Kidung Kinanthi

Life is flowing in its story leaving history

  • Home
  • About
  • Sitemaps
  • Article
    • Opini
    • Story of Me
      • My Diary
      • My Poem
      • True Story
      • Love Story
    • Contact
    • Disclosure
  • UMKN Visit
  • News
Bismillahirrahmaanirrahiim, Award dari sahabat blogger selalu membuat saya excited, menyemangati untuk happy blogging dan semoga bisa mempererat ukhuwah dan silaturahim sesama blogger. Meski masih sebatas dunia maya. True friendship can come through for any line, as long for better reasons and purposes I’ll always welcome untuk berteman dengan siapa saja. The naturally  friendship is universal... terhadap setiap kunjungan, comment, kritik, saran dan yang pengisi buku tamu serta bahkan anonym dari semua teman blogger yang sudah berkenan singgah di blog saya merupakan sebuah apresiasi terindah buat saya...dan saya ucapkan terima kasih. Mohon maaf jika ada jejak comment saya kurang berkenan/tidak nyambung. Juga Mohon maaf jika ada yang terlewatkan untuk saya kunjungi balik, silahkan ingatkan saya bila ‘kelewatan’ banget saya tidak pernah BW balik ya...

The Purpose Of a friendship
Is Not To Have Some one
Who Might Complete You,
But
To Have every one With Whom you Can Share and reach Completeness.!!

Dan sekarang saya sengaja membuat Tab khusus untuk menempatkan Award dari para sahabat blogger (di susun dari yang terbaru) agar memudahkan untuk menyimpan dan melihat-lihatnya kembali.  So, here the Awards are:

Award di Desember 2013, so special karena di masa-masa yang labil ngeBLOG tapi Mas Nakusan masih mem'bukmak saya untuk mendaptkan cinderamata spesial ini:
Bingkisan menarik berupa editan foto yang KHUSUS dipersembahkan kepada 10 komentator paling rajin yang tentu saja, atas penilaian Komandan Tertinggi blog Catatan Indrayana, inilah AWARD dari A.Y Indrayana.....surprissed.

Juga Gak nyangka masuk Top Commentator di blognya Kakak
EKSAK neh dan anugerah award juga deh #cie-cie...'kakak'  whahahhaaaa.

Alhamdulillah dapat THR dar Sobat Ahmad Suwito makin menyemarakkan Ramadhannya jadinya. 
Award dari Mbak Syam untuk partisipasi di  A special Give Away  Birth Day [menang juga untuk kategori tulisan Istimewa]. 

Award dari Mbak Noorma untuk partisipasi di Give away Cah Kesesi AyuTea .
The Versatile Blogger Award dari Aiinizza Aggriani  dengan mantranya nyebuti 7 Fakta Unik tentang diri saya...fufufufu, Fakta Uniknya silahkan di tebak sendiri yaa dan untuk awardnya adalah:

Ceritanya sang Puteri Cahaya di nobatkan sebagai salah satu dari Top Ten Chimer teroke abad ini ( di blog Heart Chime) yang kemudian sang puteri pun mengadakan pembagian Award tersebut untuk 10 blogger yang memiliki komentar terbanyak di blog Kemilau Cahaya Emas dan inilah award’nya. Award dari Danang Abimanyu untuk 10 blogger yang comment pertama pada postingan : 05-04-2012

Inspiration Award dari Mas Huda dan commentnya: “wow... blognya keren banget.”... Hehehe asli keren karena ada yang bantuin desain lho? Berikut ini beberapa award lainnya yang diberikan oleh sahabat-sahabat blogger:
  • Friendship Award dari Arr Rian
  • Cube Award dari Arr Rian
  • Award Seratus Cinta Gamazone dari Dhenok Habibie

Note: Maaf, image/award yang ada di postingan ini, hilang dari postingan. (checked 14 Juni 2020)
















68
Share
Menempuh trip sekira 26 Jam ke Surabaya dan langsung balik ke Banyuwangi begitu ‘misi’ selesai, tentunya ini bukan mobile pertama saya. Perjalanan via darat ke Surabaya secara hitungan di atas kertas jarak tempuhnya tidak lebih dari 400 KM dan kalau kecepatan Mobil 75 KM/jam maka asumsi pada titik teratasnya akan butuh waktu sekitar 5jam. 

Kondisi ideal Bismilllahirrahmaanirrahiim ini bisa dicapai jika menempuh perjalanan malam hari, semisal start berangkat jam 23.00 sehingga bisa tiba di Surabaya jam 04.00. Jika kita menempuh perjalanan di luar range ‘jam malam’ meskipun tidak naik  kendaraan umum, waktu tempuh yang dibutuhkan rata-rata di kisaran 7-9 jam. Maka bisa diprediksikan betapa lebih lamanya jika naik kendaraan umum dan melakukan perjalanan di rush hour?!

“Lho, kemarin Mbak Ririe di Lab Pagesangan ya?” tanya salah satu guest di kantor yang sedang melakukan kegiatan riset. Hari ini memang ada dua orang dari BRKP Slipi yang sedang on duty di area Banyuwangi. “ Saya kemarin juga sempat mampir kesana “
“ Kok kita gak ketemu ya, Bu? Jam satu siang saya keluar dari Lab kemudian lanjut ke Injoko..” tanya saya bergaya heran juga.
“ Saya hanya sebentar kok, ke Pengendalian langsung berangkat ke Banyuwangi...”
“ Berarti siang sudah start dari Surabaya, terus tiba di Banyuwangi jam berapa ?”
“ Kami berangkat dari Surabaya sekitar jam 12 siang dan sampai di Banyuwangi jam 9 malam. Lumayan lama juga ya perjalanan Surabaya-Banyuwangi ya Mbak? Apalagi sempat kena pengalihan rute di Situbondo karena ada prosesi pemberangkatan jamaah haji. Lha Mbak Ririe kemarin berapa lama perjalanannya?”
“ Jam 5 sore saya keluar dari Surabaya dan sampai Banyuwangi jam 12-an malam”
“ Lebih cepat ya?”
“ Kalau malam lalu lintasnya sudah sepi jadi lebih bisa melaju dengan kecepatan yang stabil kan. Waktu berangkatnya malah hanya 5 jam sudah tiba di Surabaya lho...”
“ Kalau menempuh perjalanan darat yang lama gettu berasa umur kepotong banyak diperjalanan ya Mbak?”
“ Kok gak ambil rute Udara saja kemarin, BU?”
“ Lhoh?! Ada rute penerbangan dari Surabaya ke Banyuwangi ya Mbak?”

