Kidung Kinanthi

Life is flowing in its story leaving history

  • Home
  • About
  • Sitemaps
  • Article
    • Opini
    • Story of Me
      • My Diary
      • My Poem
      • True Story
      • Love Story
    • Contact
    • Disclosure
  • UMKN Visit
  • News
Prolog: Niat awal postingan ini dalam rangka menyemarakkan perhelatan GiveAway Cah Kesesi AyuTea. Tapi setelah menyimak dengan lebih seksama dalam tempo yang secukupnya tentang isi T&Cnya, ternyata ada point yang menyebutkan: diutamakan kisah sendiri.

Meski demikian, karena niat sudah diikrarkan maka tidak bisa saya tarik lagi sehingga tetap saya posting [Alhamdulillah jika ditoleransi untuk masuk kriteria GA #Mauuunya!] . Dan Bismillahirrahmaanirrahiim here is my story [based on true story] yang saya narasikan dalam bentuk cerpen. Hope you’ll enjoy this entry.
♠♥♠♥♠♥

Pesawat telpon di meja kerjaku berdering kembali padahal baru satu menit aku meletakkan   gagang telpon tersebut,  “Iya Lia, ada apa lagi ?” tanyaku tanpa basa-basi pada sekretarisku. 
“ Maaf Pak, ada yang ingin bertemu dengan Pak Damar. Bisa saya persilahkan masuk sekarang atau…”
“ Siapa lagi? Bukannya sudah tidak ada appointment?”
“ Seorang bapak, tapi tidak mau menyebutkan namanya..” kudengar nada agak ragu di seberang telpon yang aku pegang.
Sok misterius banget, mau bertemu denganku tapi tidak mau menyebutkan identitasnya. Tapi demi mengingat didikan etika kedua orang tuaku, maka aku bilang pada Lia untuk mempersilahkan tamu itu masuk ke ruang kerjaku.
“ Assalamu’alaikum…” seorang lelaki seumuran bapak tapi sedikit lebih tinggi memasuki ruanganku. Kulitnya sawo matang, rambut agak bergelombang. Garis wajahnya mengingatkanku pada seseorang tapi aku tidak ingat sama sekali kapan dan di mana pernah melihatnya.
“ Wa’alaikum salam,” kuterima uluran tangannya,”silahkan duduk Pak..”
“ Maaf jika kedatangan saya mengganggu Nak Damar..”
“ Kalau boleh saya tahu bapak ini siapa dan ada keperluan apa ingin ketemu saya?” tanyaku to the point.
Lelaki itu tidak langsung menjawab, kulihat seberkas gundah menghiasi wajahnya yang mulai terpahati keriput di beberapa bagian.
“ Sangat wajar jika Nak Damar tidak mengenaliku, sama halnya aku juga tidak akan tahu bagaimana rupa Damar kecil yang telah kutinggalkan 24 tahun silam…”
“ Maksud Bapak…?” perasaan aneh, gugup dan bingung serta merta membadai di dadaku. Apakah dia….?
“ Iya aku ayahmu…” satu kalimat yang cukup membuat bumi terasa berhenti berputar. Aku terdiam dalam keterpanaan tiada terkira, terkejut dan ingin tidak mempercayai ucapannya. Tapi ingatanku yang langsung mendarat pada selembar foto yang pernah ditunjukkan Embah saat aku SMA adalah pembenaran yang tak bisa ku tolak.
Bippp...bippp...suara handphone menghentikan lamunanku tentang pertemuan kemarin sore dengan lelaki yang menyebut dirinya ayahku. Kulihat layar dan tampak nama Prastama muncul dilayar. Aku tak berminat mengangkatnya karena adikku itu pasti akan mencerca dengan banyak pertanyaan kenapa dan untuk apa aku tiba-tiba mau pulang ke Surabaya lagi padahal belum ada seminggu berada di Jakarta. Sebagai gantinya kukirimkan pesan singkat agar besok menjemputku di Juanda.
♠♥♠♥♠♥
 “ Bapak mana, Buk?” tanyaku begitu masuk rumah dan mencium tangan ibu.
“ Kamu ini ada apa? Tiba-tiba pulang lagi dan langsung nanyain bapakmu “ protes ibu sambil mengacak rambutku, kebiasaan ibu jika gemas padaku. “ cuci kaki dan minum teh dulu. Jam segini bapakmu ya bersama taxinya, apa lupa kalau pekerjaan bapakmu itu sopir taxi?”
“ Lha bapak sih ngeyel, suruh berhenti jadi sopir tidak mau. Sekarang aku sudah kerja dan Andi sudah lulus kuliah. Hanya tinggal Prastama yang harus dibiayai, aku sanggup bayari kuliahnya”.
“ Kamu ini datang-datang bicara ngalor-ngidul gak jelas begitu? Ada apa sih, Mar? Apa kamu malu punya bapak jadi sopir taxi? ”
“ Astagfirullah, kok jadi salah paham begini ? Ibuk tahu jika Damar sangat menghargai dan kagum dengan bapak kan ?” aku berusaha meredamkan perasaan ibu, merangkul pundaknya dan mencium keningnya dengan lembut. “ Bagi Damar, bapak adalah ayah terhebat di dunia, jadi tidak ada alasan buat Damar untuk malu dengan pekerjaannya sebagai sopir “.
“ Iya ibuk heran tiba-tiba kamu pulang lagi dan baru satu menit masuk rumah sudah bicara yang membingungkan seperti orang kesambet gitu “.
Ya Allah, aku tak sanggup mengatakan pada ibuk kenapa aku mendadak pulang lagi. Menceritakan pertemuanku dengan lelaki yang sudah menelantarkannya tanpa jejak demi menikah dengan wanita selingkuhannya, bahkan untuk memperjelas status pernikahannya ibuk harus bersusah payah sendiri mengurus surat cerai tanpa kehadiran lelaki itu. Jiwa besarnya mungkin sudah memaafkan lelaki tersebut, tapi aku yang tidak tega untuk melihat Ibu harus berperang kembali dengan desir luka karena aku membangkitkan lagi gores kelamluka masa lalunya.

