tercoreti ujung pensil/pulpen/stabillo, spidol, dan lainnya). 

Kini, Bismillahirrahmaanirrahiim ketika jaman keemasan sekolah sudah lama berlalu, kebanyakan dari kita masih banyak yang menggunakan tempat alat menulis atau KOTAK PENSIL yang sekaligus (kadang) dipakai juga untuk menyimpan Flashdisc. 

Membelikan kotak buat anak-anak, tentunya dengan harapan yang awet, aneka alat tulis tidak cepat rusak karena terlindungi dari goncangan, desakan atau ketiban barang-barang lain yang lebih berat. At least ujung pensil lebih terlindung dari resiko sering mengalami tragedi kepatahan. Oleh karena itu, ketika saya membeli kotak pensil yang memiliki:
  1. Bentuk stabil, dalam arti bagian sisi-sisinya konstan ketika berada di dalam tas bersama-sama dengan barang yang memiliki ukuran lebih berat seperti buku pelajaran, botol minum, kotak pensil warna dll.
  2. Ukuran yang cukup untuk diisi pensil, pulpen, penghapus, rautan, penggaris pendek, 
  3. Konstruksi bagian dalam yang ergonomis bagi keberadaan ATK, semisal ada kolom-kolom untuk peletekan alat tulis, tempat rautan, penghapus, de-el-el.
  4. Warna yang gelap, maklum kan, namanya juga biar tahan lama. Kalau warnanya cerah, kemudian tercoret-coret (karena tak sengaja atau anaknya pengen berkreasi pada kotak pensil), bisa-bisa cepat minta pengadaan baru tuh padahal baru berumur beberapa minggu. #irit  
  5. Desain yang menarik bagi si pemakai pastinya. Tak sedikit desain bagian luar dari kotak pensil menggunakan trend kekinian yang diminati anak-anak seperti Frozen yang booming beberapa waktu lalu.
  6. Anda punya pertimbangan (lagi) lainnya kan? 
Stationery; ATK; Alat Tulis;
Tempat Pensil berbentuk Persegi (dua partisi penyimpanan ATK)

Tempat atau kotak pensil, ~ tentu saja bentuknya tak harus kotak persegi panjang ~ karena dalam dunia marketing, grafik penjualan dipengaruhi oleh dinamika desain produk (bentuk, warna, ukuran, motif/gambar yang kekinian, dll).  Jaman saya sekolah tempoe doeloe, tak kenal dengan tempat khusus untuk menyimpan alat tulis (yang biasanya saya sebut “kotak pensil”). Bukan tidak tahu, tapi karena masih lebih butuh untuk beli pensil, pulpen, buku tulis, bayar sekolah, beli seragam sekolah. Pensil, pulpen, penghapus CS cukup diselipkan dalam buku atau kantong tas. Ketika masuk SMP, itulah kali pertama saya bisa memiliki tempat ATS, tempat alat tulis tersebut berwarna kuning dan bentuknya kotak. That’s why, saya pun latah dan terbiasa menyebutnya kotak pensil hingga sekarang. 

Tetiba saya jadi sok care mengenai Alasan [Dibalik] Pemilihan Kotak Pensil kan? Sepekan musim UTS kali ini saya mendapati sekian banyak (lebih dari dua buah) pensilnya Azka pada tumpul secara kompakan. 
“ Kok sampai bawa pensil sebanyak itu, Ka? “ meski sudah kelas 5 SD, alat tulis yang dominan digunakan memang masih pensil. Masih jarang Azka menulis menggunakan pulpen.
“ Coba lihat dulu Bund, ujungnya banyak yang puthul. Ini…ini..ini….tumpul kan?” Azka menjejer semua pensilnya .
“ Kok bisa? Azka naruh pensilnya di dalam kotak pensil kan? Tidak di sebar dalam tas?”
“ Bawa kotak yang ini neh…” sebuah tempat pensil yang model pouch (dengan dua resleting).
“ Kotak pensil yang beli sama bunda dimana? Sudah rusak ya?”
Azka tertawa nyengir “ yang  rautan di bagian pojoknya sudah rusak Bund…?”
“ Tapi masih sangat bisa digunakan tho?”
“ Heheheee….”
“ Kalau pakai tempat pensil yang kayak dompet gini, besar kemungkinan pensilmu jadi patah. Ketindihan buku pelajaran atau botol minumanmu yang seliter isinya, piye gak pada patah ujung pensilmu “.
Alat tulis; Tempat pensil; ririekhayan.com


Persiapan UTS atau apapun penyebutan ‘ ujian/test’ yang merupakan jadwal akademik rutin, selain ikut sibuk menemani belajar, ternyata juga penting untuk melakukan check and ri-check alat tulis. Persiapan materi pelajaran sudah prima, tapi “senjata” buat ujian tidak support, sepengalaman saya sih cukup bisa bikin dag-dig-dwerr. Lagi konsentrasi tingkat dewa, misalnya ujug-ujug ujung pensil putus. Kalau mau meraut akan butuh waktu beberapa menit, bisa menurunkan konsentrasi, atau bahkan mengganggu teman kan? Solusi idealnya adalah ada alat serupa cadangan yang siap digunakan. Parahnya, jika cadangan gak punya, rautan ternyata gak joss untuk meraut…..bukan tak mungkin mood mengerjakan soal-soal ujian jadi kacau-balau. Dan sekian dampak rentetan lainnya yang bisa membuat labil konsentrasi saat mengerjakan soal-soal ujian.

Nah, Alasan [Dibalik] Pemilihan Kotak Pensil juga merupakan bagian dari gerakan #Irit dan #AntiMubadzir kan?

12
Share

Bismillahirrahmaanirrahiim, hasil coba-coba bikin fiksi dan postingan berikut ini merupakan lanjutan dari cerita Belum Musim Semi.