Saya pun tidak terlalu kaget jika dua orang guest dari BRKP tidak tahu jika Banyuwangi-Surabaya bisa ditempuh lewat udara, karena kenyataannya memang keberadaan Bandara Blimbingsari belum dikenal public secara luas.
Bandara-Blimbingsari-DIBanyuawangi
Sumber Foto Ini
Bandara Udara yang sudah dirintis pembangunanya di era kepemimpinan Bupati sebelum masa pemerintahan Bupati Abdullah Azwar Anas [yang menjabat sekarang], dimana bupati periode sebelumnya itu [saat ini menghadapi kasus] tersandung masalah TIPIKOR terkait dengan pembangunan LapTer BlimbingSari tersebut. Dan skip tentang kasus TIPIKOR, kembali pada out line postingan yaitu tentang Bandara Blimbingsari saja.

Kalau hanya sekedar melintas di dekat lokasi Bandara Blimbingsari, saya memang sudah beberapa kali baik sebelum dioperasikan sebagai lapangan terbang komersil seperti sekarang maupun saat masih dalam status quo karena lokasinya yang terletak di jalur menuju pantai Blimbingsari yang lumayan terkenal dengan kuliner sea food terutama ikan bakar. 

Bandara Blimbingsari ini termasuk dalam Desa Blimbingsari, Kecamatan Rogojampi, dan relatif dekat dengan Pantai Blimbingsari yaitu kisaran 2 km saja. Lokasinya berada di tengah-tengah area persawahan, jadi jangan berharap ada angkutan umum ke arah sana. Untuk sampai ke kota Kecamatan Rogojampi masih berjarak 5-6 km. Sedangkan untuk sampai Banyuwangi masih harus menempuh jarak sekita 18 KM. Dan untuk menjangkau lokasi bandara, tentunya ya mengandalkan taxi [yang terbatas armadanya], atau naik sepeda motor dan atau pakai antar jemputan tentunya.

Kebetulan beberapa waktu lalu saya berkesempatan mengantar tamu kantor yang hendak kembali ke Jakarta dimana 2 orang dari rombongan sengaja ingin mencoba jalur udara Banyuwangi –Surabaya. Dan sebagiannya tetap memilih jalur darat via Kereta Api saja karena punya bad experience naik pesawat kecil.
“ Enggak ah, saya tetap pilih naik KA. Biarin lebih lama diperjalanan darat daripada nanti pas udah di udara terus baling-balingnya mati?” ujar salah seorang yang pernah mengalami  baling-baling pesawatnya gak mau muter saat hendak take off. Dia pernah mengalaminya sewaktu on duty di luar Jawa dan alternatif transpostasinya ya hanya jalur laut yang butuh waktu berhari-hari dan naik pesawat sekelas Fokker.

Bandara Blimbingsari masuk kelas perintis, dengan pesawat berkapasitas 50 orang dan sudah terjadwal flight setiap hari 1 trip ke Surabaya dan sebaliknya 1 trip ke Banyuwangi. Saat awal-awal dioperasikan, jadwal penerbangan dalam seminggu hanya ada 3 kali trip yaitu hari Senin, Jumat dan Minggu. Maskapai Lion air sudah pernah menjajaki flight ke Banyuwangi, kemudian Pacific royale dg fasilitas maksimum juga mengadakan rute terbang mulai Maret tahun ini. Di awal-awal pembukaan bandara ini juga sempat ada Sky Aviation untuk rute Surabaya dan Denpasar, tapi sekarang rute Banyuwangi-Denpasar sudah tidak ada lagi. Dan untuk maskapai Merpati dengan pesawat MA60 saat ini ada flight tiap hari.

Karena Bandara Blimbingsari merupakan bandara perintis, dimana selain berfungsi sebagai bandara komersil juga sebagai tempat latihan terbang siswa BIFA = Bali International Flight Academy dengan pesawat Cessna. Jadi diluar schedule penerbangan, dijamin bisa main layang-layang dengan bebas di sekitar Bandara Blimbingsari #jika petugasnya tidak melarang sih! Berdasarkan data dari Dirjen Perhubungan udara, pacu landas Blimbingsari ini adalah 1.400m dengan lebar 30m sehingga cukup memenuhi syarat untuk didarati pesawat sekelas Fokker 50,  Xian MA60, maupun ATR 42.

Di lokasi Bandara Blimbingsari ini saya melihat ada 3 bangunan utama yaitu Musholla, Gedung bercat kuning yang berfungsi sebagai terminal yang digunakan baik untuk terminal kedatangan maupun keberangkatan sehingga tentunya terasa betapa sempitnya karena penumpang arrival dan departure tumplek blekk disitu. Kemudian satu bangungan bercat Biru yang berstatus VIP, awalnya saya kira untuk penumpang kelas eksekutif #ngawur lha masak pesawat sekelas fokker kok ada kelas eksekutif? Ketika saya minta ijin untuk masuk ke ruang VIP tidak diijinkan, padahal jika bisa masuk dari situ tentu saya bisa mengambil banyak foto-foto pesawat yang parkir secara closely, ehmm maksudnya sambil megang body pesawat getu deh... #dasar ndeso!

Oia, yang saya paling sukak adalah Mushollanya, kelihatan lebih agreng tho? Terpisah dan berbentuk rumah panggung sehingga mengingatkan saya pada surau kecil tempat saya mengaji tempoe doeloe, tentunya surau in my memorian dibangun dari kayu yang ala kadarnya dan ukurannya sedikit lebih kecil.

Ahaay, ada yang unik dan menarik lagi. Untuk barang-barang penumpang pemeriksaannya masih dilakukan secara manual. Jadi jangan kaget jika Tas yang kita bawa akan “diobrak-abrik” isinya oleh petugas. Karena itu, harap tata sedemikain rupa barang privat anda jika naik pesawat rute Banyuwangi-Surabaya, sehingga anda tetap merasa nyaman saat dilakukan pemeriksaan oleh bapak-bapak petugas. Catet, petugasnya bapak-bapak tuh!

“ Lha cara pemeriksaannya kayak begitu, bisa butuh waktu lama dong pak?” tanya saya pada salah satu petugas terdekat dari posisi saya.
“ Ya gimana lagi Mbak, alat otomatisnya belum ada..”
“ Kalau ada barang-barang pribadi..lumayan juga ya Pak?”
“ Hehehee...ya doakan semoga tahun depan securty checkingnya sudah up to date ya Mbak?”
“ Eh Pak, ini sambil saya poto lho? Nanti saya posting di Blog?”
“ Gak apa-apa Mbak, silahkan diposting kalau mau...” Hahahahaa...si bapak petugas ternyata mbakat narshs juga ya...