Aku memandang pigura yang menggantung di tembok, foto kami sekeluarga saat acara wisudaku beberapa tahun lalu. Ada bapak, ibu dan kedua adikku, sungguh potret keluarga utuh yang harmonis. Dan kenyataanya keharmonisan itu tak hanya tampak di foto. Dengan bekerja sebagai sopir taxi dan dibantu ibu yang melayani pesanan kue, mereka membesarkan kami bertiga dalam kesederhanaan di tengah kerasnya kehidupan kota Surabaya dan mampu mengantarkan kami sampai jenjang kuliah. 
Bapak menikah dengan Ibu yang janda beranak satu yaitu diriku. Sebenarnya saat itu bapak kerja di sebuah perusahaan tapi karena mengalami kebangkrutan akhirnya bapak kena PHK sehingga harus mencari pekerjaan lain dan jadi sopir taxi sampai sekarang. Aku hanya mengenal Bapak sebagai ayahku, karena yang aku tahu dari cerita sekilas, ayah kandungku sudah meninggalkan ibu sejak aku belum genap berumur setahun. Dan kenyataan itu tidak pernah menggangu karena sikap serta kasih sayang yang dicurahkan bapak tidak ada yang berbeda kepada kami bertiga. Lingkungan sekitarpun bukan tipical tokoh-tokoh dalam cerita sinetron yang usil terhadap bentuk hubungan anak dan ayah/ibu yang tidak sedarah.
“ Kamu kenapa? Kok dari tadi mandangi foto itu? “.
Aku menoleh dan tersenyum pada ibu “ Coba lihat di foto itu, bapak kelihatan kelihatan keren kan Buk? Hehehe…”
“ Dari tadi bapakmu terus yang kamu omongin, Mar “ selidik ibu dengan instink ingin tahunya.
“ Ibuk bisa saja “, elakku sekenanya “ Damar mau istirahat dulu Buk..”
♠♥♠♥♠♥

Semilir angin sore yang meniup perlahan, menawarkan kesegaran tersendiri dengan aroma basah sisa hujan beberapa jam lalu. Duduk pada salah satu sudut tribun di Stadion Tambaksari, melayangkan pandangan ke tengah lapangan. Tampak beberapa anak sedang asyik main bola dengan keriangannya yang tanpa beban. Pemandangan yang menerbangkan ingatan pada masa kanak-kanakku.
Tak terasa sudah delapan belas tahun berlalu saat bapak setiap hari minggu mengajakku main bola di lapangan ini. Bersama kedua anak kandungnya dan aku yang lahir dari benih laki-laki lain tapi bapak menyayangiku dengan demikian tulusnya sehingga aku tak pernah merasakan jika dia bukan ayah kandungku.
Bapak yang mengajariku naik sepeda, menemaniku main bola dan membuatkan aku layang-layang. Bapak yang panik saat aku diserempet sepeda motor, bapak yang meredamkan amarah Ibu waktu tahu aku coba-coba merokok. Terlalu banyak kenangan dan tak bisa aku sebutkan satu persatu betapa bapak sudah menempatkan dirinya sebagai sosok ayah yang luar biasa bagiku. Dan yang membuatku aku lebih bangga lagi, semarah apapun bapak tidak pernah sampai menurunkan tangan pada kami.
“ Menangis itu normal Mar, tapi jadi laki-laki cengeng itu yang salah besar..” nasehatnya ketika aku jatuh saat belajar naik sepeda.
“ Kenapa cengeng itu salah, Pak?” tanyaku kala itu.
“ Karena cengeng itu artinya kamu lemah, kamu tidak hebat…” dengan bahasanya bapak mencoba memberi penjelasan yang bisa diterima oleh nalar kanak-kanakku.
Dedauanan hijau yang masih basah oleh sisa air hujan, beberapa butirnya jatuh di tubuhku saat angin bertiup perlahan. Kupejamkan mata, merasakan romantisme suasana di stadion ini sambil mengenang kembali setiap kenangan masa-masa aku sering bermain di lapangan ini.
“ Damar…” sapaan suara yang teramat aku kenal, menghentikan laju lamunanku. Perlahan kubuka kelopak mataku, menoleh ke samping dan kudapati sosok lelaki yang akrab aku panggil bapak sudah duduk dengan santai. Senyumnya mengembang di antara kumis tipisnya yang kelihatan habis dicukur.
Kucium tangannya dengan takzim “ Kok Bapak tahu Damar di sini?”
“ Di sini kamu dulu suka menghabiskan waktu untuk bermain, dan di sini pula kamu biasa menyendiri jika ada masalah kan?”
Yah, tentu saja bapak dengan mudah bisa menemukan aku di sini karena dia sedemikian paham dan hafal akan semua kebiasaanku.
“ Apa dia sudah menemuimu, Mar? Dan karena itu kamu tiba-tiba pulang dan mau minta penjelasan sama Bapak, kenapa memberitahu dia tentang alamatmu di Jakarta?” tanya bapak langsung pada pokok dilema hati yang aku alami.
“ Damar bingung, Pak. Antara kecewa, sedih dan ingin marah…andai bisa di hapus, Damar akan lebih mudah untuk memilih menghapus jejaknya dalam hidup Damar “.
“ Hushh, jangan ngawur gitu kalau ngomong..”
“ Dan Bapak, kenapa memberitahukan alamat Damar ?”
Bapak menatapku dalam-dalam, seolah hendak menyelami isi hatiku dan sesaat kemudian melemparkan pandangannya lurus ke tengah lapangan.
“ Karena Bapak tahu bagaimana hati seorang ayah untuk anaknya..”
“ Hanya karena dia kebetulan yang menyebabkan aku lahir? Kemudian pergi tanpa rasa tanggung jawab sedikitpun, tidak perduli istri dan anaknya masih hidup atau tidak? Itu yang di sebut hati seorang ayah?”
“ Bapak mengerti perasaanmu, Mar. Tapi dia tetap ayah kandungmu yang harus kau hormati “
“ Dan kalau aku tidak bisa menghormatinya maka aku di sebut anak durhaka ya kan Pak? Kenapa dia tidak di sebut ayah durhaka ?”
“ Damar..!” pintas bapak dengan intonasi agak tinggi.
“ Maaf, Damar tidak bermaksud kasar..”
Bapak menghela nafas  panjang dan merangkul pundakku dengan kasih.
“ Bapak tahu tidak mudah bagimu untuk menerima kenyataan bahwa kau harus menghormati dia. Dan asal kau tahu inipun salah satu resiko tidak mudah yang harus Bapak hadapi ketika memutuskan menikah dengan ibukmu “
“ Maksud Bapak?”
“ Aku yang membesarkan dan selalu ada buatmu..bagiku kau sudah menjadi anak kandungku. Tapi kenyataannya ada laki-laki lain yang jelas-jelas adalah ayah kandungmu ? Dan bapak tidak mungkin meniadakan fakta itu. Sangat tidak mudah buat bapak, Mar. Dengan menekan rasa cemburu dan ego, bapak meyakinkan ibukmu agar mau memperkenalkan kamu dengan keluarga ayahmu demi hubungan silaturahim tidak terputus..”
“ Iya, Damar sama-samar masih ingat. Dulu ibuk sesekali mengajak Damar ke rumah orang yang menyebutkan dirinya sebagai Eyang. Tapi laki-laki itu tak pernah muncul menemui Damar di sana Pak...” jawabku dengan nada suara serak. Ada rasa nelangsa saat mengingat betapa ibu sudah berlapang hati menapak tilas keluarga 'mantan' suaminya agar aku mengenal siapa saja keluarga besar ayah kandungku. Dan kenyataannya lelaki tersebut tak pernah menampakkan batang hidungnya  meski hanya sesaat. Dan ibu pun akhirnya harus mengikhlaskan jika lelaki itu tak ingin bertemu anak kandungnya. Menginjak SMP, ibu berhenti mengajakku mengunjungi keluarga besar itu karena orang yang membahasakan dirinya dengan sebutan Eyang sudah meninggal.   
“ Dan tidak mudah bagi  Bapak saat harus berbesar hati memberikan alamatmu ketika dia datang menemui bapak, Mar. Tapi bapak harus realistis, walau bagaimana tidak ada istilah mantan orang tua bagi anaknya kan?”
Aku terdiam menyimak kalimat demi kalimat yang di ucapkan bapak, berusaha meresapi dan mengendapkannya dalam hati serta meredam emosiku.
“ Sisi manusiawi bapak tidak rela, tiba-tiba dia muncul dan ingin di anggap sebagai ayah kandungmu. Tapi bapak akan jadi sosok ayah yang gagal mendidikmu jika bapak sendiri tidak mampu bersikap gentlemen dengan memberikan apa yang menjadi hak bagi kalian sebagai anak dan ayah..”