Berhari-hari Ghaza di hantui mimpi mengerikan, yang membuatnya terbangun tengah malam dengan bersimbah keringat dingin. Bermacam adegan menakutkan menghiasi tidurnya. Mamannya yang terkena serangan jantung. Mertuanya yang shock berat, sanak saudara mengejeknya dan yang paling Ghaza takutkan tatapan sedih dan air mata Deandra yang mengalir perlahan di pipinya tanpa sepatah kata yang di ucapkan. Ghaza masih bisa tegar dan menenangkan Mamanya, dia masih bisa menahan semua ejekan serta sindiran keluarga dan semua orang. Tapi sanggupkah dia menghadapi kenyataan telah menyakiti dan mengecewakan Deandra, wanita yang di nikahinya dua tahun lalu? Yang telah menjadi istri yang sangat di kasihinya sejak ikrar Ijab Kabul itu? Perasaan cinta yang bertumbuh dari hari ke hari oleh kelembutan, kedewasaan, kesabaran dan kesederhanaan Deandra? Siapkah dia jika harus melepaskan Deandra?
Bayangan-bayangan dalam mimpinya seperti monster yang siap menghisap seluruh keberaniannya, menjadikan hatinya kacau dan kehilangan motivasi. Secuil keberanian yang menyeruak namun sebongkah ketakutan menindih keberanian tersebut dengan secepat kilat.
“ Mas…”
Ghaza hampir terlonjak dari KURSI di ruang kerjanya.
“ Ada apa, Nda? Kok ikutan bangun..?” Tanya Ghaza dengan nada di buat sewajar dan tenang mungkin.
Deandra hanya diam di tempatnya berdiri, dengan sorot mata yang jauh lebih menusuk relung hati Ghaza daripada yang dilihat dalam mimpi-mimpinya. Kemahirannya berdiplomasi, merangkai kalimat-kalimat dalam berdebat serta semua perbendaharaan kata-katanya tercekat dalam suasana hati yang kelu membeku.
Lama keduanya berpandangan, di bawah sinaran cahaya lampu baca yang menyala di meja kerja.
Dengan langkah mantapnya Deandra berjalan mendekat, merangkul suaminya dengan mesra, begitu menenangkan dan penuh kedamaian yang membuat Ghaza mengawang dalam rasa yang tak tertebak.
“ Aku sudah tahu….”
Suara Deandra mengalun bagai sambaran petir tanpa hujan. Sekejap menghentikan detak jantungnya, melumpuhkan aliran darah yg mengaliri nadi-nadi kehidupannya.
Perlahan terdengar hembusan nafas berat Ghaza, mengisi suasana malam yang dilingkari keheningan pekat. Udara malam yang dibingkai rintik gerimis namun molekul-molekul udara yang semestinya dingin justru tak membuat Ghaza  merasakan kesejukan. Galau, gundah, sedih dan rasa takut mencengkeram kuat di relung hatinya. Tapi ia harus siap dengan kenyataan terpahitnya, ‘Tetap ada kemungkinan Anda bisa memiliki keturunan karena Semua kuasa ada di tangan Ilahi….’ Masih terngiang sangat jelas prolog dari Dokter Zainal ketika menyerahkan hasil pemeriksaan medis tentang fertilitas mereka.
“ Aku rela jika Nda pergi…karena aku ingin kamu bahagia” setiap kata yang meluncur dari mulutnya adalah sayatan sembilu yang harus ditahan agar tidak menumpahkan butiran bening dari kelopak matanya. Cukup hatinya yang menangis pilu tanpa suara.
Lirih…ada isakan tangis, “ Aku mohon, jangan menangis. Aku tidak akan mempersulitmu meraih kebahagiaan”
Tak ada jawaban.
“Aku mencintaimu, sangat. Kamu tidak akan tahu seberapa besar aku mencintaimu sehingga kebahagiaanmu adalah yang terpenting buatku…”
“ Mas Ghaza memutuskan tanpa bertanya bagaimana sikapku?”
“ Cukup lama aku menyangkal kenyataan ini, tapi sekarang aku belajar untuk menghadapinya. Kamu berhak mendapatkan yang lebih baik, tak perlu harus menanggung beban ini seumur hidup dalam ikatan bersamaku. Maafkan aku jika tdk bisa menjadi nahkoda yang bisa membawa pernikahan ini mengarungi lautan seperti yg kau impikan. Tetap bersamaku tak akan membuatmu menjadi wanita yang sempurna. Jadi biar ku tanggung semua ini sendiri karena aku teramat mencintaimu, Nda..”
Deandra mengangkat wajahnya, menatap wajah laki-laki yang menikahinya lima tahun lalu dengan tatapan tak berkedip. “tujuanku menikah denganmu untuk memiliki seseorang yang melengkapiku, menyempurnakan kebersamaan” ucap Deandra dengan penuh keyakinan yang membawa Ghaza pada dimensi rasa yang membiaskan  bianglala kebahagiaan.
“ Bukan berarti pernikahan menjadi pincang jika belum ada kehadiran buah hati kan…? Jika pada akhirnya kita tidak dikarunia keturunan, bukankah itu artinya Allah memberi kita kesempatan menjadi orang tua dengan jalan yang lain ?”
Deandra menghambur jatuh, memeluk lebih erat suaminya. Sebuah pelukan seorang istri yang menggenapkan rasa haru di dada Ghaza bercengkerama dengan kebahagiaan.
“ Aku mungkin bukan siapa-siapa bagi dunia ini, tapi aku akan berusaha menjadi dunia bagimu Nda..”
Ya Allah, kumohon biarkan ini menjadi rahasiaku bersama dokter kami selamanya,  doa khusyu Ghaza dalam hati sambil membalas pelukan istrinya.




*Noted: Judulnya apalah-apalah (bingung kesana kemari mencari alamat judul)














23
Share

Membatik adalah serangkain proses yang diawali dengan membuat pola atau hiasan dengan menggunakan pensil, kemudian digoresi malam dengan menggunakan canting, untuk selanjutnya diberikan pewarnaan, dimana bahan pewarna bisa alami maupun buatan. 

Kurang lebih dan Bismillahirrahmaanirrahiim definiis ringkas terhadap proses panjang untuk menghasilkan selembar kain batik. Maka fenomena batik printing yang saat ini menjadi isu di ranah dunia perbatikan secara hakekatnya tidak memenuhi kualifikasi untuk dinamakan sebagai kain batik karena prosesnya menggunakan mesin dan lebih condong untuk dikategorikan sebagai hasil industri tekstil yaitu kain bermotif. Itulah sekilas pencerahan yang saya simak dari seorang teman beberapa waktu lalu mengenai NO PRINTING untuk kain batik. 
Cara Memegan canting; Membatik; batik tulis; batik cap
Cara Memegang Canting dan Menggoreskan malam
Ketika pagi-pagi mendapatkan semacam notif/ucapan “ Selamat Hari Batik Nasional….” dari aplikasi di HP, baru deh tersadar…olalalala…Tanggal 2 Oktober  adalah Hari Batik Nasional tho?. Dudul kan dirikuh? Sudah sekian tahun rutin mengenakan baju batik tiap tanggal 2 tapi gak nyadar-nyadar jika pengkondisian tersebut berkaitan dengan penetapan tanggal 2 Oktober sebagai Hari Batik Nasional Indonesia. 
Pemilihan Hari Batik Nasional  tersebut untuk memperingati ditetapkannya BATIK sebagai Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Non bendawi (Masterpieces of the Oral and Intangible Heritage of Humanity) yang berdasarkan keputusan UNESCO pada 2 Oktober 2009. 
Aji mumpung bertepatan dengan momentum Hari Batik Nasional, ngeshare oleh-oleh saat mengikuti workshop sehari membuat batik tulis. Kali ini tentang [Mengenal] Peralatan Membatik, walaupun secara de facto saya mulai mengenal ala-alat membatik sejak alih bidang pekerjaan di Perindustrian yang setiap tahunnya menggelar hajatan pelatihan membatik, baik di tingkat pemula maupun lanjutan. 
Proses membatik; batik tulis; pewarna batik
Cara membuat batik; alat membatik
Kompor dan Wajan Membatik
alat mmebatik; cara memegan canting
Canting
Berikut ini alat-alat (utama) yang diperlukan dalam membuat batik yaitu:
  1. Kompor dan wajan Membatik, yang digunakan untuk memanaskan/melelehkan malam. Untuk ukuran wajan biasanya berukuran kecil, sedangkan spesifikasi kompor batik adalah tegangan 220 V, daya 300 W, dilengkapi kabel dan steker, bahan dari keramik.
  2. Kompor gas besar+selang+Reg+tabung gas yang digunakan satu paket dengan Loyang Batik adalah tempat untuk mencairkan malam, kemudian cap diletakan di loyang (agar malam menempel di cap) selanjutnya cap batik di tempelkan pada kain mori yang akan di batik sesuai motif capnya. Bahan Aluminium, diameter 40 cm, dilengkapi dengan Sarangan Tembaga+ Planggrangan besi + Kompor gas 1 tungku dudukan. 
  3. Gawangan atau jagrak yang digunakan untuk membentangkan kain, baik saat mencanting maupun proses meniriskan air, mewarnai dan juga untuk menjemur kain. Gawangan berbentuk kotak memanjang dan berkaki yang terbuat dari kayu. Model gawangan ini bisa dibuat sesuai kreatifitas kok, bisa semacam jemuran baju yang portable. 
  4. Gawangan atau jagrak yang digunakan untuk membentangkan kain, baik saat mencanting maupun proses meniriskan air, mewarnai dan juga untuk menjemur kain. Gawangan berbentuk kotak memanjang dan berkaki yang terbuat dari kayu. Model gawangan ini bisa dibuat sesuai kreatifitas kok, bisa semacam jemuran baju yang portable. 