Sekedar perbandingan informasi saya mantan kenek biaya transportasi Banyuwangi-surabaya untuk tarif week end atau high session [jika PP silahkan dikalikan dua] dan atau all session range harga tiketnya adalah :
   
- KA Executive = + Rp. 130.000,- [high session]
- KA Bisnis = + Rp. 110.000,- [high session]
- Bis Ekonomi = + Rp. 48.000,- [all session]
- Bis Ekonomi, estafet Patas di jember = + Rp. 80.000,- [all session]
- Travel [tujuan Juanda] = + Rp. 125.000,- [beda travel beda tarif]
- Bawa Mobil Sendiri = + Rp. 200.000,- [nyetir sendiri lho?]
- Pesawat = Rp. 400.000,- saja
- Bis Ekonomi AC [Bwi-Jogya] = + Rp. 88.000,- [all session]

Jadi silahkan pilih mau naik apa ke Banyuwangi. Hemmmm, kebetulan ada even akbar selevel Tour de Singkarak yang akan digelar akhir tahun: Tour De Ijen dengan rute tempuh sekira 300 KM. Ada yang berkenan untuk ikut bergabung dengan saya dalam event tersebut? Atau bagi yang suka dengan musik jazz? Bulan depan [17 Nopember] akan digelar festival Jazz sekaliber festival Jazz di Bromo beberapa waktu lalu dan dengan bintang utamanya Glenn Fredly juga lho? Hahahhaaa....kok jadi mbalarah berlagak alay duta pariwisatanya Banyuwangi gini ya....

Pastinya, banyak alternatif transportasi menuju ke Banyuwangi kan? Maka hari gini kalau ada yang bilang jauhnya Banyuwangi? Tentu saja aneh bin ajaib, menurut saya tidak ada tempat yang jauh selama masih di atas bumi dan di bawah langit, yang membuatnya jauh ya kemauan dan niat kita saja. Wong tetangga depan rumah saja yang dekat polll bisa jadi jarang kita kunjungi karena tidak adanya niat dan kemauan untuk silaturahim. Oke, akhirul tulisan Bandara Blimbingsari Banyuwangi ini adalah hidupkan silaturahim, mendekatkan yang jauh dan mengakrabkan yang sudah dekat !!!!



114
Share
Banyak hal yang membuat rasa ingin tahu dan menimbulkan ketertarikan tersendiri manakala kita berada di daerah baru atau belum pernah kita singgahi sebelumnya. Tak terkecuali dengan saya yang menjadi warga pendatang di Banyuwangi. Geografi wilayah Banyuwangi yang dikenal juga dengan nama Bumi Blambangan ini menawarkan banyak pesona alam yang membangkitkan gairah adventure seperti Kawah Ijen, Sukamade, Alas Purwo, Pulau Merah,  Gunung Raung, TN Baluran, G-Land [Pantai Plengkung], Pantai Bama, dan masih banyak tujuan wisata alam lainnya. Dan Bismillahirrahmaanirrahiim  aneka wisata kuliner di Banyuwangi juga  tidak kalah menggoda karena memiliki cita rasa yang khas dan bisa digolongkan dalam hot list menu kuliner Nusantara. Beberapa makanan khas Banyuwangi yang berada pada urutan papan atas atau most wanted antara lain sego cawuk, sego tempong, rujak soto, dan pecel rawon.  

Dari sekian banyak ragam wisata kuliner yang bertebaran di seantero wilayah  Banyuwangi, saya pribadi menilai jika sego tempong ~ Nasi Tempong yang paling recomended dari segi keunikan dan nilai kandungan gizinya. Awal mula saya mencoba makan sego tempong hanya sekedar mencari variasi menu makanan saja, ketika itu diajak oleh teman.
 “Sudah pernah nyobain sego tempong?” tanya seorang teman, kala itu belum lama saya tinggal di Banyuwangi.
“Dengar namanya sih sudah beberapa kali, tapi belum pernah nyobain Mbak. Menu kombinasi seperti Rujak soto atau rawon pecel juga ya?”
“Kalau Sego tempong lebih ajib deh, mau makan tiap hari justru bikin sehat lho? Kalau Rujak soto atau Rawon Pecel kan berbasis daging/jeroan yang rentan bikin kolesterol” jelas teman saya ala seorang marketing saja layaknya.
“Lha memang tempong itu apa artinya? Nasi tempong....masakan nasi terus diapain kira-kira?”
“Tempong itu kan bahasa Osing...artinya tamparan, Non!”
“ Hah? Jadi beli makan bonus nampar orang gitu ya...”
“ Dasar pikiran preman, ya enggak gitu. Maksudnya adalah sensasi jika makan sego tempong itu berasa kena tamparan karena tingkat pedesnya yang amat sangat..”
“Oh ya?!”
“Biar lebih jelas, kita buktikan saja langsung ke Sukowidi ya... ”ajaknya dengan antusias.
Kuliner asyik di Banyuwangi
Menu sego tempong by request
Saya tidak meragukan wawasan kuliner teman saya tersebut, oia..namanya Mbak Patmi [tapi sekarang dia sudah pindah kerja di Jakarta] karena dia pecinta wisata kuliner. Sebenarnya tempat/warung yang menjual sego tempong yang sudah jadi legenda bagi para penikmat kuliner ini cukup banyak di Banyuwangi dan tidak sulit untuk menemukannya. Dan yang menjadi favorite teman saya tersebut adalah yang berada tidak jauh dari perempatan Sukowidi yang terkenal dengan nama Warung sego Tempong Sukowidi, lokasinya cukup strategis yaitu tidak jauh dari lampu merah Sukowidi.
  “Nasinya di masak pakai kukusan..jadi taste nasinya lebih khas” kata Mbak Patmi menjelaskan salah satu nilai plus sego tempong sukowidi.

Kukusan adalah alat yang di gunakan menanak nasi yang terbuat dari anyaman bambu. Bagi orang yang tinggal di desa atau pernah tinggal di pedesaan, tentu sangat familiar dengan kukusan, saat ini pun masih banyak yang menggunakan alat kukusan terutama kalau ada hajatan karena harus masak nasi dalam jumlah yang banyak sehingga lebih cepat kalau pakai kukusan tentunya. Kenapa saya bisa tahu? Karena di rumah Lamongan masih menggunakan dandang dan kukusan untuk memasak nasi...Keren kan? Nah lho, kok jadi bahas kukusan ya..