Aku terhenyak, trenyuh dalam palung haru yang terdalam. Sedemikian luar biasanya jiwa besar bapak. Dia yang sudah bersusah payah berselimut suka dan duka untuk membesarkan aku yang jelas-jelas bukan darah dagingnya, melimpahiku dengan perhatian dan kasih sayang. Dan dia berbesar hati meyakinkaku agar bisa menerima laki-laki yang mengaku sebagai ayah karena sebagian darahnya mengalir dalam tubuhku.
“ Terima kasih, bapak adalah ayahku yang terhebat” kupeluk bapak dengan sangat erat. Jika tidak ingat ini di lapangan, mungkin air mataku sudah menetes perlahan.
“ Jadi bagaimana..?”
“ Damar tidak akan mengecewakan bapak “ jawabku dengan suara serak “ Damar akan berusaha bersikap sportif terhadap ayah kandung Damar tapi Damar tidak bisa janji kalau hubungan kami akan cepat akrab “
“ Maksudmu, Mar?”
“ Hampir dua puluh lima tahun sejak kepergiannya meninggalkan Damar, tidak bisa di tebus dengan hitungan hari atau bulan untuk melahirkan hubungan emosional antara ayah dan anak..”
“ Iya Bapak mengerti, yang penting kamu bisa memaafkan dia saja dulu..”
“ Bapak sendiri yang suka bilang pada Damar bahwa tidak ada yang instant di dunia ini. Semua butuh proses dan waktu kan ?”
“ Ya sudah, sekarang ayo kita pulang. Ibukmu sudah masak nasi goreng kesukaanmu lho?”
Dan kenyataannya hubungan nasab antara orang tua dan anak memang tak akan terputus mulai masa lalu, sekarang dan nanti, apalagi ada adik perempuan hasil pernikahan ayahku dengan wanita itu....hubungan bertali darah ini akan terus merentang selamanya, demikian serangkum bisikan hati yang memberikan energi proaktif dan kucoba tanamkan dalam mindsetku selain pattern yang tak akan tergeser lagi bahwa Bapak adalah ayahku.
Kami pun beranjak dari stadion dengan diiringi sayup-sayup suara adzan Maghrib, menggema memecahkan langit Surabaya. Warna jingga mulai semburat di sisi barat dan angin senja pun seolah  berhenti sejenak untuk menjawab seruan suara muadzzin yang merdu mengumandangkan panggilan untuk menyeru pada Allah Azza wa Jalla dalam sujud demi sujud yang khusyu.

♠♥♠♥♠♥ End ♠♥♠♥♠♥

Tidak ada yang bisa mengubah dan menghindari masa lalu,
tapi selalu ada pilihan untuk memperbaiki reaksi serta sikap kita sekarang terhadap segala yang telah terjadi demi hari esok yang lebih baik.





"Tulisan ini diikutsertakan dalam GiveAway Cah Kesesi AyuTea 
yang diselenggarakan oleh Noorma Fitriana M. Zain".







119
Share
Keracunan Ikan, Alergi Makan Ikan Laut dan Hubungannya Dengan Kandungan Histamin .Mungkin kita pernah mendengar peristiwa keracunan setelah makan olahan ikan ataupun tentang orang yang alergi terhadap ikan? Dan bagi siapa saja yang gemar makan ikan: pindang, ikan asin, produk olahan ikan tuna atau pun jenis produk olahan ikan lainnya, sangat mungkin pernah mengalami/merasakan adanya rasa gatal terhadap suatu jenis ikan atau produk olahan ikan yang sedang disantap. Rasa gatal tersebut, pada jenis ikan tertentu bisa jadi disebabkan oleh adanya kandungan HISTAMIN.

Dan Bismillahirrahmaanirrahiim sedikit sharing tentang penyebab terjadinya alergi atau adanya rasa gatal/pahit pada ikan yang lebih dikenal dengan nama Histamin  yaitu senyawa yang terdapat pada daging ikan [umumnya dari family scombroid] yang di dalam dagingnya terdapat kadar histidin yang tinggi.  Histamin di dalam daging ikan diproduksi oleh hasil karya enzim yang menyebabkan dan meningkatkan pemecahan histidin dengan melalui proses decarboksilasi (pemotongan gugus karboksil). 
Meskipun kadar histamin dalam daging ikan sangat bervariasi, namun secara rata-rata untuk ikan dalam family scombroid yang mulai mengalami decompose biasanya mengandung histamin sekitar 10-50 mg/100 gr dan yang tingkat pembusukannya sudah parah sekali maka kadar histaminnya bisa mencapai 1000 mg/100 gram.
Gejala keracunan akan muncul apabila kita mengkonsumsi ikan dengan kandungan histamin yang berlebih, yaitu dalam jumlah diatas 70-1000 mg. Adanya kandungan histamin yang tinggi akan mengakibatkan muntah-muntah, rasa terbakar pada tenggorokan, bibir bengkak, sakit kepala, kejang, mual, muka dan leher kemerah-merahan, gatal-gatal dan badan lemas. 

Sekilas gejala keracunan histamin mirip dengan gejala alergi (yang diindikasikan dengan timbulnya rasa mual, pusing, bentol-bentol yang disertain gatal biduren/skin rash), dimana hal tersebut merupakan reaksi penolakan tubuh terhadap zat asing dalam aliran darah yang dialami oleh orang yang sensitif terhadap ikan atau bahan makanan asal laut. 

Oleh karena itu biasanya orang sering keliru membedakan gejala keracunan histamin dengan alergi. Sampai saat ini belum pernah dilaporkan adanya kematian akibat keracunan histamin. Meskipun begitu kita harus tetap waspada, karena efek yang ditimbulkannya juga tidak bisa dianggap sepele. 