  5. Batik Tulis; Batik Cap; Batik semi tulis
    (Salah satu tahapan) Penggunaan Kuas dan Jagrak
  6. Bak Celup atau Lerekan / Kerekan yang berbentuk seperti kapal dengan ukuran cekung celupan (P x L x T) = 125cm x 40cm x 20 cm yang terbuat dari bahan fiber dilengkapi penampang peniris  dan saluran kuras, disangga dengan empat kaki (besi) dengan tinggi 85 cm. Bak Celup ini digunakan saat roses nglorod dengan air panas. Bak Celup merupakan alat membatik yang paling mahal dibandingkan yang lainnya yaitu sekitar 1,5 juta rupiah.
  7. Canting yaitu alat untuk menggoreskan malam atau lilin pada kain alat yang terbuat dari logam dan diberi tangkai bahan kayu (bahan yang bersifat inhibitor). 1 set canting batik biasanya berisi 3 buah dengan kisaran harga 15 ribu/set
  8. Panci untuk melorot kain setelah proses membatik selesai. Sebaiknya panci yang digunakan untuk melorot menggunakan panci tersendiri. Hal ini karena lilin yang telah lepas dari kain akan menempel pada panci.
    Cara membatik; proses membatik; batik khas jogya; jogya kota batik
  9. Papan berbentuk empat persegi panjang dengan ukuran panjang 100 cm, lebar 50 cm, tebal 3 cm untuk landasan dalam pengemplongan ( dilakukan dengan maksud agar kain tidak terlalu kaku atau lemas. Kain yang akan dikemplong, digulung dan dilipat, kemudian diratakan dengan cara dipukul-pukul dengan menggunakan martil atau pemukul lain).
  10. Cap Batik   batik yang terbuat dari bahan tembaga dengan ukuran 18 cm x 18 cm yang digunakan untuk mmebuat pola/desain pada batik cap atau semi tulis (kombinasi antara cap dan tulis). Dengan menggunakan pola atau hiasan pada logam di “stempel” kan pada kain akan digoreskan malam sesuai model/desain cap yang digunakan.
  11. Meja kaca atau Meja Cap Batik (berbahan kayu)  untuk membuat pola pada kertas kalkir ataupun untuk memindahkan pola pada kain dengan ukuran Bahan kayu ( P x L x T) = 120cm x 80cm x 90 cm
  12. Timbangan digital untuk menimbang pewarna, sehingga disarankan jenis timbangan yang digunakan adalah timbangan dengan skala unit gram
  13. Ember atau baskom berfungsi untuk mencampur pewarna.
    Cara membatik; proses membatik; batik khas jogya; jogya kota batik
  14. Pensil berfungsi untuk memmindahkan dan membuat pola atau hiasan pada kain.
  15. Sarung tangan karet bahan karet ukuran all size yang digunakan untuk melindungi tangan saat proses pencelupan.
  16. Kuas  lukis untuk pewarnaan pada bagian-bagian tertentu (nyolet).
Cara membatik; proses membatik; batik khas jogya; jogya kota batik

Selain alat utama di atas, ada beberapa peralatan yang saya kategorikan sebagai alat bantu membatik yang sifatnya komplementer (customize) dan bisa dibuat secara modifikasi yang penting memenuhi asas kegunaannya, antara lain:
  • Alat kerok bisa dibuat dari besi pelat yang tipis atau pisau tumpul digunakan untuk mengerok lapisan lilin. 
  • Ijuk atau jarum pentul untuk menghilangkan sumbatan malam (yang membeku) di ujung canting
  • Kursi kecil atau dingklik yang terbuat dari kayu atau bambu atau plastik untuk tempat duduk pembatik.
  • Kayu pemukul (ganden) yang bahanya dari kayu yang keras berbentuk silinder atau  persegi panjang dilengkapi dengan pasak atau handle, gunanya untuk mengemplong/memukul-mukul kain.
  • Sepatu bot untuk melindungi kaki dari luberan/bahan pewarna batik. 
  • Celemek atau apron untuk melindungi baju/badan pembatik dari tumpahan/tetesan malam panas sewaktu canting ditiup atau bahan pewarna pada waktu membatik.

Cara membatik; proses membatik; batik khas jogya; jogya kota batik
Tidak terlalu susah kan peralatan yang diperlukan untuk membuat batik? Apalagi, saat ini sudah banyak toko-toko yang menyediakan peralatan membatik. Bela, Beli dan Bangga Batik Nasional....

24
Share

Bagi sebagian orang, TAS merupakan salah satu aksesoris yang menjadi center of attention dari life style seseorang dan juga dapat menjadi cerminan status sosial seseorang.  Tak bisa dipungkiri jika Brand dan harga tas memiliki hubungan linear dan harmonis.

