Di dalam Bulan Ramadhan telah dijanjikan penghapusan dosa di masa lalu, pelipatgandaan pahala, adanya malam lailatul qadar yang memiliki nilai lebih baik daripada 1000 bulan. Bismillahirrahmaanirrahiim, dalam satu bulan, Allah Ta’ala melimpahkan rahmat, maghfirah, dan keutamaan lain yang tiada terkira. Tidak ada bulan yang lebih baik daripada Bulan Ramadhan karena tiada nikmat yang lebih memikat melebihi pesona Ramadhan yang bertaburan kemudahan beramal sholeh dengan naungan hidayah.
“ Rasanya baru kemarin Ramadhan datang, tak terasa sebentar lagi akan berganti Syawal…” ungkapan rasa yang kita ucapkan pada hari-hari terakhir Bulan Ramadhan. Merasakan Ramadhan cepat berlalu dan rasanya belum maksimal menghadirkan diri di Bulan Ramadhan.
Ya..ya…pada kenyataannya, tidak semua bergegas menyambutnya dengan segenap kekhusyukan ibadah dan perbuatan baik lainnya. Sebagian dari kita malah bergembira saat Ramadhan akan segera berlalu. Sebagian lagi merasa Ramadhan berlalu demikian cepat padahal rasanya “kehadiran” diri di dalam Ramadhan baru sekedar menggugurkan kewajiban puasa, rutinitas menahan haus dan lapar. Banyak sebab, excuse dan hal-hal yang membuat kita belum maksimal memprioritaskan aktifitas yang senafas dengan Bulan Ramadhan.
Menjelang berlalunya Ramadhan, sebagai bahan evaluasi dan persiapan dini agar Ramadhan berikutnya bisa lebih baik maka 7 Hal Ini Perlu diwaspadai agar Panen Pahala bisa optimal di Bulan Mulia Ramadhan bisa maksimal:
Menjelang berlalunya Ramadhan, sebagai bahan evaluasi dan persiapan dini agar Ramadhan berikutnya bisa lebih baik maka 7 Hal Ini Perlu diwaspadai agar Panen Pahala bisa optimal di Bulan Mulia Ramadhan bisa maksimal:
1. Semarak Acara Televisi Yang Atraktif dan masif
Semakin banyak channel televisi dengan suguhan acara-acara yang semarak dan atraktif sepanjang Bulan Ramadhaa. Acara reality show, sinetron, film musik, dan lain-lain yang di kemas sedemikian rupa berlabel religi, mulai bangun sahur hingga sahur lagi.
Hampir semua acara yang disuguhkan TV sangat menghipnotis sehingga tak terasa kita rela berjam-jam duduk di depan TV, tilawah ala kadarnya, berangkat ke Masjid tergesa-gesa dan pulang dari masjid pun bergegas secepatnya karena takut ketinggalan acara favorit. TV memberikan hiburan yang lengkap tanpa perlu beranjak kemana-mana. Sampai waktu yang mustabah untuk beribadah seperti saat berbuka puasa, ketika sepertiga malam terakhir, tersita untuk menonton acara TV. Padahal kalau kita tidak melihat TV atau bahkan sama sekali off TV selama sebulan kita tak akan rugi apa-apa kan?
Alangkah pentingnya kita membuat komitmen dan memanage waktu untuk melihat acara TV selama Bulan Ramadhan khususnya, dan di luar Bulan Ramadhan juga tentunya.
2. Asyik dengan Social Media dan ineternetan.
Tak bisa dipungkiri jika internetan dan media sosial pun menyita waktu yang tidak sedikit. Update status, saling berkomentar, ikut kuis-kuis, menyimak komentar, membaca link-link berita hiburan dan aktifitas lainnya di dunia digital yang sifatnya just fun time, yang rasanya kok tidak sepadan jika kita menghabiskan waktu terlalu banyak dibandingkan untuk bermuamalah di Bulan Ramadhan. Di luar bulan ramadhan saja aktifitas bersosial media perlu di kelola, apalagi di Bulan Ramadhan kan ya?
3. Kongkow dengan teman se Genk.
Yang namanya punya teman se-genk, identik dengan acara kumpul-kumpul, spending time bareng, bahkan nongkrong hingga begadang semalaman di warung kopi atau angkringan pun dijabanin. Kalau ritme nge-genk sampai begadang ini tidak berkurang intensitasnya, artinya kan sama saja kita merelakan sebagian besar moment Ramadhan tersita untuk aktifitas yang jauh dari ibadah. Bergaul dan bertemu teman memang perlu, tapi sebatas seperlunya saja, tak perlu berlama-lama, apalagi jika isi pembicaraannya meluas kemana-mana. Ramadhan tidak hanya memburu pahala, tapi juga mendidik hati agar takwa semakin meningkat.