Kembali pada nasi tempong sukowidi yang biasanya buka sore selepas ashar dan sekitar jam delapan malam sudah ludes jualannya. Selain ciri khas nasinya di masak dengan kukusan, ada lagi yang berbeda yaitu terasi yang digunakan juga spesial menggunakan terasi berbahan dasar teri nasi karena pada umumnya terasi berbahan udang kering. Terasi tersebut bisa dipesan melalui pedagang di Pasar Banyuwangi.
Kuliner murah meriah di Banyuwangi
Sego tempong buatan sendiri
Selain Nasi tempong Sukowidi, masih ada lagi beberapa lagi warung sego tempong yang cukup laris manis antara lain yang ada di lokalisasi wisata kuliner untuk para PKL yang difasilitasi oleh Pemda Banyuwangi yaitu Dapur Osing yang berada di Jalan Ahmad Yani [selatan Bank BRI], begitu Anda masuk area Dapur Osing dengan mudah bisa ditemukan stand yang menjual Sego tempong di sana. Ada juga warung sego tempong yang berada di Sentra PKL dekatya DPRD, kemudian di daerah Kertosari yang terkenal sentralnya warung sego tempong, Mbak Kanti, Mbok Ndut, Mbok Tik, Mbok Nah di daerah Kertosari. Yang paling rame pembelinya adalah warung sego tempongnya Mbok Nah, setiap hari pengunjungnya juga padat serta tak sedikit pembelinya yang berasal dari luar kota bisa terlihat dari plat mobil/motor yang parkir berjajar di tepi jalan. Jadi kalau beli sego tempong di Mbok Nah, harap persiapkan rasa lapar dan kesabaran karena jika sedang ramai bisa antri 30 menit – 1 jam baru bisa dilayani. 

Pada umumnya para penjual sego tempong buka pada sore sampai malam hari, tapi ada juga yang buka mulai pagi salah satunya yang cukup terkenal adalah Mbok Wah di daerah Bakungan (Glagah). Jika anda datang, jangan heran kalau harus antri tempat duduk karena yang datang menyantap menu sego tempong siang hari juga banyak yang terdiri dari anak sekolah [penghuni kost] dan para karyawan/pekerja. 
Warung Mbok WAh, salah satu penjual Sego Tempong yang laris
Lantas apakah yang unik, menarik dan nilai plus dari kuliner Sego Tempong ini?
Cita rasa yang yang khas dari jenis kuliner ini adalah dari sajian sambal mentahnya yang aroma dan cita rasanya khas rasa pedasnya yang memberikan sensasi ‘menampar’, diracik dari bahan yang serba mentah: Cabai rawit, tomat ranti (Solanum lycopersicum) yaitu jenis tomat yang permukaannya bergelombang, kemudian gula pasir, terasi, garam dan tidak lupa air jeruk limau (orang-orang disini menyebutnya jeruk sambel) yang bikin menggugah selera. Semua bahan  tersebut di ulek kemudian disajikan bersama kulupan (bahasa jawa) yaitu sayur-mayur yang direbus. Ada banyak alternatif saxur yang digunakan, antara lain: genjer, kacang panjang, terong telunjuk [umumnya yang dipilih yag wrana ungu dan masih muda], bayam, sawi, selada, daun singkong bahkan juga ada yang daun pepaya, tidak lupa agar lebih mantap lagi ditambahkan daun kemangi segar dan irisan timun....hemm bikin ngiler kan?. Biasanya para penjual sego tempong menggunakan kulupan minimal 3 jenis sayur [selain daun kemangi]

Paket standar sajian sego tempong adalah : nasi putih, kulupan, lauk gorengan: tahu, tempe, ikan asin dan dadar jagung dan pastinya sambel khasnya sego tempong yang maknyusss dengan harga berkisar empat sampai lima ribu Rupiah. Tapi jangan kuatir, biasanya ada banyak menu pilihan lauk yang bisa ditambahkan sesuai selera: daging ayam, telur asin, telur ceplok, telur dadar, aneka sea food, pepes dll. Untuk paket Advanced tersebut harganya juga masih ramah di kantong yaitu delapan  sampai sepuluh ribu Rupiah, namun tentu saja harga akan semakin mahal jika anda semakin banyak mengambil lauk tambahannya...Kalau beli nasi tempong di bawa pulang, biasanya dibagian dalam bungkusnya dikasih daun pisang sehingga aroma nasinya jadi lebih unik deh.

Pada dasarnya sensasi ”tamparan” pada sajian nasi tempong memang pada sambalnya yang super pedas, dimana rasa pedas tersebut baru akan sampai puncaknya saat kita benar-benar berhenti menyantap sego tempong. Untuk warung-warung sego tempong yang jumlah pengunjungnya banyak alias ramai seperti di warungnya Mbok Nah dan Mbok Wah,  pembuatan sambalnya langsung dalam skala besar jadi pedas semua. Tapi penjual nasi tempong yang tidak begitu banyak pembeli, kita masih bisa ‘negosiasi’ pada saat memesan sego tempong, tinggal request mau yang  pedasnya lunak, sedang, atau superpedas.. karena mereka biasanya  baru membuat sambelnya saat pembeli memesan.  Keuntungannya kalau sambel yang fresh from the cowek (alat untuk menghaluskan sambel) adalah kita bisa memesan mau pakai cabai berapa buah, pakai gula atau tidak.
Kuliner sego tempong akan lebih "nampar" kalau ramai-ramai
Penggemar nasi tempong tidak hanya berasal dari  luar kota, tapi juga semua kalangan sosial mulai yang jalan kaki tanpa sandal jepit sampai bawa mobil pribadi yang mewah, serta jangan merasa aneh kalau anak-anak [kecuali usia balita] juga sudah akrab dengan nasi tempong . Jadi tidak salah kan kalau sego tempong layak masuk daftar kuliner nusantara kan? Cita rasanya khas, harga merakyat dan memenuhi kebutuhan gizi dan kesehatan bagi tubuh kita.

Bagi yang ingin merasakan sensasi tamparan yang romantis, silahkan datang di warung lesehan sego tempong yang biasa buka sore hari bersama pasangan anda, dijamin akan puas oleh ‘tamparan’ romantis setelah menyantap sego tempong. Sekedar tips jika ingin segera menetralkan tamparan pedasnya sego tempong, pesanlah minuman yang panas: teh panas, jeruk panas atau air putih panas!

Selamat mencoba kuliner sego tempong ini  kalau kebetulan melintas di Banyuwangi atau silahkan meraciknya sendiri di rumah masing-masing, tidak sulit untuk menghidangkan sego tempong kok.....