Bismillahirrahmaanirrahiim,Tas Rajut Happening? Eaaaa…sudah cukup lama sih jika Tas Wanita yang terbuat dari rajutan Benang Nylon bersejajar dengan aneka tas branded lainnya. Secara umum, harga jual tas rajut memang dipengaruhi oleh variabel-variabel yang terdapat pada proses pembuatan tas rajut, antara lain:
  1. (Hampir) Semua proses pembuatan tas rajut, dari rajutan benang awal hingga finishing (pemasangan resleting/kancing, handle, pathek, dll) dikerjakan secara manual. 
  2. Umumnya tas rajut dibuat dalam jumlah terbatas (bukan produksi massal) dan rata-rata finishing-nya dikerjakan pihak lain (detail finishing mengikuti instruksi sang perajut tas)
  3. Butuh waktu pengerjaan yang lama, berkisar 2 minggu s/d 1 bulan untuk menyelesaikannya hingga tas rajut tersebut bisa diserahterimakan ke pemesan/pembeli.
  4. Tingkat kerumitannya, apalagi jika corak/motif tas lebih dari satu warna. Atau bilamana pembuatan tas berdasarkan desain dari si pembeli/pemesan.
  5. Ketersediaan benang, karena beberapa jenis benang nylon yang digunakan ada yang masih impor. Tapi konon, saat ini sudah cukup banyak suplai benang nylon yang lokal.

Jadi, tak perlu shock atau galau lagi jika melihat Harga tas rajut yang bisa dibilang cukup  mahal. Apalagi jika order dengan desain yang jlimet dan dimodifikasi dengan ornamen alam, dijamin deh tas rajutnya bakal limited edition, tak kalah kinclong dan kece badai dengan tas branded-nya Tante Syahrini ntuh. Kalau gak percaya, silahkan bikin desain tas rajut yang dimix dengan aksesoris batu-batu permata, rubi, mutiara atau Akik juga boleh, dan konsultasikanlah pada pengrajin tas rajut kira-kira berapa jiti budget yang dibutuhkan? 


Aniwei, kenapa saya kok jadi curcol ala fashion blogger? Lha kebetulan baru diantar 3 buah tas rajut yang dipesan oleh teman yang di Banyuwangi. Karena merasa awam dengan seluk-beluk tas rajut, saya pun ceriwis tanya ini-itu deh. Termasuk bagaimana cara merawat, membersihkan dan menyimpan tas rajut agar tahan lama dan tetap cantik jelita meski sering-sering dipakai. Ya iyalah, masak beli tas hanya untuk dikoleksi, harusnya ya bisa  sering dipakai sesuai keperluan kan? 

Lantas Mbak Inas ~ sang pengrajin Tas Rajut yang tergabung dalam populasi dalam sentra Tas Rajut Merapi, memberikan arah-arahan secara garis besar bahwa ada dua hal terkait perawatan tas yang perlu diperhatikan bagi pemilik tas rajut yaitu: cara menyimpan dan membersihkan tas rajut. 

Untuk cara penyimpanan, disarankan agar tas rajut dimasukkan dalam kantong kain yang tipis baru deh di simpan lemari atau di gantung (noted: jadi bukan tas rajutnya yang langsungan digantung). Sedangkan untuk cara membersihkan tas rajut, yang sebaiknya dilakukan adalah:
  1. Tidak perlu sering mencuci tas rajut. Kalau level kekotorannya belum kritis dan masih bisa dibersihkan tanpa dicuci, why not kan ya? Karena jika terlalu sering dicuci maka tas rajut akan mudah rusak/prothol benang ranjutan dan terlihat kusam.
  2. Jangan menyuci tas rajut menggunakan mesin cuci dan jangan pula menggunakan dry cleaning. Akan sangat fatal akibatnya bila mencuci menggunakan mesin cuci dan atau dry cleaning karena akan merusak benang nilon tas rajut.
  3. Cucilah dengan menggunakan tangan alias hand washing dan minimalisir menggunakan detergen. Jika memang diperlukan,  gunakan soft detergent secukupnya saja agar nilon tetap kuat.. Usahakan jangan terlalu lama merendam, sekitar sepuluh menit dan  hindari untuk mengucek tas rajut. Oh iya, bisa menggunakan pelembut pakaian agar tas harum dan teksturnya tetap lembut lhoh.
  4. Mencuci secukupnya dengan air hangat, jangan terlalu lama dan asal kotoran, debu atau noda di tas rajut hilang saja langsung terus bilas tapiii harap diingat jangan di peras tas rajutnya ya?
  5. Jangan terlalu lama menjemur langsung di bawah siraman terik sinar matahari, 3 – 4 jam cukuplah  karena bisa mempercepat pudarnya corak/warna benang. 
  6. Jangan menggantung tas rajut saat menjemur agar benang-benangnya tidak cepat molor. Kondisi yang masih basah, jika digantung akan terkena pengaruh gaya gravitasi yaitu sisa air jatuh/menetes ke bawah.


So, tidak terlalu angiil kan tata cara menyimpan dan membersihkan Tas Rajut. Ada yang mulai tertarik untuk menambah koleksi tas lagi? Seperti ketiga teman saya dari Banyuwangi yang antusias order tas yang saya pajang di atas tuh. Sekilas info saja, harga tas rajut yang model/warna merah maron dan orange + RP. 350.000,- dan yang motif zigzag adalah Rp. 370.000. Ukuran tas tinggi 30cm dan lebar 33cm x 11 cm, bahan handle dari kulit dan memiliki dua handle.

Kok sampai nyritain harganya sih? 
Kesempatan dalam postingan namanya, sapa tahu ada yang mau ikut-ikutan pesan tas rajut tho? Bisa kok jika mau pesan sesuai dengan desain yang personal, baik ukuran, warna, bentuk, pernak-pernik atau sekalian mau ditulisi nama pemilik tasnya? 

Oke…sekian dulu edisi postingan ala fashion blogger apalah-apalah. Silahkan inbox atau nulis di komentar bila ada yang tertarik ya?

18
Share

Ikan dan Belalang (berdasarkan ajaran agama yang saya anut) termasuk jenis [bangkai] hewan yang halal untuk dimakan. Tapi tidak berarti kita berhak untuk menggunakan cara  yang tega-tegaan atau semau gue asal ikan Lele bisa mati kan? Karena Sesungguhnya berbuat baik itu wajib kita lakukan terhadap semua jenis makhluk, apalagi pada makhluk hidup, terlebih lagi ke sesama manusia kan ya?

Karena itu, Bismillahirrahmaanirrahiim jika kita ingin menyembelih hewan potong atau mematikan ikan, seharusnya dilakukan dengan cara yang sebaik-baiknya dan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya. Kalau hendak menyembelih hewan, ayolah dilakukan proses penyembelihan tersebut dengan cara yang baik berdoa pastinya dan mengasah PISAU hingga tajam agar hewan yang disembelih bisa cepat mati. Dan diluar konteks wajib ~ keharusan ~ untuk berbuat baik, tetap ada rasa tak tega saat melihat hewan potong ataupun ikan yang akan kita santap butuh waktu lama untuk menghembuskan nafas terakhir kan? 