Terjadinya gejala keracunan histamin maupun adanya rasa gatal/pahit dari ikan hanya terjadi jika makanan hasil olahan ikan yang dikonsumsi tersebut sudah kadaluarsa atau kualitasnya tidak baik karena komposisi kimiawi [ikan] sudah berubah oleh aktivitas enzim-enzim/mikroorganisme pembusuk dan hal ini hanya akan terjadi ikan yang sudah mulai rusak atau membusuk. 
Kandungan Histamin-Keracunan-Alergi-Makan-Ikan-Laut
Ciri-Ciri Ikan Segar

Berdasarkan penelitian, semua daging ikan yang berwarna gelap mengandung histidin bebas tinggi.  Sebaliknya ikan-ikan berdaging putih, rendah kandungan histidin bebasnya sehngga waktu busuk tidak menghasilkan histamin.  Sedang ikan yang berdaging berwarna medium dapat menghasilkan histamin sampai 10 mg% setelah dibiarkan 48 jam pada suhu 25OC.  Tetapi terdapat anomali pada jenis ikan tuna yang memiliki 2 jenis daging yaitu putih dan yang gelap, justru daging-daging yang putih yang tinggi histaminnya.  Daging yang merah jauh lebih sedikit.  Untuk konsumsi manusia daging merah lebih aman dari daging putihnya itu bila dipandang dari segi histamin.  

Mengapa daging merah justru kecil kandungan histaminnya ? 

Daging ikan yangberwarna merah memiliki kecenderungan mengadung histamin yang lebih rendah disebabkan daging merahnya tinggi kandungan TMAO (Trimethyl Amine Oksida) yang berfungsi menghambat proses terbentuknya histamin.
 

Meskipun enzim pemecah karboksil dapat berasal dari daging tubuh ikan sendiri, sebagian besar enzim pemecah tersebut dapat dihasilkan oleh mikroba yang terdapat dalam saluran pencernaan ikan serta mikroba lain yang mengkontaminasi ikan dari luar, terutama melalui sentuhan tangan yang kotor. Karena itu kadar histamin dalam ikan tuna dapat digunakan sebagai tolok ukur tingkat kontaminasi mikroba (sebelum diolah lebih lanjut). 

Dari ratusan jenis bakteri yang telah diteliti ada 3 jenis bakteri yang mampu memproduksi histamin dalam jumlah tinggi dari histidin yaitu :
a.    Proteus morganii
b.    Enterobacteri aerogenes
c.     Clostridium perfringens
Hampir semua mikroba pembentuk histamin bersifat gram negative dan berbentuk batang, banyak yang berasal dari kontak dengan tangan manusia dan kotoran tinja dan isi usus ikan.  Mikroba dan enzim protease isi perut ikan dapat merembes dari dinding perut ke daging.  
Bagian depan tubuh ikan biasanya memiliki kadar histamin paling tinggi, dan terendah di bagian ekor. Ikan-ikan yang telah dibuang jeroannya, rendah kadar histaminnya karena, mikroba usus dan enzim proteolitis yang terdapat dalam rongga perut dapat menembus ke daging.  
Pembuangan jeroan pada ikan kecil dianggap kurang praktis.  Untuk menghindari  terjadinya histamin yang tinggi, maka beberapa hal yang perlu diperhatikan [semoga bisa diaplikasikan dalam sehari-hari] antara lain:

PENGARUH SUHU (peningkatan Suhu / Temperatur )

Jumlah histamin yang diproduksi dari histidin, sangat tergantung pada jumlah enzim yang berada di sekitarnya, dan jumlah enzim sangat tergantung pada jumlah bakteri yang hidup dan berkembang biak.  Suhu yang paling baik untuk pertumbuhan mikroba disebut suhu optimum pertumbuhan, sedang suhu terbaik untuk kecepatan reaksi enzim disebut suhu aktivitas optimum. 

Untuk Proteus morganii suhu optimum aktivitas enzimnya adalah 37OC, sedang suhu optimum pertumbuhan adalah semakin tinggi suhu biasanya semakin cepat reaksi enzimnya, tetapi juga cepat koagulasi dan enzim menjadi inaktif.
Enzim dekarboksilase yang dihasilkan oleh mikroba biasanya sangat peka terhadap suhu yang lebih tinggi dari suhu kamar.  Enzim karboksilase dari Clostridium perfringens kehilangan 25% keaktifannya dalam waktu 10 menit pada suhu 38OC.  Sebagian kegiatan enzim banyak terjadi sebelum tahap precook, selama precook meningkat. Sehingga pada tahapan precook ini sangat penting untuk diwaspadai dan dimonitoring agar kegiatan enzim dekarboksilase tidak mengalami peningkatan yang serius.
Kandungan Histamin-Keracunan-Alergi-Makan-Ikan-Laut
Cold Chain System

PENGARUH PENANGANAN ( Unpropper Handling) 

Ikan-ikan tuna yang tidak segera di-es-kan setlah ditangkap ternyata mempunyai kandungan histamin lebih tinggi dari pada yang dieskan. Yang tidak segera di-es-kan memiliki kadar histamin 2X lipat, Ikan-ikan yang di-es-kan terlambat, sudah tidak memenuhi mutu untuk dikalengkan setelah berumur 5 hari. Karena itu peng-es-an pada ikan [tuna] mutlak sangat perlu, terutama untuk menekan terbentuknya histamin. 
Ikan tuna yang tidak dibekukan dan disimpan pada 0OC akan sudah busuk paling lambat 11 hari.  Sedang ikan yang dibekukan –20OC baru membusuk dalam 15 hari, ikan-ikan beku yang dithawing disimpan pada 0OC akan busuk dalam waktu 12 hari sedang yang dibekukan (sampai) –20OC selama 67 hari akan membusuk dalam waktu 13 hari pada suhu 0OC (thawing). 
Tujuan thawing ialah meningkatkan suhu pusat ikan sehingga mencapai 0OC.  Yang harus diperhatikan saat thawing ikan adalah Waktu yang diperlukan tentu saja tergantung faktor-faktor tersebut diatas serta ukuran ikan.  Semakin lama waktu thawing, semakin tinggi pembentukan kadar histamin. 

Thawing terhadap ikan beku dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu : 
  1. Ikan diberikan air yang mengalir secara kontinyu
  2. Ikan didiamkan dalam rendaman air bersih (direndam), dan 
  3. dengan udara (dibiarkan meleleh sendiri) pada suhu kamar. 
Kadar histamin akan meningkat tergantung cara thawing, waktu thawing, suhu air dan kecepatan aliran air
Seperti telah diketahui, tuna segar tidak mengandung histamin segar. Histamin terjadi setelah ikan mati dan dibiarkan pada suhu yang cukup tinggi dimana beberapa bakteri dapat tumbuh dan berkembang biak.