160
Share


0
Share

Protected by Copyscape Plagiarism Detection



Blog Ping
Page Rank









-->





Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...












0
Share




Tekhnik Blogging



KEB

carikost

create your own banner at mybannermaker.com!


Penyuluh Perikanan





Nurmayanti Zain






2
Share
Jika ada yang bertanya [saia tanya sendiri saja karena kenyataannya belum ada yang tanya kok....] sejak kapan saya iseng corat-coret nulis puisi ngawur ala saya? Ingat saya sejak SMP tapi hanya sekedar nulis di lembar-lembar buku tulis saat jenuh mendengarkan guru memberikan penjelasan yang berdurasi lama #maafkan saya yaa para guruku. Makanya saat SMP saya tidak punya dokumentasi coretan puisi alay yang saya buat. Bahkan saat SMA pun, saya masih suka-suka nulis puisinya di lembaran kertas kemudian dibuang.  Baru saat kelas 3 SMA, secara sengaja saya menuliskan dalam buku tersendiri. 

Dan Bismillahirrahmaanirrahiim tentu saja model kalimatnya lebih acak kadut dari sekarang. Bertepatan dengan Bulan Nopember dimana terdapat moment bersejarah yaitu hari Pahlawan yang sebentar lagi kita peringati, ternyata dari koleksi puisi lama tersebut, saya pernah membuat puisi yang ber’ide tentang pahlawan. Mau tahu seperti apa puisi saya di jaman SMA...inilah salah satunya yang saya beri judul : Darimu...

Dari jasamu,
Dari pengorbanan tanpa pamrihmu
Untuk cucumu

Kebahagiaan yang kunikmati kini
Udara kemerdekaan yang mengisi rongga dadaku
Adalah buah perjuanganmu
Semua tulus kau relakan
Demi ibu pertiwi tanah tumpah darah
dan generasi keturunan, anak cucu bangsa

Kini
Kau terbaring beku
Kau telah tiada lagi
Namun semangat ksatriamu
Merupakan selubung ‘kan terus menyala
Adalah warisan tiada ternilai buat kami
“ Merdeka atau Mati !”

Nah, itulah hasil karya puisi saya saat SMA. Tatanan kalimat dan diksinya lugu kan? Tapi tulisan saya bagus kan? Iyalah bagus, wong saat SMA jabatan prestisus di kelas sebagai sekretaris yang artinya siap rebonding jari jemari karena tiap kali pelajaran yang banyak teorinya, kan sering ditulis di papan. 

Dan hasilnya saya menuliskannya dua kali, di depan kelas dan menyalinnya lagi di buku tulis saya sendiri. Kira-kira, sekolah sekarang masih ada gak ya muridnya di suruh nulis di papan tulis kayak dulu? Semoga gak ada, terutama di daerah yang sudah melek teknologi, masak era digital begini masih nyuruh muridnya mencatat? Maaf, jadi nglantur jauh amat yaaa....

Oke deh, selamat menyambut Hari Pahlawan dan semoga jangan ada tawuran lagi yaaa...Jangan biarkan Indonesia terkenal sebagai negara yang generasinya hobi tawuran.



119
Share
Life is full of challenge, yang jelas BUKAN tantangan buat tawuran seperti yang belakangan ini makin kerap terjadi. Dan Bismillahirrahmaanirrahiim rasanya makan sayur tanpa garam jika saya tidak ikut “tawuran” yang diadakan Pakdhe Cholik yaitu Event Tawuran yang elegan dan bonafite yang sah berdasarkan Undang-undang yang berlaku di blogspere. Langsung saja pada tema baku yang diberikan: Cara Mencegah dan menanggulangi Tawuran.  Dan sebelumnya, dengan sengaja saya buat batasan untuk cakupan populasi pelaku tawuran adalah range usia anak-anak [sekolah], sebab kalau orang dewasa baku hantam itu bukan lagi dalam definisi tawuran [menurut saya], melainkan tindakan kriminal dan anarkis!

Dari tema yang diberikan, maka saya menerjemahkan dalam dua point utama: Cara Mencegah dan Cara Menanggulangi terjadinya tawuran [dalam ragam formasi dan audience-nya].

Yang Pertama, Cara Mencegah Tawuran atau dalam kalimat lain preventive action dalam rangka untuk meminimalkan trigger terjadinya tawuran atau jika boleh saya isitilahkan terjadinya ‘Hazard’ tawuran. Yang namanya mencegah, berarti harus ditetapan dulu CCP ~ Critical Control Point-nya sehingga bisa diterapkan program atau kegiatan pragmatis yang dapat mencegah timbulnya Hazard Tawuran. 

Main stream yang bisa dilakukan sebagai tindakan preventive terjadinya Hazard Tawuran adalah menumbuhkembangkan sejak dini dalam diri setiap personal [tentunya semenjak usia kanak-kanak] tentang nilai-nilai: agama, tanggung jawab, disiplin, toleransi/tepa slira, saling menghargai dan menyayangi terhadap orang serta hal-hal diluar diri pribadi. 

Nilai-nilai tersebut tidak bisa hanya sekedar dogma/teori yang di berikan pada anak-anak ibarat pembacaan dongeng. Perlu adanya iklim dan aktifitas/kegiatan yang tepat sasaran sehingga secara naturally meresapkan nilai-nilai normatif tersebut dalam pola pikir, sudut pandang dan dinamika hati nurani pada diri anak.

Dan saya mengklasifikasikan Crtitical Control Point tersebut dalam 3 hal saja [kalau banyak-banyak, malah saya nanti yang bingung membuat penjelasannya dan bisa bikin tawuran baru: adu komentar deh. #Abaikan] , yaitu:
1.    Lingkungan Keluarga
Keluarga sebagai ‘sekolah’ pertama dan memiliki peran dominan dalam pembentukan karakter dan kepribadian seseorang, maka dari lingkungan keluargalah harus dimulai proses pembelajaran dan penanaman nilai-nilai agama, tanggung jawab, disiplin, toleransi/tepa slira, saling menghargai dan menyayangi. Sebagai ilustrasi sederhana, berikan kegiatan yang bisa dilakukan dan disukai anak-anak misalnya memelihara ayam. Masing-masing anak berikan seekor ayam untuk dirawat dan dipelihara. Secara perlahan, masing-masing anak akan terbawa dalam euforia untuk bertanggung jawab, disiplin, berkerja sama, bermusyawarah, saling membantu, serta menumbuhkan rasa kasih sayang yang tulus sebagai out put kegiatan memelihara ayam tersebut. Tentu saja ini hanya salah satu contoh yang saya adopsi dari masa kecil saya. 
Cara-mudah-Mencegah-dan-Menanggulangi-Tawuran
Di rumah kami dulu, ada ayam, kambing dan sapi [pernah juga ada yang menitipkan kerbau] yang sebagian besar tanggung jawab pemeliharaannya dilakukan oleh anak-anaknya orang tua kami  [termasuk saya dunk], serta order bekerja di sawah untuk membantu orang tua tentunya. Pekerjaan rutin [selain mengurusi diri sendiri] yang kami lakukan sehari-hari di luar jam sekolah tersebut memberikan penguatan karakter baik pada diri kami sehingga secara otomatis memiliki komitment  untuk menajadi anak yang baik dan tidak bikin masalah saat berinteraksi di luar rumah. Kalau hal-hal yang namanya kenakalan anak-anak....ya tetaplah masih kami lakukan, tapi kami punya alert sensor untuk tidak melakukan hal-hal yang merugikan dan membahayakan diri sendiri maupun orang lain.