Tiap kali membeli ikan lele, saya sealu mendapati pemandangan “adegan pembantaian” dimana Ikan yang termasuk dalam Famili Clariidae dan Genus Clarias ini membutuh waktu yang cukup lama hingga akhirnya benar-benar tak bernafas. Setidaknya lebih dari 30 menit setelah “eksekusi” ikan lele masih menggelepar. Saya memang belum punya keberanian untuk “membedah” Ikan Lele karena takut kena pathil sungutnya dan sebenarnya gak tega sih membunuh binatang (kecuali nyamuk). Rata-rata pembeli lebih memilih ikan lelenya dimatikan langsung, sehingga sampai di rumah tinggal finishing: membersihkan, membumbui dan memasaknya sesuai selera. 
Sea Food; Makanan Sehat

Ikan Lele;Ikan air tawar
Ikan lele setelah dimatikan dengan larutan NaCl 
Sependek pengamatan saya saat ke pasar, teknik mematikan Lele yang jamak digunakan adalah dengan  cara dipukul dengan benda tumpul atau dipatahkan pada bagian kepalanya. Dengan cara demikian, diharapkan saraf pusat yang ada di kepala Ikan Lele menjadi rusak sehingga Lele bisa cepat mati. Tapi kenyataan yang sering kita jumpai, cara ini masih butuh waktu cukup lama sampai benar-benar ikan lele tak bernafas. Karena meskipun saraf pusat sudah rusak, tapi sesungguhnya saraf-saraf yang lain masih hidup. Itulah kenapa ikan lele yang sudah “dieksekusi” oleh penjualnya, sampai di rumah pun masih “sakaratul maut” hingga waktu yang cukup lama. Sadis ya?

Ketika ada kesempatan bertemu pelaku usaha yang menggunakan bahan baku ikan lele, saya curcol dan wondering gimana caranya mematikan ikan lele yang jumlahnya sangat banyak sebelum diolah menjadi abon dan crispi. Dua pelaku usaha aktif yangs aya temui membagikan pengalaman yang selama ini dipraktekkannya.
“ Cara Cepat dan Aman Mematikan Ikan Lele adalah menggunakan larutan air garam, Mbak. Kalau dimatikan seperti bakul-bakul lele di pasar, yang ada usaha saya bisa bangkrut dalam waktu tak sampai sebulan Mbak. Ikan lele bisa lebih cepat mati, meminimalkan kerusakan daging dan tubuh ikan lele pun menjadi kesat (tidak licin) sehingga memudahkan kita untuk memegang dan memproses ke tahapan-tahapan berikunya sesuai kebutuhan akan diolah apa: Lele goreng, krisp lele, abon lele, mangut lele dsb.”
Mengutip penuturan instruktur pelatihan pada kegiatan pelatihan pengolahan ikan air tawar (juga pelaku usaha crispi Lele) dan buka-bukaan tips dari pelaku usaha Abon lele, bisa saya ringkaskan bahwa:

Teknik mematikan lele dengan air garam ini selain lebih cepat, tidak lama-lama “menyiksa” Ikan Lele, juga efektif menjaga daging ikan lele tidak rusak, bilamana dibandingkan dengan cara mematikan lele dengan memukul kepala, mematahkan leher atau pun dengan cara memotong leher seperti cara menyembelih hewan lainnya (ayam, bebek, kambing, kelinci, kerbau, sapi dan hewan potong lainnya).

Pada penasaran, kronologis mematikan ikan lele yang efektif dan aman dengan menggunakan air garam ? Gampil banget kok, intinya adalah kita membuat air yang berasa asin serupa air laut. 
  1. Larutkan +  1ons garam dapur (NaCl) ke  dalam air 1 liter. Kemudia masukkan ikan lele yang akan dimatikan ke dalam bak/ember yang berisikan larutan garam tersebut. 
  2. Jangan lupa, tutup rapat-rapat agar lelenya tidak melarikan diri (melompat) dari dalam ember.
  3. Tunggu 10 s/d 15 menit, biasanya ikan lele sudah meninggal dan siap untuk di preparasi ke tahap selanjutnya: buang isi perutnya, di filet atau dipotong-potong atau step lainnya yang dibutuhkan untuk pemasakan ikan lele.
Ilan lele; Good handling; GMP
Pemfiletan daging ikan lele setelah dimatikan dengan larutan garam [ doc. pelatihan]
Secara umum, ikan dalam genus Clarias merupakan jenis ikan yang lincah dan kuat. Tak hanya mampu bertahan hidup di perairan yang memiliki kadar oksigen rendah, seperti rawa-rawa, sawah, kolam ikan yang keruh serta berlumpur. Kalau jenis ikan air tawar lainnya sudah give up lebih cepat bila berhabitat di perairan yang kualitasnya rendah tersebut, tapi ikan lele: so far, so good and just fine tuh.
Lantas, kenapa ketika dimasukkan dalam air garam si ikan pejuang sejati ini  bisa lebih cepat mati? 
Seperti kita ketahui bahwa Lele merupakan jenis ikan budidaya air tawar. Ketika si Ikan Lele ini ditempatkan dalam air yang megandung garam, artinya kondisi air seperti lautan. Seperti makhluk hidup pada umumnya yang memerlukan proses adaptasi ketika berada di tempat yang (sangat) baru. 

Dalam masa adaptasi tersebut, Ikan lele tidak mampu survival karena ternyata waktu yang dibutuhkan lebih lama dibandingkan kemampuannya untuk bertahan hidup pada kondisi lingkungan yang abnormal: larutan air garam. Habitat baru yang berupa air garam, suatu kondisi tempat tinggal yang tidak biasa bagi lele yang biasa hidup pada air tawar, sehingga dari dalam tubuhnya mengeluarkan ion-ion untuk membuat keseimbangan. Tapi karena konsentrasi garam yang tinggi sehingga ikan lele tak mampu mengimbanginya dan meninggallah ikan lele dengan tenang dalam waku yang relatif lebih cepat dibandingkan mematikan lele dengan cara: menggepruk kepalanya, “menyembelih” atau pun dengan cara mematahkan leher ikan lele.

Oia, kalau semakin banyak ikan lele yang akan dimatikan tentu jumlah larutan garamnya juga menyesuaikan pula. Kalau pengalaman dari pelaku usaha abon lele, beliau malah menggunakan garam kristal tanpa dilarutan dengan air. 

Ada yang punya cara lebih efektif, cepat dan aman mematikan ikan lele kah? 
Atau punya cerita seru saat mematikan ikan lele yang hendak dimasak?