Perkiraan (secara sederhana) kadar histamin dapat diperoleh dengan menggunakan skala  monograph, yaitu dengan membuat garis yang menghubungkan skala A waktu (jam) dengan skala B suhu (OF). garis tersebut akan memotong skala C kadar histamin (mg/100 gram). 

Sebagai contoh: bila ikan tuna telah dibiarkan pada suhu 70 OF (42 OC) selama 29 jam maka kadar histaminnya akan mencapai 10 mg/100 gram. Bila dibiarkan 14 jam pada suhu90 OF (54 OC) atau selama 10 jam 100 OF (60 OC) kadar histaminnya juga akan mencapai 10 mg/100 gram. Meskipun kadar histamin tidak selalu sama pada setiap bagian badan , namun produksi kadar histamin tersebut menggambarkan indikasi umum. Biasanya bagian depan ikan lebih tinggi kandungan histaminnya dibanding bagian belakang. 

Bila ikan tuna sudah mulai membusuk, kandungan histamin rata-rata masih kurang dari 3 mg/100 gram, tetapi kadar histamin bagian depan (belakang kepala ikan) sudah mencapai 1,14 kali lebih besar dari nilai rata-ratanya. Sedang ikan dengan tingkat kebusukan sedang biasanya rata-rata histaminnya telah lebih dari 10 mg/100 gram, sedang bagian depan telah mencapai 1,98 kali lebih besar. 

Cara prediksi tersebut diperoleh berdasarkan berbagai asumsi yang dianggap mewakili, jadi ada kelemahan-kelemahan yaitu monograph tersebut dibuat dari data-data ikan kecil (4 – 5 pounds) dari satu jenis ikan, dan tiap ikan diinkubasi pada suhu yang tetap. Dari monograph tersebut jelas hubungannya antara suhu dan kebusukan (histamin), semakin tinggi suhu semakin cepat produksi histamin.  Semakin rendah suhu semakin awet dan semakin rendah histamin.
Kandungan Histamin-Keracunan-Alergi-Makan-Ikan-Laut
Good Handling: Cold Chain

Selain dengan menggunakan monograph, maka bagi konsumen masyarakat pada umumnya juga bisa melakukan deteksi histamin dengan menggunakan uji indera (sensory test) yaitu penglihatan dan perasa untuk mengetahui kadar histamin.  Uji indera ini masih banyak digunakan untuk mendeteksi ikan yang sudah terlalu tinggi kadar histaminnya, yaitu ketika ikan sudah mengalami proses decompose (kemunduran mutu) yang biasa kita kenal dengan istilah ikan (sudah) tidak segar.
Ikan yang tidak segar bisa dilihat dari ciri-ciri visualnya antara lain: tekstur dagingnya lembek, berbau busuk [bau khas ikan mulai rusak], warna permukaan kulitnya kusam, mata ikan keruh [tidak cemerlang], daging melesek jika ditekan dengan jari, perutnya pecah.
Secara uji indera rasa yaitu dilakukan dengan mencicipi daging ikan, jika terasa pahit atau gatal [yang harusnya tidak ada dalam taste ikan berkualitas baik], maka bisa dikatakan mengandung histamin. Akan tetapi dalam batas kadar histamin yang rendah, penggunaan deteksi uji indera tidak mungkin menjelaskan secara obyektif sehingga sering menimbulkan “debat kusir” karena tingkat kepekaan indra masing-masing orang berbeda. 

Bisa jadi bagi si A sudah merasakan adanya rasa gatal, namun bagi si B [yang sensitivitas kurang peka] tidak merasakan gatal saat menikmati ikan secara bersamaan. Sehingga untuk hasil yang akurat [umumnya] untuk quality assurance skala produksi harus dilakukan uji histamin secara laboratoris sehingga diperoleh hasil kadar histamin secara kuantitatif (yang lebih obyektif).  Masalah kadar histamin dalam ikan kaleng [tuna] adalah merupakan masalah serius dalam perdagangan international.  
Berbagai negara menetapkan batas maximum (MRL = Maximum Residu Limits) di dalam regulasi perdagangannya. Dan Indonesia mempersyaratkan MRL histamin sebesar 100 mg/100 g [ppm].     
     


117
Share
Mengurai salah satu kisah masa sekolah untuk ikutan berbagi cerita tentang sepatu. Kisah sepatuku sayang yang memorable meskipun bukan tentang sepatu merk populer. Setelah saya ingat-ingat dan memvalidasi hasil ingatan tersebut dengan bertanya pada salah satu kakak, alhasil memang kelas 3 SD saya baru bisa memiliki sepatu untuk sekolah.

Bismillahirrahmaanirrahiim, saat sebelum memiliki sepatu untuk sekolah tentu bisa ditebak jika saya ke sekolah dengan ‘nyeker’ alias tanpa alas kaki. Saya masih ingat sepatu pertama saya tersebut warnanya putih berbahan plastik dengan ada strip warna merah dan biru di sebelah tali sepatunya. Aturan tidak tertulis di rumah untuk sepatu sama dengan baju seragam, yaitu: sekali beli harus bisa sampai lulus sekolah. Syukur-syukur jika bisa bertahan untuk masuk sekolah berikutnya. 

Kalau soal ukuran sepatu bisa dipastikan akan kebesaran bagi ukuran kaki saya. Cara menyiasatinya agar ‘pas’ dengan besarnya kaki yaitu menambahkan gumpalan kertas di bagian ujung sepatu. Agar bisa awet sampai lulus SD, maka kalau pulang sekolah sepatu tersebut biasanya saya tenteng [kalau berangkat ke sekolah sepatu terpakai dengan manis]. Dan jika sedang musim hujan, akan memberi alasan yang kuat untuk tidak bersepatu ke sekolah dan itu merupakan pemandangan yang sudah biasa bagi guru terhadap saya.

Saat masuk SMP dan SMA berlaku peraturan menggunakan sepatu warna hitam tiap hari sehingga tidak bisa mencari-cari alasan untuk menenteng sepatu lagi [seperti sewaktu masih SD] dalam rangka memperpanjang masa pakai sepatu. Sebenarnya kalau hari Jumat-sabtu aturan menggunakan sepatu agak longgar [jarang ada inspeksi dari guru] sehingga bagi teman-teman yang tak ada masalah untuk membeli sepatu bisa trial pakai sepatu warna lain [tidak hitam]. 

Jadi cara terbaik yang bisa saya lakukan agar sepatu tersebut bisa bertahan sampai lulus sekolah [selain pertimbangan waktu beli dengan kriteria sepatu yang: lentur, tahan lama dan harganya terbeli/murah] adalah dengan menjahitnya jika sudah muncul ‘mulut’nya [baca:berlubang]. 