2. Lingkungan Sekolah
Sekolah merupakan CCP kedua yang memiliki peran significant bagi pembentukan kepribadian anak dengan integritas sikap yang solid. Dan tentunya hal ini membutuhkan media/kegiatan yang bisa menjadi sarana efektif untuk memberikan ‘intervensi’ pada pola pikir, tingkah laku dan sikap/attitude anak. Kurikulum pendidikan agama, moral, ilmu sosial [bermasyarakat] dan yang sejenisnya memang suplemen teori yang dibutuhkan sebagai dasar hukum bagi anak untuk memilih dan memilah mana yang benar dan salah. Tapi perlu diingat bahwa penyampaian teori hanya bisa diserap secara optimal dalam 10-15 menit, selebihnya akan dianggap siaran berita yang tidak membekaskan kesan apa-apa. Jadi sangat penting adanya kegiatan EKSKUL atau UK [unit kegiatan] yang memiliki unsur-unsur team work, leadership, kompetitif dan solidaritas.

Beberapa jenis kegiatan yang bisa saya sebutkan dan menurut saya recomended untuk dijadikan hot list ekskul/UK adalah: Pramuka, PMR, Pecinta Alam dan Penalaran. Dimana dalam kegiatan-kegiatan tersebut bisa dimasukkan materi-materi tentang agama, moral dan ilmu sosial yang dikemas sedemikian rupa disesuaikan dengan jenis kegiatan EKSKUL/UK-nya. Oia, OSIS juga ding...dan masih banyak lagi rupa-rupa kegiatan yang bisa dijadikan wadah penyaluran gairah masa remaja sehingga siswa tidak sempat kepikiran dengan tawuran dan lebih hebat lagi tidak mempan dengan segala macam provokasi untuk tawuran!

3. Lingkungan sosial [masyarakat sekitar]
Senada dan equal dengan lingkungan sekolah, maka peran serta lingkungan sosial masyarakat juga memberikan kontribusi aktif terhadap ‘kesehatan’ pergaulan anak-anak. Merupakan bentuk yang responsif jika di setiap lini atau unit masayarakat dihidupkan organisasi kepemudaan semacam karang taruna [apalagi ya comtoh lainnya?], sehingga akan terjadi interaksi antar anak-anak yang nota bene berasal dari sekolah-sekolah yang heterogen sehingga tercipta suasana kebersamaan yang guyub sehingga secara halus bisa mencaikan rasa superior bagi yang sekolahnya favorite dan meningkatkan rasa percaya diri buat yang bersekolah kurang favorite. Dengan demikian gap dan kesenjangan sosial biasa dieliminasi dan memudarkan friksi-friksi pertikaian yang mungkin terjadi.

Yang Kedua, Cara Menanggulangi Tawuran berarti konteksnya tawuran sedang terjadi atau muncul Hazard Tawuran, maka hal-hal yang harus dilakukan adalah:

1.     Hentikan Tawuran. Ya iyalah, kalau terjadi tawuran ya HARUS segera dihentikan agar tidak ada korban  berjatuhan. Pihak keamanan, Hansip, Kamra, Satpol, Satpam, Satgas....semuanya harus status siaga setiap saat karena jobdes utama mereka kan how to handle stabilitas sosial. Logikanya tawuran itu sebelumnya kan sudah merebakkan isu jika kelompok A dan B akan duel. Seperti Nyala api yang berkobar, sebelumnya pasti ada asap kan? Jadi harusnya tindakan penanggulangan tawuran ini bisa dilakukan secara cepat seperti kinerja tim gegana yang menjinakkan bom yang tidak pernah menganggap sepele info yang diterimanya jika ada yang hendak melakukan pengeboman. Nah, jika peristiwa tawurannya masih tahap-tahap awal dan segenap Tim penjinak tawuran cepat tanggap, kan bisa relatif lebih mudah diredakan. Misalnya saja di puterin lagu iwak peyek atau Bang Thoyib....kan bisa tuh jadi pengalih perhatian sehingga tidak jadi tawuran.

2. Investigasi: cari sumber/the main cause terjadinya tawuran. Ketika tawuran sudah bisa diblokade, diatasi dan dihentikan, bukan berarti masalah tawuran already solved. Sangat perlu untuk dicari sumber dan penyebab terjadinya tawuran tersebut. Hazard tawuran meledak pastinya karena terjadi deviasi dan ketidaksesuaian terhadap salah satu dari ketiga CCP [keluarga, sekolah dan masyarakat]. Jadi sangat penting untuk ditemukan sumber percikan [api] tawuran tersebut agar bisa dilakukan corective action secara substansial. Contoh sederhananya, ketika kita melihat lalat menclok pada makanan. Langkah pertama yang kita lakukan tentu mengusir si lalat pemberani itu. Kemudian dicari penyebab kenapa lalat bisa sampai PeDe nyamperin makanan...ternyata tuh makanan gak ada penutupnya, maka perlu diletakkan kembali penutupnya. Dan ini belum selesai, karena kondisi normalnya makanan tersebut ditaruh bersama penutup. Jadi perlu dicari kenapa tuh penutup bisa mengalami relokasi? Gak mungkin kan penutup makanan pindah sendiri? 