51
Share
Bismillahirrahmaanirrahiim, 
Dengan kepala bersandar ke kaca, diamatinya lalu lintas yang padat merayap di luar, sambil sesekali membaca tulisan yang menghiasi billboard di pinggir jalan. Pemandangan yang sama di rute perjalanan rumah ke kantor, dalam pandangan sepasang mata yang sama dan  manusia yang sama, hanya saja ada perasaan yang berbeda mengaduk-aduk sekeping hatinya belakangan ini.
“ Maaf Pak, sudah sampai…” ucapan sopir taxi menghentikan ketermanguan Ghaza. Segera memberikan selembar uang seratus ribu diiringi sebaris ucapan terima kasih dan menit berikutnya sudah menjejakkan kaki di depan kantornya. Namun hati dan pikirannya yang mengawang…sibuk bertanya…sampai kapan..pada batas yang bagaimana?
Ia rindu pada dirinya yang dulu, yang asyik dengan buku-buku pelajaran, sibuk dengan berbagai kegiatan di kampus kala kuliah, serius dengan praktikum demi praktikum di laboratorium juga serunya berpetualang di alam bebas mendaki gunung demi gunung. Dan sosok Ghaza lainnya yang penuh gelora kemudaan asa dan cerita kaya warna. Dan lembaran dalam jilidan memorinya itu sampai pada dokumen ketika ia bertemu atau tepatnya dipertemukan dengan Deandra anak tunggal dari sahabat papanya, gadis manis nan santun yang berusia tiga tahun lebih muda. Brain, beauty, behavior and be religy dengan latar keluarga yang bisa diacungin jempol untuk soal Bebet, bibit dan bobotnya. Kedua orang tuanya demikian bersemangat mengajukan Deandra sebagai calon tunggal menantu pilihan. Di usia memasuki kepala tiga sedangkan calon atau seseorang yang jadi pilihan hati juga masih blank, sementara sebagai anak sulung dan laki-laki satu-satunya dari tiga bersaudara tentunya orang tua sangat mendambakan untuk menimang cucu. Karena kedua adiknya saat ini masih kuliah sehingga tak mungkin mereka yang di buru-buru untuk segera menikah.
Yah apa salahnya dengan perjodohan jika calon yang diajukan memenuhi criteria istri yang baik dan amanah? Toh, bagi lingkungan dan teman-temannya kebanyakan juga menempuh jalur ta’aruf kala memilih calon istri? Lelaki normal mana yang tidak mendambakan wanita seperti Deandra untuk di pinang? “aku beruntung tak perlu repot-repot mencari atau minta di kenalin” demikian Ghaza mulai mendoktrin hati dan pikirannya sendiri, “tak ada yang kurang pada Deandra..” Orang tua  sangat mendukung, semua keluarga meng’amini...semua memberikan euphoria yang sangat meyakinkannya untuk mengucap ijab Kabul.


Ruang makan terasa demikian lengang dalam rumah yang cukup besar dan hanya di huni mereka berdua, tak ada pembantu rumah tangga karena Deandra merasa masih mampu mengerjakan semua pekerjaan di rumah dengan berbagi tugas dengan Ghaza. Toh belum ada anak, jadi masih longgar waktu yang mereka miliki. Tapi Deandra jadi merasa ada kelengangan yang berbeda, serasa ada jarak antara dirinya dengan sang suami. Suasana yang di rasakannya dua bulan belakangan ini demikian mengusik hatinya. Berbagai gejolak pertanyaan bergelayutan di langit-langit pikirannya.
Deandra memandangi suaminya yang menatap piring di depannya dengan pandangan  kosong, menunggu saat tepat untuk memulai bicara.
“ Mas….” Panggilnya dengan lembut.
“ Yaa….Yank?” jawab Ghaza berusaha selembut mungkin. Dengan gaya ala-ala sinetron romantis cukup efektif untuk membangun berkomunikasi yang bisa menumbuhkan rasa kasih sayang sebagai pasangan walau awal-awalnya agak kikuk.
“ Kok jadi pendiam akhir-akhir ini? Ada persoalan? Bisa kubantu? “
Ghaza menundukkan wajahnya sekilas, berusaha menghapus jejak tawar yang menghiasi raut wajahnya. “Iya, tolong jangan bertanya ada persoalan apa? Aku tak mungkin bisa menjawabnya.” Sebaris jawaban yang hanya mampu di ucapkan Ghaza dalam hati.
“ Apa aku melakukan kesalahan, Mas? Ataukah ada sikapku yang kurang berkenan ” Deandra berkata dengan lebih lembut, seperti biasanya jika merasa ada yang salah telah dilakukannya.
“Enggak…. gak salah apa-apa kok….”
“ Mas Ghaza sehat kan? Kemarin aku ketemu Dokter Zainal, dia menanyakan Mas Ghaza….” Kalimat Deandra seolah bedug yang dipukul dengan demikian kerasnya terdengar di telinga Ghaza, karena mereka memang memprogram untuk punya momongan tahun ini. Masih jelas kelebatan ekspresi antusias di wajah Deandra setiap kali membahas tentang rencana-rencana mereka jika sudah punya momongan. Serentetan rencana untuk persiapan kalau saatnya mereka diberi momongan, tentang pernak-pernik bayi, dekorasi kamar untuk sang buah hati, komitment untuk membrikan ASI full sampai dua tahun, bla..bla…yang begitu penuh gelora dan selalu disertai binar-binar di kelopak mata istrinya. Dirinya juga sangat maklum mengingat Deandra adalah anak tunggal !
“ InsyaAllah aku sehat, mungkin hanya capek sedikit .”
“ Ingat kesehatan Mas, kalau ada report kerjaan yang bisa aku bantu ngetik biar aku bantuin..hemmm oiya, tadi Mama telpon katanya minggu depan Om Danu ngadain syukuran untuk khitannya Bagas”
Spontan Ghaza mengalihkan pandangan matanya menyeberangi ruang makan. Mencoba melandaskan perhatiannya pada setangkai anggrek yang sedang mekar di dahan pohon mangga gadung.
“ Mas Ghaza ada acara ya?” dengan cepat Deandra membaca perubahan di wajah suaminya.
Dengan ragu, Ghaza mengangguk.
“ Kita kan jarang ketemu mereka, Mas?” rajuk Deandra sambil meraih tangan suaminya “ Usahain dong kita bisa datang? Ada Ayah dan Ibuku juga nanti…”
“ Aku lihat lagi nanti acaranya bisa di geser apa tidak ya, Nda?”
Suasana di ruang makan itu dirasakan Ghaza seperti detik yang tak bergerak dari putarannya. Benaknya langsung membayangkan harus memajang wajah sumringah seharian. Menjawab pertanyaan demi pertanyaan yang sama ‘kapan kalian punya anak? Kapan kita bisa gendong cucu?…bla..bla..’ Tidak hanya pertanyaan dari kedua orang tuanya, tapi dari semua keluarga baik dari pihaknya maupun dari pihak keluarga Deandra. 


6
Share

Siapa yang tidak bangga dengan nama yang dimilikinya? Bersama sebuah nama tersertakan harapan dan doa orang tua agar anaknya menjadi insan yang bahagia secara paripurna dunia-akherat. 