Tentu saja urusan menjahit/sol sepatu juga tidak dibawa ke tukang sol sepatu. Saya harus menjahitnya sendiri dan Alhamdulillah kebetulan untuk urusan menjahit [pakai tangan] saya dan semua saudara bisa melakukannya. Untuk awalnya saya sering melihat dari kakak saya yang nyambi menerima order sol sepatu. 
Secara prinsip, menjahit sepatu memang hampir sama dengan menjahit baju hanya berbeda pada alatnya [jarumnya lebih besar dan benangnya menggunakan senar]. Dengan cara demikian akhirnya bisa mencukupkan 1 pasang sepatu untuk satu masa sekolah.
Kisah sepatu ku sayang masih berlanjut ketika kuliah dan ini yang sampai sekarang masih membuat saya terheran-heran [sambil tersenyum] sendiri jika mengenangnya. Karena situasi [finansial] yang kurang mendukung, maka sepatu kuliah yang saya gunakan dengan membeli sepatu second. Saya masih ingat betul kala itu, diantar oleh kakak ipar untuk membeli di PKL yang ramai berjualan di sekitar Stadion Tambaksari setiap malam. Setelah beberapa kali memilih, saya pun mantap memilih sepasang sepatu warna hitam berbahan [seperti] kulit yang harganya delapan ribu Rupiah. 
Alasan saya tentu saja memilih sepatu yang kuat (baca: awet) dan bisa digunakan untuk all moment: kuliah dan acara kampus lainnya [non akademis] dan istilah 'merk' merupakan bahasa dari planet luar angkasa yang tak ada dalam kamus saya tentang kriteria sepatu yang baik. Dan memang sepatu tersebut bisa bertahan jadi alas kaki yang setia sampai saya lulus kuliah dengan didukung sesekali saya menggunakan sepatu pinjaman dari teman kost [yang kebetulan memiliki sepatu banyak).
Dan saat-saat menjelang akhir dari masa kuliah yaitu ketika tinggal menunggu yudisium dan wisuda, pada suatu siang ketika sedang ngobrol dengan beberapa teman, saya iseng memperhatikan sepatu dengan lebih intens dan saat itulah saya baru menyadari jika sepasang sepatu yang saya gunakan selama ini bukanlah pasangan yang sepasang. Antara sepatu kanan dan kiri ternyata tidak sama, sekilas pandang kelihatan sama: warna hitam, berbahan [seperti] kulit, model bertali, ukuran sama.Tapi modelnya secara keseluruhan sepasang sepatu tersebut hanya tipically terlihat sama. 

 Untuk memastikan apakah saya tidak salah lihat [silap], saya pun bertanya pada teman di dekat saya.
“ Coba perhatikan sepatuku deh “
“ Emang kenapa sepatumu ?” tanyanya masih belum aware dengan tujuan permintaan saya.
“ Menurutmu sepatuku itu beneran sepasang atau hanya sekilas saja mirip sepasang sepatu yang berpasangan?”
Sejenak teman saya terdiam, untuk kemudian tertawa “ Hebat deh, jadi selama ini kamu gak nyadar jika menggunakan sepatu yang berbeda antara kanan –kira ya, Rie?”.

Apakah saya malu atau minder dengan kenyataan sepatu ku sayang tersebut? Alhamdulillah, ALLAH Ta'ala mempertemukan saya dengan teman-teman yang tidak pernah bersikap ‘bully’ pada orang lain bagaimanapun kondisinya, sehingga saya tetap bisa enjoy dan percaya diri menikmati masa sekolah dan kuliah saya.

“ Sepatu, mungkin terasa biasa bagi sebagian orang, tapi luar biasa bagi sebagian yang lain “
126
Share
Dalam postingan ini, Bismillahirrahmaanirrahiim saya ingin bagi-bagi oleh kopdar perdana saya yang bertajuk " Kopdar Galaxi 17 Mei Bersemi". Bertempat di rumah Pakdhe Cholik yang dihadiri oleh: Mbak Yuni, mas Rinaldy [suami mbak Yuni], Niar, Mas Budi yang datang bersama Mas Ridwan dan saya sendiri Ririe [yang nodong keponakan untuk jadi sopir gratis seharian kemarin]. 
Narsis RiNiNi (Riri, Yuni, NIar) sebelum menunya ludes
Sebenarnya sudah sejak lama saya ingin bisa kopdar dan Alhamdulillah akhirnya terwujud juga impian mulia tersebut yang dicomblangi oleh Mbak Niar dan difasilitasi oleh Blogger senior yang orangnya sangat bijak, supel dan ramah buanget yaitu yang sudah kita kenal yaitu Pakdhe Cholik. 
Untuk cerita detailnya bisa disimak pada postingannya Media Robbani (http://www.mediarobbani.com/2012/05/kopdar-galaxi.html) yang sudah terposting tak berselang lama dari acara kopdar tersebut.  Saya hanya ingin menambahkan beberapa dokumentasinya sebagai oleh-oleh kopdar perdana saya tersebut. 
Kopdar perdana di Rumah Pakdhe Cholik (Perum Galaxy ~ Surabaya)
Hayooo...sapa neh yang kopdar berikutnya dengan saya? #berasa artis saja bakalan ada yang mau ngajakin kopdar! Kalau pakdhe yang jelas sudah memberikan lampu hijau untuk kopdar lho kalau saya berada di Surabaya lagi...whahahahahaha, PeDe Over dosis MODE ON!

Sekira jam 14.00 WIB kami membubarkan diri dari rumah Pakdhe, biasa style SMP ~ Setelah Makan Pulang. Selanjutnya saya bersama Ika [sang joki gratis] dan Mbak Niar menuju Tunjungan Plasa dan membaur diantara ramainya suasana SSF hingga jam 17.00. Kata Niar, Kopdar sekuel kedua berlangsung di TP deh sambil jalan-jalan.

Dan, Berikutnya [akhirnya] kena juga lemparan twelve balls hit dengan telak karena saya memang tidak bisa main bola sehingga tidak bisa menghindar dari lemparan bola dari extrem, spritual, student, ecosystem Kendal dengan SK No. 12/PR/2012. Dan sebelum menjawab 12 pertanyaan tingkat tinggi tersebut, saya menyampaikan permintaan maaf dan harap pemaklumannya karena sekarang untuk komentar yang masuk ke blog ini memakai moderasi dulu [semoga tidak selamanya] karena beberapa hari belakangan ini muncul komentar yang tipically spam.