3.  Problem solving/follow up terhadap hasil investigasi. Melanjutkan point “ mencari sumber tawuran’ di atas, maksud saya adalah  The main reason terjadinya Hazard tawuran HARUS ditemukan sehingga bisa dirumuskan serangkaian action untuk menghentikan sumber terjadinya tawuran. Karena jika tidak diselesaikan sampai ke akar masalah, maka jangan heran jika akan ada  “warisan” dendam dari generasi ke generasi yang dianggap sebagai sikap patriotisme/loyalitas  yang membabi buta terhadap leluhur [senior] sebelumnya. Seperti peristiwa tawuran yang belum lama ini terjadi antara dua SMAN di Jakarta yang katanya terkenal musuhan sejak lama. Pertanyaan saya, wong semua pihak sudah tahu jika dua institusi sekolah tersebut bermusuhan, kenapa tidak dibuatkan MOU semisal bikin saja program pertukaran pelajar diantara kedua SMAN tersebut secara kontinu. Sehingga masing-masing pihak akan pikir ulang jika hendak tawuran lagi karena sebagian teman-temannya sedang berada di ‘kandang’ lawan kan? 

Dan problem solving lainnya adalah terhadap pelaku yang terlibat tawuran. Saya pribadi kurang sependapat jika mereka dikenakan sanksi hukum pidana mengingat mereka masih dalam usia anak-anak sekolah. Pemberian hukuman pidana bisa jadi bukan membuat efek jera, tapi justru akan membuat ‘luka’ baru yaitu : justice sosial. Maka dari itu, saya lebih suka jika pelaku tawuran secara bersama-sama diberikan sanksi pengabdian sosial seperti di panti asuhan, panti werdatama, Rumah sakit atau bila memungkinkan dikirim ke daerah tertinggal untuk kurun waktu tertentu. Ya pastinya tetap dengan pengawasan langsung yang ketat serta monitoring yang comprehensive.

Wah, kok panjang kali lebar nian tulisan ini yaa... Agar tidak semakin berkepanjangan maka demikian dulu opini sederhana saya tentang Bagaimana Mencegah dan Menanggulangi Tawuran. Meski tak ada ide yang fresh from the oven dalam tulisan saya ini, minimal semoga bisa melengkapi wacana kita semua bahwa tawuran harus dan sangat bisa dicegah sejak dini....

  
Artikel ini diikutkan pada kontes Unggulan Indonesia bersatu:
Mencegahdan Menanggulangi Tawuran
yang diselenggarakan Oleh Taman Blogger



Notes: Alhamdulillah menang juara pertama di http://tamanblogger.com/blogging/konteskuis/daftar-pemenang-kontes-unggulan-indonesia-bersatu
101
Share
Ini tentang sebuah peristiwa ‘sesaat’ tapi cukup membuat ‘shocking theraphy’ bagi saya. Peristiwa yang secara tidak sengaja pernah saya jumpai di suatu ketika [di negeri atas angin dan jaman antah berantah]. Kala itu, ketika untuk sekian tahun saya tidak pernah mendengar kata “tempeleng” diucapkan langsung atau sengaja ditujukan pada diri saya, kalau toh saya pernah mendengarnya juga secara tak terhindarkan telinga saya mendengarnya saat ada orang  bertengkar pada doeloe kala.
Ketika saya mendengar kalimat yang diselipi kata “tempeleng” di jaman antah berantah itu, saya berasumsi telinga ini salah dengar...saya meyakinkan diri bahwa kalimat tersebut tidak serius. Iyah, saya beranggapan kalimat “ Nanti kamu tak Tempeleng!” aselinya sekedar bercanda terlebih itu diucapkan   oleh seorang ayah pada putri kecilnya yang berusia sekira 4 tahun.
Bismillahirrahmaanirrahiim, ketika saya melihatnya langsung, serta-merta ada ketakutan, ngeri, juga sedikit gemetar menghinggapi diri saya karena ternyata si Ayah tersebut tidak sedang bercanda! Saya mengira dan berharap ‘little accident’ itu hanya sesaat saja. 

Tapi ternyata masih berkelanjutan..nyata sekali saya melihat ekspresi sang Ayah yang penuh amarah dan menakutkan sehingga si anak spontan menangis. Dan melihat si anak menangis, bukannya amarahnya reda tapi justru diperjelas dengan beberapa kalimat lagi hingga sang Mama langsung menggendong putri kecilnya serta berusaha meredakan letupan emosi suaminya. Dan saya pun tak berani berlama-lama jadi penonton tak diundang, dengan agak tergesa-gesa pun saya segera berlalu dari some where no where tersebut, tidak berani memamerkan senyum untuk menyapa atau sekedar membunyikan klakson pada kucing yang sedang melintas.

Kejadian di negeri antah berantah tersebut, bukan hanya sukses membuat saya merasa tidak enak/serba salah telah terikutkan melihatnya, deeply saya merasa takut dan ngeri, ehmmmagak gemetar juga sey, maklum meski saya sering kena omelan ortu atau bentakan senior saat jaman Bakti Kampus [OSPEK]  tapi tidak pernah sampai terselipkan kata ‘tempeleng’ yang dilafalkan demikian sangat fasihnya!  

Banyak pertanyaan dan rasa tak percaya jika saya mendengar kata “tempeleng” [after so long time ago] dan terlebih ditujukan pada sesosok makhluk mungil yang lucu dan imut-imut. Saya juga tidak sanggup membayangkan jika saya adalah si Obyek yang menerima kata ‘sakti’ tersebut.


94
Share
Newer Posts Older Posts Home
Bukan kesulitan yang membuat kita takut, tapi ketakutanlah yang membuat kita sulit. Karena itu jangan pernah mencoba untuk menyerah dan JANGAN PERNAH MENYERAH UNTUK MENCOBA. ~ Ali Bin Abi Thalib