4. Rutinitas Pekerjaan.
Tak jarang faktor rutinitas menjadi salah satu variabel yang membuat kita kurang bisa maksimal dalam melakukan amaliah di Bulan Ramadhan.Tak ada maksud untuk mendebat soal bekerja dan mencari nafkah merupakan kewajiban yang di dukung syariat. Konteksnya adalah, tetap bekerja sebaik mungkin dan sungguh-sungguh dengan tetap mengerjakan amaliah untuk melakukan ketaatan. Bukan lagi menjadikan alasan sibuk bekerja sebagai perisai untuk memberikan waktu “sisa” untuk ibadah. Parahnya lagi, demi pekerjaan rela lembur sampai lupa waktu sholat kan sangat ironis. Apalagi di Bulan Ramadhan, gimana akan meraih berkah ramadhan jika waktu kita habis untuk urusan pekerjaan?
5. Tempat Perbelanjaan (pasar, mall, Supermarket, swalayan dll)
“ Tempat yang paling disukai oleh Allah adalah masjid dan tempat yang paling dibenci oleh Allah adalah pasar “ (HR. Muslim).
Di zaman dahulu yang kondisi fitnahnya belum sebnayak sekarang, lha saat ini pasar, mall, Supermarket, swalayan, dsb berlomba-lomba mendesain tempat belanja kenyamanan yang luar biasa dengan fasilitas hiburan yang bisa membuat pengunjung betah untuk berlama-lama di pusat perbelanjaan bahkan sampai lupa waktu. Berangkat pagi, sampai malam baru pulang, padahal hanya untuk beli sepotong baju atau sepatu doang tuh.
6. Undangan Pesta dan Acara pertemuan.
Yang perlu dicermati adalah undangan pesta dan acara pertemuan yang niatnya baik tapi pelaksanaannya yang tidak baik. Kalau di Bulan Ramadhan, contoh terdekatnya adalah acara buka puasa bareng. Kemasan acara bukber yang terdiri laki-laki dan perempuan campur dalam satu ruangan, canda tawa, perbincangan naglor-ngidul, makan sesuai selera (kadang sampai kekenyangan), sholat maghrib mepet-mepet waktunya Isya dan tarawih akhirnya dikorbankan. Undangan acara dan pertemuan yang semacam ini jatuhnya malah tidak baik kan? Mana yang lebih penting buka puasa bersama (bukber) tapi meninggalkan jamaah sholat maghrib atau tak ada bukber kalau meninggalkan sholat maghrib berjamaah di Masjid.
7. Persiapan Mudik dan Lebaran
Persiapan mudik dan lebaran merupakan dua hal yang saling terkait. Menjelang 10 hari terakhir Bulan Ramadhan, kita mulai sibuk belanja ini dan itu untuk keperluan mudik dan lebaran. Hampir setiap hari safari mall ke mall untuk mencari parcel lebaran, baju baru, dan kebutuhan lainnya. Waktu 10 hari terakhir di Bulan Ramadhan yang ibarat golden moment justru kita malah sibuk thawaf ke pusat-pusat perbelanjaan, bukankah ini berpotensi untuk mengurangi waktu dan kesempatan kita untuk khusyu beribadah di saat-saat yang istimewa di Bulan Ramadhan.
Di dalam rentang bulan Ramadhan, setiap kita mempunyai kesempatan yang luar biasa untuk memperharui iman dan ketaqwaan. 7 Hal Ini Perlu diwaspadai agar Panen Pahala Optimal di Bulan Mulia Ramadhan, at least sebagai instropkesi diri saya pribadi, yang tak jarang masih suka menghimpun alasan sehingga kehadiran diri di Bulan Ramadhan kurang maksimal.
Semoga saya dan kita semua masih diberikan kesempatan untuk bertemu dengan Bulan Ramadhan berikutnya dengan cara penyambutan yang lebih baik dalam memperbaharui taubat menjauhi hal-hal yang tidak baik, dan menyucikan hati dari berbagai bentuk penyakit hati serta mendidik hawa nafsu untuk taat dan tunduk pada Allah Ta’ala.
Selamat Idhul Fitri 1439 H, Mohon maaf atas segala salah dan khilaf, baik dalam postingan, dalam menjawab komentar, juga bilamana ada komentar saya yang kurang berkenan. Taqabballahu minna wa minkum, Shiyaamana wa shiyamakum. Kullu’aam wa antum bikhair.