Dan sekarang saatnya mendribel Twelve balls hit yang ada dalam Mata Rantai yang sudah dilemparkan oleh Mas Eksak. Kata beliau sih “Sengaja yang gue pilih elo-elo yang gue kira punya banyak waktu luang, gak sibuk atau sok sibuk. Seneng dapet beginian, gak nunda-nunda atau gak terlalu terpaksa [dikit gak papa] ;-)” Jiaahhh, berasa tersanjung apa kesandung neh jadinya ya? Oke deh, saya tidak terpaksa lho menerima 12 pertanyaan tingakt tinggi, tapi harap maklum karena daftar pustakanya tidak available jadi ya terpaksa deh dijawab sebisanya yang bisa dijawab. Yang sulit banget ya di skip saja deh, biarin deh gak dapat nilai 100 yang penting Hukmul maqosid li wasa'il... [apa artinya ini ya?]. Let's check my answers are:

1. ASL pliss...! (Age, Sex, Location) Gue 18, Male, Kendal! Elo?
17 [sekian tahun lalu tentunya !], Female, Surabaya [saat menulis jawaban ini saya berada di Surabaya]

2. Ibaratin hidup ini kayak sesuatu versi elo dan jelasin perumpamaannya! [misal, hidup tuh kaya roda muter karna...bla... Bla...bla...]
Hidup itu rasanya lebih lengkap dari permen nano-nano, lebih berwarna dari pelangi, lebih terjal dari mendaki gunung, lebih misterius dari hutan amazon....Life is gift !

3. Elo tau gak ±5000 kali jantung berdetak dalam sejam? Menurut angka itu, coba elo itung berapa kali jantung berdetak pas umur elo nginjek 60 tahun!
5000 x 24 x 365 x12x 60 =.... ?. ngitungnya pinjam kalkultornya warung saja? #bo’ong! Saya belum pernah menghitung detak jantung dalam sejam [secara langsung]
4. Apakah elo termasuk orang jujur dan bisa dipercaya?
InsyaAllah saya termasuk orang jujur dan bisa dipercaya [Lha yang jawab saya sendiri ya di jawab dengan sejujurnya dan bisa dipercaya deh jawabannya]


5. Masih jadi TT di berbagai media. Setuju gak elo ama konser Lady Gaga di Indonesia? Kenapa?
GAK, mending uangnya buat menyumbang sekolah-sekolah yang masih banyak butuh bantuan untuk opersionalnya. Atau untuk yayasan pendidikan lainnya yang masih banyak kesulitan untuk mendapatkan dana bagi pengembangan sarana prasarana yang appropriate untuk terselenggaranya pendidikan yang kompetitif. Atau buat mbayari saya keliling Indonesia saja masih lebih baik kan? # Huuuu...maunya?!
6. Banyak blogger ngangkat tema ini di post mereka. Tentang evolusi manusia dan konsepsi Islam. Ada yang nanya di mana letak Nabi Adam dalam teori Darwin? Gimana menurut elo?
Ya tidak apa-apa bertanya di mana letak Nabi Adam dalam teori Darwin. Sah-sah saja kan orang mau bertanya apa? Kalau menurut saya yang awam, Nabi adam tidak ada dalam evolusi Darwin dan saya tidak sependapat dengan teori tersebut. #no more opinion.


7. Ada juga pendapat, jangan mencampur adukkan science ama agama. Karna keduanya harus jadi bipolar yang gak bisa bersatu. Gimana pendapat elo?

Ilmu dan agama itu tidak bipolar. Ilmu akan selalu selaras dengan agama, jadi merupakan kesatuan yang integralistik. Salah satu contoh keterkaitan antara agama dengan ilmu pengetahuan tersebut adalah pada teori relativitas. Dalam surat al Hajj: 47  ”... Sesungguhnya sehari di sisi Tuhanmu adalah seperti seribu tahun menurut perhitunganmu.” Dan hal ini bisa dilihat dalam teori relativitasnya sang maestro Fisika Modern Albert Einstein ”Titik terdekat dengan pusat bumi akan berjalan lebih lambat. Sedangkan, titik terjauh dari pusat bumi akan berjalan lebih cepat. Karena, lingkaran yang dijalani oleh titik terdekat lebih kecil dari lingkaran yang dijalani oleh lingkaran terjauh pada waktu yang sama.” 

8. Kayaknya ini termasuk fenomena. Gugling. Gue, elo, gugling! Cari hukum agama, referensi, ilmu pengetahuan, belajar, ngaji, semua bisa pake gugel. Setuju gak lo? Kenapa?
TIDAK SETUJU, kenapa? Karena Mas Eksak bertanya tuh....hehehehe, ya karena tidak semua hukum agama, referensi, ilmu pengetahuan, belajar, ngaji, diambil begitu saja dari hasil gugel. Karena siapa saja bisa mengunggah artikel, tulisan dll ke jalur gugel. Jadi ketika mencari referensi terhadap hal apapun tetap harus dipelajari lagi atau di cross check pada sumber lain yang lebih eligible dibidangnya.
9. Hwoaaaamm... Pusing ama pertanyaan di atas? Ganti topik ringan dulu, ya... Pernah ngerebus telor? Pengalaman gue satu telor bisa mateng dalam 6,5 menit. Coba berapa waktu yang elo butuhin buat ngerebus 1 kg telor?
Gak tahu ! Saya belum pernah merebus telur 1 Kg yeee...

10. Tolong dong, tulisin lirik lagu yang paling elo benci!
Gak ada lagu yang saya benci, jadi tidak perlu menulis lirik lagu apa-apa kan? Whahahaha...
11. Belajar akting, ya! Coba deh maki-maki gue, gara-gara gue ngejiplak tulisan elo tanpa ijin!
Gimana-mana mau maki-maki, kenyataanya Mas Eksak kan tidak pernah ngejiplak tulisan saya? Hayoo....?!
12. Daripada elo gue minta buat kasih nilai lapak gue dan elo cuma bisa liat baeknya aja, mending elo kasih saran dan kritik buat lapak gue ini!
Saran: pasang banner saya dunk? #buruan tiarap sebelum dilempar sandal.


Hohoho...Akhirnya kelar juga deh menjawab pertanyaan dari sang eksak dengan pertanyaannya yang super eksak juga sehingga saya harus bertapa dan tetap saja jawabannya ala kadarnya begini. Jadi kalau ada pertanyaan dan sanggahan langsung saja inbox pada yang bikin SK No. 12/PR/2012: EKSAK!

115
Share
Newer Posts Older Posts Home
Bukan kesulitan yang membuat kita takut, tapi ketakutanlah yang membuat kita sulit. Karena itu jangan pernah mencoba untuk menyerah dan JANGAN PERNAH MENYERAH UNTUK MENCOBA. ~ Ali Bin Abi Thalib