Setelah sekian lama delay, hasrat hati untuk bikin curhatan akan uniknya nama saya. Iya sih, saya bukan satu-satunya orang yang ngalami “dipertanyakan” keaslian nama atau mendapati ekspresi penanya nama saya yang ‘surprise’ bagai dapat hadiah LAPTOP APPLE  terbaru deh. Dan Bismillahirrahmaanirrahiim bagi saya, nama RIBUT juga membuat orang yang baru kenal spontan penasaran sekaligus kena TAG dalam memori ingatannya. Hehehehehee…*sok kepedean ada yang tak bisa melupakan saia*.

Hingga tamat SD nama saya memang tidak banyak menarik perhatian, mungkin karena lingkungan desa yang sudah jamak dengan nama-nama yang singkat dan nyleneh seperti: Rebo, Wage, Paijo, Parno, Sumini, Surti, mijah, Jarno, Luweh, dan sejenisnya. Maka nama RIBUT pun dianggap wajar-wajar saja.

Nama saya mulai jadi first impression saat masuk SMP dengan teman-teman yang semi heterogen karena sebagian besar nama teman-teman saya berbau nama modern karena orang tuanya rata-rata berpendidikan dan bekerja kantoran. Ketika saya menyebutkan nama untuk memperkenalkan diri, langsung mendapat banyak pertanyaan: Masak sih namanya Ribut? Kenapa Ribut? Ribut siapa? Dan beberapa kalimat tanya lain yang bernada tidak percaya. 

Bahkan guru Matematika yang saat itu berada di kelas saya sewaktu masa penataran P4 (murid baru tempo doeloe ada penataran P4 lhoh?), juga ikut berkomentar:
“ Namamu mirip sama pemain sepak bola: Ribut Waidi”. Saat itu saya hanya bisa tersenyum, lha wong saya tidak kenal pemain sepak bola tersebut Kalau Icuk Sugiarto sih tahu. Kala itu saya pun hanya menjawab singkat tanpa ekspresi “ Nama saya RIBUT saja, Pak”
Nama Unik; Nama Istimewa; Nama Indah; Nama Keren; Nama Cantik
My Name Is RIBUT, not KHAN
Euforia ketidakpercayaan terhadap nama saya pun berlanjut di SMA, kuliah, dan kerja, setiap kali saya berada sebuah acara atau bertemu orang baru. Bahkan ada yang saking tidak percayanya kemudian meminta saya menunjukkan ID card.  *berasa jadi most wanted*

By the time, 
Saya pun terbiasa menerima pertanyaan yang bernada “ masa sih namanya Ribut?”. Dengan santai saya kadang suka menjawab dengan berseloroh ” Jarang-jarang ada wanita cantik nan anggun tak kalah sama Angelina Jolie tapi namanya Ribut lho?”  

Nama saya ternyata tak hanya mengundang ketidakpercayaan, tapi juga membentuk image jika saya adalah seorang pria. Saat itu, pertama kali saya mengikuti pelatihan selama seminggu di Jakarta dan menginap di hotel. Ketika check in dan melihat distribusi kamar, ternyata saya ditempatkan sekamar dengan peserta pria.

“ Kok saya sekamar dengan ini ya Mbak? “ tanya saya pada panitia
“ Lho yang namanya Ribut itu Anda? Bukan nama laki-laki ya? Bukan bapak-bapak...” *Kalau tidak buru-buru saya jawab, bisa-bisa dilanjutkan pula "bukan Om-Om ya?"*

Eng ing eng…..dampak nama RIBUT yang memicu reaksi kimia mind set jikalau saya ini seorang Gentlemen (not beauty women) masih berlanjut sampai sekarang seperti ketika beberapa waktu lalu mengikuti workshop membatik. Atau, setiap kali tiba mendapatkan giliran panggilan nomer antrian di bank atau rumah sakit, hampir selalu saya dipanggil “ Pak Ribut” yang dilanjutkan dengan pertanyaan “ Ini Mbak sendiri ya yang namanya Ribut? Bukan atas nama suaminya?”.  Saya tersenyum saja dan bilang “ Iya, saya sendiri yang namanya Ribut “. dan saya lanjutkan dalam hati My Name Is Not Khan. Hahahaha

Sekilas sejarah pemilihan nama RIBUT, kata Ibu saat jelang kelahiran saya kebetulan ketemu seorang guru yang punya anak perempuan namanya Ribut Suhartini, anaknya cantik dan pinter. Akhirnya jadi ide untuk memberi nama saya Ribut karena berharap saya kelak jadi wanita yang cantik dan pintar (cerdas). Nah kan, nama saya unik dan istimewa kan? Yang jelas saya Ribut yang tidak suka bikin keributan.

Ketika akhirnya saya (awalnya secara on line) menggunakan nick name RIRIE semata demi menghindari pertanyaan dan ketidakpercayaan tentang nama saya tiap kali baru kenal atau bertemu orang baru di suatu acara/kegiatan. Terbersit untuk menggunakan Ririe, kan daripada setiap kali saya menyebutkan nama harus menyertakan KTP untuk meyakinkan bahwa saya tidak mengada-ada akan nama saya. Gak lucu banget kan, masak untuk memperkenalkan diri (nama) pakai harus dilengkapi dengan menunjukkan identitas? 
Walaupun Shakespeare bilang apa arti sebuah nama, nyatanya sebuah nama mempunyai makna penting bagi siapa saja. Dulu, sekarang dan nanti, saya selalu bangga dengan nama saya. Apapun anggapan, kesan dan reaksi orang terhadap nama saya, yang jelas orang tua saya memilihkan nama dengan penuh pertimbangan dan doa agar saya menjadi sosok wanita yang sukses dan bahagia dunia - akherat. 
Dan siapakah “Khayan” yang saya lekatkan dengan nick name saya? Khayan:  the only good father that I ever have. 
Eh….kayaknya keren juga kalau saya lengkapkan Ribut Ririe Khayan? *mulai nglantur lagi*.

Ayooo…siapa lagi yang punya Story Behind The Name?


11
Share
Newer Posts Older Posts Home
Bukan kesulitan yang membuat kita takut, tapi ketakutanlah yang membuat kita sulit. Karena itu jangan pernah mencoba untuk menyerah dan JANGAN PERNAH MENYERAH UNTUK MENCOBA. ~ Ali Bin Abi Thalib