My photo
Ririe Khayan
Assalamulaikum. Hi I am Ririe Khayan a Lifestyle Blogger and live in Jogya. I’m the Author Of Kidung Kinanthi, a Personal Blog about my random thought, parenting, traveling, lifestyle, & other activity as well as Personal & Working Mom Story. Kindly feel free to contact me at: ririekhayan(at)gmail(dot)com
View my complete profile
  • Cara Cepat dan Aman Mematikan Ikan Lele
    Ikan dan Belalang (berdasarkan ajaran agama yang saya anut) termasuk jenis [bangkai] hewan yang halal untuk dimakan. Tapi tidak berarti k...
  • Kenapa dan Bagaimana Ular Masuk Rumah ?
    Kenapa dan Bagaimana Ular Masuk Rumah ? Bagi orang-orang yang tinggal di daerah pedesaan atau lokasinya masih berdampingan al...
  • Brand Susu Untuk Kesehatan
    Jika ada pertanyaan: Sehat ataukah sakit yang mahal harganya? Bismillahirrahmaanirrahiim , kalau menurut saya, secara ‘value’ kondisi se...
  • Cara Membuat Paspor untuk Anak di bawah 17 tahun Secara Online
    Cara Membuat Paspor untuk Anak di bawah 17 tahun Secara Online . Sebenarnya persyaratan dan alur pembuatan proses secara langsung ( walk i...
  • Waspadai Terjadinya Perdarahan Implantasi yang Dikira Haid Ternyata Hamil
    Waspadai Terjadinya Perdarahan Implantasi yang Dikira Haid Ternyata Hamil . Jika Anda sedang berusaha punya anak, menunggu kapan Anda resmi ...
  • Lima Cara Mengaktifkan (Kembali) Google Adsense yang Diblokir
    Sebaiknya dikesampingkan dulu bila ada yang beranggapan Akun GA di Banned, tak bisa diaktifkan.  (Ternyata) Google Adsence Bisa Aktif  Kem...
  • Panic attack Ketika Terkena HERPES Zoster
    P anic attack Ketika Terkena HERPES Zoster . Mendengar kata HERPES, bisa jadi sebagian orang langsung tertuju pada nama penyakit yang satu ...
  • Keracunan Ikan, Alergi Makan Ikan Laut dan Hubungannya Dengan Kandungan Histamin
    Keracunan Ikan, Alergi Makan Ikan Laut dan Hubungannya Dengan Kandungan Histamin   .Mungkin kita pernah mendengar peristiwa keracunan sete...
  • Suplemen Madu Untuk Membantu Atasi Anak Yang Susah Makan
    Punya pengalaman menghadapi anak yang susah makan? Ada yang baper karena selera makan putraatau putrinya belum variatif yang berputar seki...
  • Serunya Mudik Naik Kereta Api Probowangi
    Usai long wiken Idhul Adha...jadi ngayal kalau tiap bulan ada long wiken 4 hari gitu pasti indah sekaliiiii...... #Plakkk [digampar klomp...

Blog Archive

  • ▼  2024 (3)
    • ▼  December (1)
      • Manfaat Penting Bermain Untuk Anak-Anak Usia Pra S...
    • ►  March (1)
    • ►  February (1)
  • ►  2023 (5)
    • ►  November (1)
    • ►  July (1)
    • ►  June (1)
    • ►  May (1)
    • ►  February (1)
  • ►  2022 (19)
    • ►  December (2)
    • ►  October (1)
    • ►  September (3)
    • ►  August (1)
    • ►  July (2)
    • ►  June (2)
    • ►  May (2)
    • ►  April (1)
    • ►  March (1)
    • ►  February (2)
    • ►  January (2)
  • ►  2021 (45)
    • ►  December (2)
    • ►  November (3)
    • ►  October (7)
    • ►  September (4)
    • ►  August (3)
    • ►  July (6)
    • ►  June (3)
    • ►  May (3)
    • ►  April (4)
    • ►  March (3)
    • ►  February (3)
    • ►  January (4)
  • ►  2020 (43)
    • ►  December (4)
    • ►  November (2)
    • ►  September (2)
    • ►  August (2)
    • ►  July (2)
    • ►  June (4)
    • ►  May (5)
    • ►  April (7)
    • ►  March (8)
    • ►  February (3)
    • ►  January (4)
  • ►  2019 (35)
    • ►  December (2)
    • ►  November (1)
    • ►  October (4)
    • ►  September (4)
    • ►  August (4)
    • ►  July (5)
    • ►  June (2)
    • ►  May (4)
    • ►  April (2)
    • ►  March (7)
  • ►  2018 (49)
    • ►  December (5)
    • ►  November (11)
    • ►  October (1)
    • ►  September (6)
    • ►  August (5)
    • ►  July (5)
    • ►  June (3)
    • ►  May (3)
    • ►  April (2)
    • ►  March (1)
    • ►  February (3)
    • ►  January (4)
  • ►  2017 (51)
    • ►  December (2)
    • ►  November (4)
    • ►  October (4)
    • ►  September (3)
    • ►  July (1)
    • ►  June (5)
    • ►  May (5)
    • ►  April (7)
    • ►  March (6)
    • ►  February (7)
    • ►  January (7)
  • ►  2016 (73)
    • ►  December (5)
    • ►  November (4)
    • ►  October (4)
    • ►  September (3)
    • ►  August (1)
    • ►  July (1)
    • ►  June (3)
    • ►  May (6)
    • ►  April (10)
    • ►  March (12)
    • ►  February (12)
    • ►  January (12)
  • ►  2015 (118)
    • ►  December (12)
    • ►  November (12)
    • ►  October (11)
    • ►  September (11)
    • ►  August (12)
    • ►  July (8)
    • ►  June (8)
    • ►  May (3)
    • ►  April (6)
    • ►  March (12)
    • ►  February (12)
    • ►  January (11)
  • ►  2014 (60)
    • ►  December (1)
    • ►  November (4)
    • ►  October (6)
    • ►  September (5)
    • ►  August (3)
    • ►  July (3)
    • ►  June (1)
    • ►  May (4)
    • ►  April (4)
    • ►  March (11)
    • ►  February (10)
    • ►  January (8)
  • ►  2013 (90)
    • ►  December (7)
    • ►  October (5)
    • ►  September (6)
    • ►  August (9)
    • ►  July (5)
    • ►  June (8)
    • ►  May (9)
    • ►  April (5)
    • ►  March (13)
    • ►  February (12)
    • ►  January (11)
  • ►  2012 (126)
    • ►  December (6)
    • ►  November (5)
    • ►  October (14)
    • ►  September (10)
    • ►  August (10)
    • ►  July (12)
    • ►  June (11)
    • ►  May (12)
    • ►  April (12)
    • ►  March (12)
    • ►  February (12)
    • ►  January (10)
  • ►  2011 (69)
    • ►  December (11)
    • ►  November (11)
    • ►  October (4)
    • ►  September (4)
    • ►  August (9)
    • ►  July (7)
    • ►  June (18)
    • ►  May (5)
Ririe Khayan is an Intellifluence Trusted Blogger

Juara LBI 2016

Juara LBI 2016
facebook twitter youtube linkedin Instagram Tiktok

Labels

Advertorial Aneka Kuliner Article Blog Award Book Review Contact Me Disclosure English Version Fashion Fiksi Financial Gadget Give Away Guest Post Info Sehat Informasi Inspiring Lifestyle Lomba Love Story My Diary My Poems Opini PR PerSahabatan Pernik-Pernik Renungan Review Skincare Technology Traveling True Story UMKM Visit Who Am I? Writing For Us banner parenting




Copyright © 2019 Kidung Kinanthi

installed by StuMon