My photo
Ririe Khayan
Assalamulaikum. Hi I am Ririe Khayan a Lifestyle Blogger and live in Jogya. I’m the Author Of Kidung Kinanthi, a Personal Blog about my random thought, parenting, traveling, lifestyle, & other activity as well as Personal & Working Mom Story. Kindly feel free to contact me at: ririekhayan(at)gmail(dot)com
View my complete profile
  • Cara Cepat dan Aman Mematikan Ikan Lele
    Ikan dan Belalang (berdasarkan ajaran agama yang saya anut) termasuk jenis [bangkai] hewan yang halal untuk dimakan. Tapi tidak berarti k...
  • Kenapa dan Bagaimana Ular Masuk Rumah ?
    Kenapa dan Bagaimana Ular Masuk Rumah ? Bagi orang-orang yang tinggal di daerah pedesaan atau lokasinya masih berdampingan al...
  • Brand Susu Untuk Kesehatan
    Jika ada pertanyaan: Sehat ataukah sakit yang mahal harganya? Bismillahirrahmaanirrahiim , kalau menurut saya, secara ‘value’ kondisi se...
  • Cara Membuat Paspor untuk Anak di bawah 17 tahun Secara Online
    Cara Membuat Paspor untuk Anak di bawah 17 tahun Secara Online . Sebenarnya persyaratan dan alur pembuatan proses secara langsung ( walk i...
  • Waspadai Terjadinya Perdarahan Implantasi yang Dikira Haid Ternyata Hamil
    Waspadai Terjadinya Perdarahan Implantasi yang Dikira Haid Ternyata Hamil . Jika Anda sedang berusaha punya anak, menunggu kapan Anda resmi ...
  • Lima Cara Mengaktifkan (Kembali) Google Adsense yang Diblokir
    Sebaiknya dikesampingkan dulu bila ada yang beranggapan Akun GA di Banned, tak bisa diaktifkan.  (Ternyata) Google Adsence Bisa Aktif  Kem...
  • Panic attack Ketika Terkena HERPES Zoster
    P anic attack Ketika Terkena HERPES Zoster . Mendengar kata HERPES, bisa jadi sebagian orang langsung tertuju pada nama penyakit yang satu ...
  • Keracunan Ikan, Alergi Makan Ikan Laut dan Hubungannya Dengan Kandungan Histamin
    Keracunan Ikan, Alergi Makan Ikan Laut dan Hubungannya Dengan Kandungan Histamin   .Mungkin kita pernah mendengar peristiwa keracunan sete...
  • Suplemen Madu Untuk Membantu Atasi Anak Yang Susah Makan
    Punya pengalaman menghadapi anak yang susah makan? Ada yang baper karena selera makan putraatau putrinya belum variatif yang berputar seki...
  • Serunya Mudik Naik Kereta Api Probowangi
    Usai long wiken Idhul Adha...jadi ngayal kalau tiap bulan ada long wiken 4 hari gitu pasti indah sekaliiiii...... #Plakkk [digampar klomp...

Blog Archive

  • ▼  2024 (3)
    • ▼  December (1)
      • Manfaat Penting Bermain Untuk Anak-Anak Usia Pra S...
    • ►  March (1)
    • ►  February (1)
  • ►  2023 (5)
    • ►  November (1)
    • ►  July (1)
    • ►  June (1)
    • ►  May (1)
    • ►  February (1)
  • ►  2022 (19)
    • ►  December (2)
    • ►  October (1)
    • ►  September (3)
    • ►  August (1)
    • ►  July (2)
    • ►  June (2)
    • ►  May (2)
    • ►  April (1)
    • ►  March (1)
    • ►  February (2)
    • ►  January (2)
  • ►  2021 (45)
    • ►  December (2)
    • ►  November (3)
    • ►  October (7)
    • ►  September (4)
    • ►  August (3)
    • ►  July (6)
    • ►  June (3)
    • ►  May (3)
    • ►  April (4)
    • ►  March (3)
    • ►  February (3)
    • ►  January (4)
  • ►  2020 (43)
    • ►  December (4)
    • ►  November (2)
    • ►  September (2)
    • ►  August (2)
    • ►  July (2)
    • ►  June (4)
    • ►  May (5)
    • ►  April (7)
    • ►  March (8)
    • ►  February (3)
    • ►  January (4)
  • ►  2019 (35)
    • ►  December (2)
    • ►  November (1)
    • ►  October (4)
    • ►  September (4)
    • ►  August (4)
    • ►  July (5)
    • ►  June (2)
    • ►  May (4)
    • ►  April (2)
    • ►  March (7)
  • ►  2018 (49)
    • ►  December (5)
    • ►  November (11)
    • ►  October (1)
    • ►  September (6)
    • ►  August (5)
    • ►  July (5)
    • ►  June (3)
    • ►  May (3)
    • ►  April (2)
    • ►  March (1)
    • ►  February (3)
    • ►  January (4)
  • ►  2017 (51)
    • ►  December (2)
    • ►  November (4)
    • ►  October (4)
    • ►  September (3)
    • ►  July (1)
    • ►  June (5)
    • ►  May (5)
    • ►  April (7)
    • ►  March (6)
    • ►  February (7)
    • ►  January (7)
  • ►  2016 (73)
    • ►  December (5)
    • ►  November (4)
    • ►  October (4)
    • ►  September (3)
    • ►  August (1)
    • ►  July (1)
    • ►  June (3)
    • ►  May (6)
    • ►  April (10)
    • ►  March (12)
    • ►  February (12)
    • ►  January (12)
  • ►  2015 (118)
    • ►  December (12)
    • ►  November (12)
    • ►  October (11)
    • ►  September (11)
    • ►  August (12)
    • ►  July (8)
    • ►  June (8)
    • ►  May (3)
    • ►  April (6)
    • ►  March (12)
    • ►  February (12)
    • ►  January (11)
  • ►  2014 (60)
    • ►  December (1)
    • ►  November (4)
    • ►  October (6)
    • ►  September (5)
    • ►  August (3)
    • ►  July (3)
    • ►  June (1)
    • ►  May (4)
    • ►  April (4)
    • ►  March (11)
    • ►  February (10)
    • ►  January (8)
  • ►  2013 (90)
    • ►  December (7)
    • ►  October (5)
    • ►  September (6)
    • ►  August (9)
    • ►  July (5)
    • ►  June (8)
    • ►  May (9)
    • ►  April (5)
    • ►  March (13)
    • ►  February (12)
    • ►  January (11)
  • ►  2012 (126)
    • ►  December (6)
    • ►  November (5)
    • ►  October (14)
    • ►  September (10)
    • ►  August (10)
    • ►  July (12)
    • ►  June (11)
    • ►  May (12)
    • ►  April (12)
    • ►  March (12)
    • ►  February (12)
    • ►  January (10)
  • ►  2011 (69)
    • ►  December (11)
    • ►  November (11)
    • ►  October (4)
    • ►  September (4)
    • ►  August (9)
    • ►  July (7)
    • ►  June (18)
    • ►  May (5)
Ririe Khayan is an Intellifluence Trusted Blogger

Juara LBI 2016

Juara LBI 2016
facebook twitter youtube linkedin Instagram Tiktok

Labels

Advertorial Aneka Kuliner Article Blog Award Book Review Contact Me Disclosure English Version Fashion Fiksi Financial Gadget Give Away Guest Post Info Sehat Informasi Inspiring Lifestyle Lomba Love Story My Diary My Poems Opini PR PerSahabatan Pernik-Pernik Renungan Review Skincare Technology Traveling True Story UMKM Visit Who Am I? Writing For Us banner parenting




Copyright © 2019 Kidung Kinanthi

installed by StuMon