My photo
Ririe Khayan
Assalamulaikum. Hi I am Ririe Khayan a Lifestyle Blogger and live in Jogya. I’m the Author Of Kidung Kinanthi, a Personal Blog about my random thought, parenting, traveling, lifestyle, & other activity as well as Personal & Working Mom Story. Kindly feel free to contact me at: ririekhayan(at)gmail(dot)com
View my complete profile
  • Cara Cepat dan Aman Mematikan Ikan Lele
    Ikan dan Belalang (berdasarkan ajaran agama yang saya anut) termasuk jenis [bangkai] hewan yang halal untuk dimakan. Tapi tidak berarti k...
  • Kenapa dan Bagaimana Ular Masuk Rumah ?
    Kenapa dan Bagaimana Ular Masuk Rumah ? Bagi orang-orang yang tinggal di daerah pedesaan atau lokasinya masih berdampingan al...
  • Brand Susu Untuk Kesehatan
    Jika ada pertanyaan: Sehat ataukah sakit yang mahal harganya? Bismillahirrahmaanirrahiim , kalau menurut saya, secara ‘value’ kondisi se...
  • Cara Membuat Paspor untuk Anak di bawah 17 tahun Secara Online
    Cara Membuat Paspor untuk Anak di bawah 17 tahun Secara Online . Sebenarnya persyaratan dan alur pembuatan proses secara langsung ( walk i...
  • Waspadai Terjadinya Perdarahan Implantasi yang Dikira Haid Ternyata Hamil
    Waspadai Terjadinya Perdarahan Implantasi yang Dikira Haid Ternyata Hamil . Jika Anda sedang berusaha punya anak, menunggu kapan Anda resmi ...
  • Lima Cara Mengaktifkan (Kembali) Google Adsense yang Diblokir
    Sebaiknya dikesampingkan dulu bila ada yang beranggapan Akun GA di Banned, tak bisa diaktifkan.  (Ternyata) Google Adsence Bisa Aktif  Kem...
  • Panic attack Ketika Terkena HERPES Zoster
    P anic attack Ketika Terkena HERPES Zoster . Mendengar kata HERPES, bisa jadi sebagian orang langsung tertuju pada nama penyakit yang satu ...
  • Keracunan Ikan, Alergi Makan Ikan Laut dan Hubungannya Dengan Kandungan Histamin
    Keracunan Ikan, Alergi Makan Ikan Laut dan Hubungannya Dengan Kandungan Histamin   .Mungkin kita pernah mendengar peristiwa keracunan sete...
  • Contact Me
    Memuat... Jika tertarik untuk menempatkan advertorial, review product atau bentuk kerja sama lainnya di Blog saya, silahkan kontak mela...
  • Serunya Mudik Naik Kereta Api Probowangi
    Usai long wiken Idhul Adha...jadi ngayal kalau tiap bulan ada long wiken 4 hari gitu pasti indah sekaliiiii...... #Plakkk [digampar klomp...

Blog Archive

  • ▼  2024 (3)
    • ▼  December (1)
      • Manfaat Penting Bermain Untuk Anak-Anak Usia Pra S...
    • ►  March (1)
    • ►  February (1)
  • ►  2023 (5)
    • ►  November (1)
    • ►  July (1)
    • ►  June (1)
    • ►  May (1)
    • ►  February (1)
  • ►  2022 (19)
    • ►  December (2)
    • ►  October (1)
    • ►  September (3)
    • ►  August (1)
    • ►  July (2)
    • ►  June (2)
    • ►  May (2)
    • ►  April (1)
    • ►  March (1)
    • ►  February (2)
    • ►  January (2)
  • ►  2021 (45)
    • ►  December (2)
    • ►  November (3)
    • ►  October (7)
    • ►  September (4)
    • ►  August (3)
    • ►  July (6)
    • ►  June (3)
    • ►  May (3)
    • ►  April (4)
    • ►  March (3)
    • ►  February (3)
    • ►  January (4)
  • ►  2020 (43)
    • ►  December (4)
    • ►  November (2)
    • ►  September (2)
    • ►  August (2)
    • ►  July (2)
    • ►  June (4)
    • ►  May (5)
    • ►  April (7)
    • ►  March (8)
    • ►  February (3)
    • ►  January (4)
  • ►  2019 (35)
    • ►  December (2)
    • ►  November (1)
    • ►  October (4)
    • ►  September (4)
    • ►  August (4)
    • ►  July (5)
    • ►  June (2)
    • ►  May (4)
    • ►  April (2)
    • ►  March (7)
  • ►  2018 (49)
    • ►  December (5)
    • ►  November (11)
    • ►  October (1)
    • ►  September (6)
    • ►  August (5)
    • ►  July (5)
    • ►  June (3)
    • ►  May (3)
    • ►  April (2)
    • ►  March (1)
    • ►  February (3)
    • ►  January (4)
  • ►  2017 (51)
    • ►  December (2)
    • ►  November (4)
    • ►  October (4)
    • ►  September (3)
    • ►  July (1)
    • ►  June (5)
    • ►  May (5)
    • ►  April (7)
    • ►  March (6)
    • ►  February (7)
    • ►  January (7)
  • ►  2016 (73)
    • ►  December (5)
    • ►  November (4)
    • ►  October (4)
    • ►  September (3)
    • ►  August (1)
    • ►  July (1)
    • ►  June (3)
    • ►  May (6)
    • ►  April (10)
    • ►  March (12)
    • ►  February (12)
    • ►  January (12)
  • ►  2015 (118)
    • ►  December (12)
    • ►  November (12)
    • ►  October (11)
    • ►  September (11)
    • ►  August (12)
    • ►  July (8)
    • ►  June (8)
    • ►  May (3)
    • ►  April (6)
    • ►  March (12)
    • ►  February (12)
    • ►  January (11)
  • ►  2014 (60)
    • ►  December (1)
    • ►  November (4)
    • ►  October (6)
    • ►  September (5)
    • ►  August (3)
    • ►  July (3)
    • ►  June (1)
    • ►  May (4)
    • ►  April (4)
    • ►  March (11)
    • ►  February (10)
    • ►  January (8)
  • ►  2013 (90)
    • ►  December (7)
    • ►  October (5)
    • ►  September (6)
    • ►  August (9)
    • ►  July (5)
    • ►  June (8)
    • ►  May (9)
    • ►  April (5)
    • ►  March (13)
    • ►  February (12)
    • ►  January (11)
  • ►  2012 (126)
    • ►  December (6)
    • ►  November (5)
    • ►  October (14)
    • ►  September (10)
    • ►  August (10)
    • ►  July (12)
    • ►  June (11)
    • ►  May (12)
    • ►  April (12)
    • ►  March (12)
    • ►  February (12)
    • ►  January (10)
  • ►  2011 (69)
    • ►  December (11)
    • ►  November (11)
    • ►  October (4)
    • ►  September (4)
    • ►  August (9)
    • ►  July (7)
    • ►  June (18)
    • ►  May (5)
Ririe Khayan is an Intellifluence Trusted Blogger

Juara LBI 2016

Juara LBI 2016
facebook twitter youtube linkedin Instagram Tiktok

Labels

Advertorial Aneka Kuliner Article Blog Award Book Review Contact Me Disclosure English Version Fashion Fiksi Financial Gadget Give Away Guest Post Info Sehat Informasi Inspiring Lifestyle Lomba Love Story My Diary My Poems Opini PR PerSahabatan Pernik-Pernik Renungan Review Skincare Technology Traveling True Story UMKM Visit Who Am I? Writing For Us banner parenting




Copyright © 2019 Kidung Kinanthi

installed by StuMon